Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Mata Kuliah
Pokok Bahasan
: 1. Pengertian Appendisitis
2. Penyebab Appendisitis
3. Tanda dan Gejala Appendisitis
4. Pengobatan Appendisitis
5. Pencegahan Appendisitis
6. Komplikasi Appendisitis
7. Pengobatan tradisional untuk Appendisitis
Waktu
: 1 x 20 menit
Petugas
Sasaran
Tujuan :
o
Materi:
1. Pengertian Appendisitis
2. Penyebab Appendisitis
3. Tanda dan Gejala Appendisitis
4. Pengobatan Appendisitis
5. Pencegahan Appendisitis
6. Komplikasi Appendisitis
7. Pengobatan tradisional untuk Appendisitis
Metode :
a. Ceramah
b. Tanya jawab
Uraian Kegiatan
No
1
2
FASE
Pra Interaksi
Orientasi
KEGIATAN
PENYULUH
Menyiapkan
SASARAN
--
Mengucapkan Salam
-Menjawab Salam
Memperkenalkan diri
- Memperhatikan
- Salam
- Memperhatikan
- Perkenalan
- Menjelaskan tujuan
Melakukan
- Menjelaskan tujuan
waktu
yang
digunakan
- Kontrak waktu
kontrak
akan
- Memperhatikan
Kerja
- Menjelaskan materi
dengan metode:
a. Ceramah
a. Memperhatikan
b. Menjawab
pertanyaan
c. Memperhatikan
b. Tanya jawab
d. Mengajukan
Mempersilahkan
pertanyaan
untuk bertanya
Terminasi
- Melakukan evaluasi
- Mengajukan
- Menjawab pertanyaan
pertanyaan
- Menjawab salam
- Mengucapkan salam
- Salam
Media dan alat peraga
1. Leaflet
2. Power point.
Evaluasi :
a.
1.
2.
b.
Evaluasi Terstruktur
Audiens hadir di tempat penyuluhan tepat waktu
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan sesudah penyuluhan
Evaluasi Proses
1. Audiens berkonsentrasi terhadap materi yang disampaikan oleh pemateri
2. Audiens mengikuti kegiatan penyuluhan sampai selesai
3. Audiens mengajukan pertanyaan pada pemateri
4. Audiens mampu menjawab pertanyaan dari pemateri dengan lengkap dan benar
c. Evaluasi Hasil
1. Audiens dapat menjelaskan tentang pengertian Appendiksitis (Radang UsusBuntu)
2. Audiens dapat menjelaskan tentang penyebab Appendiksitis (Radang Usus Buntu)
3. Audiens dapat menjelaskan tentang tanda gejala Appendiksitis (Radang
UsusBuntu)
Lampiran I Materi
1. Pengertian Appendisitis
Apendisitis adalah peradangan pada apendix vermiformis dan merupakan penyebab
nyeri abdomen yang paling akut yang paling sering. Biasanya masyarakat awam
menyebutnya usus buntu. Apendisitis merupakan kasus laporotomi tersering pada anak dan
juga pada orang dewasa (Ahmadsyah dan Kartono, 1995). Di negara berkembang
appendisitis semakin meningkat, kemungkinan disebabkan perubahan ekonomi dan gaya
hidup (Lawrence, 2006).
2. Penyebab
Sumbatan atau abstraksi lumen merupakan faktor yang diajukan sebagai faktor
pencetus. Sumbatan bisa disebabkan oleh isi dalam kolon, fekalit yaitu massa feses yang
membatu, cacing ascaris, pembesaran folikel limposid dan terpelintirnya appendiks.
Faktor predisposisi itu adalah kebiasaan konsumsi rendah serat sehingga merangsang
mobilitas feses dalam usus sehingga pengosongannya lambat dan terjadi kostipasi. Konstipasi
juga menaikkan tekanan intrasekal yang bisa mendorong kejadian sumbatan appendiks.
3. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala yang sering muncul secara umum adalah:
a.
Nyeri
Nyeri pertama kali terdapat di sekitar umbilikus. Nyeri akan meningkat saat
berjalan atau batuk, berkurang saat berbaring miring kekanan dan kiri.
b. Nousea, Vomitus, Anoreksi
Ini terjadi distadium dini setelah timbulnya rasa nyeri.
c. Suhu meningkat
Peningkatan suhu terjadi sebelum waktu 24-36 jam dan perlahan-lahan suhu
menjadi 37,2 38 C.
d. Nadi meningkat
4. Pengobatan.
Bila diagnosis klinis sudah jelas maka tindakan paling tepat adalah apendiktomi dan
merupakan satu-satunya pilihan yang baik. Penundaan tindak bedah sambil pemberian
antibiotik dapat mengakibatkan abses atau perforasi. Apendiktomi bisa dilakukan secara
terbuka atau pun dengan cara laporoskopi. Pada apendisitis tanpa komplikasi biasanya
tidak perlu diberikan antibiotik, kecuali pada apendisitis gangrenosa atau apendisitis
perforata (Syamsuhidajat, 1997).
5. Pencegahan.
Sering makan makanan berserat dan menjaga kebersihan adalah pencegahan appendisitis
yang utama.
6. Komplikasi
Beberpa komplikasi yang dapat terjadi :
a. Perforasi
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, S.C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. edisi 8, Vol 2. Jakarta : EGC.