Você está na página 1de 4

Surveilans Kesehatan Mayarakat (WHO) Koleksi analisis, dan interpretasi data

secara sistematis dan terus-menerus, yang berhubungan dengan kesehatan yang


penting untuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi praktik kesehatan
masyarakat, serta penyebaran data ini terintegrasi tepat waktu untuk mereka yang
bertanggung jawab dalam pencegahan dan pengendalian suatu penyakit.

Jenis Surveilans Di Negara Kenya :


1. Surveilans Penyakit terpadu (IDSR)
2. Surveilans Sentinel
Suatu sistem yang mengandalkan laporan semua kasus penyakit tertentu
dari fasilitas
kesehatan, laboratorium, atau anggota komunitas, pada lokasi tertentu,
disebut surveilans sentinel. Pelaporan sampel melalui sistem surveilans
sentinel merupakan cara yang baik untuk memonitor masalah kesehatan
dengan menggunakan sumber daya yang terbatas (DCP2, 2008; Erme dan
Quade, 2010).
Surveilans sentinel Influenza di 26 lokasi.
Surveilans Penyakit Hepatitis B dan Paediatric bakteri Meningitis (2
lokasi)
Surveilans- Rotavirus (2 lokasi)
3. Surveilans Berbasis Populasi

Peningkatan kapasitas

IDSR Dilatih 93 kabupaten (62,4%) dari awal 149 kabupaten (DHMTs dan lebih
dari 6.000 Pekerja Kesehatan sejak tahun 2005.
Kerangka Surveillance & Response Koordinasi di tempat (multisektoral
(zoonosis) kekuatan Task, IDSR Sekretariat & TWGs, petugas fokus pada
Nasional, Propinsi dan Kabupaten)
Basis data operasional di tingkat Nasional & masukan Mingguan - Mingguan
buletin epidemiologi
Deteksi tepat waktu dan respon terhadap wabah (> 80%) bekerja sama
dengan mitra (tim respon multisektoral)

Pemantauan Pengawasan Indikator


Sebanyak 124 kabupaten dari 149 kabupaten awal mengirimkan laporan mingguan
untuk DDSR saat ini (tahun 2009)

Ketepatan waktu: Proporsi laporan mingguan yang diterima Rabu (pada saat
ini 83%)

Kelengkapan: Proporsi fasilitas kesehatan di distrik dalam pelaporan tepat


waktu (pada saat 66%)
Laporan Lengkap: Mingguan laporan / bulanan dengan benar dan
sepenuhnya diisi (pada saat ini 98%)
Indeks Kinerja Surveillans: rata-rata tertimbang dari ketepatan waktu,
kelengkapan dan laporan lengkap (lancar pada 80%)

Kapasitas diagnostik

Diagnosis dari beberapa infeksi bakteri, parasit dan virus dilakukan di tingkat
kabupaten misalnya Tifoid, kolera, Meningococcal meningitis, shigellosis, TB,
HIV dan Malaria.
Negara ini memiliki laboratorium Kesehatan Masyarakat Nasional (NPHLS),
Lembaga Penelitian Kesehatan Kenya atau Kenya Medical Research Institute
(KEMRI)-untuk Manusia, Kabete Vet laboratorium laboratorium hewan rujukan
Ada berbagai pusat yang berhubungan dengan patogen tertentu misalnya
CVR, CMR, NIC, National Polio dan Campak laboratorium & 5 laboratorium
Veteriner Regional
Dukungan Pembangunan Kapasitas

Pelatihan tenaga kesehatan dalam data surveilans manajemen termasuk


kualitas data, analisis, interpretasi, penggunaan informasi dan umpan balik

Peningkatan data dan informasi aliran melalui pendekatan inovatif dalam ICT
seperti ponsel untuk kesehatan & instalasi ICT sistem relevan.

Penguatan kapasitas laboratorium (teknis, sumber daya manusia, peralatan,


reagen & persediaan.

Dukungan Mobilisasi keuangan untuk mendukung tim cepat tanggap


diperlukan persediaan logistik & persediaan untuk pengawasan & tanggapan
(respon) wabah yang efektif

Sumber :
Dept. of Disease Surveillance & Response Ministry of Public Health & Sanitation
Member of National Biological & Toxin Weapons Committee
Biological & Toxin Weapons Convention Meeting of Experts
24th 28th August 2009, Geneva, Switzerland
Jenis Surveillance di Kenya
(Hewan)
Surveillance Aktif
- Surveilans Target
- Hidup pasar burung,,
Surveillance Pasif
- Laporan dari kabupaten ke unit epidemiologi
GIS dapat membantu:
-Optimalkan pengumpulan data dan manajemen
-Memperkuat analisis data
-Memperkuat infrastruktur wabah dan dukungan
-Peta epidemi dinamika secara real-time
-Cepat merencanakan dan targetresponse
-Cepat mengkomunikasikan informasi
-Monitor perubahan penyakit dari waktu ke waktu
-Rencana, program intervensi monitor / pemberantasan
-Aid kesiapsiagaan darurat
Sebuah penelitian dilakukan oleh para peneliti di Uganda, Kenya terkait Pelaksanaan
IDSR di Kabupaten tesbut peneliti ingin melakukan review guna melihat kemajuan
dan tantangan antara 2001 dan 2007 setelah Pemerintah Kenya Mengadopsi IDSR
dalam Sistem Surveilans di Negara tersebut.
Hasil temuan dan review menunjukkan adanya perbaikan yang signifikan
terhadap kinerja IDSR, yang diantaranya:
(1) meningkatkan pelaporan di tingkat kabupaten (49% pada tahun 2001,
85% pada tahun 2007),
(2) peningkatan dan kemudian penurunan ketepatan waktu pelaporan dari
kabupaten ke tingkat pusat,

(3) peningkatan data yang dianalisis pada tingkat lokal (dari 10% menjadi
47% menganalisis penyakit setidaknya satu sasaran, P <0,01).
Case fatality rate (CFR) untuk dua penyakit prioritas sasaran (kolera dan
meningitis eningokokus) menurun selama pelaksanaan IDSR (kolera: dari 7%
sampai 2%, meningitis: dari 16% menjadi 4%), kemungkinan besar karena
peningkatan penanggulangan wabah.
Perbandingan sebelum dan setelah implementasi IDSR menunjukkan adanya
peningkatan pendanaan untuk IDSR dari pemerintah dan mitra
pembangunan. Namun, dukungan pendanaan menurun sepuluh kali lipat dari
anggaran pemerintah 2000/01 hingga 2007/08.

Você também pode gostar