Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
2.3.2 Sasaran
Sasaran MTBS adalah anak umur 0-5 tahun dan dibagi menjadi dua kelompok
sasaran, yaitu :
a. kelompok usia 1 hari sampai 2 bulan (usia < 2 bulan)
b. kelompok usia 2 bulan sampai 5 tahun.
2.3.3 Tujuan
Kegiatan MTBS merupakan upaya yang ditujukan untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di unit
rawat jalan kesehatan dasar seperti Puskesmas.
2.3.4 Manfaat MTBS
MTBS telah digunakan oleh lebih dari 100 negara dan terbukti dapat :
a. Menurunkan angka kematian balita
b. Memperbaiki status gizi
c. Meningkatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan
d. Memperbaiki kinerja tenaga kesehatan
e. Memperbaiki kualitas pelayanan dengan biaya lebih murah
Selain itu, kegiatan MTBS memiliki tiga komponen yang khas yang
menguntungkan, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
26
1) Meningkatkan keterampilan tenaga kesehatan dalam tata laksana kasus balita sakit
(selain dokter, tenaga kesehatan non dokter dapat pula memeriksa dan menangani
pasien apabila sudah dilatih)
2) Memperbaiki sistem kesehatan (perwujudan terintegrasinya banyak program
kesehatan dalam satu kali pemeriksaan MTBS)
3) Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah dan
upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan pemberdayaan
masyarakat dalam pelayanan kesehatan).
2.3.5 Materi MTBS
Materi MTBS terdiri atas langkah :
1. Penilaian
Bagan penilaian anak sakit terdiri dari petunjuk langkah untuk mencari
riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik. Penyakit yang dilakukan penilaian oleh
MTBS adalah :
a. Penilaian dan klasifikasi batuk atau sukar bernafas
b. Penilaian dan klasifikasi diare
c. Penilaian dan klasifikasi demam (demam untuk malaria, demam untuk DBD,
demam untuk campak)
d. Penilaian dan klasifikasi masalah telinga
e. Memeriksa status gizi
f. Memeriksa anemia
g. Memeriksa status anemia
tindak lanjut.
6. Perawatan di rumah dan kapan kembali (Depkes, 2008).
Universitas Sumatera Utara
28
2.3.6 Strategi Menuju MTBS
a. Mengembalikan fungsi posyandu dan meningkatkan kembali partisipasi
masyarakat dan kelaurga dalam memantau tumbuh kembang balita, mengenali dan
menanggulangi secara dini balita yang mengalami gangguan pertumbuhan melalui
revitalisasi Posyandu
b. Meningkatkan kemampuan tenaga dalam manajemen dan melakukan tata laksana
gizi buruk untuk mendukung fungsi Posyandu yang dikelola oleh masyarakat
melalui revitalisasi Puskesmas
c. Menanggulangi secara langsung masalah gizi yang terjadi pada kelompok rawan
melalui pemberian intervensi gizi (suplementasi), seperti kapsul vitamin A, MP
ASI, dan makanan tambahan
d. Mewujudkan keluarga sadar gizi melalui promosi gizi, advokasi, dan sosialisasi
tentang makanan sehat dan bergizi seimbang dan pola hidup bersih dan sehat
e. Menggalang kerjasama lintas sektor dan kemitraan dengan swasta/ dunia usaha
masyarakat untuk mobilisasi sumber daya dalam rangka meningkatkan daya beli
keluarga untuk menyediakan makanan sehat dan bergizi seimbang
f. Meningkatkan perilaku sadar gizi dengan :
kecuali beberapa obat yang belum tersedia di Puskesmas. Obat yang digunakan
termasuk dalam Daftar Obat Eesensial (DOEN) dan Laporan Pemakaian dan Lembar
Permintaan Obat (LPLPO) yang digunakan di Puskesmas.
Obat-obat yang diperlukan adalah : Kotrimoksazol tablet dewasa,
kotrimoksazol tablet anak, sirup kotimoksazol, sirup amoksilin, tablet amoksilin,
kapsul tetrasiklin, tablet asam nalidiksat, tablet metronidazol, tablet primakuin, tablet
kina, tablet artesunate, tablet amodiakuin, tablet parasetamol, tablet albendazol, tablet
pirantel pamoat, tablet besi, sirup besi, suntikan ampisilin, suntikan gentamisin,
suntikan penisilin prokain, suntikan artemeter, suntikan kinin HCL, suntikan
fenobarbital, suntikan diazepam, tetrasiklin atau kloramfenikol salep mata, gentian
violet 1%, tablet nistatin, gliserin, vitamin A 200.000 IU, vitamin A 100.000 IU,
Universitas Sumatera Utara
32
tablet zinc, aqua bides untuk pelarut, oralit 200 cc, cairan infus Na Cl 0,9%, cairan
infus ringer laktat, cairan infus detrose 5%, alkohol, povidone iodine (Depkes RI,
2008).
b. Peralatan
Peralatan yang dipergunakan dalam penerapan MTBS adalah :
i. Timer ISPA atau arloji dengan jarum detik
ii. Tensimeter dan manset anak (bila ada)
iii. Gelas, sendok, dan teko tempat air matang dan bersih (digunakan di pojok
oralit)
iv. Infus set dengan wing needles no 23 dan no 25
v. Semprit dan jarum suntik: 1 ml ; 2.5 ml; 5 ml; 10 ml
vi. Timbangan bayi
vii. Termometer
viii. Kasa/ kapas
ix. Pipa lambung (nasogastire tube- NGT)
x. Alat penumbuk obat
xi. Alat pengisap lendir
xii. RDT- Rapid Diagnostic Test untuk malaria
xiii. Kalau mungkin Mikroskop untuk pemeriksaan malaria
2) Persiapan formulir MTBS dan Kartu Nasihat Ibu (KNI)
Formulir rawat jalan MTBS merupakan logistik pencatatan yang belum ada di
puskesmas. Langkah-langkah dalam persiapan formulir MTBS dan KNI :
Universitas Sumatera Utara
33
a. Hitung jumlah kunjungan balita sakit per hari dan hitung kunjungan per bulan.
Jumlah keseluruhan kunjungan balita sakit merupakan perkiraan kebutuhan
formulir MTBS selama satu bulan. Formulir ini adalah untuk anak umur 2 bulan
sampai 5 tahun, sedangkan kebutuhan formulir pencatatan untuk bayi muda,
didasarkan pada perkiraan jumlah bayi baru lahir di wilayah kerja puskesmas,
karena sasaran ini akan dikunjungi oleh bidan desa melalui kunjungan neonatal.
b. Untuk pencetakan jumlah KNI sesuai jumlah kunjungan baru balita sakit dalam
sebulan ditambah perkiraan jumlah bayi baru lahir dalam sebulan.
c. Selama tahap awal penerapan MTBS, cetak formulir pencatatan dan KNI untuk
memenuhi kebutuhan 3 bulan pertama
3) Penyesuaian alur pelayanan
Salah satu konsekuensi penerapan MTBS di puskesmas adalah waktu
pelayanan menjadi lebih lama. Untuk mengurangi waktu tunggu bagi balita sakit,
perlu dilakukan penyesuaian alur pelayanan untuk memperlancar pelayanan.
Penyesuaian alur pelayanan balita sakit harus disepakati oleh seluruh tenaga
kesehatan yang ada di puskesmas, pembahasan dilakukan pada saat diseminasi
informasi. Penyesuaian alur pelayanan MTBS disusun menggunakan model ban
berjalan yaitu balita sakit menjalani langkah-langkah pelayanan yang diberikan oleh
tenaga kesehatan yang berbeda. Adapun alur pelayanan yang diterima oleh balita
sakit :
a. Pendaftaran
b. Pemeriksaan dan konseling
Universitas Sumatera Utara
34
c. Pemberian tindakan yang diperluka