Você está na página 1de 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ekonomi yang berkesinambungan dan investasi yang signifikan dalam
bidang infrastruktur telah memacu peningkatan volume perjalanan bisnis. Selain itu,
makin kuatnya perjalanan wisata internasional dan domestik menjadi kesempatan untuk
mempertahankan perkembangan hotel yang cukup berkelas di daerah Lombok, Nusa
Tenggara Barat.
Aston Paramount Hotel, rencananya akan dibuka pada Maret 2017, dengan menawarkan
250 kamar dan suite serta beberapa ruang serbaguna dan konferensi. Hotel ini terletak di
pinggir Jalan Raya Senggigi, Lombok, menghadap langsung ke pantai dan berada di
antara 2 objek wisata, yaitu Makam Batu Layar dan Karang Bolong. Kondisi lahan saat
ini ditempati oleh warga setempat sebagai objek wisata pantai umum. Posisi dan batasbatas tanah diketahui secara pasti. Kelengkapan surat-surat atas sebidang tanah ini
merupakan SHM dari Pemilik Lama (penjual pada tahun 1985) dan bukti-bukti
pembelian lain dari Pemilik Baru (pembeli pada tahun 1985). Hotel tersebut telah
dikonsepsualisasikan untuk melayani peningkatan permintaan akan akomodasi
berkualitas dan agar menjadi hotel konferensi yang utama di kota Lombok.
Dipilihnya pulau Lombok karenapulau Lombok merupakansalah satu pulau yang indah
dan istimewa, pulau lombok memiliki banyak sekali objek wisata yang alami, budaya dan
adat istiadat yang unik. Lombok terletak di antara 2 obyek wisata pesohor dunia yaitu
Pula Bali dan Pulau Komodo. Lombok selain indah, aman dan nyaman untuk berlibur
juga menyimpan berbagai keunikan budaya dan tradisi yang merupakan bauran dari
berbagai budaya lainnya seperti Bali, Jawa, Bugis, Arab dll. Obyek-obyek wisatanya
sangat indah dan masih alami. Mulai dari ikan hias dan terumbu karang di dasar laut Gili
Trawangan sampai flora dan fauna serta pesona alam nan menakjubkan di puncak
Rinjani. Oleh karena itu, Lombok semakin mendapat tempat di hati para wisatawan baik
nusantara maupun mancanegara.
Perkembangan pembangunan pulau Lombok sampai dengan saat ini telah dirasakan
peningkatan hasil dan manfaatnya bagi masyarakat. Seiring dengan dinamika
pembangunan, kebutuhan masyarakat dan tantangan pada masa mendatang diperlukan
keterpaduan dan keberlanjutan pembangunan.
Dalam pengembangan wilayah perkotaan khususnya pada zona komersial sepanjang jalan
protocol, diantaranya adalah pemanfaatan kawasan untuk dijadikan Citra Perkembangan
Pusat Kota yang memiliki nilai estetika dan core bisnis yang salah satunya adalah
pengembangan perhotelan berskala nasional/ internasional.Sejalan dalam konteks
regional, pulau Lombok perlu memiliki kawasan pengembangan dengan memanfaatkan
lokasi yang strategis guna mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam bidang
investasi, pertumbuhan ekonomi dan perpurana atau peredaran uang secara pesat guna
kemakmuran masyarakat.

Rencana kegiatan pembangunan Aston Paramount Hoteldi daerah Jalan Raya Senggigi,
Batu Layar dapat menimbulkan dampak positif maupun negatif terhadap lingkungan
hidup disekitar daerah perencanaan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dampak tersebut dapat timbul saat pra kontruksi, kontruksi maupun pasca kontruksi.
Sehingga berbagai dampak tersebut harus diminimalisir atau ditekan sekecil mungkin
dengan cara meningkatkan dampak positif sebesar-besarnya yaitu melalui studi Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Studi ini mengacu pada Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan dan sesuai
dengan persyaratan yang terdapat pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Berdasarkan peraturan tersebut pembangunan Aston Paramount Hoteltermasuk jenis
rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki analisis mengenai dampak
lingkungan hidup karena berpotensi menimbulkan dampak.
1.2 Tujuan dan Kegunaan Proyek
1.2.1 Tujuan Proyek
Tujuan utama proyek ini adalah membangun Aston Paramount Hotel yang
terletak di Jalan Raya Senggigi, Batu Layar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat
dengan luas 7 Ha.
1.2.2 Kegunaan Proyek
Proyek pembangunan Aston Paramount Hotel ini akan memainkan peranan
yang sangat penting dalam sektor industri pariwisata. Proyek ini akan
memberikan beberapa kegunaan, antara lain:
a. Sebagai sarana akomodasi tempat menginap sementara bagi para tamu yang
datang dari berbagai tempat, baik domestik maupun internasional.
b. Sebagai tempat melakukan pertemuan bisnis, seminar, tempat berlangsungnya
pesta pernikahan (resepsi), lokakarya, musyawarah nasional dan kegiatan
lainnya.
c. Sebagai industri perdagangan yang bergerak dibidang jasa
d. Membantu menciptakan sekaligus menambah lapangan kerja bagi masyarakat,
seperti jasa hotel
e. meningkatkan devisa Negara dan pendapatan daerah dan negara serta
meningkatkan hubungan antar bangsa
1.3 Peraturan Perundangan Yang Berlaku
Dalam menyusun AMDAL proyek ini, beberapa peraturan-peraturan/perundang-undangan
pemerintah Indonesia dijadikan sebagai acuan dan syarat yang harus diikuti. Adapun
peraturan dan keputusan yang digunakan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Undang-undang
1) Undang-undang RI No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya.
2) Undang-undang RI No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman.
3) Undang-undang RI No. 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
4) Undang-undang RI No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
5) Undang-undang RI No. 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan Konvensi PBB
Mengenai Keanekaragaman Hayati (United Nations Convention on Biological
Diversity).

6) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan


Lingkungan Hidup
7) Undang-undang RI No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.
8) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung
9) Undang-undang Republik Indonesia No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
10) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional
11) Undang-undang RI No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
12) Undang-undang RI No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan.
13) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang.
14) Undang-undang No. Republik Indonesia 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah.
15) Undang-undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
16) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman
17) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
b. Peraturan Pemerintah
1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1988 tentang Rumah
Susun.
2) Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup.
3) PP No.27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 43 tahun 1999 tentang Norma dan
Lalu Lintas Jalan.
5) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 1999 tentang
Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun yang Berdiri.
6) Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang KewenanganPemerintah dan
Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom.
7) Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
8) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 34 tahun 2002tentang Tata Hutan
dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan,Pemanfaatan Hutan, dan
Penggunaan Kawasan Hutan.
9) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 45 Tahun 2004tentang
Perlindungan Hutan.
10) Peraturan Pemerintah No.16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah.
11) Peraturan Pemerintah RI Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Dprovinsi, Dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota.
12) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2014 tentang
Pembinaan Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman.
c. Keputusan Presiden dan Peraturan Presiden
1) Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan
Kawasan Lindung.

2) Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 55 Tahun 1994 tentang Tata Cara
Penggunaan Peminjaman Daerah Hutan.
3) Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum.
d. Keputusan Menteri
1) Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No.
Kep.02/MENLH/6/1988 tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan.
2) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13/MENLH/94 tentang Baku
Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak.
3) Keputusan Menteri Agraria/Kepala BPN No. 1 Tahun 1994 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Kepres. No. 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
4) Keputusan Menteri Kehutanan No. 55/KPTS-II/94 tentang Pedoman Pinjam Pakai
Kawasan Hutan.
5) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 58/KPTS/1995 tentang Petunjuk Tata
Laksana Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Departemen Pekerjaan Umum.
6) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 69/PRT/1995 tentang Penyusunan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup di Lingkungan Departemen
Pekerjaan Umum.
7) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 148/KPTS/1995 tentang Rencana
Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan di Bidang
Pekerjaan Umum.
8) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48/MENLH/96tentang Baku
Mutu Tingkat Kebisingan.
9) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 49/MENLH/96tentang Baku
Mutu Tingkat Getaran.
10) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. Kep-40/KPTS/1996tentang Petunjuk
Teknis Penyusunan Analisis Mengenai DampakLingkungan Proyek Jalan.
11) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 40/KPTS/1997 tentangPetunjuk Teknis
Penyusunan Analisis Mengenai DampakLingkungan Proyek Jalan.
12) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45/MENLH/97tentang Indeks
Standar Pencemaran Udara.
13) Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 620-306 tanggal 4 November1998 tentang
Penetapan Status Ruas-ruas Jalan Sebagai JalanProvinsi.
14) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.05/MENLH/2000 tentang
Panduan Penyusunan AMDAL KegiatanPembangunan Di Daerah Lahan Basah.
15) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.17/MENLH/2001 tentang Jenis
Usaha atau Kegiatan Yang WajibDilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup.
16) Keputusan Menteri Kehutanan No. Kep-70/KPTS-II/2001 tentangPenetapan
Kawasan, Perubahan Status dan Fungsi Kawasan Hutan.
17) Keputusan Menteri Kesehatan R.I. No. 876/Menkes/SK/VIII/2001tentang
Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan.
18) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 375/KPTS/M/2004tentang Penetapan
Ruas-Ruas Jalan Menurut Statusnya SebagaiJalan Nasional.
19) Peraturan Menteri No. 08 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan.

20) Keputusan Menteri Perhubungan No. KM.167/HM.207/Phb-86 tentang Sertifikat


Internasional Pencegahan Pencemaran oleh Minyak dan Sertifikat Internasional
Pencegahan Pencemaran oleh Bahan Cair Beracun.
21) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP-49/MENLH/11/1996
tentang Baku Tingkat Getaran.
22) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP-48/MENLH/11/1996
tentang Baku Tingkat Kebisingan.
23) Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor 10/KPTS/2000 Tahum 2000
tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan
24) Keputusan Menteri Kesehatan No. 1405 Tahun 2002 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.
25) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 111 Tahun 2003 tentang
Pedoman Mengenai Syarat dan Tata Cara Perizinan serta Pedoman Kajian
Pembuangan Air Limbah ke Air atau Sumber Air.
26) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 110 Tahun 2003 tentang
Pedoman Penetapan Daya Tampung Beban Pencemaran Air pada Sumber Air.
27) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006 tentang Jenis
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
28) Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/IX/1990 tentang Persyaratan
Kualitas Air Bersih.
29) Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 33/PERMEN/M/2006 Tahun
2006 tentang Pedoman Tatacara Penunjukkan Badan Pengelola Kawasan Siap
Bangun dan Penyelenggara Lingkungan Siap Bangun yang Berdiri Sendiri
e. Keputusan Kepala Bapedal
1) Keputusan Kepala Bapedal No. Kep-056/1994 tentang Pedoman Mengenai
Ukuran Dampak Penting.
2) Keputusan Kepala Bapedal No. 299/11/1996 tentang Pedoman Teknis Kajian
Aspek Sosial Dalam Penyusunan AMDAL.
3) Keputusan Kepala Bapedal No. 105 Tahun 1997 tentang Pedoman Pelaksanaan
Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan.
4) Keputusan Kepala Bapedal No. 107/Ka Bapedal/1997 tentang Pedoman Pedoman
Teknis Perhitungan dan Pelaporan serta Informasi Indeks Standard Pencemar
Udara.
5) Keputusan Kepala Bapedal No. Kep-124/12/1997 tentang Panduan Kajian Aspek
Kesehatan Masyarakat Dalam Penyusunan AMDAL.
6) Keputusan Kepala Bapedal No. 08 Tahun 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat
dan Keterbukaan Informasi Dalam Proses AMDAL.
7) Keputusan Kepala Bapedal No. 09 Tahun 2000 tentang Pedoman Penyusunan
AMDAL.
f. Peraturan Daerah
1) peraturan daerah kabupaten Lombok Barat nomor 1 tahun 2014 tentang bangunan
gedung
2) peraturan daerah kabupaten Lombok Barat nomor 3 tahun 2013 tentang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

3) peraturan daerah kabupaten Lombok Barat nomor 4 tahun 2015 tentang tanggung
jawab sosial dan lingkungan perusahaan
4) peraturan daerah kabupaten Lombok Barat nomor 13 tahun 2009 tentang retribusi
izin peruntukan penggunaan tanah
5) peraturan daerah kabupaten Lombok Barat nomor 3 tahun 2011 tentang retribusi
jasa umum
6) peraturan daerah kabupatem Lombok Barat nomor 7 tahun 2003 tentang usaha
industri
1.4 Kebijakan Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kebijakan regional dalam pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup pada dasarnya
mengacu pada kebijakan nasional dalam pengelolaan lingkungan hidup seperti yang
tercantum dalam UU No. 23/1997 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Pada undang-undang ini disebutkan bahwa setiap rencana kegiatan
yang diperkirakan akan menimbulkan dampak penting bagi lingkungan wajib melakukan
studi Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL). Ketentuan ini dirinci dengan daftar
penapisan yang telah diatur oleh Keputusan Menteri LH No. 17/2001 tentang jenis
rencana usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Analisis mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL).
Kebijakan Perusahaan (Pemrakarsa) dalam pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup
pada dasarnya adalah akan mematuhi segala peraturan perundangan yang berkaitan
dengan pengelolaan lingkungan hidup. Oleh sebab itu studi ANDAL, RKL, dan RPL
Aston Paramount Hotel ini diharapkan dapat memberikan rincian mengenai dampak
penting serta cara-cara mengelola dan memantau hasil pengelolaan lingkungan. Untuk tata
cara penyusunan studi AMDAL ini tim studi mengacu kepada peraturan yang berlaku
yaitu PP No. 27 tahun 1999 dan Keputusan Kepala BAPEDAL No 9/2000.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 27/1999, kegiatan yang diperkirakan berpotensi
memberikan dampak terhadap lingkungan diantaranya adalah kegiatan yang:
(1) Mengubah bentuk alam dan bentang alam
(2) Mengeksploitasi sumber daya alam baik yang terbaharui maupun yang tidak
terbaharui
(3) Prosesnya secara potensial dapat menimbulkan kerusakan dan kemerosotan sumber
daya alam
(4) Hasil, proses dan kegiatannya dapat mempengaruhi lingkungan social budaya
(5) Hasil, proses dan kegiatannya dapat mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi
sumber daya alam dan/atau perlindungan cagar budaya
(6) Mengintroduksi jenis tumbuhan, jenis hewan dan jasad renik
(7) Membuat dan menggunakan bahan hayati dan non hayati
(8) Menerapkan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk
mempengaruhi lingkungan
Sedangkan menurut Keputusan Kepala BAPEDAL No 9/2000 dokumen AMDAL yang
harus disusun oleh tim studi terdiri dari:
1. Dokumen KA (Kerangka Acuan) ANDAL
2. Dokumen ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan)

3. Dokumen RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan)


4. Dokumen RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan)
5. Dokumen Ringkasan Eksekutif
1.5 Tujuan dan Kegunaan Studi ANDAL
1.5.1 Tujuan Studi
a. Memberikan penjelasan tentang rencana pembangunan Aston Paramount Hotel
b. Mengidentifikasikan rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan
terutama yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan
hidup.
c. Mengidentifikasikan rona lingkungan hidup terutama yang akan terkena
dampak besar dan penting
d. Memprakirakan dampak dan mengevaluasikan dampak besar dan penting
terhadap lingkungan hidup
e. Merumuskan saran dan tindakan yang dilakukan untuk meminimalkan dampak
negative dan meningkatkan dampak positif proyek yang akan tertuang dalam
Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan.
1.5.2 Kegunaan Studi
a. Membantu pengambilan keputusan dalam pemilihan alternatif yang layak dari
segi lingkungan hidup, teknis dan ekonomis
b. Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan hidup dalam tahap perencanaan
rinci dari suatu usaha dan /atau kegiatan
c. Sebagai pedoman untuk kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan Aston Paramount
Hotel
d. Memberikan informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari
rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan Aston Paramount Hotel.

Você também pode gostar