Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh :
DAFTAR ISI
Daftar isi
1. Pendahuluan
2. Pembahasan
2.1 Pengertian Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
3. Kesimpulan
10
4. Daftar Pustaka
11
1. PENDAHULUAN
Tenaga listrik disalurkan ke konsumen melalui Sistem Tenaga Listrik. Sistem
Tenaga Listrik terdiri dari beberapa subsistem, yaitu Pembangkitan, Transmisi, dan
Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan distribusi.
Jaringan distribusi dikelompokkan menjadi 2, yaitu jaringan distribusi primer dan
jaringan distribusi sekunder. Tegangan distribusi primer yang dipakai PLN adalah 20kV,
12kV, 6kV. Tegangan pada jaringan distribusi primer, diturunkan oleh gardu distribusi
menjadi tegangan rendah yang besarnya adalah 380/220kV, dan disalurkan kembali melalui
jaringan tegangan rendah kepada konsumen.
Dalam operasi sistem tenaga listrik sering terjadi gangguan gangguan yang dapat
mengakibatkan terganggunya penyaluran tenaga listrik ke konsumen. Gangguan adalah
penghalang dari suatu sistem yang sedang beroperasi atau suatu keadaan dari sistem
penyaluran tenaga listrik yang menyimpang dari kondisi normal. Suatu gangguan di dalam
peralatan listrik didefinisikan sebagai terjadinya suatu kerusakan di dalam jaringan listrik
yang menyebabkan aliran arus listrik keluar dari saluran yang seharusnya.
2. PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN GANGGUAN PADA SISTEM TENAGA LISTRIK
Gangguan pada sistem tenaga listrik adalah segala macam kejadian
yang menyebabkan kondisi pada sistem tenaga listrik menjadi abnormal / tidak normal.
Dapat juga didefinisikan sebagai semua kecacatan yang mengganggu aliran normal arus ke
beban.
2.2. KLASIFIKASI GANGGUAN
a. Berdasarkan kesimetrisannya :
1. Gangguan Asimetris, merupakan gangguan yang mengakibatkan tegangan dan arus
2.
yang mengalir pada setiap fasanya menjadi tidak seimbang, gangguan ini terdiri dari :
Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa ke Tanah
Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa
Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa ke Tanah
Gangguan Simetris, merupakan gangguan yang terjadi pada semua fasanya sehingga
arus maupun tegangan setiap fasanya tetap seimbang setelah gangguan terjadi,
Dimana :
I fault
: Arus gangguan
V source
: Tegangan sistem
ZS
ZL
Zf
sebuah busur (arc). Busur ini bersifat resistif, namun resistansi busur besarnya sangat
beragam. Resistansi gangguan besarnya bergantung resistansi busur serta tahanan tanah
ketika terjadi gangguan ke tanah.
a. Impedansi urutan positif (Z1), adalah impedansi tiga phasa simetris yang
terukur bila dialiri oleh arus urutan positif.
b. Impedansi urutan negatif (Z2), adalah impedansi tiga phasa simetris yang terukur
bila dialiri oleh arus urutan negatif.
c. Impedansi urutan negatif (Z0), adalah impedansi tiga phasa simetris yang terukur
bila dialiri oleh arus urutan nol.
2. Gangguan Asimetris
Kebanyakan gangguan yang terjadi pada sistem tenaga listrik adalah gangguan tidak
simetris. Pada gangguan ini magnitude dari tegangan serta arus yang mengalir pada setiap
fasa berbeda.
Komponen simetris merupakan metode yang dikembangkan C.L. Fortescue pada tahun
1918. Metode ini memperlakukan tiga fasa yang tidak seimbang pada sistem tenaga listrik
seolah-olah sistem tersebut seimbang. Metode ini membuktikan bahwa sistem yang tidak
simetris dapat dijabarkan menjadi tiga buah set komponen simetris. Ketiga komponen itu
adalah :
Dan
Karena arus awal sistem sebelum terjadi gangguan adalah nol (I=0),
maka arus yang mengalir di cabang yang mengalami gangguan
sehingga didapat
V1=V-I1Z1
Dan
I2Z2
Z2 merupakan impedansi urutan negatif dan pada umumnya sama dengan impedansi urutan
positif.
Arus dan tegangan pada komponen urutan nol adalah sefasa, oleh karena itu arus urutan nol
untuk dapat mengalir di sistem memerlukan jalan balik (return connection) melalui
pentanahan netral sistem. Impedansi urutan nol umumnya tidak sama dengan impedansi
urutan positif dan tergantung dari beberapa faktor seperti jenis peralatan sistem, cara
menghubungkan belitan (bintang atau segitiga), dan cara pentanahan titik netral.
Gambar ketiga himpunan komponen simetris adalah sebagai berikut :
Pada hubung singkat 3 fasa, gangguan termasuk gangguan simetris sehingga tidak perlu
menggunakan komponen simetris. Persamaan hubung singkat diperoleh sebagai berikut.
Va = Vf Ia1Za1 = 0
Ia0 = 0;
3. KESIMPULAN
1. Gangguan pada sistem tenaga listrik adalah segala macam kejadian
yang menyebabkan kondisi pada sistem tenaga listrik menjadi abnormal / tidak normal.
2. Klasifikasi gangguan berdasarkan kesimetrisannya dan berdasarkan lama terjadinya
gangguan
3. Gangguan berdasarkan kesimetrisannya dibagi menjadi 2 yaitu : Gangguan simetris
dan gangguan asimetris
4. Gangguan simetris yaitu gangguan yang terjadi pada semua fasanya sehingga arus
maupun tegangan setiap fasanya tetap seimbang setelah gangguan terjadi, contohnya
gangguan hubung singkat 3 fasa.
5. Gangguan asimetris yaitu gangguan yang mengakibatkan tegangan dan arus yang
mengalir pada setiap fasanya menjadi tidak seimbang, contohnya gangguan hubung
singkat satu fasa ke tanah.
6. Besarnya arus gangguan hubung singkat bergantung pada impedansi saluran yang
bergantung pada panjang saluran, jenis konduktor, dan luas penampang konduktor.
Semakin panjang saluran, semakin kecil arus gangguan. Semakin besar hambatan jenis
konduktor, semakin kecil arus gangguan. Dan semakin besar luas penampang
10
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Analisis Gangguan Hubung Singkat, LoveLuffy, 2013
https://ikkholis27.wordpress.com/2013/11/12/analisis-gangguan-hubung-singkat/
2. Study Perencanaan Kordinasi,Adrial Mardensyah, FT UI, 2008
3. Gangguan pada sistem tenaga listrik, 2008
https://qtop.files.wordpress.com/2008/12/gangguan-pada-sistem-tenaga-listrik.pdf
12