Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
SIEVE ANALYSIS
KELOMPOK 21
Clarissa Rachma Anggita
1206218051
Gerald Michael
1206255596
Rinaldi Dwiyanto
1206243646
Waktu Praktikum
Asisten Praktikum
Tanggal Disetujui
Nilai
Paraf
PENDAHULUAN
I.1 Tujuan Percobaan
Mengetahui distribusi ukuran butiran tanah yang berdiameter 4.76 mm sampai 0.074
mm (lolos saringan No. 4 ASTM dan tertahan saringan No. 200)
II.
PRAKTIKUM
II.1
Persiapan Percobaan
1. Menyaring tanah yang digunakan dalam percobaan hydrometer dengan saringan No.
200 ASTM agar bersih dari butiran clay, silt, dan koloid-koloid.
2. Memasukan tanah yang sudah bersih ke dalam can, lalu memasukan ke dalam oven
selama 18 jam.
II.2
Jalannya Percobaan
1. Mengeluarkan tanah dari oven kemudian menimbangnya
2. Menyusun saringan menurut urutan nomor yaitu : 10, 18, 40, 100, 200 (dari yang
terbesar di atas hingga yang terkecil), dan terbawah adalah pan.
3. Tanah yang telah ditimbang dimasukkan ke atas saringan No. 4 ASTM
4. Meletakan susunan saringan pada mesin pengguncang listrik (Motorizied Dynamic
Sieve Shaker) dan menutupnya, dinyalakan selama 15 menit.
5. Mengumpulkan sampel tanah yang tertahan pada masing-masing saringan dan
selanjutnya menimbang dan mencatatnya
6. Membersihkan saringan dari butiran-butiran tanah yang tertinggal pada setiap
saringan dengan bantuan sikat gigi.
Diameter
(mm)
W. Retained
(gram)
2
0.84
0.42
0.25
0.13
0.23
No.100
No.200
Pan
0.15
0.075
-
0.33
0
0.37
: 1.21 gram
: 1.31 gram
|w 2w 1|
Presentase kesalahan=
w1
x 100
No.
Sieve
Diameter
(mm)
W. Retained
(gram)
Cumulative
Retained
%
Retained
No.10
No.18
No.40
No.10
0
No.20
0
Pan
Total
2
0.84
0.42
0.15
0.25
0.13
0.23
0.33
0.25
0.38
0.61
0.94
0.5
0.76
1.22
1.88
%
Passin
g
99.5
99.24
98.78
98.12
0.075
0.94
1.88
98.12
0.37
1.31
1.31
4.43
2.62
97.38
120
f(x) = 10.07 ln(x) + 103.43
100
80
60
% Finer
40
20
0
10
0.1
0.01
Diameter (mm)
GRAVEL
SAND
SILT
Keterangan:
Diameter Clay
Diameter Silt
Diameter Sand
Diameter Gravel
: D < 0,002 mm
: 0.002 mm < D < 0.05 mm
: 0.05 mm < D < 2 mm
: 2 mm < D < 75 mm
D = 0.002 mm
0.0046990.002
0.0046990.001423
0.002699
0.003276
0.0328568163
=
x
y = 39.88 (%finer)
D = 0.05 mm
0.0750.05
0.0750.049262
49.91217x
49.9121737.73847
49.91217x
12.1737
0.16351226890.003276 x
= 39.88261679
98.12x
98.1268.72607
0.025
0.025738
98.12x
29.39393
0.73484825
2.525412560.025738 x
CLAY
= 69.56889852
y = 69.57 (%finer)
D = 2 mm
y = 99.5 (%finer)
Sehingga, persentase kandungan masing-masing jenis tanah yang terkandung pada sampel
adalah 60.12 % clay, 30.43 % silt, dan 9.45 % sand.
IV.
ANALISA
IV.1
Analisa Percobaan
Praktikum sieve analysis merupakan lanjutan dari praktikum hidrometer.
Bahan yang digunakan merupakan tanah hasil praktikum hidrometer yang sudah
disaring menggunakan saringan No.200. Hal ini dimaksudkan agar praktikan
mengetahui grafik distribusi gradasi butiran tanah baik butiran halus maupun butiran
kasar. Tujuan dari percobaan ini yaitu mengetahui distribusi ukuran butiran tanah
yang berdiameter 4.76 mm sampai 0.074 mm (lolos saringan No. 4 ASTM dan
tertahan saringan No. 200). Tanah yang menjadi objek percobaan ini berdiameter lebih
besar dari 0.075 mm, sedangkan tanah yang berdiameter lebih kecil dari itu dapat
diketahui distribusinya menggunakan hydrometer analysis.
Hal pertama yang dilakukan adalah menyaring tanah dari hydrometer jar yang
sudah dikocok terlebih dahulu untuk menghindari tanah mengendap pada permukaan.
Penyaringan dilakukan di bawah air mengalir untuk mempermudah butiran tanah
lolos sehingga yang tersisa hanyalah tanah butiran besar. Setelah itu, praktikan
membersihkan tanah yang terdapat pada saringan dan diletakkan pada sebuah can.
Kemudian can yang berisi tanah tersebut di oven selama kurang lebih 18 jam.
Setelah dikeluarkan dari dalam oven, praktikan menimbang tanah yang
digunakan sebagai objek percobaan. Berat tersebut (w1) digunakan sebagai acuan
dalam perhitungan. Selanjutnya dilakukan penyaringan dengan menggunakan
saringan no.10, no.18, no.40, no.100, no.200, dan terakhir pan. Saringan disusun dari
saringan bercelah besar hingga yang paling halus dan terakhir pan, kemudian
diletakkan pada alat penggoyang saringan yang disebut motorized dynamic sieve
shaker.
Saringan diletakkan pada mesin penggetar selama kurang lebih 15 menit.
Setelah itu, tanah yang tertahan pada masing-masing saringan dibersihkan sampai
tidak ada yang tertinggal lalu ditimbang. Berat keseluruhan
setelah dilakukan
penyaringan dengan alat haruslah mendekati dengan berat awal yang menjadi acuan.
IV.2 Analisa Hasil
Hasil dari percobaan ini didapat berat tanah yang tertahan pada setiap saringan,
yaitu saringan no.10, no.18, no.40, no.100, no.200, dan pan.
No.
Si
ev
e
No.10
No.18
No.40
No.100
No.200
Pan
Diameter
(mm)
% Passing
(%finer)
2
0.84
0.42
0.15
0.075
-
99.5
99.24
98.78
98.12
98.12
97.38
Berat total setelah disaring berbeda dengan berat awat yang digunakan sebagai
acuan, yaitu 1.31 gram, sedangkan berat awal adalah 1.21 gram. Sehingga terdapat
presentase kesalahan dari praktikum ini yaitu sebesar 8.26%.
Dari hasil percobaan hydrometer dan sieve analysis, didapat gradasi ukuran
butiran dari membandingkan ukuran butiran dan % finer yang digambarkan melalui
grafik fungsi logaritma. Dalam grafik, kemiringan cenderung turun dari kiri atas ke
kanan bawah karena semakin kecil diameter ukuran saringan atau butiran tanah maka
semakin kecil pula persentase tanah yang lolos akibat tertahan pada saringan
diatasnya yang memiliki diameter lebih besar. Sedangkan nilai % finer dapat dicari
menggunakan metode interpolasi sehingga didapat persentase gradasi ukuran yaitu
60.12 % clay, 30.43 % silt, dan 9.45 % sand.
Pengelompokan jenis tanah menurut segitiga USDA/USCS, sampel tanah
yang diuji merupakan tanah clay.
IV.3
Analisa Kesalahan
Terdapat beberapa kesalahan yang mungkin terjadi dalam percobaan ini.
Massa tanah yang digunakan dalam praktikum sieve analysis tidak akurat
sehingga menyebabkan grafik hasil percobaan terputus atau patah pada diameter
0.05 dan 0.075, hal ini disebabkan oleh:
Tanah yang berada pada saringan sebelum dilakukan penyaringan ikut
terhitung pada saat menimbang massa tanah pada masing-masing saringan
sehingga berat tanah setelah penyaringan didapat lebih besar dari
sebelumnya.
Kemungkinan terdapat tanah yang tertinggal pada saringan saat proses
pencucian karena dalam kondisi basah sehingga tanah cenderung menempel
pada saringan.
V.
Solusi
-
Memakai timbangan yang memiliki ketelitian lebih besar untuk menghitung berat
tanah yang relatif kecil agar data yang didapat lebih akurat.
Lebih teliti ketika membersihkan saringan sebelum dipakai agar massa tanah
yang ada sebelumnya tidak tercampur dengan sampel tanah percobaan.
VI.
Mengetahui gradasi distribusi ukuran tanah sehingga bisa menentukan tanah yang
baik untuk pembangunan sebuah bangunan atau jalan raya
Dengan mengetahui jenis tanah dapat ditentukan jenis pondasi dan kedalaman
yang ideal untuk membuat pondasi suatu konstruksi bangunan
VII.
Kesimpulan
Diameter
(mm)
% Passing
(%finer)
2
0.84
0.42
0.15
0.075
-
99.5
99.24
98.78
98.12
98.12
97.38
Berdasarkan grafik hubungan ukuran butiran dan % finer yang didapat, sampel tanah
yang digunakan dalam percobaan ini memiliki persentase gradasi sebesar 60.12 %
clay, 30.43 % silt, dan 9.45 % sand. Sehingga tanah ini termasuk dalam golongan
clay (menurut segitiga USDA/USCS).
Lampiran
Gambar.1 Sample
tanah yang tertahan saringan 200.