Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Indonesia
yang
membuat
masyarakat
ragu
atas
keberadaan atas berbagai macam peraturan perundangundangan yang telah terbentuk oleh akibat kepentingan
politik. Kepentingan masyarakat dan kebutuhan masyarakat
cenderung di kesampingkan dengan banyaknya konsep dan
kemauan dari politik pembentuk undang-undang.
Dalam hal ini, Undang-Undang Nomor. 20 tentang
Pendidikan Kedokteran akan diuji tentang ciri-ciri dan proses
pembentukannya.
Melihat
dari
sudut
legislasi
dan
1 | Page
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum saat
ini
berada
pada
taraf
yang
peraturan
perundang-undangan
yang
berpihak
kepada
memberikan,
mengatur,
membatasi
dan
2 | Page
adanya
pengakuan
dan
perlindungan
hak
asasi
mengadili
perbuatan
pemerintah,
kita
pembentukan
peraturan
berfungsi
sebagai
juga
melawan
mutlak
hukum
memerlukan
perundang-undangan
instrument
untuk
yang
memberi,
mengatur,
membatasi
sekaligus,
mengawasi
pelaksanaan
tugas
wewenang
pemerintah,
dan
adanya
norma-norma
hukum
yang
tertulis,
perkembangan
kemasyarakatan
suatu
dan
peraturan
mengakomodir
keinginan
masyarakat,
tidak
lebih
tinggi,
dan
dapat
terus
mengikuti
2 I Gde Panca AStawa dan Suprin Naa, Dinamika Hukum dan Ilmu
Perundang-Undangan di Indonesia, Alumni, Bandung, 2008, hlm. 1
3 | Page
ide
rechtsstaat,
penting
karena
hukum
posisi
positif
wetgever
yang
menjadi
dibentuk
di
rakyat.3
Dengan
cara
dan
konsep
tersebut,
yang
masyarakat.
hidup
Materi
dan
dari
berkembang
didalam
undang-undang
dapat
adalah
naskah
hasil
penelitian
atau
masalah
dipertanggungjawabkan
tertentu
secara
yang
ilmiah
dapat
mengenai
4 | Page
dari
Rancangan
Undang-Undang
dapat
sangat
penting
karena
untuk
materi
uji
peraturan
materi
yang
(judicial
menakibatkan
review)
kepada
untuk
melakukan
uji
materi
(judicial
5 | Page
masing-masing4,
Perundang-Undangan
juga
di
Indonesia
pembentukan
undang-
memberikan
jaminan
belum
konflik
dengan
masyarakat
sebagai
review
yang
diajukan
pada
Mahkamah
dalam
bertentangan
undang-undang
dengan
hak-hak
yang
dianggap
konstitusinal
warga
yang
mempertimbangkan
sangat
formalistik
kondisi-kondisi
tanpa
sosial
6 | Page
dalam
rangka
melihat
hasil
perundang-
Kedokteran
yang
tersebut
responsif,
apakah
otonom,
ataukan
termasuk
otoriter.
Pendidikan
Kedokteran
itu
bersifat
BAB II
KAJIAN TEORITIS TENTANG PRODUK HUKUM, ASAS,
DAN PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN
A. Hukum Sebagai Bentuk Produk Politik
7 | Page
suatu
lembaga
produk
legislative
hukum
yang
dibentuk
oleh
politik,
negara,
hukum
administrasi
negara
dan
sebagainya.6
Sedangkan hubungan kausalitas antara hukum dan
politik atau apakah hukum yang mempengaruhi politik
ataukah politik yang mempengaruhi hukum7, maka
paling
tidak
ada
tiga
macam
jawaban
dapat
menjelaskannya.8
6 Id
7 Moh. Mahfud MD, Mengefektifkan Kontrol Hukum atas
Kekuasaan, Makalah untuk Seminar Hukum dan Kekuasaan, 30
tahun Supersemar, Pusat Studi hukum Fakultas Hukum UII,
Yogyakarta, 27 Maret 1996; juga dalam Mulyana W. Kusumah,
Instrumentasi Hukum dan Reformasi Politik, dalam majalah
Prisma, No. 7, Juli 1995, hlm. 3
8 Supranote. 5, hlm. 8
8 | Page
hasil
atau
kehendak-kehendak
kristalisasi
politik
yang
dari
saling
harus
tunduk
pada
aturan-aturan
hukum.
Dalam hal ini, dijelaskan bahwa tingkat determinan
dari hukum dan politik dapat dilihat dari sejauh mana
cara pandang yang diambil oleh para pemegang
kekuasaan.
Dalam
cara
pandang
das
sollen
untuk
mengakomodir
kepentingan
yang
dibutuhkan, sehingga secara tidak langsung aturanaturan yang seharusnya dijadikan pijakan, lambat laun
dikesampingkan karena adanya kepentingan yang tidak
seluruhnya sejalan atau sesuai dengan aturan, atau
bahkan akan cenderung kaku.
Kegiatan legislative dalam kenyataannya memang
lebih banyak membuat keputusan-keputusan politik
dibandingkan dengan menjalankan pekerjaan hukum
yang sesungguhnya, lebih-lebih jika pekerjaan hukum
itu dikaitkan dengan masalah prosedur.9 Tampak jelas
bahwa lembaga legislative (yang menetapkan produk
hukum) sebenarnya lebih dekat dengan poltik daripada
dengan huku itu sendiri.10 Hal-hal ini menjadi dasar,
bahwa apakah hubungan antara politik dan hukum
dapat berbeda, tergantung perspektif yang digunakan
untuk mendapatkan jawaban tersebut.
B. Definisi Undang-Undang
9 Id, hlm. 9
10 Satjipto Rahardjo, Beberapa Pemikiran tentang Ancangan antar
Disiplin dalam Pembinaan Hukum Nasional, Sinar Baru, Bandung,
1985, hlm. 79
10 | P a g e
dengan
persetujuan
bersama
dengan
Mahkamah
Konstitusi
berwenang
menguji
undang-undang
dengan
huruf
kecil.
Jika
pengertian
yang
signifikan
dengan
dibentuk
oleh
lembaga
legislative
dengan
adalah
karena
dalam
proses
pembentukan
keabsahan
materiel
peraturan
yang
11 | P a g e
untuk
menentukak
kebijakan-kebijakan
untuk
menjalankan
tugas-tugas
persamaan
(equality),
ataupun
pemilikan
kebijakan-kebijakan
membebani
rakyat,
kenegaraan
maka
tersebut
rakyat
harus
mereka
di
kebijakan-kebijakan
dituangkan
dalam
lembaga
legislative.
kenegaraan
bentuk
Karena
tersebut
undang-undang
itu,
harus
sebagai
12 | P a g e
produk
legislative
(legislative
act)
sebagaimana
dimaksud di atas. 13
Menurut Mian Khurshid14, undang-undang (statute)
itu sendiri dapat di bedakan dalam 5 (lima) kelompok,
yaitu:
1. Undang-undang (statute) yang bersifat umum
(general);
2. Undang-undang
yang
statue)
bersifat
lokal
bersifat
ataupun
(local
personel
undang-undang
13 | P a g e
personal
statute.
Norma
hukum
yang
diciptakan
oleh
lembaga
legislatif
bersama
14 | P a g e
social
elit
keinginan
politik,
lebih
pemerintah,
mencerminkan
bersifat
positiris-
di
dalam
pembuatannya
masyarakat.
peranan
dan
Dalam
partisipasi
politik,
secara
khas,
sistem
hukum
ini
15 | P a g e
keadilan substantif,
hukum.
Ketaatan
dipahamisebagai
kepatuhan
terhadap
Kritik
pada
yang
peraturan-peraturan
terhadap
hukum
yang
hukum
sempurna
hukum
berlaku
positif.
harus
social
dan
individu
di
dalam
didominasi
oleh
lembaga
negara
terutama
16 | P a g e
masyarkat
yang
dilayaninya.
Sehingga
sedikit
peluang
bagi
pemerintah
untuk
untuk
membuat
berbagai
interpretasi
20 Id
17 | P a g e
ortodoks
singkat
biasanya
dan
cenderung
pokok-pokoknya
memuat
saja
untuk
mengatur
berdasarkan
visi
dan
kekuatan
politiknya.21
D. Asas
Pembentukan
Undangan
Dalam membentuk
Peraturan
suatu
Perundang-
peraturan
perundang-
menurut
A.
Hamid.
S.
Attamimi
21 Id
22 A. Hamid. S. Attamimi, Peranan Keputusan Presiden Republik
Indonesi dalam Penyelenggaraan Pemerintah Negara, DIsertasi
Fakultas Pascasarjana Universitas Indonesia, Jakarta, 1990, hlm.
345-346
18 | P a g e
c) Asas
sesuai
dengan
prinsip-prinsip
negara
nomor.
12
tahun
2011
tentang
pada
asas
pembentukan
peratuaran
Perundang-undangan
harus
mempunyai
19 | P a g e
oleh
lembaga
Peraturan
negara
atau
pejabat
Pembentuk
yang
berwenang.
Perundang-undangan
Peraturan
Perundang-undangan
tersebut
dapat
memperhatikan
materi
muatan
yang
dapat
dilaksanakan
adalah
bahwa
setiap
dengan
kehasilgunaan
asas
adalah
kedayagunaan
bahwa
setiap
Yang
dan
Peraturan
Perundang-undangan dibuat karena memang benarbenar dibutuhkan dan bermanfaat dalam mengatur
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
6. Asas kejelasan rumusan. Yang dimaksud dengan asas
kejelasan rumusan adalah bahwa setiap Peraturan
20 | P a g e
menimbulkan
berbagai
macam
dalam pelaksanaannya.
7. Asas keterbukaan. Yang dimaksud
keterbukaan
Peraturan
adalah
bahwa
dalam
Perundangundangan
interpretasi
dengan asas
Pembentukan
mulai
dari
penetapan,
dan
pengundangan
bersifat
pembuata
initiation);
2. Pembahasan
undang-undang
rancangan
(legislative
undang-undanga
(law
making process);
3. Persetujuan atas pengesahan undang-undang (law
enactment approval)
21 | P a g e
BAB III
ANALISIS TENTANG BENTUK PRODUK HUKUM
TERHADAP UNDANG-UNDANG NOMOR. 20 TAHUN
2013 TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN
Melihat tataran definisi, pembentukan, hingga ciri-ciri dari
produk hukum yang tercantum dalam landasan teori pada
BAB II, maka pada BAB III ini akan memulai bentuk analisis
terhadap karakter
produk
norma-norma
22 | P a g e
Nomor.
20
tahun
2013
tentang
diamanatkan
Undang-Undang
Dasar
huruf
disebutkan
bahwa
Pemerintah
nasional
dalam
kehidupan
bangsa
yang
pemerataan
kesempatan
rangka
mencerdaskan
mampu
menjamin
pendidikan
dan
untuk
memperoleh
pendidikan
dan
juga
23 | P a g e
mengusahakan
suatu
sistem
mencerdaskan
kehidupan
bangsa
yang
dapat
yang
dimana
pertumbuhan
pemanfaatan,
terhadap
penelitian,
serta
penguasaan,
pemajuan
ilmu
dari
partai
kepentingannya.
politik
Tetapi
dengan
melihat
beragam
dari
susunan
20
tahun
2013
tentang
Pendidikan
disebutkan
adalah
usaha
bahwa,
sadar
Pendidikan
dan
Kedokteran
terencana
dalam
tinggi
yang
program
studinya
26 Supranote. 5, hlm. 2
24 | P a g e
bersifat
umum.
Dan
bila
responsif
mencerminkan
harapan
karena
rasa
produk
keadilan
masyarakat.
Jelas
hukum
dan
itu
memenuhi
bahwa,
sistem
suatu
masyarakat
yang
dapat
Lulusan
ini
nantinya
dihadapkan
orang
berhak
mengembangkan
diri
25 | P a g e
program
sarjana
dan/
atau
program
pendidikan
kedokteran
telah
mampu
atas
tindakan
ataupun
perbuatan
26 | P a g e
dengan
pendapat
menjelaskan
dari
produk
M.D29
yang
responsif
yaitu
Mahfud
hukum
memenuhi
proses
harapan
pembuatannya
masyarakat.
memberikan
Dalam
peranan
atau
individu
di
dalam
masyarakat.
Hasilnya bersifat responsif terhadap tuntutantuntutan kelompok sosial atau individual dalam
masyarakat.
Disampaikan oleh Mahfud M.D bahwa produk
hukum responsif salah satunya adalah untuk
memenuhi harapan masyarakat. Tercantum di
dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor. 20 tahun
2013 tentang Pendidikan Kedokteran, dikatakan
bahwa Pendidikan Kedokteran bertujuan untuk :
a) Menghasilkan Dokter dan Dokter gigi yang
berbudi
luhur,
berkompeten,
bermartabat,
berbudaya
bermutu,
menolong,
pada
keselamatan
pasien,
dengan
kebutuhan
masyarakat,
29 Id
27 | P a g e
mampu
beradaptasi
dengan
lingkungan
pengembangan
dan
teknologi
di
ilmu
bidang
pendidikan
kedokteran
ini
dapat
responsif,
proses
pembuatannya
pertisipasi
masyarakat
melalui
28 | P a g e
hukum ini.
kedokteran
selanjutnya
setelah
oleh
dokter.
Karenanya,
Dilihat
dari
hukum
itu
dapat
dipandang
sebagai
beberapa
cara
partisipasi
dalam
tim
ahli
atau
kelompok-kelompok kerja;
2) Melakukan public hearing atau mengundang
dalam rapat-rapat;
3) Melakukan uji sahih kepada pihak-pihak
tertentu untuk mendapatkan tanggapan;
29 | P a g e
agar
Kedokteran
mendapatkan
hasil
telah
materi
berupaya
untuk
peraturan
yang
mengetahui
satuan
materi
dalam
30 | P a g e
BAB IV
KESIMPULAN
Maka, dengan beragam macam teori, pendapat serta
dasar
peraturan
tentang
terbentuknya
dan
masuknya
dan
dibandingkan
mewaspadai
hukum
selalu
masyarkaat.
adanya
berjalan
Masyarakat
perubahan
dari
lebih
lambat
tetap
harus
masyarakat
dan
di
ganti
secara
keseluruhan.
Tentunya
dengan
peraturan
yang
berbentuk
responsif
demi
lebih
dari
founding
fathers
Indonesia
yang
31 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
1. Achmad
Ali,
Menjelajahi
Kajian Empiris
Terhadap
Makalah
untuk
Seminar
Hukum
dan
32 | P a g e
7. Satjipto
Rahardjo,
Beberapa
Pemikiran
tentang
Undang-
Hukum
Responsif,
Nusa
Media,
Bandung, 2015.
11.
Sekretariat
Jenderal
dan
Kepaniteraan
Bagir
Manan,
Menyongsong
Fajar
Otonomi
33 | P a g e