Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
AKUNTANSI MANAJEMEN
Cost Profit Volume Analysis
OLEH :
(1591661012)
(1591661027)
(1591661032)
(1591661033)
MAGISTER AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
2015
laba
rugi
merupakan
suatu
alat
yang
berguna
untuk
sebelum pajak penghasilan. Laba bersih (net income) adalah laba operasi dikurangi
pajak penghasilan.
Setelah menghitung jumlah unit yangterjual, kita dapat mengembangkan
persamaan laba operasi dengan menyatakan pendapatan penjualan dan beban variabel
dalam jumlah unit dolar dan jumlah unit.
Laba Operasi = (Harga x Jumlah unit terjual ) ( Biaya variabel per unit x
Contoh: Whitter Company merupakan perusahaan yang memproduksi mesin
Jumlah unit terjual ) Total biaya tetap
pemotong rumput. Untuk tahun mendatang, pengontrol menyusun proyeksi
laporan laba rugi berikut :
Penjualan (1000 unit @$400)
Beban variabel
Margin kontribusi
Beban tetap
Laba operasi
$ 400.000
325.000
$ 75.000
45.000
$30.000
Jadi, Whitter Company harus menjual 600 unit mesin pemotong rumput untuk
mencapai titik impas.
b. Jalan Pintas untuk Menghitung Unit Impas
Kita dapat menghitung unit impas lebih cepat dengan berfokus pada margin
kontribusi. Margin kontribusi (contribution margin) adalah pendapatan penjualan
dikurangi total biaya variabel. Pada impas, margin kontribusi sama dengan beban
tetap.Jika kita mengganti margin kontribusi per unit untuk harga dikurangi biaya
variabel per unit pada persamaan laba operasi dan memperoleh jumlah unit, maka
akan didapatkan persamaan dasar impas berikut :
Jumlah Unit
= Biaya
Margin sebelumnya,
Kontribusi per
unit
Dengan menggunakan
contoh
yang tetap
sama /dengan
jika
data dimasukkan
kedalam persamaan maka:
Jumlah unit
= 45.000/ (400-300)
= 45.000/75
= 600
c. Penjualan dalam Unit yang Diperlukan untuk Mencapai Target Laba
kontribusi perusahaan menghasilkan laba (atau laba operasi positif); (3) Jika biaya tetap lebih
besar dari biaya produksi, perusahaan mengalami kerugian operasi.
Target Laba dan Pendapatan Penjualan
Perhitungan penjualan yang harus dihasilkan untuk memperoleh suatu target laba adalah
dengan menambahkan target laba pada biaya tetap dalam rumus CVP. Apabila target laba
sebesar $60.000, unit yang harus dijual apabila biaya tetap $45.000 dan margin kontribusi
0,1875 adalah sebagai berikut :
Penjualan = ($45.000+$60.000)/0,1875
= $100.000/0,1875
= $560.000
Secara umum, dengan asumsi biaya tetap tidak berubah, rasio margin kontribusi dapat
digunakan untuk mengetahui dampak terhadap laba atas perubahan penjualan. Untuk
memperoleh total perubahan dalam laba yang diakibatkan oleh perubahan pendapatan,
kalikan rasio margin kontribusi dengan perubahan dalam penjualan. Contohnya apabila
penjualan $540.000 (turun sebesar $20.000), penurunan terhadap laba pernjualan adalah
sebesar $3.750 (0,1875 x $20.000).
3) ANALISIS MULTI PRODUK
Banyak perusahaan memproduksi dan menjual sejumlah produk atau jasa.
Kompleksitas konseptual dari analisis CVP lebih tinggi dalam situasi multi produk, namun
pengoperasiannya tidak berbeda jauh. Terdapat pemisahan beban tetap langsung dari beban
tetap umum. Beban tetap langsung adalah biaya tetap yang dapat ditelusuri ke setiap produk
dan akan hilang jika produk tersebut tidak ada. Beban tetap umum adalah biaya tetap yang
tidak dapat ditelusuri ke produk dan akan tetap muncul meskipun salah satu produk
dieliminasi.
Penjualan
Beban Variabel
Margin Kontribusi
Beban Tetap Langsung
Margin Produk
Beban Tetap Umum
Laba Operasi
Mesin Manual
$480.000
380.000
$ 90.000
30.000
$ 60.000
Mesin Otomatis
$640.000
480.000
$160.000
40.000
$120.000
Total
$1.120.000
870.000
$ 250.000
70.000
$ 180.000
26.250
$ 153.750
= 400 unit
Unit impas mesin otomatis = Biaya Tetap / Margin Kontribusi
= S40.000 / $ 200
= 200 unit
Pada contoh diatas, margin produk impas hanya menutupi biaya tetap langsung,
namun biaya tetap umum masih belum tertutupi.Penjualan kedua produk dalam
jumlah tersebut akan menimbulkan kerugian biaya tetap umum. Perlu dilakukan
pengalokasian biaya tetap umum ke setiap lini produk sebelum menghitung titik
impas.
Permasalahannya adalah alokasi biaya tetap umum bersifat acak. Jadi, tidak ada
volume impas yang tampak secara langsung. Kemungkinan pemecahannya adalah
mengonversikan masalah multi produk menjadi masalah produk tunggal. Jika hal ini
dapat dilakukan, maka seluruh metodelogi CVP produk tunggal dapat diterapkan
secara langsung. Kunci dari konversi ini adalah mengidentifikasi bauran penjualan
yang diharapkan dalam unit dari produk produk yang dipasarkan. Bauran
penjualan (sales mix) adalah kombinasi relatif dari berbagai produk yang dijual
perusahaan.
Bauran penjualan dapat diukur dalam unit yang akan dijual atau bagian dari
pendapatan. Apabila penjualan direncanakan sebanyak 1.200 mesin pemotong rumput
manual dan 800 mesin pemotong rumput otomatis, maka bauran penjualan dalam unit
adalah 1.200:800 atau 3:2.
Ilustrasi pada kedua produk mesin pemotong rumput Whittier Company :
Produk
Harga
Biaya
Margin
Bauran
Margin
Variabel
Kontribusi Penjualan Kontribusi
Per Unit
per Unit
per Paket
Mesin Manual
$400
$325
$75
3
$225
Mesin Otomatis
800
600
200
2
400
Total Paket
$625
Dalam proyeksi laba rugi Whittier, total biaya tetap perusahaan adalah $96.250
sehingga perhitungan titik impasnya sebagai berikut :
Paket Impas = Biaya Tetap / Margin Kontribusi per Paket
= $96.250/$625
= 154 Paket
b. Titik Impas dalam Dolar Penjualan
Titik impas dalam dolar penjualan dapat dihitung dengan membagi biaya tetap
dengan rasio margin kontribusi. Dalam ilustrasi Whittier Companya, biaya
tetapadalah
sebesar
$96.250
dan
rasio
margin
kontribusi
0,2232
Rentang
yang
relevan
yaitu
rentang
operasi
berjalan
yang
Sistem Otomatis
$ 1000.000
500.000
$ 500.000
375.000
$ 125.000
100
50
Sistem Manual
$ 1.000.000
800.000
$ 200.000
100.000
$ 100.000
100
80
50
20
Pada sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, biaya dibagi dalam kategori
berdasarkan unit dan nonunit. Sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas mengakui
beberapa biaya yang berubah bergantung pada jumlah unit yang diproduksi sedangkan
beberapa biaya lain tidak.
Penggunaan CVP dalam kerangka berdasarkan aktivitas harus dimodifikasi.
Perbandingan antara titik impas ABC dan titik impas konvensional mengungkapkan dua
perbedaan yang signifikan. Pertama, beberapa biaya yang sebelumnya diidentifikasi sebagai
biaya tetap dapat berbeda dengan penggerak non unit. Kedua, pembilang pada persamaan
impas ABC memiliki dua istilah biaya non unit yaitu aktivitas yang berkaitan dengan batch
dan aktivitas yang berkaitan dengan keberlanjutan produk.
Biaya Variabel
per Unit
$
10
1.000
30
Tingkat Penggerak
Aktivitas
20
1.000
$100.000
50.000
20
= 12.000 unit
Berdasarkan kedua pendekatan tersebut, jumlah unit yang harus dijual adalah sama.
Persamaan ABC pada analisis CVP merupakan representasi yang lebih lengkap mengenai
perilaku biaya yang mendasari pemahaman strategis penting.
Implikasi Strategis Analisis CVP Konvensional versus Analisis ABC
Informasi yang diberikan oleh persamaan konvensional memberi kesan bahwa setiap
pengurangan biaya tenaga kerja akan mengurangi total biaya karena perubahan dalam tingkat
aktivitas tenaga kerja tidak akan memengaruhi biaya tetap. Namun, persamaan ABC
menunjukkan pengurangan input tenaga kerja yang secara berlawanan memengaruhi aktivitas
pengaturan atau dukungan teknik mungkin tidak menguntungkan. Pemberian informasi biaya
ABC kepada insinyur membuat keputusan rancangan yang lebih baik dapat dibuat.
Analisis CVP dan JIT
Jika suatu perusahaan menganut JIT, maka biaya variabel per unit yang dijual berkurang
dan biaya tetap bertambah. Biaya tenaga kerja langsung dianggap sebagai biaya tetap, bukan
variabel. Bahan baku masih dianggap sebagai biaya variabel berdasarkan unit. Biaya variabel
berdasarkan unit lainnya seperti listrik dan komisi penjualan juga tetap berlaku. Variabel
tingkat batch menjadi hilang karena pada JIT, batch-nya adalah unit sehingga persamaan
biaya pada JIT dinyatakan sebagai berikut :
Total Biaya = Biaya Tetap + (Biaya Variabel per unit x Jumlah unit) +
(Biaya rekayasa x Jumlah jam rekayasa)