Você está na página 1de 28

MODUL III

LARIK DAN MATRIKS

3.1 Tujuan
Tujuan modul III ini, adalah:
• Praktikan bisa membuat program sederhana berdasarkan algoritma dengan
memakai larik
• Praktikan bisa membuat program matriks sederhana berdasarkan algoritma
dengan memakai larik
• Praktikan dapat membiasakan diri untuk membuat program secara terstruktur.
• Praktikan memahami algoritma larik dan matriks

3.2 Teori
3.2.1 Larik
Larik atau array adalah struktur data yang menyimpan sekumpulan elemen
yang bertipe sama. Setiap elemen diakses langsung melalui indeksnya. Contoh:
larik A dengan 8 elemen yang setiap elemennya berisi tinggi badan siswa di
sebuah sekolah.
A
1 158
2 159
3 342
4 324
5 123
6 645
7 452
8 323

3.2.1.1 Mendefinisikan Larik di Dalam Deklarasi


Larik adalah struktur data statik, artinya elemen larik harus sudah
diketahui sebelum program dieksekusi. Jumlah elemen larik tidak dapat diubah,
ditambah atau dikurangi selama pelaksanaan program.

III-1
III-2

Mendefinisikan larik di dalam bagian deklarasi berarti:


1. Mendefinisikan banyaknya elemen larik, berarti memesan sejumlah tempat
di memori sebanyak elemen larik yang bersangkutan.
2. Mendefinisikan tipe elemen larik, dapat berupa tipe sederhana
Contoh mendefinisikan larik di dalam bagian deklarasi
a. Sebagai peubah
Deklarasi
L : array[1..50] of integer
Namamhs : array[‘a’..’d’] of string
NilaiUjian : array[0..50] of real

b. Sebagai tipe baru


Deklarasi
Type larikint : array[1..100] of integer {nama tipe baru}
P : larikint

c. Mendefinisikan ukuran maksimum elemen larik sebagai sebuah konstanta


Deklarasi
Const nmaks = 1000 {jumlah elemen larik sebagai konstanta}
Type larikint : array[1..nmaks] of integer
P : larikint

3.2.1.2 Pemrosesan Larik


Elemen larik tersusun secara beruntun. Karena itu, elemennya diproses
secara beruntun melalui indeksnya yang terurut. Pemrosesan beruntun pada larik
adalah pemrosesan mulai dari elemen pertama larik (yaitu elemen dengan indeks
terkecil, berturut-turut pada elemen berikutnya, sampai elemen terakhir dicapai,
yaitu elemen dengan indeks terbesar).
Skema umum pemrosesan larik
Algoritma skema_umum_pemrosesan_larik
{memproses setiap elemen larik secara beruntun, mulai dari indeks terkecil
sampai indeks terbesar}

Deklarasi
Const Maks = 100 {banyak elemen larik}
III-3

Type Larikint : array[1..Maks] of integer


A : Larikint
K : integer {indeks larik}

Deskripsi
Inisialisasi nilai
K ←1 {mulai dari elemen pertama}
While K ≤ NMaks do
Pemrosesan terhadap A[K]
K←K+1
Endwhile
{K > NMaks}
Terminasi

3.2.1.3 Menginisialisasi Larik


Menginisialisasi larik adalah memberikan harga awal untuk seluruh
elemen larik. Inisialisasi kadang-kadang diperlukan, misalnya “mengosongkan”
elemen larik sebelum dipakai untuk proses tertentu. “Mengosongkan” larik bertipe
numeric dapat berupa pengisian elemen larik dengan nol, sedangkan pada larik
karakter, “mengosongkan” larik berarti mengisi elemen larik dengan spasi atau
karakter kosong. Nol atau spasi bukanlah satu-satunya nilai yang dipakai untuk
kinisialisasi. Permrogram dapat membiarkan nilai lain bergantung pada
kebutuhan.
Contoh Algoritma 1:
Procedure Inisdengan0(output A : Larikint, input N: integer)
{menginisialisasi setiap elemen larik A[1..n] dengan nol}
{k.awal: n adalah jumlah elemen efektif larik, nilainya sudah terdefinisi}
{k.akhir: seluruh elemen larik A bernilai nol}

Deklarasi
K: integer {pencatat indeks larik}

Deskripsi
For K←1 to N do
A[K] ← 0
Endfor
Algoritma Pemroseslarik
{pemrogram utama untuk mengisi elemen larik dengan nilai 0}
III-4

Deklarasi
Const NMaks = 100 {banyaknya elemen larik}
Type Larikint : array[1..NMaks] of integer

A : Larikint
K : integer {indeks larik}
N : integer {jumlah elemen efektif larik}

Procedure Inisdengan0(output A:Larikint, input N: integer)


{menginisialisasi setiap elemen larik A[1..N] dengan nol}

Deskripsi
Read(N)
Inisdengan0(A, N)

Larik digunakan bila kita memerlukan penyimpanan sementara data yang bertipe
sama di dalam memori, untuk selanjutnya data tersebut dimanipulasi, dihitung
atau diterapkan oleh proses lainnya.
Contoh Algoritma 2:
Algoritma BacaTampilLarik
{program utama untuk membaca dan menampilkan hasil larik}

Deklarasi
A[10], N, K : integer

Deskripsi
Read(N)
K←0
repeat
K ← K+1
read(A[K])
until K=N
K=0
repeat
K ← K+1
write(‘A[‘,K,’] =’,’A[K])
until K=N
III-5

Program Algoritma 2
//tulisbacalarik
#include "stdio.h"

main(){
int A[10], N, K;
printf("Jumlah : ");scanf("%d", &N);
K=0;
do {
K++;
printf("A[%d]",K);scanf("%d", &A[K]);
} while (K<N);
K=0;
do {
K++;
printf("A[%d] = %d", K, A[K]);
} while (K< N);
}

Contoh Algoritma 3:
Procedure HitungRata2(input A : Larikint, input N : integer, output U : real)
{menghitung nilai rata-rata elemen larik A [1..N]}
{k.awal: elemen larik A[1..N] sudah terdefinisi nilainya}
{k.akhir: U berisi nilai rata-rata seluruh elemen}

Deklarasi
K : integer {indeks larik}
Jumlah : real {jumlah total seluruh nilai}

Deskripsi
Jumlah←0
K←0
repeat{
K←K+1
Jumlah ← Jumlah+A[K]
}until (K=N)
U←Jumlah/N
}
Program Hitungratarata
{program utama menghitung rata-rata seluruh elemen larik}
III-6

Deklarasi
Const NMaks = 100 {banyaknya elemen larik}
Type Larikint : array[1..NMaks] of integer

Procedure HitungRata2(input A : Larikint, input N : integer, output U : real)


{menghitung nilai rata-rata elemen larik A[1..N]}

A : Larikint
N, K : integer
U : real

Deskripsi
read(N)
K←0
repeat
K←K+1
read(A[K])
until (K=N)
HitungRata2(A, N, U)
write(U)

Program Algoritma 3:
//tulisbacalarik
#include "stdio.h"

#define NMaks 100


typedef int Larikint[NMaks+1];

void HitungRata2(Larikint A, int N, float *U);

main(){
Larikint A;
int N, K;
float U;
printf("Jumlah : ");scanf("%d",&N);
K=0;
do {
K++;
printf("A[%d]= ",K);scanf("%d",&A[K]);
} while (K<N);
HitungRata2(A, N,&U);
printf("%4.2f",U);}
III-7

void HitungRata2(Larikint A, int N, float *U){


int K;
float Jumlah;
Jumlah=0;
K=0;
do{
K++;
Jumlah = Jumlah+A[K];
}while (K<N);
*U=Jumlah/N;
}

Contoh Algoritma 4:
Function Maksimum(input A : Larikint, input N : integer)→integer
{mengembalikan elemen terbesar di dalam larik A[1..N]}

Deklarasi
K : integer {pencatat indeks larik}

Deskripsi
Maks ← -9999 {nilai maksimum sementara}
For K←1 to N do
If A[K] > Maks then
Maks←A[K]
Endif
Endfor
Return maks
Program mencarinilaimaksimum
{program utama mencari nilai maksimum}

Deskripsi
Const NMaks = 100 {banyaknya elemen larik}
Type Larikint : array[1..NMaks] of integer

Function Maksimum(input A : Larikint, input N : integer)→integer


{mengembalikan elemen terbesar di dalam larik A[1..N]}

A : Larikint
N ,K : integer
Maks : integer

Deskripsi
read(N)
III-8

K←0
repeat {
K←K+1
read(A[K])
} until (K=N)
write(Maks(A, N))

Program Algoritma 4:
//cari nilai maksimum
#include "stdio.h"

#define NMaks 100


typedef int Larikint[NMaks+1];

int Carimaks(Larikint A, int N);


int Maks;

main(){
Larikint A;
int N, K;
printf("Jumlah : ");scanf("%d",&N);
K=0;
do {
K++;
printf("A[%d]= ",K);scanf("%d",&A[K]);
} while (K<N);
printf("Nilai maksimum dari keseluruhan elemen : %d",Carimaks(A, N));
}

int Carimaks(Larikint A, int N){


int K;
Maks = -9999;
for (K=1;K<=N;K++) {
if (A[K] > Maks) {Maks = A[K];}
}return Maks;
}

3.2.1.4 Larik Bertipe Terstruktur


Misalkan tabmhs adalah sebuah larik yang elemennya menyatakan nilai
ujian seorang mahasiswa untuk suatu mata kuliah (MK) yang ia ambil. Data setiap
III-9

mahasiswa adalah NIM, nama mahasiswa, mata kuliah yang diambil dan nilai
mata kuliah tersebut.
Deklarasi
Const nmaks = 100
Type mahasiswa : record < nim : integer,
Namamhs : string,
Kodemk : string,
Nilai : char
>

tabmhs : array[1..nmaks] of mahasiswa

Struktur logik larik tabmhs:


Tabmhs
NIM Namamhs Kodemk nilai
1
2

100

Cara mengacu elemen larik :


Tabmhs[k] {elemen ke-k dari larik tabmhs}
Tabmhs[k].nim {mengacu ke field nim dari elemen ke-k larik}
Pencetakan elemen larik :
Write(Tabmhs[k].nim)
Pengisian elemen larik:
Tabmhs[k].nim ← Tabmhs[k+1].nim
Contoh Algoritma 5:
Algoritma Bacalarikmhs
{mengisi elemen larik mahasiswa dengan data yang dibaca dari piranti
masukan}

Deklarasi
Const NMaks =100
Type Mahasiswa : record < Nim : integer,
Namamhs : string,
Kodemk : string,
Nilai : integer >
III-10

Tabmhs : array[1..NMaks] of Mahasiswa


K : integer
N : integer

Deskripsi
Read(N)
For K←1 to N do
Read(Tabmhs[K]).Nim
Read(Tabmhs[K]).Namamhs
Read(Tabmhs[K]).Kodemk
Read(Tabmhs[K]).Nilai
Endfor
For K←1 to N do
write(Tabmhs[K]).Nim
write (Tabmhs[K]).Namamhs
write (Tabmhs[K]).Kodemk
write (Tabmhs[K]).Nilai
Endfor

Program Algoritma 5:
// bacalarikmhs
#include "stdio.h"

#define NMaks 100


typedef struct { int Nim[8];
char Namamhs[25];
char Kodemk[20];
int Nilai;}Mahasiswa;

typedef Mahasiswa Larikint[NMaks+1];

main(){
Larikint Tabmhs;
int N, K;
printf("Jumlah : ");scanf("%d", &N);
printf("Masukan Data\n\n\n");
for (K=1;K<=N;K++){
printf("record ke-[%d]\n", K);
printf("Nim : ");scanf("%d", &Tabmhs[K].Nim);
printf("Nama mhs : ");scanf("%s", Tabmhs[K].Namamhs);
printf("Kode MK : ");scanf("%s", Tabmhs[K].Kodemk);
printf("Nilai : ");scanf("%d", &Tabmhs[K].Nilai);}
K=0;
III-11

printf("\n\nTampilkan\n");
for (K=1;K<=N;K++){
printf("record ke-[%d]\n", K);
printf("Nim : %d\n", Tabmhs[K].Nim);
printf("Nama mhs : %s\n", Tabmhs[K].Namamhs);
printf("Kode MK : %s\n", Tabmhs[K].Kodemk);
printf("Nilai : %d\n", Tabmhs[K].Nilai);}
}

3.2.2 Matriks
Matriks adalah struktur penyimpanan data di dalam memori utama yang
individu elemennya diacu dengan menggunakan dua buah indeks (yang biasanya
dikonotasikan dengan baris dan kolom).
kolom

1 2 3 4
1 Elemen(2,3)
2
Baris 3
4
5

Gambar 3.1. Matriks yang terdiri atas 5 bari dan 4 kolom

Baris 1 Baris 2 Baris 3 Baris 4 Baris 5

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Gambar 3.2. Representasi matriks 5x4 di dalam memori sebagai larik


Karena matriks sebenarnya adalah larik, maka konsep umum dari larik juga
berlaku untuk matriks, yaitu:
• Kumpulan elemen yang bertipe sama. Tipe elemen matriks dapat berupa
tipe dasar (integer, real, boolean, char dan string), atau tipe terstruktur
seperti record
III-12

• Setiap elemen data dapat diakses secara langsung jika indeksnya (baris dan
kolom) diketahui, yang dalam hal ini indeks menyatakan posisi relatif di
dalam kumpulannya
• Merupakan struktur data yang statik, artinya jumlah elemennya sudah
dideklarasi terlebih dahulu di dalam bagian kamus dan tidak bisa diubah
selama pelaksanaan program.

3.2.2.1 Pendeklarasian Matriks


Pendeklarasian matriks di dalam teks algoritma ditulis di dalam bagian
Deklarasi. Ada beberapa cara pendeklarasian matriks, yaitu:
1. Sebagai nama peubah
Deklarasi
M : array[1..5, 1..4] of integer
2. Sebagai tipe
Deklarasi
Type mat : array[1..5, 1..4] of integer
M : mat
3. Mendefinisikan ukuran maksimum matriks sebagai sebuah konstanta
Deklarasi
Const nbarismaks = 20
Const nkolommaks = 20
M : array[1..nbarismaks, 1..nkolommaks] of integer

3.2.2.2 Pemrosesan Matriks


Algoritma pemrosesan matriks pada umumnya adalah memanipulasi
elemen-elemen matriks. Pemrosesan matriks adalah proses beruntun (sekuensial).
Setiap elemen matriks “dikunjungi” lalu dilakukan aksi terhadap elemen tersebut.
Berikut adalah skema umum pemroses matriks (per baris per kolom).
Procedure Prosesmatriks(input M : Matriksint, input NBar, NKol : integer)
{pemroses elemen matriks m[1..NBar, 1..NKol] per baris per kolom}
{k.awal : matriks m sudah terdefinisi elemen-elemennya}
{k.akhir : setiap elemen matriks m telah diproses}
III-13

Deklarasi
I : integer {indeks baris}
J : integer {indeks kolom}
Deskripsi
For I ←1 to NBar do
For J ←1 to NKol do
Proses(N[I, J])
Endfor
Endfor

3.2.2.3 Inisialisasi Matriks


Menginisialisasi matriks artinya memberi nilai awal yang sama untuk
seluruh/ sebagian elemen matriks. Proses inisialisasi biasanya dilakukan sebelum
matriks digunakan untuk perhitungan.
Contoh Algoritma 1:
Procedure Inismatriks(input/output M : Matrikint, input NBar, NKol : integer)
{menginisialisasi seluruh elemen matriks M[1..NBar, 1..NKol] dengan 0}
{k.awal : NBar dan NKol sudah terdefinisi dengan banyaknya baris dan kolom
matriks}
{k.akhir : M[I,J]=0 untuk I=1..NBar, J=1..NKol}

Deklarasi
I, J : integer

Deskripsi
For I ←1 to NBar do
For J ←1 to NKol do
N[I, J] ← 0
Endfor
Endfor

Program Algoritma 1:
//inisialisasi matriks
#include "stdio.h"

#define NBarismaks 10
#define NKolommaks 10
typedef int Matriksint[NBarismaks+1][NKolommaks+1];
III-14

Matriksint M;
int I, J, NKol, NBar;

void Inismatriks(Matriksint *M, int NBar, int NKol);

main(){
NBar=5;
NKol=5;
Inismatriks(&M, NBar, NKol); }

void Inismatriks(Matriksint *M, int NBar, int NKol) {


for (I=1;I<=NBar;I++) {
for (J=1;J<=NKol;J++) {
*M[I][J]=0; }}
}

3.2.2.4 Membaca dan Menulis Elemen Matriks


Membaca elemen matriks artiknya mengisi elemen matriks dengan data
dari piranti masukan. Menulis matriks artinya mencetak elemen-elemen matriks
ke piranti keluaran dengan asumsi bahwa elemen matriks sudah terdefinisi
nilainya.
Contoh Algoritma 2:
Procedure Bacamatriks(input/output M : Matriksint, input NBar, NKol :
integer)
{mengisi elemen matriks M[1..NBar, 1..NKol] dari piranti masukan}
{k.awal : NBar dan NKol sudah terdefinisi dengan banyaknya baris dan kolom
matriks}
{k.akhir : seluruh elemen matriks sudah berisi nilai yang dibaca dari piranti
masukan}

Deklarasi
I, J : integer

Deskripsi
For I ←1 to NBar do
For J ←1 to NKol do
Write(’M[’, I, ’,’ ,J, ’] = ’)
Read(M[I,J])
Endfor
Endfor
III-15

Procedure Tulismatriks(input Mat : Matriksint, input NBar, NKol : integer)


{mencetak elemen matriks M[1..NBar, 1..NKol] dari piranti masukan}
{k.awal : elemen-elemen matriks sudah terdefinisi harganya}
{k.akhir : seluruh elemen matriks tertulis ke piranti keluaran}

Deklarasi
I, J : integer

Deskripsi
For I ←1 to NBar do
For J ←1 to NKol do
Write(’M[’, I, ’,’ ,J, ’] = ’)
write(M[I, J])
Endfor
Endfor

Program Algoritma 2:
//bacatulis matriks
#include "stdio.h"

#define NBarismaks 10
#define NKolommaks 10
typedef int Matriksint[NBarismaks+1][NKolommaks+1];

matriksint m;
int I, J, NKol, NBar;

void Bacamatriks(Matriksint *M, int NBar, int NKol);


void Tulismatriks(Matriksint *M, int NBar, int NKol);

main(){
printf("Masukan jumlah baris");scanf("%d", &NBar);
printf("Masukan jumlah baris");scanf("%d", &NKol);
Bacamatriks(&M, NBar, NKol);
Tulismatriks(&M, NBar, NKol);
}

void Bacamatriks(Matriksint *M, int NBar, int NKol) {


for (I=1;i<=NBar;I++) {
for (J=1;J<=NKol;J++) {
printf("M[%d,%d]= ", I, J);scanf("%d", &(*M[I][J])); }}
}
III-16

void Tulismatriks(Matriksint *M, int NBar, int NKol) {


for (I=1;I<=NBar;I++) {
for (J=1;J<=NKol;J++) {
printf("M[%d,%d]=%d\n", I, J,*M[I][J]); }}
}

Contoh Algoritma 3:
Procedure Jumlahduamatriks(input M : Matriksint, input A : Matriksint, output
C: Matriksint, input NBar, NKol : integer)
{menjumlahkan matriks M dan A, yaitu M+A = C}
{k.awal : matriks M dan A sudah terdefinisi elemen-elemennya}
{k.akhir : matriks C berisi hasil penjumlahan M dan A}

Deklarasi
I, J : integer

Deskripsi
For I ←1 to NBar do
For J ←1 to NKol do
C[I, J] = M[I, J] + A[I, J]
Endfor
Endfor

Program Algoritma 3
//jumlah dua matriks
#include "stdio.h"

#define NBarismaks 10
#define NKolommaks 10
typedef int Matriksint[NBarismaks+1][NKolommaks+1];

Matriksint M;
Matriksint A;
Matriksint C;
int I, J, NKol, NBar;

void Bacamatriks(Matriksint *M, Matriksint *A, int NBar, int NKol);


void Jumlahduamatriks(Matriksint *M,Matriksint *A, Matriksint *C,int NBar,
int NKol);
void Tulismatriks(Matriksint *M,int NBar, int NKol);
III-17

main(){
printf("Masukan jumlah baris");scanf("%d",&NBar);
printf("Masukan jumlah baris");scanf("%d",&NKol);
Bacamatriks(&M, &A, NBar, NKol);
Jumlahduamatriks(&M, &A, &C, NBar, NKol);
Tulismatriks(&C, NBar, NKol);
}
void Bacamatriks(Matriksint *M, Matriksint *A, int NBar, int NKol) {
for (I=1;I<=NBar;I++) {
for (J=1;J<=NKol;J++) {
printf("M[%d,%d]= ", I, J);scanf("%d",&(*M[I][J]));
printf("A[%d,%d]= ", I, J);scanf("%d",&(*A[I][J]));}
}
}

void Jumlahduamatriks(Matriksint *M, Matriksint *A, Matriksint *C, int NBar,


int NKol) {
for (I=1;I<=NBar;I++) {
for (J=1;J<=NKol;J++) {
*C[I][J]=*M[I][J] + *A[I][J]; }
}
}

void Tulismatriks(Matriksint *C, int NBar, int NKol) {


for (I=1;I<=NBar;i++) {
for (J=1;J<=NKol;J++) {
printf("C[%d,%d]=%d\n", I, J,*C[I][J]); }
}
}

Contoh Algoritma 4:
Matriks nol adalah matriks dengan semua elemen adalah 0.
1 2 3 4
1 0 0 0 0
2 0 0 0 0
3 0 0 0 0
4 0 0 0 0

Function Nol(input A : Matriksint, input NBar, NKol : integer) → boolean


{memeriksa apakah matriks A[1..NBar, 1..NKol] merupakan matriks nol;
mengembalikan nilai true jika A adalah matriks nol atau false jika bukan
matriks nol}
III-18

Deklarasi
I, J : integer
Zero : boolean

Deskripsi
I←1
Zero ← true
While (I ≤ NBar) and (Zero) do
J←1
While (I ≤ NKol) and (Zero) do
If A[I,J] ≠ 0 then
Zero ← false {bukan matriks nol. stop}
Else
J ← J+1 {periksa kolom berikutnya}
Endif
Endwhile
{J > NKol or not Zero}
If zero then
I ← I+1 {periksa baris berikutnya}
Endif
Endwhile
{I > NBar or not Zero}
Return Zero

Program Algoritma 4:
//jumlah dua matriks
#include "stdio.h"

#define NBarismaks 10
#define NKolommaks 10
typedef int Matriksint[NBarismaks+1][NKolommaks+1];

Matriksint M;
int I, J, NKol, NBar;

void Bacamatriks(Matriksint *M, int NBar, int NKol);


bool Nol(Matriksint *M, int NBar, int NKol);

main(){
printf("Masukan jumlah baris");scanf("%d",&NBar);
printf("Masukan jumlah baris");scanf("%d",&NKol);
Bacamatriks(&M, NBar, NKol);
III-19

if (Nol(&M, NBar, NKol)==true)


printf("matriks nol");
else
printf("bukan matriks nol");
}

void Bacamatriks(Matriksint *M, int NBar, int NKol) {


for (I=1;I<=NBar;I++) {
for (J=1;J<=NKol;J++) {
printf("M[%d,%d]= ", I, J);scanf("%d",&(*M[I][J])); }
}
}

bool Nol(Matriksint *M, int NBar, int NKol) {


bool Zero;
I=1;
Zero=true;
while ((I <= NBar) && (Zero)) {
J=1;
while ((J<=NKol) && (Zero)) {
if ((*M[I][J]) != 0)
Zero = false;
else
J=J+1;
}
if (Zero)
{I=I+1;}
}
return Zero; }

Contoh Algoritma 5:
1 2 3 4 5 6 7
1 ’a’ ’m’ ’p’ ’u’ ’h’
2 ’b’ ’a’ ’n’ ’d’ ’u’ ’n’ ’g’
3 ’a’ ’p’ ’i’
4 ’k’ ’u’ ’d’ ’a’
...
M ’l’ ’a’ ’l’ ’a’ ’t’

Procedure Cetakkata(input Word : Matrikskar, input M, N : integer)


{mencetak ’Kata’ di dalam matriks word}
{k.awal: matriks Word sudah terdefinisi elemen-elemennya}
{k.akhir : ‘Kata’ tercetak ke piranti keluaran}
III-20

Deklarasi
I, J : integer

Deskripsi
For I ← 1 to M do
J ←1
{telusuri elemen matriks pada baris I sampai ketemu spasi}
While (J < N) and (Word[I, J] ≠ ’ ’) do
Write(Word[I, J])
J ← J+1
Endwhile
{J=N or Word[I, J] = ‘ ’}
{cetak karakter terakhir jika bukan spasi}
If M[I, J] ≠ ’ ’ then
Write(M[I, J])
Endif
Endfor
Cobalah buat programnya dari algoritma berikut!

3.3 Kasus
3.3.1 Kasus 1
1. Diberikan larik integer A dan integer larik B yang masing-masing berukuran n
elemen. Larik A dan B sudah terdefinisi elemen-elemennya. Tuliskan
algoritma prosedur untuk mempertukarkan elemen larik A dan elemen larik B
pada indeks yang bersesuaian, sedemikian sehingga larik A berisi elemen-
elemen larik B dan larik B berisi elemen-elemen larik A semula. Buatlah
program dari algoritma tersebut.
2. Diberikan larik karakter A yang berukuran N elemen. Larik A sudah
terdefinisi elemen-elemennya. Tuliskan algoritma prosedur yang
membalikkan elemen-elemen larik A sedemikian sehingga elemen terakhir
pada larik semula menjadi elemen pertama pada larik akhir.
Contoh: Sebelum pembalikan:
‘a’ ‘b’ ‘c’ ‘d’ ‘e’
Setelah pembalikan:
‘e’ ‘d’ ‘c’ ‘b’ ‘a’
III-21

3. Diberikan larik integer A yang berukuran N elemen. Larik A sudah terdefinisi


elemen-elemen yang sudah terurut menaik (ascending order). Tuliskan
algoritma prosedur untuk menghasilkan median dari elemen-elemen tersebut
(median adalah elemen tengah dari sekumpulan elemen yang sudah tersusun
terurut). Buatlah program dari algoritma tersebut.

3.3.2 Kasus 2
1. Misalkan matriks C yang berukuran M x N sudah berisi data karakter.
Tuliskan algoritma untuk menghitung frekuensi kemunculan huruf ‘A' di
dalam matriks tersebut.
2. M orang mahasiswa mengambil N mata kuliah. Setelah setelah seluruh ujian
akhir selesai, nilai rata-rata (NR) mahasiswa tersebut segera dihitung. NR
dihitung dengan rumus:
N

∑ MK
j =1
j xSKS j
NR = N

∑ SKS
j =1
j

yang dalam hal ini, MKj adalah mata kuliah yang ke j dan SKSj adalah bobot
SKS dari mata kulia MKj nilai mahasiswa (berupa indeks nilai A, B, C, D, E)
disimpan di dalam matriks nilaimhs yang berukuran M x N. baris i pada
matriks menyatakan mahasiswa ke-I dan kolom j menyatakan mata kuliah
(MK) ke-j. setiap elemen matriks adalah berupa record yang terdiri atas field
SKS dan field indeksnilai (jadi matriksnya bertipe terstruktur). Nilaimhs[i,j]
menyatakan data nilai mahasiswa yang mengambil mata kuliah j, nilaimhs[i,j].
indeksnilai menyatakan indeks nilai mata kuliah j yang diambil mahasiswa i.
tulislah algoritma dan program untuk menuliskan NR setiap mahasiswa.

3.4 Tugas – Tugas Pendahuluan


Tugas pendahuluan akan dikerjakan selama 30 menit di awal jam
praktikum dengan menggunakan software Self Assessment
III-22

3.5 Latihan Praktikum V, VI dan VII


3.5.1 Latihan Praktikum V (Pertemuan Kelima)
Algoritma 1
Procedure Minmaks(input A : Larikint, input N : integer, output Min : integer,
output Maks : integer)
{mencari elemen terkecil dan elemen terbesar di dalam larik A[1..N]}
{k.awal : elemen larik A[1..N] sudah terdefinisi nilainya}
{k.akhir : min berisi elemen larik yang bernilai terkecil, maks berisi elemen
larik yang bernilai terbesar}

Deklarasi
K : integer {pencatat indeks larik}

Deksripsi
Min ← A[1]
Maks ← A[1]

For K ← 2 to N do
If A[K] < Min then
Min ← A[K]
endif
If A[K] > Maks then
Maks ← A[K]
Endif
Endfor
Buatlah algoritma untuk program utamanya....

Algoritma 2
Procedure CariX(input A : Larikint, input N : integer, input X : integer, output
Ix : integer)
{mencari keberadaan nilai X di dalam larik A[1..N]}
{k.awal : nilai X dan elemen larik A[1..N] sudah terdefinisi}
{k.akhir : ix berisi indeks larik A tempat X berada. Jika X tidak ditemukan, Ix
diisi dengan nilai 0}

Deklarasi
X : integer {indeks larik}

Deskripsi
K←1
While (K<N) and (A[K] ≠ X) do
III-23

K ← K+1
Endwhile
{K=N or A[K] = X}
if A[K] = X then {X ditemukan}
Ix ← K
else
Ix ← 0
Endif
Algoritma pencarian
{program utama mencari nilai tertentu di dalam larik}

Deklarasi
Const NMaks = 100 {banyak elemen larik}
Type Larikint : array[1..NMaks] of integer

A : Larikint
X : integer {elemen yang dicari}
Ix : integer {indeks larik tempat X ditemukan}

Procedure Bacalarik(output A: Larikint, input N : integer)


{mengisi elemen larik A[1..N] dengan nilai yang dibaca dari piranti masukan}

Procedure CariX(input A : Larikint, input N : integer, input X : integer, output


Ix : integer)
{mencari keberadaan nilai X di dalam larik A[1..N]}

Deskripsi
Read(N)
Bacalarik(A, N)
Read(X)
CariX(A, N, X, Ix)
If Ix = 0 then
Write(‘data tidak ditemukan’)
Else
Write(‘ditemukan pada indeks larik ke-’,Ix)
Endif

Algoritma 3
Algoritma Bacalarikmahasiswa
{mengisi elemen larik mahasiswa dengan data yang dibaca dari piranti
masukan}
III-24

Deklarasi
Const NMaks =100
Type Matakuliah : record < KodeMK : string,
NamaMK : string,
Nilai : integer
>
Type Mahasiswa : record < Nim : string,
Namamhs : string,
MK : array[1..5] of matakuliah
>
Larikmhs : array[1..NMaks] of Mahasiswa
I, J : integer
N : integer
JmlMK : integer

Deskripsi
JmlMK = 4
Read(N)
For I←1 to N do
Read(Larikmhs[I].Nim)
Read(Larikmhs[I].Namamhs)
For J←1 to JmlMK do
Read(Larikmhs[I].MK[J].KodeMK)
Read(Larikmhs[I].MK[J].NamaMK)
Read(Larikmhs[I]).MK[J].Nilai)
Endfor
Endfor

Algoritma 4
Tambahkan program di ’algoritma 3’ dengan procedure ’algoritma 4’...
Procedure Hitungindeks(input Nilaiujian : Larikmhs, input N : integer, output
Indeks : Larikmhs)
{menghitung indeks nilai ujian mahasiswa}
{k.awal : N sudah berisi ukuran larik. Elemen larik Nilaiujian[1..N] sudah
terdefinisi nilainya}
{k.akhir : larik Indeks[1..N] berisi nilai indeks ujian}

Deklarasi
K:integer

Deskripsi
For k←1 to N do
Case (Nilaiujian[K])
III-25

Nilaiujian[I] ≥ 80 : Indeks[K]←’A’
70 ≤ Nilaiujian[I] < 80 : Indeks[K]←’B’
55 ≤ Nilaiujian[I] < 70 : Indeks[K]←’C’
45 ≤ Nilaiujian[I] < 55 : Indeks[K]←’D’
Nilaiujian[I] < 45 : Indeks[K]←’E’
Endcase
Endfor

Algoritma 5
Tambahkan ’algoritma 3’ dan ’algoritma 4’ diatas dengan ’algoritma 5’...
Procedure Cetaknilai(input Nim : Larikmhs, input Namamhs : Larikmhs, input :
KodeMK : Larikmhs, input Nilaiujian : Larikmhs, input
Indeks : Larikmhs, input JmlMK : integer)
{mencetak Nim, KodeMK, Nilaiujian dan Indeks ke piranti keluaran}
{k.awal : larik Nim, KodeMK[1..N], Nilaiujian[1..N] dan Indeks[1..N] sudah
terdefinisi}
{k.akhir : Nim, KodeMK, Nilaiujian dan Indeks dicetak ke piranti keluaran}

Deklarasi
I, J : integer

Deskripsi
For I←1 to N do
write(’Nim : ’, Larikmhs[I].Nim)
write(’Nama : ’, Larikmhs[I].Nama)
For J←1 to JmlMK do
{Cetak header tabel}
write(’--------------------------------------’)
write(’KodeMK Nilai Indeks ’)
write(’--------------------------------------’)
write(Larikmhs[I], MK[J].KodeMK, Larikmhs[I]),MK[J].Nilaiujian),
Larikmhs[I]), MK[J].Indeks)
Endfor
Endfor

3.5.2 Latihan Praktikum VI (Pertemuan Keenam)


Algoritma 1:
procedure Maksimum(input A : Matriksint, input NBar, NKol : integer, output
maks : integer)
{mencari elemen maksimum pada matriks A[1..NBar, 1..NKol]}
{k.awal : matriks A sudah terdefinisi harga elemen-elemennya}
III-26

{k.akhir : Maks berisi elemen maksimum matriks A}

Deklarasi
I, J : integer

Deskripsi
Maks ← -9999 {diasumsikan -9999 sebagai nilai maksimum sementara}
For I ← 1 to NBar do
For J ← 1 to NKol do
If A[I, J] > Maks then
Maks ← A[I, J]
Endif
Endfor
Endfor

Algoritma 2
Procedure CariX(input A : Matriksint, input NBar, NKol : integer, output
Idxbaris, Idxkolom : integer)
{mencari X di dalam matriks A[1..NBar, 1..NKol]}
{k.awal : matriks a sudah terdefinisi nilai elemen-elemennya }
k.akhir : Idxbaris dan Idxkolom berisi indeks matriks A sedemikian sehingga
A[Idxbaris, Idxkolom] = X. Jika X tidak ditemukan maka Idxbaris dan
Idxkolom diisi nilai -1}

Deklarasi
I, J : integer
Ketemu : boolean {true jika X ditemukan, false jika sebaliknya}
Deskripsi
I←1
Ketemu ← false
While (I ≤ NBar) and (not Ketemu) do
J←1
{telusuri elemen matriks pada baris ke-I, dimulai dari kolom ke-J}
While (J ≤ NKol) and (not Ketemu) do
If A[I, J] = X then
Ketemu ← true
Else
J ← J+1 {periksa pada kolom berikutnya}
Endif
Endwhile
{J > NKol or Ketemu}
If not Ketemu then
III-27

I ← I+1 {periksa pada baris berikutnya}


Endif
Endwhile
{I > NBar or Ketemu}
If Ketemu then
Idxbaris ← I
Idxkolom ← J
Else
Idxbaris ← -1
Idxkolom ← -1
Endif

Algoritma 3
Procedure BuatTranspose(input A : Matriksint, input NBar, NKol : integer,
output At: Matriksint, output NBarAt, NKolAt :
integer)
{membentuk transpose dari matriks A[1..NBar, 1..NKol]}
{k.awal : matriks a sudah terdefinisi nilai elemen-elemennya}
{k.akhir : at adalah transpose dari matriks a sedemikian sehingga matriks hasil
transpose (jumlah aris dan jumlah kolom)}

Deklarasi
I, J : integer

Deskripsi
NBarAt ← NKol {jumlah baris matriks transpose}
NKolAt ← NBar {jumlah baris matriks transpose}
for I ← 1 to NBar do
for J ← 1 to NKol do
At[J, I] ← A[I, J]
Endfor
Endfor

Algoritma 4
Procedure Perkalianmatriks(input A : Matriks, input M, N : integer, input B :
Matriks, input P : integer, output C : Matriks, output
NBarc, NKolc : integer)
{mengalikan matriks A dan B menghasilkan matriks C}
{k.awal : matriks A dan B sudah terdefinisi elemen-elemennya}
{k.akhir : matriks C berisi hasil perkalian A dan B, NBarc dan NKolc berisi
ukuran matriks C}
III-28

Deklarasi
I, J : integer
K : integer

Deskripsi
Nbarc ← M {jumlah baris matriks hasil perkalian}
Nkolc ← P {jumlah kolom matriks hasil perkalian}
For I ← 1 to M do
For j ← 1 to P do
C[I, J] ← 0 {inisialisasi C[I, J] dengan 0}
For K ← 1 to N do
C[I, J] ← A [I, K] * B[K, J]
Endfor
Endfor
Endfor

3.5.3 Latihan Praktikum VII (Pertemuan Ketujuh)


Rangkuman Modul 0 – III. Membuat sebuah algoritma dan program
(Tugas Besar) yang akan dipersentasikan pada pertemuan ketujuh. Dibuat
perkelompok.

Você também pode gostar