Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit, baik menular maupun tidak menular, semakin berkembang jenisnya
seiring dengan perkembangan zaman. Berbeda daerah, berbeda pula jenis penyakit
yang umumnya menerpa. Oleh karena itu, setiap daerah membutuhkan pengendalian
dan penanganan penyakit yang berbeda, disesuaikan dengan jenis penyakit yang ada.
Di sinilah peran puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat tingkat
pertama sangat dibutuhkan. Puskemas tidak hanya berperan dalam mengedukasi
masyarakat, namun juga dalam mencegah merebahnya suatu wabah penyakit dalam
lingkungan masyarakat yang merupakan tanggung jawab dari puskesmas itu sendiri.
Untuk mengetahui apa saja jenis penyakit, baik menular maupun tidak
menular, yang umumnya menerpa pada suatu daerah tertentu, maka diadakanlah
kegiatan field study pada hari Selasa tanggal 1 Desember 2015
ke Puskesmas
Sukmajaya, Depok. Melalui field study ini, diharapkan mahasiswa/i tingkat satu
Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta dapat
mengetahui sepuluh penyakit menular dan tidak menular yang umum terjadi di daerah
Depok, serta apa saja upaya preventif dan promotif yang telah dilakukan oleh
Puskesmas Sukmajaya dalam mengendalikan dan menangani penyakit yang ada.
Mahasiswa/i tingkat satu Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional
Veteran Jakarta juga diberi kesempatan untuk mewawancarai pasien-pasien
mengenai pelayanan dari Puskesmas Sukmajaya itu sendiri.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
1. Mengikuti program kegiatan field study yang diselenggarakan oleh
Fakultas Kedoteran UPN Veteran Jakarta,
2. Memenuhi tugas yang diberikan oleh Fakultas Kedoteran UPN Veteran
Jakarta,
3. Mendapatkan nilai mata kuliah CHOP.
b. Tujuan Khusus
1. Mendapatkan data-data valid untuk digunakan sebagai salah satu
sumber laporan ilmiah setelah mengikuti kegiatan field study,
1 | Page
2 | Page
melalui air disebut sebagai water borne disease atau water related
disease,
4. Media Vektor
Penyakit arthropod borne disease atau sering juga disebut sebagai
vector borne diseases merupakan penyakit penting yang sering kali
bersifat
endemis
maupun
epidemis
dan
pada
umumnya
BAB II
HASIL KEGIATAN KUNJUNGAN KE PUSKESMAS
A. Penyakit Menular
1. Tuberculosis Paru
Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Mycobacterium tuberculosis yang memiliki karakteristik yaitu, berjenis batang,
tahan asam, aerob, dan dapat bertahan hidup baik dalam udara kering maupun
dingin. Penularan penyakit ini melalui media udara.
Gejala klinis dari penyakit tuberculosis ini adalah,
3 | Page
4 | Page
Infeksi oleh bakteri, virus (sebagian besar diare pada bayi dan anak
berkepanjangan
Tinja yang encer dengan frekuensi empat kali atau lebih dalam sehari
Pegal pada punggung, dan perut sering berbunyi
Mengalami dehidrasi (kekurangan cairan tubuh)
Diare yang disebabkan oleh virus dapat menimbulkan mual dan
muntah-muntah
Badan lesu atau lemah
Panas
Tidak nafsu makan
Darah dan lendir dalam kotoran
Beberapa cara penggulangan diare antara lain,
Meminum oralit atau dapat membuatnya sendiri dengan melarutkan
satu sendok teh garam dan delapan sendok teh gula dalam satu liter air
matang.
Jaga hidrasi dengan elektrolit yang seimbang. Ini merupakan cara
paling
sesuai
di
kebanyakan
kasus
diare,
bahkan
disentri.
yang
dapat
dimakan
dapat
5 | Page
mengakibatkan
Karena tangan merupakan salah satu bagian tubuh yang paling sering
melakukan kontak langsung dengan benda lain, maka sebelum makan disarankan
untuk mencuci tangan dengan sabun. Sebuah hasil studi Cochrane menemukan
bahwa dalam gerakan-gerakan sosial yang dilakukan lembaga dan masyarakat
untuk membiasakan mencuci tangan menyebabkan penurunan tingkat kejadian
yang signifikan pada diare.
4. Varicela
Cacar air atau Varicella simplex adalah suatu penyakit menular yang
disebabkan oleh infeksi virus varicella-zoster. Penyakit ini disebarkan secara
aerogen. Virus varicella-zoster adalah virus penyebab cacar air dan cacar ular
(herper zoster). Inang dari virus ini hanya terbatas pada manusia dan primata
(simian). Stuktur partikel virus (virion) varicella-zoster berukuran 120-300 nm.
Virus ini akan mengalami inaktivasi pada suhu 56-60 C dan menjadi tidak
berbahaya apabila bagian amplop (selubung) dari virus ini rusak. Penyebaran
virus ini dapat terjadi melalui pernapasan. Masa inkubasi pada cacar atau waktu
terekspos sampai kena penyakit terjadi dalam tempo dua sampai tiga pekan atau
13-17 hari. hal ini bisa ditandai dengan badan yang terasa panas namun bukan
demam.
Gejala yang ditimbulkan pada permulaannya, penderita akan merasa sedikit
demam, pilek, cepat merasa lelah, lesu, dan lemah. Gejala-gejala ini khas untuk
infeksi virus. Pada kasus yang lebih berat, bisa didapatkan nyeri sendi, sakit
kepala, dan pusing. Beberapa hari kemudian, timbul kemerahan pada kulit yang
berukuran kecil yang pertama kali ditemukan di sekitar dada dan perut atau
punggung lalu diikuti anggota gerak dan wajah.
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk cacar air salah satunya adalah
imunisasi, imunisasi ini tersedia bagi anak-anak yang berusia lebih dari 12 bulan.
Imunisasi ini dianjurkan bagi orang di atas usia 12 tahun yang tidak mempunyai
kekebalan. Penyakit ini erat kaitannya dengan kekebalan tubuh. Menjaga
kebersihan badan, pakaian, dan lingkungan, serta mengkonsumsi makanan yang
bergizi perlu dilakukan sebagai upaya pencegahan penyakit ini.
5. Avian Influenza
Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza) adalah suatu
penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh
unggas. Penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus avian infuenza jenis
H5N1 pada unggas dikonfirmasikan telah terjadi di Republik Korea, Vietnam,
6 | Page
Jepang, Thailand, Kamboja, Taiwan, Laos, China, Indonesia dan Pakistan. Sumber
virus diduga berasal dari migrasi burung dan transportasi unggas yang terinfeksi.
Bila kita bandingkan dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome)
Penyakit flu burung ini lebih sedikit kasusnya hanya 25 kasus di seluruh dunia dan
yang meninggal mencapai 19 orang (CFR=76%). Sedangkan pada penyakit SARS
dari 8098 kasus yang meninggal hanya 774 orang (CFR = 9,6%).
Gejala flu burung dapat dibedakan pada unggas dan manusia,
a. Gejala pada unggas
Jengger berwarna biru
Borok di kaki
Kematian mendadak
b. Gejala pada manusia
Demam (suhu badan diatas 38 C)
Batuk dan nyeri tenggorokan
Radang saluran pernapasan atas
Pneumonia
Infeksi mata
Nyeri otot
Masa Inkubasi
Flu burung menular dari unggas ke unggas, dan dari unggas ke manusia,
melalui air liur, lendir dari hidung dan feces. Penyakit ini dapat menular melalui
udara yang tercemar virus H5N1 yang berasal dari kotoran atau sekret burung atau
unggas yang menderita flu burung. Penularan dari unggas ke manusia juga dapat
terjadi jika bersinggungan langsung dengan unggas yang terinfeksi flu burung.
Contohnya, pekerja di peternakan ayam , pemotong ayam, dan penjamah produk
unggas lainnya.
Sebagai upaya pencegahan, dapat dilakukan:
Pada unggas:
1. Pemusnahan unggas/burung yang terinfeksi flu burung
2. Vaksinasi pada unggas yang sehat
Pada Manusia:
1. Kelompok berisiko tinggi (pekerja peternakan dan pedagang)
a. Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi sehabis
bekerja.
7 | Page
Pengobatan bagi penderita flu burung adalah oksigenasi bila terdapat sesak
napas; hidrasi dengan pemberian cairan parenteral (infus); pemberian obat anti
virus oseltamivir 75 mg dosis tunggal selama 7 hari; Amantadin diberikan pada
awal infeksi, sedapat mungkin dalam waktu 48 jam pertama selama 3-5 hari
dengan dosis 5 mg/kg BB perhari dibagi dalam 2 dosis. Bila berat badan lebih dari
45 kg diberikan 100 mg 2 kali sehari.
6. HIV
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang manusia
dengan sasarannya adalah sel-sel sistem imun tubuh manusia dan berkembang
biak di limfosit T (CD4). Infeksi HIV dapat menyebabkan penyakit AIDS
(Acquired Immuno Deficiency Syndrome) setelah tiga sampai sepuluh tahun
menginfeksi. HIV disebabkan oleh retrovirus dan infeksinya bersifat permanen.
HIV terdapat pada cairan tubuh seperti cairan serebrospinal, darah, cairan seksual,
urine, saliva, dan cairan lambung.
Jalur penularan HIV dapat melalui,
Parenteral seperti transfusi darah atau pemakaian jarum suntik bersama
Hubungan seksual
Perinatal, yaitu penularan saat proses persalinan dan pemberian ASI.
Namun HIV tidak dapat menular melalui,
Gigitan nyamuk
Berciuman pipi
Berenang di kolam renang yang sama dengan penderita HIV
Alat makan
Hidup satu rumah dengan ODHA (Orang Dengan HIV AIDS)
8 | Page
Stadium II
Pada stadium ini penderita akan mengalami,
9 | Page
digunakan
negara-negara
di
Eropa,kKlasifikasi
menurut
Kategori
Optimal
Normal
Tingkat 1 (hipertensi ringan)
Sub grup : perbatasan
Tingkat 2 (hipertensi sedang)
Tingkat 3 (hipertensi berat)
Hipertensi sistol terisolasi
Sub grup : perbatasan
Sistol (mmHg)
< 120
< 130
140-159
140-149
160-179
180
140
140-149
Diastol (mmHg)
< 80
< 85
90-99
90-94
100-109
110
< 90
< 90
Kategori
Normal
Pre hipertensi
Hipertensi tahap 1
Hipertensi tahap 2
Faktor
Sistol (mmHg)
<120
120-139
140-159
160
risiko terjadi tekanan
Dan/atau
Diastole (mmHg)
Dan
<80
Atau
80-89
Atau
90-99
Atau
100
darah tinggi atau hipertensi dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu faktor yang tidak dapat dikendalikan dan faktor yang
dapat dikendalikan. Faktor yang tidak dapat dikendalikan meliputi keturunan
(herediter/genetik), usia dan ras. Sedangkan faktor yang dapat dikendalikan adalah
asupan garam, obesitas, inaktivitas/jarang olah raga, merokok, stress, minuman
beralkohol
dan
obat-obatan.
Penggunaan
obat-obatan
seperti
golongan
kortikosteroid (cortison) dan beberapa obat hormon, termasuk beberapa obat anti
radang (anti-inflammasi) secara terus menerus dapat meningkatkan tekanan darah
seseorang. Penting bagi penderita untuk melakukan modifikasi pada faktor yang
dapat dikendalikan tersebut.
Pada umumnya, pada penderita hipertensi tidak ditemukan keluhan atau tanda
klinis khusus, tetapi mungkin menderita pusing, sakit kepala, dan rasa lelah.
Gejala lain yang tidak spesifik mencakup epistaksis, marah, telinga berdengung,
berat di tengkuk, sukar tidur, dan mata berkunang-kunang.
Penanganan,
11 | P a g e
Modification,
Hipertensi Stadium I: Life Style Modification dan satu jenis terapi obat,
Hipertensi Stadium II: Life Style Modification dan terapi obat
kombinasi.
2. Diabetes Melitus
Diabetes mellitus
gangguan
kesehatan
(DM)
yang
atau
disingkat
berupa
diabetes
kumpulan
gejala
adalah
yang
insulin
resistensi
sampai
defek
sekresi
insulin.
DM tipe 1
Sel pembuat insulin rusak
Mendadak, berat dan fatal
- Insulin
absolut
dibutuhkan
seumur hidup
Bukan turunan tapi auutoimun
DM memiliki beberapa faktor resiko, yaitu
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
DM tipe 2
Lebih sering dari tipe 1
Faktor turunan positif
Muncul saat dewasa
Diawali dengan kegemukan
Komplikasi jika tidak terkendali
12 | P a g e
berupa tanda neuritis pada perifer, gatal, dan rasa baal pada
anggota badan, bisul kulit, dan keputihan pada wanita.
Diagnosa DM apabila :
1. Kadar gula darah sewaktu >200 mm/dl dengan gejala
khas DM
2. Kadar gula darah sewaktu >200 mm/dl dalam dua kali
pemeriksaan tanpa gejala khas DM.
3. Kadar glukosa darah PP >200 mm/dl setelah beban
glukosa75 gr untuk kasus dengan gejala klinik tidak
khas.
Pilar utama pengelolaan DM dapat berupa perencanaan
makan, latihan jasmani, obat berkhasiat hipoglikemik, dan
penyuluhan atau edukasi.
3. Asma
Asma merupakan penyakit jangka panjang yang dapat menyebabkan
penderitanya sulit bernapas, batuk-batuk, dan mengalami mengi ketika kambuh.
Pada tiap orang, tingkat keparahan penyakit ini berbeda-beda, dan umumnya dapat
dikendalikan dengan baik.
Asma terjadi ketika saluran napas atau bronkus mengalami radang. Bronkus
yang berbentuk seperti tabung kecil ini berfungsi untuk membawa udara masuk
dan keluar dari paru-paru. Bronkus penderita asma pada umumnya lebih sensitif
dari orang-orang lain dan lebih gampang mengalami radang.
Ketika paru-paru seorang penderita teriritasi oleh sesuatu yang menjadi
pemicu asma, saluran napasnya menjadi menyempit, otot-otot di sekitarnya
menjadi mengencang, dan produksi dahak meningkat. Setelah itu timbullah
beberapa gejala seperti dada yang terasa sesak, sulit bernapas, mengi, dan batukbatuk.
Serangan parah gejala-gejala tersebut dikenal sebagai serangan asma atau
eksaserbasi asma akut. Penderita serangan asma bisa saja membutuhkan
perawatan rumah sakit. Meski jarang terjadi, serangan asma bisa membahayakan
nyawa. Bagi penderita asma kronis, radang pada saluran napasnya yang sudah
berlangsung lama dan berulang-ulang bisa menyebabkan penyempitan permanen.
Jika seseorang terdiagnosis mengidap asma saat kanak-kanak, gejalanya
mungkin bisa menghilang ketika dia remaja dan muncul kembali saat dewasa.
13 | P a g e
Namun gejala asma yang tergolong sedang atau berat di masa kanak-kanak, akan
cenderung tetap ada walau bisa juga muncul kembali. Kendati begitu, asma bisa
muncul di usia berapa pun dan tidak selalu berawal dari masa kanak-kanak.
Asma merupakan penyakit keturunan. Seseorang berpeluang besar terkena
asma jika salah satu atau kedua orang tuanya juga menderita asma. Meski
begitu, penyebab dasar penyakit ini masih belum sepenuhnya dipahami.
Ada beberapa hal yang dapat menjadi pemicu umum asma, diantaranya bulu
hewan, udara dingin, tungau debu, asap rokok, serbuk sari, infeksi paru-paru, dan
olah raga. Beberapa aktivitas tertentu seperti pekerjaan juga dapat memperburuk
asma. Hal ini diistilahkan sebagai asma akibat kerja atau asma yang
berhubungan dengan pekerjaan. Contohnya seperti pekerja bangunan yang terkena
asma akibat sering terpapar debu atau pasir.
Untuk obat asma sendiri hingga saat ini belum ditemukan, namun ada
sejumlah
langkah
penanganan
yang
dapat
diterapkan
guna
membantu
1. Kekakuan pada dan sekitar sendi yang berlangsung sekitar 30-60 menit di
pagi hari
2. Bengkak pada tiga atau lebih sendi pada saat yang bersamaan
3. Bengkak dan nyeri umumnya terjadi pada sendi-sendi tangan
4. Bengkak dan nyeri umumnya terjadi dengan pola yang simetris (nyeri pada
sendi yang sama di kedua sisi tubuh) dan umumnya menyerang sendi
pergelangan tangan.
Pada tahap yang lebih lanjut, RA dapat dikarakterisasi juga dengan adanya
nodul-nodul rheumatoid, konsentrasi rheumatoid factor (RF) yang abnormal
dan perubahan radiografi yang meliputi erosi tulang. Penyebab artrhitis dapat
terjadi akibat infeksi maupun tanpa infeksi. Pelepasan mediator inflamasi dari
leukosit, kondrosit, sinoviosit menyebabkan kehilangan proteoglikan dan
matriks ektraselular kartilago, sehingga terjadi kerusakan tulang. Kerusakan
dan hilangnya kolagen dan kondrosit dapat menyebabkan perubahan yang
tidak dapat kembali. Gejala klinis yang disebabkan artritis adalah adanya rasa
sakit, panas, dan pembengkakan pada persendian lutut (gejala panca radang).
Terasa adanya fluktuasi, sakit dan panas, kemerahan; secara umum penderita
menjadi demam jika sakit sudah menjadi sepsis, frekuensi nadi dan napas
frekuen, pincang yang hebat bahkan kadang sampai penderita tidak dapat
berdiri.
Penanggulangan Penyakit Arthritis tak hanya penyembuhan dengan medis.
Terapi fisik, penggantian pola hidup (termasuk latihan fisik serta mengontrol
berat badan), dan diet juga memainkan fungsi penting di dalam penyembuhan
arthritis atau sakit sendi.
Mengkonsumsi suplemen glucosamine diimbangi dengan chondroitin serta
methylsulfonylmethane (msm), dapat memberikan hasil yang lebih maksimal.
gabungan ketiganya dapat menolong menangani nyeri sendi, menambah
elastisitas sendi, kurangi peradangan pada sendi, membentuk tulang rawan,
serta melindungi kesehatan sendi.
15 | P a g e
BAB III
PEMBAHASAN HASIL KUNJUNGAN KE PUSKESMAS
DATA-DATA JENIS PENYAKIT YANG TERJADI DIPUSKESMAS SUKMAJAYA 2014
A. Penyakit menular
1. Faringitis Akuta
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
16 | P a g e
:644 orang
:780 orang
:838 orang
:988 orang
:0
:1108 orang
Juli
:1629 orang
Agustus :1130 orang
September :1012 orang
Oktober :1033 orang
November :1370 orang
Desember :1365 orang
Jumlah
:11.897 orang
2. Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas Akut tidak spesifik
Januari
:255 orang
Februari :370 orang
Maret
:1093 orang
April
:1339 orang
Mei
:696 orang
Juni
:514 orang
Juli
:697 orang
Agustus :522 orang
September :430 orang
Oktober :797 orang
November :1035 orang
Desember :1003 orang
Jumlah
:8.751 orang
3. Nasofaringitis Akuta
Januari
:652 orang
Februari :931 orang
Maret
:1145 orang
April
:412 orang
Mei
:651 orang
Juni
:768 orang
Juli
:255 orang
Agustus :494 orang
September :419 orang
Oktober :387 orang
November :476 orang
Desember :406 orang
Jumlah
:7.026 orang
4. Diare dan Gastroenteritis
Januari
:54 orang
Februari :50 orang
Maret
:69 orang
April
:154 orang
Mei
:131orang
Juni
:88 orang
Juli
:108 orang
Agustus :156 orang
September :119 orang
17 | P a g e
5. Influenza
Januari
:23 orang
Februari :38 orang
Maret
:47 orang
April
:35 orang
Mei
:338 orang
Juni
:24 orang
Juli
:5 orang
Agustus :14 orang
September :12 orang
Oktober :13 orang
November :18 orang
Desember :11 orang
Jumlah
:578 orang
6. Konjungtivitis
Januari
:34 orang
Februari :0 orang
Maret
:25 orang
April
:53 orang
Mei
:76 orang
Juni
:92 orang
Juli
:69 orang
Agustus :56 orang
September :34 orang
Oktober :26 orang
November :47 orang
Desember :40 orang
Jumlah
:549 orang
7. Demam Tifoid
Januari
Februari
Maret
18 | P a g e
:27 orang
:58 orang
:61 orang
April
:54 orang
Mei
:0 orang
Juni
:24 orang
Juli
:0 orang
Agustus :33 orang
September :28 orang
Oktober :33 orang
November :25 orang
Desember :26 orang
Jumlah
:369 orang
8. Otitis Media Supurativa tidak spesifik
Januari
:16 orang
Februari :15 orang
Maret
:23 orang
April
:19 orang
Mei
:29 orang
Juni
:0 orang
Juli
:31 orang
Agustus :27 orang
September :19 orang
Oktober :20 orang
November :35 orang
Desember :19 orang
Jumlah
:253 orang
3. Gangguan lain pada kulit dan jaringan subkutan yang tidak terklasifikasikan.
Januari
:124 orang
Februari :141 orang
Maret
:156 orang
April
:214 orang
Mei
:235 orang
Juni
:180 orang
Juli
:172 orang
Agustus :183 orang
September :132 orang
Oktober :145 orang
November :67 orang
Desember :223 orang
Jumlah
:1972 orang
4. Gastroduodenitis tidak spesifik
Januari
:210 orang
Februari :197 orang
Maret
:224 orang
April
:294 orang
Mei
:0 orang
Juni
:140 orang
Juli
:160 orang
Agustus :154 orang
September :182 orang
Oktober :145 orang
November :25 orang
Desember :134 orang
Jumlah
:1865 orang
5. Myalgia
Januari
Februari
Maret
April
Mei
21 | P a g e
:178 orang
:209 orang
:126 orang
:86 orang
:0 orang
Juni
:209 orang
Juli
:116 orang
Agustus :121 orang
September :213 orang
Oktober :222 orang
November :204 orang
Desember :170 orang
Jumlah
:1854 orang
6. Diabetes Mellitus tidak spesifik
Januari
:50 orang
Februari :96 orang
Maret
:88 orang
April
:80 orang
Mei
:0 orang
Juni
:158 orang
Juli
:97 orang
Agustus :93 orang
September :75 orang
Oktober :76 orang
November :86 orang
Desember :74 orang
Jumlah
:973 orang
7. Atritis
Januari
:30 orang
Februari :23 orang
Maret
:35 orang
April
:81 orang
Mei
:0 orang
Juni
:127 orang
Juli
:100 orang
Agustus :59 orang
September :45 orang
Oktober :52 orang
November :65 orang
Desember :69 orang
Jumlah
:686 orang
8. Tukak Lambung
Januari
:11 orang
Februari :20 orang
Maret
:16 orang
22 | P a g e
April
:0 orang
Mei
:33 orang
Juni
:77 orang
Juli
:81 orang
Agustus :75 orang
September :54 orang
Oktober :79 orang
November :79 orang
Desember :28 orang
Jumlah
:553 orang
23 | P a g e
C. Analisa Grafik
1. Pemyakit Menular
1800
1600
1400
1200
Faringitis Akuta
1000
Nasofaringitis Akuta
800
Influenza
Konjungtivitis
600
400
Demam Tifoid
Otitis Media Supurativa tidak
spesifik
Tuberkulosis Paru Klinis
Varisela
200
0
24 | P a g e
600
500
Hipertensi Primer
400
300
Gastroduodenitis tidak
spesifik
Myalgia
DM tidak spesifik
200
Atritis
Tukak Lambung
Abses, Furunkel, Karbunkel
Kutan
100
25 | P a g e
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
1 Penyakit berdasarkan kemampuan penularannya dapat diklasifikasikan menjadi
2
disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar) atau kimia (seperti keracunan).
Penyakit tidak menular adalah jenis penyakit yang tidak menular seperti cacat
fisik, gangguan mental, kanker, penyakit degeneratif, penyakit gangguan
metabolisme dan kelainan-kelainan organ tubuh lain, penyakit jantung, pembuluh
darah, tekanan darah tinggi, kencing manis, berat badan lebih, osteoporosis,
11.897 orang.
Hipertensi Primer adalah penyakit tidak menular yang paling banyak ditangani
oleh Puskesmas Sukmajaya pada tahun 2014, dengan jumlah total penderita
DAFTAR PUSTAKA
26 | P a g e
2015)
Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi:Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta.
Anonim.Klasifikasi Tekanan Darah Tinggi Menurut JNC
VII.https://obatalamidarahtinggi94.wordpress.com/2014/12/25/klasifikasi-tekanan-
Desember 2015)
Kristina, dkk.2008.Flu Burung. https://flutrackers.com/forum/forum/foreignlanguage-forum/indonesian/33691-flu-burung-epidemiologi-pencegahan-pengobatankebijakan-pemerintah-kesimpulan (diakses tanggal 14 Desember 2015)
27 | P a g e