Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
A DENGAN
DIAGNOSA MEDIS POST OP KISTA OVARIUM
DI RUANG PERAWATAN MERAH DELIMA
RSUD H. DAMANHURI
BARABAI
Disusun oleh :
Nama : Liana Avita
NIM : 10024
AKADEMI KEPERAWATAN MURAKATA BARABAI
KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH
TAHUN AKADEMIK 2010/2011
LAPORAN PENDAHULUAN
KISTA OVARIUM
I. PENGERTIAN
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang abnormal atau berlebihan pada ovarium yang
membentuk seperti kantong.
II. ETIOLOGI
Tumor jinak yang tersembunyi atau tidak terdektesi.
Infeksi saat koitus.
Belum diketahui secara jelas menurut penelitian sering disebabkan oleh makanan seperti
makanan yang mengandung pengawet, penyedap (MSG) atau pewarna.
III. PEMBAGIAN KISTA OVARIUM
Berdasarkan lokasi :
a. Kista bebas (pedunculata)
Gerakan bebas
Batas jelas
b. Kista Infraliganetair
Letaknya antara 2 ligamen latum
Gerakan terbatas
Tampak pembuluh-pembuluh darah bersilangan satu sama lain
c. Kista Pseudointraliganetair
Letak diluar ligamen latum
Gerakan terbatas karena perlengketan (infeksi, metafase)
Gambaran pembuluh darah biasa
Pada neoplasma sesungguhnya kista ditemukan, bahkan akan bertambah besar pada wanita muda
dapat berlangsung 2-3 bulan, tetapi pada wanita lebih tua, waktu observasi lebih pendek. Bila
ditemukan kista yang besar atau tumor yang solid, bila disertai keluhan atau tidak sebaiknya si
wanita diberi nasehat untuk operasi.
IV. TANDA DAN GEJALA
a. Faktor Pertumbuhan
Kista atau tumor jinak tumbuh secara tersembunyi dan sering tidak dapat terdeteksi selama
beberapa tahun, tidak menyebabkan nyeri, tetapi jika membesar dapat menimbulkan rasa tidak
enak, jarang menimbulkan gangguan menstruasi.
b. Faktor Hormon
Akibat perubahan hormon biasanya tidak ada yang bersifat khas terhadap siklus haid tidak ada
pengaruh yang jelas kadang-kadang terjadi hypamennorhea bila kedua aktivitas itu membesar,
hal ini disebabkan rusaknya kedua jaringan ovarium. Bila tumor agak membesar terasa sakit dan
perasaan berat, seringkali adanya tumor diketahui oleh penderita sendiri, yang merasa adanya
benjolan di bawah perut.
c. Komplikasi
Adapun komplikasi terhadap kista tersebut adalah :
Torsi
Karena torsi berlebihan, kista dapat terlepas sama sekali, torsi kadang-kadang disertai rasa nyeri
yang hebat dan terus-menerus. Tetapi kadang-kadang nyeri itu hanya sebentar. Bila torsi terjadi
pada ovarium kanan, gejalanya dapat berupa apendensitis akut.
Ruptur dari kista
Hal ini jarang terjadi tetapi dapat terjadi secara spontan atau oleh karena trauma. Pada keduaduanya disertai gejala sakit enek dan muntah-muntah. Tumor yang tadinya jelas batas-batasnya
sukar ditemukan.
Sappusari dari kista
Peradangan kista dapat terjadi setelah torsi atau dapat pula berdiri sendiri, yaitu secara
hematogen dan limfogen. Gejala-gejalanya seperti pada peradangan biasa yaitu sakit, nyeri
tekan, perut tegang, demam dan leukositosis.
Perubahan keganasan
Pada jenis mucinosum kemungkinan terjadi keganasan lebih kecil dibandingkan dengan jenis
scrosum. Yang pertama kemungkinan itu berkisar antara 5-10%. Pada jenis cystedenoma
scrosum, perbedaan histologis yang benigna dan maligna sukar ditentukan.
V. PATOFISIOLOGI
Tumor ovarium mempunyai arti obstetri yang lebih penting. Tidak ada dalam tubuh wanita yang
lebih banyak tumbuh tumor selain dari ovarium. Tumor ini dapat berupa kista, padat, kecil besar,
memberikan pengaruh hormon, bisa pula jinak dan ganas. Yang sering dijumpai adalah kista
ovari, kista dermoid. Kista ovari dapat menjadi besar sekali disebut kista ovari permagna.
Pengaruh terhadap kehamilan dan persalinan:
1. Tumor yang besar dapat menghambat pertumbuhan janin sehingga menyebabkan abortus,
partum prematus.
2. Tumor yang bertangkai, karena pembesaran uterus atau pengecilan uterus setelah partus,
terjadi torsi dan menyebabkan rasa nyeri, nekrosis, dan infeksi yang disebut abdomen akut.
3. Dapat menyebabkan kelainan-kelainan letak janin.
4. Tumor kistik dapat pecah karena trauma luar atau trauma persalinan.
5. Tumor besar dan belokasi dibawah dapat menghalangi persalinan.
POHON MASALAH
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Doengoes, 2000; 743-744, meliputi :
a. Pap Smear
Displasia seluler menunjukan kemungkinan atau adanya kanker.
b. Ultra Sound atau CT Scan
Membantu mengidentifikasi ukuran lokasi atau massa.
c. Laperastropi
Untuk melihat tumor, pendarahan.
d. Tes schiller
Berguna dalam identifkasi sel abnormal.
e. Hitung darah lengkap
Penurunan HB dapat berguna menunjukkan anemia kronis.Sementara penurunan HT menduga
kehilangan darah aktif,peningkatan SDP dapat mengidentifikasi proses inflasi atau infeksi.
VII. PENATALAKSANAAN MEDIS
Satu-satunya pengobatan neoplasma dari ovarium adalah operasi.Bila tumor ovari disertai gejalagejala akut,misalnya torsi maka tindakan operasi harus dilakukan pada waktu itu juga.Bila
ditemukan kista yang tidak lebih besar dari sebuah jeruk dan tidak disertai keluhan,maka
sebaiknya jangan dilakukan operasi.
Tetapi bila pertumbuhan pappilomanya sudah luas,apalagi bila disertai dengan infiltrasi ke
jaringan sekitarnya,tindakan yang paling aman ialah melakukan porasi yang radikal,bila wanita
berusia lebih dari 40 tahun jalan yang sebaiknya ialah mengadakan hysterektomy dan salpingioophorektomy bilateral walaupun tidak ada tanda-tanda ke arah keganasan.
VIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
Pre Operasi
a. Nyeri perut berhubungan dengan massa tumor diperut bawah.
Intervensi : 1. Kaji adanya nyeri pada abdomen bawah.
Mengetahui lokasi nyeri yang dialami klien.
2. Berikan posisi yang nyaman sesuai kenyamanan klien.
Mengurai rasa nyeri.
b. Cemas berhubungan dengan kurang informasi tindakan operasi.
g. Sirkulasi Jantung
Gerakan dada simetris, kecepatan denyut nadi 85 kali/menit dan klien tidak mengeluh sakit dada.
h. Abdomen
Mengecil dan terdapat luka bekas operasi sepanjang 13 cm dengan 12 jahitan, kontraksi usus
baik (klien sudah flatus).
i. Genitourinary
Perineum baik, tidak ada keluhan, tidak ada pendarahan pervagina, terpasang kateter sejak klien
operasi, kantong kateter tampak terisi urine 500 cc.
j. Ekstremitas (Integumen/Muskuloskeletal)
Turgor kulit baik, kembali dalam 2 detik, kulit bersih, tidak terdapat kontraktur pada persendian
ekstremitas, warna kulit sawo matang. Tidak terdapat kekakuan otot saat pengkajian.
8. Data Penunjang
1. Laboratorium
2. USG
3. Terapi yang didapat (tanggal 14 Agustus 2011)
Asam Tranexat 3 x 1
Alinamin 3 x 1 (multivitamin)
Antrain 3 x 1 (analgetik)
Neurobion drif/inf (vitamin B komp)
Dulcolax 1 kali (suppositoria)
D. ANALISA DATA
No. Hari/tanggal/
jam Data Subjektif dan Objektif Etiologi Masalah Paraf
1. Senin,
15 Agustus 2011
10.00 WITA DS :
Klien mengatakan bahwa dia merasa nyeri pada luka di perutnya.
P : Klien merasa nyeri karena adanya luka post operasi.
Q : Klien mengatakan nyerinya seperti berdenyut-denyut.
R : Klien merasakan nyeri di perutnya.
S : Skala nyeri yang dialami klien adalah 2 (sedang).
0 : Tidak nyeri
1: Nyeri ringan
2 : Nyeri sedang
3: Nyeri berat
4: Nyeri tak tertahankan
T : nyerinya sejak 2 hari yang lalu setelah dilakukan operasi dan nyerinya kadang-kadang
muncul.
DO :
KU masih lemah.
Klien masih terlihat meringis kesakitan ketika bergerak.
Skala nyeri 2 (sedang).
TTV
TD : 120/80 mmHg
N : 85 kali/menit
T : 36,5 oC
R : 20 kali/menit Kerusakan jaringan akibat operasi pada perut Nyeri
2. Senin,
15 Agustus 2011
10.00 WITA DS :
Klien mengatakan bahwa dia belum bisa banyak bergerak.
DO :
Klien lebih banyak berada di tempat tidur.
Jika mau beraktivitas dibantu oleh keluarganya.
Skala aktivitas 2 (dibantu orang lain). Nyeri luka operasi Gangguan aktivitas
E. DAFTAR MASALAH
No Hari/tanggal/
jam Diagnosa Keperawatan Tanggal muncul Tanggal teratasi Paraf
1. Senin,
15 Agustus 2011
10.05 WITA Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan akibat operasi pada perut.
DS :
Klien mengatakan bahwa dia merasa nyeri pada luka di perutnya.
P : Klien merasa nyeri karena adanya luka post operasi.
Q : Klien mengatakan nyerinya seperti berdenyut-denyut.
R : Klien merasakan nyeri di perutnya.
S : Skala nyeri yang dialami klien adalah 2 (sedang).
0 : Tidak nyeri
1: Nyeri ringan
2 : Nyeri sedang
3: Nyeri berat
4: Nyeri tak tertahankan
T : nyerinya sejak 2 hari yang lalu setelah dilakukan operasi dan nyerinya kadang-kadang
muncul
DO :
KU masih lemah.
Klien masih terlihat meringis kesakitan ketika bergerak.
Skala nyeri 2 (sedang).
TTV
TD : 120/80 mmHg
N : 85 kali/menit
T : 36,5 oC
R : 20 kali/menit 15-8-2011 16-8-2011
2. Senin,
15 Agustus 2011
10.05 WITA Gangguan aktivitas berhubungan dengan nyeri luka operasi.
DS :
Klien mengatakan bahwa dia belum bisa banyak bergerak.
DO :
Klien lebih banyak berada di tempat tidur.
Jika mau beraktivitas dibantu oleh keluarganya.
Skala aktivitas 2 (dibantu orang lain. 15-8-2011 16-8-2011
F. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Hari/tgl/jam Dx.Kep Tujuan Intervensi Rasional Paraf
1. Senin,
15 Agustus 2011
10.10 WITA Nyeri klien dapat teratasi dengan kriteria :
Klien tidak meringis kesakitan lagi.
Nyeri klien berkurang atau hilang.
Skala nyeri 1-0
KU baik 1. Kaji TTV
2. Atur posisi senyaman mungkin.
3. Anjurkan teknik relaksasi.
4. Kaji skala nyeri.
5. Kolaborasi dalam pemberian analgetik. 1. Mengetahui perkembangan klien.
2. Mengurangi rasa nyeri.
3. Mengurangi rasa nyeri.
4. Mengetahui tingkatan nyeri.
5. Analgetik dapat memblok reseptor nyeri pada susunan saraf pusat.
2. Senin,
15 Agustus 2011
10.10 WITA Klien dapat beraktivitas dengan kriteria :
Klien mandiri dalam melakukan aktivitas.
Skala aktivitas 1-0 1. Observasi sejauh mana klien bisa melakukan aktivitas.
2. Libatkan keluarga dalam tindakan-tindakan keperawatan.
3. Bantu klien memenuhi kebutuhan sehari-hari.
4. Jelaskan pentingnya beraktivitas bagi klien.
5. Kaji skala aktivitas. 1. Mengetahui aktivitas yang dapat dilakukan klien.
2. Membantu aktivitas atau kebutuhan klien.
10.33
11.40
11.45
11.55
1. Mengobservasi sejauh mana klien bisa melakukan aktivitas.
2. Melibatkan keluarga dalam tindakan-tindakan keperawatan (membantu klien menyeka-nyeka
badan klien).
3. Membantu klien memenuhi kebutuhan sehari-hari.
4. Menjelaskan pentingnya beraktivitas bagi klien.
5. Mengkaji skala aktivitas 2 (dibantu orang lain).
Jam : 12.00 WITA
S:
Klien mengatakan bahwa dia belum bisa banyak bergerak.
O:
Klien lebih banyak berada di tempat tidur.
Jika mau beraktivitas dibantu oleh keluarganya.
Skala aktivitas 2 (dibantu orang lain).
A:
Masalah belum teratasi.
P:
Intervensi dilanjutkan (1-5).
3. Selasa,
16 Agustus 2011 15.50
15.55
16.00
16.10
1. Mengkaji TTV
TD : 120/90 mmHg
T : 36,5 oC
N : 82 kali/menit
R : 24 kali/menit
2. Mengatur posisi yang nyaman bagi klien (posisi telentang).
3. Menganjurkan teknik relaksasi (menarik nafas).
P:
Intervensi dihentikan (klien pulang).
Post op :
Tujuan :
Nyeri b/d prosedur Setelah dilakukan
1)
Jelaskan pada 1)
Pasien dapat
pembedahan,
askep selama 324 jam pasien tentang gejala mendeteksi gejala dini
trauma jaringan
diharapkan nyeri hilang dini
(luka bekas
operasi)
2)
Lakukan
kolaborasi dengan
2)
Menghilangkan nyeri
dokter untuk memberi dan mencegah spasmus
Kriteria hasil :
obat-obatan
kandung kemih.
Tampak rileks ( analgetik atau anti
spasmodik)
Skala nyeri 0
3) Ajarkan pada
pasien teknik relaksasi
Pasien dapat
termasuk latihan nafas
istirahat dan
dalam dan visualisasi
tidur dengan
(menonton televise
3)
Menurunkan tegangan
baik
otot, memfokuskan kembali
4)
Jelaskan
perhatian dan dapat
penyebab nyeri
meningkatkan kemampuan
koping.
5)
Observasi
kandung kemih
4)
Dengan mengetahui
penyebab nyeri , ibu dapat
memahami dan mengerti
timbulnya nyeri yang
dirasakan
6)
Anjurkan ibu
5)