Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Terdapat 3 jenis daya listrik, Yaitu daya nyata, daya reaktif, dan daya semu.
Daya semu merupakan gabungan dari daya nyata dengan daya reaktif.
Satuan yang digunakan untuk daya nyata adalah Watt, satuan untuk daya reaktif
adalah VAr (Volt-AmpereReactive), dan satuan yang digunakan untuk daya semu
adalah Volt Ampere.
Keterangan :
S = daya semu (VA)
P = daya aktif (Watt)
Q = daya reaktif (VAR)
Perbandingan antara daya aktif dalam satuan Watt atau kilo Watt dengan daya
nyata dalam satuan Volt-Ampere atau kilo VoltAmpere.
Besar kecilnya rugi-rugi yang terjadi selama operasional suatu peralatan dapat
dijadikan alat ukur efisiensi mesin atau peralatan listrik yang bersangkutan.
Efisiensi mesin yang berputar/bergerak berkisar antara 50% hingga 60% karena
terjadi rugi gesek dan angin.
3. RUGI-RUGI DAYA DAN TEGANGAN PADA JARINGAN
Drop tegangan dan rugi Daya pada saluran distribusi tergantung pada luas
penampang, panjang saluran distribusi dan besar tahanan dari penghantarnya.
Persamaan-persamaan yang dipakai dalam menentukan drop tegangan adalah
4. KLASIFIKASI BEBAN
Dalam perhitungan akan kebutuhan daya listrik harus memperhatikan tipe
beban dan sifat beban tersebut. Pada umumnya tipe-tipe beban terbagi menjadi
beberapa bagian
a. Tegangan ekstra rendah : Tegangan dengan nilai setinggi-tingginya 50 Volt
arus bolakbalik atau 120 Volt arus searah.
b. Tegangan rendah (TR) : Tegangan dengan nilai setinggi-tingginya 1000 Volt
arus bolak-balik atau 1500 Volt arus searah.
c. Tegangan diatas 1000 Volt arus bolakbalik yang mencakup :
1. Tegangan menengah (TM), yaitu tegangan lebih dari 1 kV sampai dengan
35 kV arus bolak-balik digunakan khususnya dalam system distribusi.
2. Tegangan Tinggi (TT), yaitu tegangan lebih dari 35 kV arus bolak-balik.
5. PERKIRAAN BEBAN
Energi listrik yang dibangkitkan (dihasilkan) tidak dapat disimpan, melainkan
langsung habis digunakan. Oleh karena itu, daya yang dibangkitkan harus selalu
sama dengan daya yang digunakan. Apabila pembangkitan daya tidak
mencukupi kebutuhan, maka hal ini akan ditandai oleh turunnya frekuensi dalam
sistem. Karena kebutuhan daya oleh konsumen terus berubah sepanjang waktu
Pengaturan pembangkitan tenaga listrik yang berubah-ubah untuk mengikuti
perubahan kebutuhan daya dari konsumen memerlukan perencanaan operasi
pembangkitan yang cukup rumit dan menyangkut biaya bahan bakar yang tidak
kecil, diperlukan perkiraan beban atau perkiraan kebutuhan daya konsumen
sebagai dasar perencanaan operasi. Sumber : (Ir. Djiteng Marsudi; 2005, 152)
6. KARAKTERISTIK BEBAN
Agar supaya penggunaan karakteristik beban tersebut dapat efisien,
diperoyeksikan dalam perencanaan selanjutnya. Agar supaya penggunaan
karakteristik beban tersebut dapat efisien, harus memahami pengertian dan
pemakaian praktis dari karakteristik beban tersebut. (Hasan Basri, 1997:6)
C. FAKTOR KAPASITAS
Sedangkan untuk mengetahui beban rata-rata dalam suatu kelompok beban listrik
dapat ditentukan berdasarkan definisi sebagai berikut :
D. FAKTOR DIVERSITAS
Faktor diversitas adalah perbandingan antara jumlah beban puncak dari
masingmasing pelanggan dengan beban puncak dari kelompok pelanggan tersebut,
factor difersitas dapat ditulis : (Hasan Basri, 1997: 15)
E. FAKTOR KEBERSAMAAN
Faktor kebersamaan (waktu) dalam perbandingan beban puncak (kebutuhan
maksimum) dari suatu kelompok pelanggan (beban) dan beban puncak dari
masingmasing pelanggan dari kelompok tersebut. Jadi faktor kebersamaan Fc
adalah: (Ir. Hasan Basri; 1997,16)
Untuk menghitung dan menganalisa kapasitas dari suatu peralatan listrik, terlebih
dahulu harus mengetahui perkiraan keadaan beban yang ada di IPAL Condotel
Panbil Residence.
Keadaan beban listrik di gedung Hotel Santika Bogor antara lain :
Beban terpasang Adapun beban yang terpasang secara keseluruhan yang ada
IPAL Condotel Panbil Residence sebesar Watt.
Beban Maksimum Hasil perhitungan berdasarkan pers 2.21 yaitu rumus untuk
mencari beberapa besar kebutuhan daya maksimum (Dk) pada beban yang
terpasang di gedung Hotel Santika bogor maka didapat hasil total kebutuhan
daya maksimum dan sebesar Watt
Beban Rata-Rata Beban rata-rata yang akan dihitung ini berdasarkan
standarisasi dari factor karakteristik beban yang dapat dilihat pada table 2.4
halaman 33, pada factor beban komersial diasumsikan sebesar 30 % = 0,3
Maka dapat dihitung beban rata-rata dari beban kebutuhan daya maksimum dari
panel PDTR (panel Distribusi tegangan Rendah), yaitu :
Beban Rata-Rata = Faktor Beban x Total Daya Maksimum
= 0,3 x .. Watt
= Watt
ANALISA BEBAN TERPASANG
Dalam perhitungan dan analisa ini diasumsikan faktor daya (cos ) rata-rata
sebesar 0,95 lagging. Pemakaian faktor daya ini dimaksudkan untuk
memperkirakan kebutuhan daya semu cukup besar, maka cos = 0,95 lagging.
Kapasitas daya terpasang dari transformator dan generator masingmasing sebesar
1000 kVA. Untuk mengetahui seberapa besar beban terpasang dapat menggunakan
persamaan 2.19, yaitu :
Beban Terpasang = ..kW =kVA
0,95
Beban Maksimum = . = . kVA
,
Beban Rata-Rata = = kVA
,
Dari hasil perhitungan diatas maka dapat dicari faktor kebutuhan untuk panel STP
pada proyek Condotel Panbil Residence
Faktor Kebutuhan =
/ .
= 0,81
Faktor Kapasitas = .. / . = 0,23 = 23 %
PERHITUNGAN KAPASITAS PENGAMAN
Penggunaan pengaman (MCB/MCCB) pada suatu instalasi listrik sangat diperlukan,
mengingat keselamatan juga keamanan pengguna listrik. Besarnya nilai pengaman
yang digunakan tergantung pada besar arus yang mengalir.
Tabel 4.1 Kapasitas Pengaman (MCB/MCCB) Pada Panel STP Proyek Condotel Panbil
Residencer
PANEL
BEBAN
ARUS BEBAN
MCB/ MCCB
(A)
(A)
STP
Sumber : Hasil Perhitungan
Scum Pum
Ras Pump
Equalising Pump
0.47%
0.28%
Blower
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Apabila daya listrik pada tiap-tiap peralatan yang ada di bangunan IPAL
Proyek Condotel Panbil residence dijumlahkan maka kebutuhan daya listrik
maksimum adalah sebesar.. KVA.
Daya terpakai (KW) pada bangunan IPAL adalah .. kW.
2. Saran
IPAL Proyek Condotel Panbil residence perlu dilengkapi Alat Pengukuran (KWh
dan KVA) dan Pambatas Arus sehingga sumber daya listrik tersentral, mudah
dalam pengawasan, pemeliharaan dan efektif serta efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Harten P, Van., Setiawan. E. 1991. Instalasi Listrik Arus Kuat 2. Bina Cipta,
Bandung
Isaac, T., Lebot, B., George, C., Alexander, S. 1998. Compact Commercial sector
demand side management impact assessment. Lawrence Berkeley Laboratory.
Linsley, Trevon. 2004, Instalasi Listrik Tingkat Lanjut. Erlangga. Jakarta
SNI 04-0225-2000. 2000. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000).
Yayasan PUIL. Jakarta.
AS. Pabla, Sistem Distribusi Daya Listrik, Erlangga, Jakarta, 1994.
Hasan Basri, Sistem Distribusi Daya Listrik, Bandung, 1997.
Jiteng Marsudi, PembangkitEnergi listrik, penerbit Erlangga, Jakarta, 2005.