Você está na página 1de 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Berbagai kemajuan dalam segala aspek kehidupan manusia saat ini telah
meningkatkan kualitas hidup manusia, baik kemajuan dalam bidang sosioekonomi maupun dalam bidang kesehatan, seperti peningkatan sanitasi, nutrisi,
perkembangan teknologi kedokteran dan kesehatan, dan lain-lain. Kemajuan ini
menyebabkan terjadinya transisi epidemiologi, yang ditandai dengan peningkatan
angka usia harapan hidup yang membawa struktur penduduk menjadi struktur
penduduk umur tua dan pergeseran pola penyakit dari penyakit menular (infeksi)
ke penyakit tidak menular (degeneratif). Hal ini disebabkan karena adanya
penurunan angka kematian, terutama kematian di awal kehidupan, sehingga
manusia cenderung akan tetap hidup dan akan mengalami kondisi-kondisi terkait
penyakit degeneratif dan kronis seiring dengan bertambahnya usia (Satariano,
2006)
Terdapat banyak sekali penyakit tidak menular yang prevalensinya terus
meningkat saat ini. Salah satunya adalah Osteoporosis. Osteoporosis berasal dari
kata osteo dan porous, osteo artinya tulang, dan porous berarti berlubang-lubang
atau keropos. Jadi, osteoporosis adalah tulang yang keropos, yaitu penyakit yang
mempunyai sifat khas berupa massa tulang yang rendah atau berkurang, disertai
gangguan mikro-arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang, yang
dapat menimbulkan kerapuhan tulang (Tandra, 2009).
Osteoporosis tidak memiliki tanda-tanda atau gejala sampai patah tulang
terjadi. Inilah mengapa osteoporosis sering disebut sebagai 'silent disease (IOF,
2010).
Selain itu, data pada Badan Litbang Gizi Depkes RI tahun 2006,
menunjukkan angka prevalensi osteopenia (osteoporosis dini) adalah 41,7% dan
prevalensi osteoporosis sebesar 10,3% yang berarti 2 dari 5 penduduk Indonesia
berisiko terkena osteoporosis. Sebagai tambahan, Litbang juga menyebutkan
sedikitnya lima propinsi di Indonesia masuk kategori risiko tinggi penderita

penyakit osteoporosis. Lima propinsi tersebut adalah Sumatera Selatan (27,7%),


Jawa Tengah (24,02%), Yogyakarta (23,5%), Sumatera Utara (22,82%), dan Jawa
Timur (21,42%) (Sihombing, 2009). Sedangkan menurut data Indonesian White
Paper yang dikeluarkan PEROSI, prevalensi osteoporosis pada tahun 2007
mencapai 28,8% untuk pria dan 32,3% untuk wanita. Penelitian Departemen
Kesehatan (Depkes) menunjukkan bahwa prevalensi osteoporosis adalah 19,7%,
sedangkan prevalensi osteopenia di Indonesia mencapai 41,7% (Trihapsari, E.
2009).

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Osteoporosis
Istilah osteoporosis (secara harafiah berarti tulang yang keropos)
menyatakan suatu kelainan skeletal sistemik yang ditandai oleh massa tulang yang
rendah dan kemunduran mikroarsitektur jaringan tulang sehingga terjadi
peningkatan kecendrungan fraktur. Osteoporosis adalah kepadatan tulang yang
progresif sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Osteoporosis berasal
dari kata osteo yang berarti tulang, dan proses yang berarti keropos, jadi
osteoporosis berarti tulang yang keropos (Ide, 2012).
Menurut Health (2011), osteoporosis adalah kondisi saat kepadatan tulang
berada dalam titik mengkhawatirkan, sehingga tulang kehilangan kekuatan serta
kelenturan. Pada kondisi ini tulang menyusut dan mudah patah. Tubuh pun bisa
membungkuk karena tulang tak mampu menyangganya dengan baik.
Osteoporosis adalah suatu penyakit yamg ditandai dengan berkurangnya
massa tulang dan adanya perubahan mikro arsitektur jaringan tulang yang
berakibat menurunnya kekuatan tulang dan meningkatnya kerapuhan tulang,
sehingga tulang mudah patah. Defenisi lain, osteoporosis adalah kondisi di mana
tulang menjadi tipis, rapuh, keropos, dan mudah patah akibat berkurang nya
massa tulang yang terjadi dalam waktu yang lama. Secara statistik, osteoporosis
didefenisikan sebagai keadaan di mana Bone Qualitas Index (BQI) berada di
bawah nilai rata- rata rujukan pada usia dewasa-muda (Depkes, 2002 dalam
kemenkes, 2008).
2.1.1 Penyebab Osteoporosis
Menurut Junaidi (2009), Penyebab osteoporosis secara garis besarnya
dikelompokkan kedalam dua kategori :
1. Penyebab primer : Menopause, usia lanjut, penyebab lain yang tidak
diketahui.
2. Penyebab sekunder : pemakaian obat kortikosteroid, gangguan

metabolisme, gizi buruk, penyakit sumsum tulang, gangguan fungsi


ginjal, penyakit hepar, penyakit paru kronis, cedera urat syaraf tulang
belakang, rematik, transplantasi organ.
2.1.1 Gejala-Gejala Osteoporosis
Menurut Junaidi (2009), Kepadatan tulang berkurang secara perubahan,
sehingga pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala. Namun kemudian
munculah gejala-gejala seperti berikut :
A. Nyeri Terus Menerus Yang Tak Kunjung Hilang
Jika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga tulang menjadi menipis,
timbulah nyeri tulang dan kelainan bentuk menipisnya tulang belakang
menyebabkan nyeri panggul menahun. Tulang belakang yang rapuh bisa patah
spontan atau karena cedera ringan. Biasanya nyeri timbul secara tiba-tiba dan
dirasakan didaerah tertentu. Dipunggung yang akan bertambah nyeri jika
penderita berdiri atau berjalan jika disentuh akan terasa sakit, tetapi biasanya rasa
sakit ini akan menghilang secara bertahap setelah beberapa minggu atau beberapa
bulan.
B. Tubuh Memendek / Perubahan Bentuk
Ketika tulang belakang hancur akan terbentuk kelengkungan yang
abnormal dari tulang belakang yang menyebabkan ketegangan otot yang timbul
rasa sakit, tulang lain bisa patah kerap kali disebabkan oleh tekanan yang ringan
atau karena jatuh.
C. Mudah Menderita Patah Tulang Terutama Tulang Panggul
Salah satu patah tulang yang serius adalah patah tulang panggul, tulang
lengan (radius) didaerah persambungan dengan pergelangan tangan yang disebut
Fraktur Calles pada penderita osteoporosis patah tulang sembuhnya cenderung
lambat.
D. Monopouse, panas, banyak keringat, keputihan, susah tidur
Pasca monopouse : berupa nyeri tulang belakang.

Você também pode gostar

  • Ca Pankreas
    Ca Pankreas
    Documento28 páginas
    Ca Pankreas
    Dhika Popy
    100% (1)
  • Anamnesis Fix
    Anamnesis Fix
    Documento10 páginas
    Anamnesis Fix
    Dhika Popy
    Ainda não há avaliações
  • Pencegahan Osteoporosis
    Pencegahan Osteoporosis
    Documento10 páginas
    Pencegahan Osteoporosis
    Dhika Popy
    Ainda não há avaliações
  • Fisiologi Pada Sistem Muskuloskkeletal
    Fisiologi Pada Sistem Muskuloskkeletal
    Documento10 páginas
    Fisiologi Pada Sistem Muskuloskkeletal
    Dhika Popy
    Ainda não há avaliações
  • DAFTAR PUSTAKA
    DAFTAR PUSTAKA
    Documento3 páginas
    DAFTAR PUSTAKA
    Dhika Popy
    Ainda não há avaliações
  • Pencegahan Osteoporosis
    Pencegahan Osteoporosis
    Documento10 páginas
    Pencegahan Osteoporosis
    Dhika Popy
    Ainda não há avaliações
  • Definis 1
    Definis 1
    Documento10 páginas
    Definis 1
    Dhika Popy
    Ainda não há avaliações
  • DAFTAR PUSTAKA
    DAFTAR PUSTAKA
    Documento3 páginas
    DAFTAR PUSTAKA
    Dhika Popy
    Ainda não há avaliações
  • DAFTAR
    DAFTAR
    Documento1 página
    DAFTAR
    Dhika Popy
    Ainda não há avaliações
  • KP, Di Fix
    KP, Di Fix
    Documento3 páginas
    KP, Di Fix
    Dhika Popy
    Ainda não há avaliações
  • BPH-TIPS
    BPH-TIPS
    Documento14 páginas
    BPH-TIPS
    Ayu Zibolobolo
    Ainda não há avaliações
  • KP, Di Jadi Fix
    KP, Di Jadi Fix
    Documento5 páginas
    KP, Di Jadi Fix
    Dhika Popy
    Ainda não há avaliações
  • PENDAHULUAN1
    PENDAHULUAN1
    Documento1 página
    PENDAHULUAN1
    Dhika Popy
    Ainda não há avaliações
  • Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Keluarga TN
    Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Keluarga TN
    Documento7 páginas
    Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Keluarga TN
    Dhika Popy
    Ainda não há avaliações
  • Hipoglikemia
    Hipoglikemia
    Documento10 páginas
    Hipoglikemia
    Dhika Popy
    Ainda não há avaliações
  • Analisis Jurnal Kelompok 8
    Analisis Jurnal Kelompok 8
    Documento17 páginas
    Analisis Jurnal Kelompok 8
    Dhika Popy
    Ainda não há avaliações
  • Makalah Ibu Yanti Gizi
    Makalah Ibu Yanti Gizi
    Documento12 páginas
    Makalah Ibu Yanti Gizi
    Dhika Popy
    Ainda não há avaliações
  • DAFTAR PUSTAKA
    DAFTAR PUSTAKA
    Documento3 páginas
    DAFTAR PUSTAKA
    Dhika Popy
    Ainda não há avaliações
  • Askep
    Askep
    Documento1 página
    Askep
    Dhika Popy
    Ainda não há avaliações
  • Pencegahan Trauma Anak
    Pencegahan Trauma Anak
    Documento5 páginas
    Pencegahan Trauma Anak
    Dhika Popy
    Ainda não há avaliações
  • Makalah Pin Site Care Qita
    Makalah Pin Site Care Qita
    Documento6 páginas
    Makalah Pin Site Care Qita
    Dhika Popy
    0% (1)
  • Askep Pempigus
    Askep Pempigus
    Documento1 página
    Askep Pempigus
    Dhika Popy
    Ainda não há avaliações
  • Askep Integgmn
    Askep Integgmn
    Documento1 página
    Askep Integgmn
    Dhika Popy
    Ainda não há avaliações
  • Bab I
    Bab I
    Documento27 páginas
    Bab I
    Dhika Popy
    Ainda não há avaliações
  • Askep Herps
    Askep Herps
    Documento2 páginas
    Askep Herps
    Dhika Popy
    Ainda não há avaliações
  • Askep Integgmn
    Askep Integgmn
    Documento1 página
    Askep Integgmn
    Dhika Popy
    Ainda não há avaliações
  • Askep Integumen Impetigo
    Askep Integumen Impetigo
    Documento9 páginas
    Askep Integumen Impetigo
    Dhika Popy
    Ainda não há avaliações
  • Asuhan Keperawatan
    Asuhan Keperawatan
    Documento22 páginas
    Asuhan Keperawatan
    Dhika Popy
    Ainda não há avaliações
  • Askep Pempigus
    Askep Pempigus
    Documento1 página
    Askep Pempigus
    Dhika Popy
    Ainda não há avaliações