Você está na página 1de 7

SINOPSIS TUTORIAL

Blok : 22

UP

:6

Nama : Hanshi Dua Novanda

NIM : 08/269123/KH/5996

Learning Objectives :
1. Mengetahui manajemen pemeliharaan pada burung !
2. Mengetahui penyakit yang sering menyerang pada burung !

Ringkasan Belajar :
1. MANAJEMEN PEMELIHARAAN BURUNG
Pakan
Hal utama yang perlu diperhatikan dalam masalah pakan adalah bahwa pakan
tersebut memenuhi kriteria. Pakan harus mengandung unsur-unsur karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, dan mineral. Jika semua unsur terpenuhi dan jumlahnya mencukupi
maka kesehatan burung peliharaan itu dapat tetap terjaga (Anonim, 2010).
Pakan burung yang baik adalah yang mengandung 70% karbohidrat, yaitu terdapat
pada pepaya, kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, dan pisang. Kekurangan
protein menyebabkan burung menjadi kurus, bulu rusak, kerdil, kanibalisme, murung,
enggan berkicau, serta sering kali berperilaku mencabuti bulunya sendiri. Burung
berkicau membutuhkan 35% protein dari berat badannya. Protein ini dapat diperoleh
antara lain dari ikan, susu, cacing, kacang tanah, kacang panjang, kacang hijau, kacang
kedelai. Apabila burung terlalu banyak mengonsumsi lemak maka burung ini berpeluang
untuk mencret atau gemuk. Vitamin-vitamin utama dan asam amino yang dibutuhkan
burung antara lain adalah A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3; Zat
esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu
bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D Pantothenate. Mineral yang diperlukan burung antara
lain adalah Calcium, Phosphor, Iron, Manganase, Iodium, Cuprum, Zinccum,
Magnesium, Sodium Chlorin dan Kalium (Anonim, 2010).
Jumlah pakan yang diberikan untuk burung harus mencukupi kebutuhan, tetapi
tidak berlebih. Jumlah yang cukup ini biasanya dapat diperkirakan berdasarkan
pengamatan dan pengalaman sehari-hari pada burung peliharaan. Pakan diberikan dua
kali sehari, pagi dan siang hari. Pada pagi hari biasanya jumlahnya lebih banyak daripada
1

pakan yang diberikan pada siang hari karena pada pagi hari burung lebih aktif makan.
Setiap hari pakan harus diganti dengan yang baru, terutama bila pakan berupa buahbuahan karena buah yang sudah basi dapat menyebabkan burung menjadi sakit (Anonim,
2010).
Burung darat dengan bobot 1001.000 g dapat makan sebanyak 59% dari berat
tubuhnya dalam sehari, sedangkan burung berkicau yang berbo-bot 190 g dapat makan
sebanyak 1030% dari bobot badannya per hari. Burung pemakan biji, misalnya, dapat
makan per hari scbanyak 10% dari berat badannya. Sementara burung pemakan serangga
mampu makan sebanyak 40% dari berat badannya. Burung dewasa akan memakan pakan
sekitar 1040% dari berat badannya, sedangkan anak burung dapat makan sebanyak
berat tubuhnya sendiri dalam sehari. Burung yang berukuran kecil, mempunyai nilai
metabolisme tubuh yang lebih besar daripada burung yang berukuran besar. Dengan
demikian, burung-burung kecil ini juga memerlukan jumlah pakan yang lebih besar
daripada burung-burung besar. Jika burung menempati sangkar yang kecil maka pakan
yang diberikan lebih sedikit dibandingkan dengan pakan yang diberikan kepada burung
yang menempati sangkar yang lebih besar (Anonim, 2010).
Pakan burung dapat berupa pakan hewani dan pakan nabati. Pahan hewani meliputi
Kroto, Serangga dan ulat, Ikan, Daging, Susu, Telur ayam/unggas lain, Cacing.
Sedangkan pakan nabati dapat berupa Sayuran, Buah-buahan, dan Biji-bijian. Berikan
pakan ketika lapar dan stop pemberian sebelum kenyang (atau kekenyangan). Karena
dalam kondisi kekenyangan, burung (dan juga manusia-lah) cenderung malas-malasan.
Melatih burung makan voer. Untuk burung pemakan buah, taburkan dan tekan voer di
pisang atau kates. Kalau dia makan pisangnya, lama-lama juga terbiasa dengan voernya
dan nantinya akan mau makan voer. Sementara itu untuk melatih burung bukan pemakan
buah agar mau makan voer, bisa menggunakan kroto yang dicampur voer dengan
perbandingan 1-1. Semakin lama, porsi kroto dikurangi sampai akhirnya burung mau
makan voer (Anonim, 2010).

Kandang
Kandang penangkaran :
2

Keterangan bagian dalam:


A+B

: lokasi untuk penempatan sarang; dalam satu kandang bisa diberi dua atau

tiga tempat biar burung memilih sendiri mau bersarang di mana.


C : Atap tertutup
D : Atap terbuka (digunakan kawat strimin)
E : Wadah air (untuk mandi)
F

: Lokasi/wadah pakan/air untuk minum

G : Tangkringan
Keterangan tampak depan:
A : Kawat strimin sehingga burung bisa terlihat dari luar untuk pengecekan.
B : Jendela untuk keluar masuk tangan mengganti air minum dan pakan.
C : Papan/tembok tertutup
D : Pintu untuk keluar masuk orang.
Untuk murai batu, anis merah, anis kembang dll burung ukuran sedang, disesuaikan
dengan lebar kawat strimin di pasaran sehingga tidak repot mengerjakannya ==>
panjang dan lebar = 90 cm; tinggi 180 cm. Untuk cucak rowo, jalak bali dsb ukuran bisa
dua kali dari ukuran di atas. Kandang untuk penangkaran secara koloni spt LB, gelatik,
parkit dll disesuaikan (Anonim, 2009).
Sangkar burung

Bahan rangka sangkar burung bisa dari bambu, kayu, rotan, logam dan plastik.
Bahan jeruji bisa dari bambu atau logam/kawat baja. Untuk sangkar dari logam
dikhususkan untuk burung-burung paruh bengkok dengan paruh tajam dan kuat serta
suka mengerat. Keunggulan bahan logam adalah mudah dibersihkan dan kuat.
Kelemahannya mudah berkarat jika terkena air dan udara dengan kadar garam tinggi.
Selain itu perlu diwaspadai adanya beberapa jenis logam yang beracun.
Besarnya sangkar burung perlu disesuaikan dengan ukuran burung, jenis burung
dan gaya atau gerak mereka ketika berkicau. Ukuran burung besar atau ekor panjang
(cucakrowo, murai batu, poksai dan sejenisnya) bisa menggunakan sangkar bulat atau
kotak dengan ukuran lebar atau panjang atau kalau bulat dengan diameter sekitar 50 cm
setinggi 60 75 cm. Ukuran menengah: anis merah, anis kembang, cendet, dan burung
lain seukuran; bisa menggunakan sangkar bulat atau kotak dengan lebar atau panjang 3035 cm setinggi 50 cm. Ukuran kecil: ciblek, prenjak, sulingan/tledekan, kolibri dan
burung lain seukuran; bisa menggunakan sangkar bulat atau kotak dengan lebar atau
panjang 20-30 cm setinggi 40 cm. Ukuran khusus: kenari, branjangan. Untuk kenari, agar
memberi performa yang bagus, gunakan sangkar ukuran burung menengah dengan dua
atau tiga tangkringan (Anonim, 2010).
Jarak antar jeruiji disesuaikan dengan ukuran kepala burung dengan standard kepala
burung tidak bisa keluar lewat sela-selanya. Pintu masuk dibuat cukup lebar sehingga
tangan orang bisa masuk. Buat posisi pintu di tengah dan bukan di bawah agar
memudahkan kita ketika mau menggapai wadah pakan dan juga memudahkan kita
memindah burung ke karamba dengan cara menempelkan berhadap-hadapan pntiu
sangkar dan pintu karamba. Usahakan pintu bisa menutup sendiri setelah kita buka agar
burung tidak lepas jika kita lupa menutup pintu. Tenggeran ideal terbuat dari kayu keras
dan permukaan kasar tetapi tidak tajam (Anonim, 2010).
Perawatan
4

Dalam hal perawatan burung seperti pemberian pakan, memandikan, sanitasi dan
lain-lain, yang perlu diperhatikan adalah konsistensi. Pemberian pakan harus teratur dan
konsisten baik dalam jadwal maupun takaran. Ketidak konsistenan akan menyebabkan
burung tidak stabil. Demikian pula halnya dalam hal memandikan dan menjemur. Harus
konsisten jadwal memandikan burung, di pagi hari, sore hari, sehari sekali atau seminggu
sekali. Kalau memang perlu ada perubahan maka hendaknya perubahan tidak dilakukan
secara drastis dan konsisten menerapkan pola baru tersebut. Adakan perubahan secara
bertahap.selain itu lakukan latihan-latihan atau perawatan untuk menjaga kualitas fisik
dan mental burung (Anonim, 2008).
2. PENYAKIT YANG SERING MENYERANG PADA BURUNG
a. Tuberculosis
Hospes : Burung di penangkaran dan burung liar. Sering ditemukan pada family
Anseriformes.
Etiologi : Mycobacterium avium
Gejala klinis : -

Burung lesu, diare dan emesiasi.

Terdapat nodul kaseosa pada hati

Diagnosa : Di ambil sampel dari lesi untuk dilakukan uji acid fast bacilli.
Pengobatan : Tidak ada pengobatan. Burung yang terinfeksi dibunuh dan dibakar.
b. Bubul
Penyakit bubul (bumble foot) adalahjenis penyakit yang sering menyerang
hampir semua jenis burung, terutama kenari. Penyebab penyakit bubul adalah bakteri
Staphylo coccus. Bakteri mi menyerang permukaan kulit, terutama kulit telapak kaki.
Faktor utama yang menyebabkan timbulnya penyakit bubul adalah kebersihan
sangkar, khususnya tempat bertengger.
Tanda-tanda serangan penyakit bubul yang dapat dilihat adalah kaki
membengkak, kuku memanjang, sisik kaki melebar atau merenggang. Jika serangan
penyakit bubul mi dibiarkan, maka lama kelamaan infeksi penyakit tersebut akan
melebar dan bertambah besar.
Pencegahan terhadap serangan penyakit bubul dapat dilakukan dengan cara
menjaga kebersihan sangkar dan tempat betengger burung.
c. Kutu Burung
Burung juga sering diserang oleh kutu burung sehingga proses produksi dan
5

penetasan telur yang dierami terganggu. Kutu burung yang menyerang burung jantan
akan mengakibatkan suara menjadi berkurang. Burung yang terserang kutu burung
menunjukkan tanda-tanda gelisah, sering menggigit-gigit bulu, frekuensi suara
berkurang, jika bulu burung disingkap akan tampak kutu-kutu yang bergerak di antara
bulu. Jika tidak segera diobati, burung yang terserang kutu burung lama kelamaan
berat badan menjadi menurun, nafsu makan akan menurun, dan akhirnya mati.
Penyebab utama serangan kutu burung adalah kondisi sangkar yang kotor,
lembab, berbau, dan burung jarang mandi. Pencegahan terhadap kutu burung dapat
dilakukan dengan menjaga kebersihan sangkar, menyediakan air yang cukup untuk
mandi, dan burung sering dijemur.
d. Avian Pox
Etiologi : Avian Pov Virus
Gejala :
Bentuk Cutaneus:
-

lesio nodular (small papulas) jengger, pial, punggung, kaki, kloaka,selaput mata
menebal

mortalitas rendah

berat badan menurun

produksi telur menurun

lesio berkerak pada kepala, leher, dan daerah tanpa bulu

Diphteric Form
-

lesio pada membran mukosa mulut, trakhea, pharynk, larynk-- neucrotic


pseudomembran

Asphyxia --- kesulitan bernafas

Nasal discharge dan occular discharge

Excessive lacrimation

mortalitas rendah sampai moderat

.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.

2008.

Kunci

Utama

Perawatan
6

Burung.

Diunduh

dari

omkicau.com/2008/11/02/kunci-utama-perawatan-burung/
Anonim.

2009.
Kandang
Penangkaran
Burung.
Diunduh
http://omkicau.com/2009/02/25/kandang-penangkaran-burung/

Anonim. 2010. Pakan Burung. Diunduh dari omkicau.com/pakan-burung/


Coles, B H. 2007. Essentials of Avian Medicine and Surgery. Blackwell Publishing. UK.

dari

Você também pode gostar