Você está na página 1de 21

KULIAH KE 2-3

1.
2.
3.

Macam metode pemberaian dan karakterisasi


massa batuan Perkembangan dan sejarah
bahan peledak Peraturan perundangan
mengenai bahan peledak

Oleh :
PIFET OKTORI
BINTANG WAHYU AJI
RESPATI MUHAMMAD

KARAKTERISTIK MASSA BATUAN

Dalam kegiatan pemboran dan peledakan,


karakteristik massa batuan yang perlu
diperhatikan dalam kaitannya dengan
fragmentasi batuan yaitu kekerasan batuan,
kekuatan batuan, elastisitas batuan, abrasivitas
batuan, dan kecepatan perambatan gelombang
pada batuan ,serta kuat tekan dan kuat tarik
batuan yang akan diledakkan.

kekerasan batuan
tinggi kekerasan batuan, maka akan semakin sukar
batuan tersebut untuk dihancurkan, demikian juga
dengan batuan yang memilki kerapatan tinggi.
Elastisitas batuan adalah sifat yang dimiliki batuan untuk
kembali ke bentuk atau keadaan semula setelah gaya
yang diberikan kepada batuan tersebut dihilangkan.
Abrasivitas batuan merupakan suatu parameter batuan
yang mempengaruhi keausan (umur) dari mata bor yang
digunakan untuk melakukan pemboran pada batuan
tersebut.

Kecepatan perambatan gelombang pada setiap batuan berbeda.


Pada batuan yang keras, kecepatan perambatan gelombang
yang melalui batuan tersebut akan lebih tinggi dari kecepatan
rambat gelombang pada batuan lunak. Secara teoritis semakin
tinggi kecepatan rambat gelombang pada suatu batuan maka
memerlukan bahan peledak yang memilik kecepatan detonasi
yang tinggi pula agar dapat menghancurkan batuan tersebut.
Batuan pada dasarnya lebih kuat atau tahan terhadap tekanan
daripada tarikan, hal ini dicirikan oleh kuat tekan batuan yang
lebih besar dibandingkan dengan kuat tariknya. Apabila bahan
peledak yang digunakan menghasilkan energi untuk menekan
batuan melebihi dari kuat tarik batuan tersebut maka batuan
akan hancur atau lepas dari batuan induknya.

MACAM MACAM METODE


PEMBERAIAN
No Ripping :
. metode ini digunakan jika kecepatan seismik < 450 m/det.
. Batuan sangat lunak, lapuk seluruhnya.
2. Soft Ripping :
. Metode ini digunakan jika kecepatan seismik diantara 450-1200 m/det
. Batuan lunak, sangat lapuk
3. Medium Ripping
. Metode ini digunakan jika kecepatan seismik diantara1200-1650 m/det
. Batuan keras, lapuk, kekar menerus
4. Hard ripping
. Metode ini digunakan jika kecepata seismik diantara 1650-2150 m/det
. Batuan sangat kesar, lapuk ringan, kekar agak menerus
5. Drill and blasting
. Metode ini digunakan jika kecepatan seismik diantara > 2150 m/det
. Batuan ekstrem keras, tidak lapuk, kekar tak menerus tampa separasi.
1.

BLASTING
Batuan

Bahan Peledak

Metoda Peledakan

METODE
PELEDAKAN

PERLENGKAPAN

PERALATAN

1. Plain detonator
2. Sumbu api
SUMBU API (CAP
3. Igneter cord
& FUSE)
4. Igneter cord conector

1. Cap crimper
2. Penyulut (lighter) : korek api.
3. Tamper

1.
2.
SUMBU LEDAK

3.

Sumbu ledak
Detonatring Relay/
Dellay connector
Initator (detonator
listrik/biasa)

LISTRIK

1. Detonator listrik
2. Connecting wire

1. Blasting machine/ exploder


2. Blasting machine tester :
-Rheostat
-Blasting VOM meter
3. Circuit tester :
- Galvanometer
- Voltmeter
4. Tamper
5. Leading wire

1.
NON LISTRIK

Detonator non listrik


(Nonel, Hercudet)
2. Connector
3. Sumbu ledak (untuk
nonel)

Tergantung detonator yang dipakai

1. Exploder
1. Gas supply unit (untuk hercudet)
2. Circuit tester

1. metode sumbu api (cap & fuse method)


metode sumbu api merupakan metode yang menggunakan sumbu api
sebagai peledaknya, diman sumbu api yaitu sumbu yang berfunsi
merambatkan api guna meledakkan suatu bahan peledak.
2. metode sumbu ledak
sumbu ledak adalah sumbu yang berintikan iniating explosive yang
dimasukkan dalam suatu pembungkus plastik dan berbagai kombinasi
textile, kawat halus dan plastik.
3. metode listrik.
peledakan dengan menggunkan arus listrik untuk menyalakan bahan
peledak, arus listrik yang digunakan berupa arus searah (DC) ataupun
arus bolak balik (AC)
4. metode non listrik
metode peledakan ini menggunakan metode nonel, metode nonel adalah
suatu metode peledakan generasi baru yang telah dikembangkan oleh
netro nebel AB Swedia. metode ini pada dasarnya adalah suatu suatu
sistem peledakan beruntun tanpa menggunakan listrik

KLASIFIKASI BAHAN PELEDAK


1. Klasifikasi bahan peledak menurut Anon (1977)
JENIS

REAKSI

CONTOH

Bahan peledak
Deflagrate(terbakar) black powder
lemah (low explosive)
Bahan peledak kuat
(high explosive)

Detonate(meledak)

TNT, PETN

Blasting agent

Detonate(meledak)

ANFO, slurry,
emulsi

2. Berdasarkan Komposisinya
Bahan peledak senyawa tunggal, yaitu bahan peledak yang terdiri dari
satu senyawa misal, PETN (Penta Erythritol Tetra Nitrat), TNT (Tri
Nitro Toluena).
Bahan peledak Campuran, yaitu bahan peledak yang ter diri dari
berbagai senyawa tunggal seperti: Dynamit (Booster) Black powder,
ANFO (Ammonium Nitrate Fuel Oil).

DRILL
Sistem pemboran berdasarkan dengan tingkat
keterterapannya dibagi menjadi 8 (delapan) macam
yaitu :
Mekanik :
perkusif, rotari, rotari-perkusif
Termal
: pembakaran, plasma, cairan panas,
pembekuan
Hidroulik
: pancar (jet), erosi, cavitasi
Sonik :
vibrasi frekuensi tinggi
Kimiawi :
microblast, disolusi
Elektrik :
elektric arc, induksi magnetis
Seismik :
sinar laser
Nuklir
: fusi, fisi

SISTEM PEMBORAN MEKANIK


komponen utama dari sistem pemboran mekanik adalah : sumber
energi mekanik, batang bor penerus (transmitter) energi tersebut,
mata bor sebagai aplikator energi terhadap batuan, dan peniupan
udara (flushing) sebagai pembersih dari serbuk pemboran
(cuttings) dan memindahkannya keluar lubang bor. pemboran
mekanik terbagi menjadi 3 ( tiga ), yaitu : rotari, perkusif, dan
rotari-perkusif.
1. Bor Tumbuk ( Percussion Drill )
Pada pemboran tumbuk (percusif), energi dari mesin bor
diteruskan oleh batang bor dan mata bor untuk meremukkan
batuan
Contoh alat bor yang menggunakan temper ini adalah hammer
drill, churn drill.

2. Bor Putar-Tumbuk ( Rotary-Percussion Drill )


Pada pemboran rotary-perkusif, aksi penumbukan oleh mata bor
dikombinasikan dengan aksi putaran, sehingga terjadi proses peremukan dan
penggerusan permukaan batuan.
Top Hammer
Metode pemboran Top hammer adalah metode pemboran yang terdiri dari 2
kegiatan dasar yaitu putaran dan tumbukan. Kegiatan ini diperoleh dari
gerakan gigi dan piston, yang kemudian ditransformasikan melalui shank
adaptor dan batang bor menuju mata bor.
Down the Hole Hammer (DTH Hammer)
Metode pemboran ini adalah metode pemboran tumbuk-putar yang sumber
dasarnya menggunakan udara bertekanan
Contoh dari alat bor dengan menggunakan temper tumbuk putar adalah jack
hammer.
3. Bor Putar ( Rotary Drill )
Berdasarkan sistem penetrasinya, metode rotari terbagi menjadi 2 sysem
tricone dan drag bit. Disebut tricone jika penetrasinya berupa gerusan
(crushing) dan drag bit jika hasil penetrasinya berupa potongan. Sistem tricone
digunakan untuk batuan sedang hingga lunak, untuk system drag bit digunakan
untuk batuan lunak. Contoh alat bor dengan sistem ini adalah rotary drill.

PERATURAN PERUNDANGAN
MENGENAI BAHAN PELEDAK

KEPMENNO.125/1999
KEPRES
PERATURAN
PERTAMBANGAN
KAPOLRI
MENHAN
MENTERI
TGL
NO.2
NO
PERTAHANAN
11-10-1999
: DAN
PER/22/M/XII/2006
ENERGI
TENTANG
REPUBLIKINDONESIANOMOR
NO.555.K/26/M.PE/1995
TGL
BAHAN
19-12-2006
PELEDAK
TTG
TGL
PE

PERATURAN KAPOLRI NO.2 THN 2008 TGL


29 APRIL TTG PENGAWASAN, PENGADILAN
DAN PENGAMANAN BAHAN PELEDAK
KOMERSIAL
BAB I KETENTUAN UMUM
BAB II JENIS-JENIS BAHAN PELEDAK
KOMERSIAL
BAB III BADAN USAHA BAHAN PELEDAK
KOMERSIAL
BAB IV PERIZINAN
BAB V PENGAMANAN BAHAN PELEDAK
BAB VI PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
BAB VII SANKSI
BAB VIII PENUTUP

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN


REPUBLIKINDONESIANOMOR 36 TAHUN
2012TENTANGPEDOMAN DAN TATA CARA PERIZINAN,
PEMBINAAN, PENGEMBANGAN,PENGAWASAN, DAN
PENGENDALIAN INDUSTRI BAHAN PELEDAK

BAB I KETENTUAN UMUM


BAB II BADAN USAHA BAHAN PELEDAK, PEDOMAN
DAN TATA CARA PERIZINAN
BAB III PROSEDUR PENGURUSAN IZIN DAN
REKOMENDASI
BAB IV PEMBINAAN BADAN USAHA BAHAN PELEDAK
BAB V PENGEMBANGAN KEGIATAN BADAN USAHA
BAHAN PELEDAK
BAB VI KOORDINASI DAN TATARAN KEWENANGAN
BAB VII MASA BERLAKUNYA IZIN DAN
REKOMENDASI
BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN
BAB IX KETENTUAN PENUTUP

KEPUTUSAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI NOMOR :


555.K/26/M.PE/1995 DITETAPKAN TANGGAL 22 MEI 1995
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERTAMBANGAN
UMUM

BAB I KETENTUAN UMUM


BAB II BAHAN PELEDAK DAN PELEDAKAN
BAB III LINGKUNGAN TEMPAT KERJA
BAB IV SARANA TAMBANG DI PERMUKAAN
BAB V PEMBORAN
BAB VI TAMBANG PERMUKAAN
BAB VII KAPAL KERUK
BAB VIII TAMBANG BIJIH BAWAH TANAH
BAB IX TAMBANG BATUBARA BAWAH TANAH
BAB XI KETENTUAN PERALIHAN
BAB XII KETENTUAN PENUTUP

Sejarah perkembangan Bahan Peledak


Black Powder (1242)

Dynamite (1846)

ANFO (1925)

Water Gel Explosive (1942)

1.

Black Powder
pertama muncul di cina abad 12
- tidak tahan panas
- mudah meledak
digunakan sebagai mesiu. Pabrik BP
pertama didirikan di Milton Massacusset
(AS) tahun 1675.
Tambang yang pertama kali gunakan BP
adalah tambg timah (1689) di Cornwall
England, tambg tembaga (1705) di Simsbury
connecticut.
BP dipakai di Switzerland untuk jalan raya
albula (1696)

2. Dynamite
Berbentuk gelatin. Ditemukan pertama kali tahun 1846 oleh
Ascanio Sobrero.
Pabrik nitroglycerin dibangun (1861) Alfred Nobel dekat
stockholm, Heleneborg swedwen.
Dilakukan penelitian untuk penggunaan dynamite pada
tambang batubara permissibilitas.
Penggunaan ethylene glycol dynitrate + NG mengatasi
masalah membekunya dynamit

3. Amonium Nitrate & Tovex WG


Untuk dapat meledak perlu pemanas, aman bila
tidak dicampur dynamite.
Ditemukan pertama oleh J.R. Glauber tahun 1859.
Handak water gel mulai dipasarkan tahun 1957
1958 Du Pont membuat Tovex WG diameter besar
dibuat mulai tahun 1970
4. Initiating Devices
Tahun 1745 Dr. Watson dari Royal Society of
England meledakkan BP dengan electrick spark.
Ben Franklin memampatkan BP dalam tabung
Moses Show gun powder (pengapian listrik)
William Bickford Sumbu api

Alfred Nobel mengembangkan detonator


komersial berupa mercury fulminate.
H. Julius Smith detonator listrik, blsting
machine, delay cap.
1973 dikembangkan sumbu ledak dengan bahan
PETN, pembungkus dari cotton diganti plastik.
Tahun 1946 munculnya delay dengan interval pendek
dalam milidetik sampai detik.
1950 an muncul delay connector untuk memperoleh
efek perlambatan dalam sumbu ledak
1976 diperkenalkan non-electric delay cap & delay
blasting seperti nonel dan hercudet

Você também pode gostar