Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Lidya Nauli Siagian1 Danna Prasetya N.2 Godlive Handel I.S3 Nadhira Rizky Yanti4 Laras Kun R.P5 Tegar
Satriani6 Annisa Bayanti N7 Natasya Situmorang8
Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Abstrak: Perumahan sebagai ruang privat sudah seharusnya memenuhi standar terutama dalam hal perancangan
kota. Penyediaan fasilitas juga perlu disesuaikan dengan standar pelayanan minimal yang berlaku dan dengan konsep
yang akan diterapkan pada lokasi perancangan. Perancangan sebuah kawasan dilakukan dengan tujuan tertentu yang
tidak lain ialah untuk mengatasi permasalahan di kawasan itu sendiri. Kawasan dirancang dengan menerapkan
konsep tertentu sesuai dengan masalah yang ada di mana konsep yang diterapkan merupakan solusinya. Rencana
konsep yang akan diterapkan di Kelurahan Pakintelan ialah Green Property yang terbagi dalam green building dan
green district sedangkan, konsep penataan yang diterapkan ialah Smart Green Pakintelan Housing. Konsep ini
diharapkan menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan yang ada terkait isu kelangkaan air bersih. Perumahan
dirancang agar menjadi salah satu penerapan urban resilience (kota berketahanan) sehingga, perumahan yang
dibangun dapat berketahanan terhadap kelangkaan air bersih. Metode analisis perancangan yang digunakan untuk
mengolah data yaitu analisis aktivitas dan kebutuhan ruang, analisis tapak, analisis kriteria terukur dan tak terukur,
analisis elemen perancangan kota, analisis elemen citra kota dan estetika, serta analisis detail rancangan berupa site
plan kawasan dan amplop bangunan.
Kata kunci: Green Property, green district, green building
Abstract: Housing as a private space has to occupy the standard of urban design. Facilities that provided
also need to be adjusted to the minimum service standards and the concept that will be applied to the site.
Designing a site is conducted with a specific purpose that is to solve the problems in its. Site is designed by
applying certain concepts in accordance to the existing problems in which the concept is the solution. The
concept that will be applied in Pakintelan Village is Green Property which is divided into green building
and green district whereas, structuring concepts applied is Smart Green Pakintelan Housing. This concept
is expected to be a solution to solve the existing problems related to the issue of water scarcity. Housing is
designed to be an application of urban resilience so that, the housing that built can be resilience against
water scarcity. Method of design analysis which is used to process the data is the analysis of activity and
the need of space, site analysis, analysis of measurable and immeasurable criteria, element of urban design
analysis, element analysis and aesthetic image of the city, and the detailed analysis of the design in the form
of site plan and building envelope.
Keywords: Green Property, green district, green building
Pendahuluan
Smart Green Pakintelan Housing merupakan lokasi perancangan yang
terletak di Kelurahan Pakintelan, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, di mana
merupakan perumahan yang berketahanan terhadap bencana kelangkaan air bersih.
Manusia sebagai makhluk hidup tentu membutuhkan air sebagai pemenuhan
kebutuhan hidup, baik untuk dikonsumsi seperti minum, memasak, ataupun
digunakan untuk kebutuhan sanitasi. Kelurahan Pakintelan tepatnya RW 05
merupakan kelurahan yang terletak di Kecamatan Gunungpati. Jika dilihat dari
jumlah penduduknya, RW 05 Kelurahan Pakintelan memiliki jumlah penduduk 568
jiwa. Jumlah penduduk semakin lama akan semakin bertambah karena pada
dasarnya manusia berkembang biak. Jumlah penduduk yang semakin bertambah
berpengaruh terhadap kebutuhan air yang nantinya akan bertambah pula. Jenis
tanah di lokasi perancangan juga menjadi faktor adanya kelangkaan air bersih di
mana jenis tanahnya adalah latosol cokelat kemerahan, yang memiliki sifat yang
peka terhadap air dan memiliki daya serap tinggi sehingga air yang ada dipermukaan
langsung diserap ke bawah tanah yang mengakibatkan air permukaan dan run offnya sedikit. Akibat dari mengalirnya air ke saluran bawah tanah, di mana air bawah
tanah di Kelurahan Pakintelan pun mengalir ke wilayah dengan dataran yang lebih
rendah yaitu pusat Kota Semarang. Hal tersebut akan mengakibatkan terdapatnya
persaingan untuk menggunakan air bersih. Selain itu, RW 05 Kelurahan Pakintelan
memiliki akuifer jenis produktif setempat dan air tanah langka. Jumlah penduduk
RW 05 Kelurahan Pakintelan yang terus bertambah membutuhkan pasokan air yang
semakin banyak pula untuk berlangsung hidup, namun kondisi fisik yaitu jenis
akuifer yang ada tidak memadai.
Kebutuhan air di Kelurahan Pakintelan saat ini terpenuhi dari dua sumur
artesis, namun tidak menutup kemungkinan suatu saat sumur tersebut akan
kehabisan cadangan air. Sedangkan, masyarakat setempat juga belum menemukan
cara untuk mengatasi jika hal tersebut terjadi. RW 05 Kelurahan Pakintelan memang
dilalui oleh aliran Sungai Banjir Kanal Timur tetapi juga tidak menjamin sungai
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat setempat. Hal ini dikarenakan terjadinya
alih fungsi lahan menjadi permukiman di hulu dari fungsi serapan menjadi
permukiman. Sungai Banjir Kanal Timur yang berdampak mengahambat aliran air
sungai turun ke muara. Dengan begitu RW 05 Kelurahan Pakintelan rawan terkena
bencana kelangkaan air bersih. Maka dari itu perlu dirancang sebuah konsep kota
yang efisien dan efektif untuk mengatasi kemungkinan bencana kelangkaan air
bersih terjadi agar RW 05 Kelurahan Pakintelan tetap dapat berfungsi sebagaimana
mestinya meskipun terkena kelangkaan air bersih. Setelah melakukan tinjauan
terhadap rumusan masalah tersebut, maka munculah research question yaitu
Bagaimana konsep penataan Kelurahan Pakintelan sebagai hunian yang
berketahanan terhadap kelangkaan air bersih di Kecamatan Gunungpati,
Semarang?.
Keluaran dari penelitian ini adalah konsep penataan yang dilakukan di
Kelurahan Pakintelan yang berupa urban design guidelines sehingga dapat
menciptakan perumahan dengan konsep Green Property di Kecamatan Gunungpati.
Penataan ditinjau berdasarkan analisis perancangan. Tujuan dari studi ini yaitu
membuat desain ulang terhadap kawasan perumahan di Kelurahan Pakintelan,
Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang agar dapat tetap bertahan dalam
menghadapi bencana kelangkaan air bersih dengan menggunakan konsep Green
Property. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, sasaran yang dilakukan yaitu
sebagai berikut:
1. Menentukan justifikasi pemilihan lokasi perancangan;
2. Mendeliniasi lokasi perancangan;
Kajian Teori
Green Property adalah konsep desain ramah lingkungan yang terdiri dari dua
indikator yaitu green district dan green building. Konsep Green Property adalah
konsep yang dirancang sebagai konsep dari resilient city yang hemat energi. Green
Property memiliki beberapa kriteria yang digunakan sebagai acuan dalam
mendesain. Kriteria pertama adalah taat pada kebijakan pro-lingkungan, yang kedua
adalah pada sistem pengolahan sampah dan limbah minimal (zero waste) sehingga
sampah yang dibuang ke TPA sangat sedikit. Pada tahap kedua ini nantinya konsep
perancangan akan membangun setiap bangunan dengan tempat pengelolaan
sampah mandiri. Kriteria ketiga adalah permukiman yang memiliki sistem
pengendalian dan pengelolaan air yang memungkinkan 30% air hujan meresap ke
tanah, yang keempat adalah infrastruktur hijau, artinya
Analisis
Aspek
Perancangan
Analisis Tapak
- Konstelasi wilayah mencakup keterkaitan wilayah studi dengan Kelurahan
Pakintelan, serta dengan Kecamatan Gunungpati.
- Analisis lingkungan, berfungsi untuk menentukan kesesuaian zoning pada
wilayah studi berdasarkan fungsi yang telah ada.
- Analisis topografi, dapat diketahui dari garis kontur yang terdapat pada
wilayah studi yaitu memiliki lereng yang datar hingga landai.
- Analisis kebisingan, terdiri dari kebisingan cukup tinggi (jalan raya UnnesGunungpati) dan kebisingan rendah (di sepanjang jalan lokal & lingkungan
di wilayah studi).
- Analisis drainase, berupa drainase terbuka yang alirannya ke saluran jalan.
- Analisis vegetasi, terdapat pohon palem ekor kuda dan dan pada jalan utama
dari lokasi perancangan yang terletak di jalan lokal sebagai penambah
keindahan dan peneduh lokasi serta menambah suasana yang asri untuk
lokasi perumahan.
Analisis arah angin dan lintasan matahari, pola limpasan matahari bergerak
dari timur ke barat, sedangkan untuk arah angin yang cocok pada suatu
ruang publik yaitu angin yang sejuk.
Zoning kawasan, merupakan pembagian kawasan perancangan menjadi
beberapa zona tertentu.
Analisis Terukur
- Perhitungan Koefisien Dasar Bangunan. Pengaturan KDB pada kawasan
permukiman adalah sebesar 35% dari seluruh luas kawasan perencanaan
diluar luasan yang digunakan untuk jaringan utilitasnya.
- Perhitungan Ketinggian Bangunan. Maksimum ketinggian maksimum
bangunan yang diperbolehkan adalah 13 lantai. Sedangkan pada kawasan
perancangan hanya akan dibangun ketinggian maksmium adalah 2 lantai
untuk bangunan hunian klaster besar dan pertokoan saja.
- Jarak Antar Bangunan dan Garis Sempadan Bangunan. Untuk bangunan 2
lantai menunjukan bahwa bangunan tersebut mempunyai ketinggian dengan
jarak antar bangunan maksimum adalah adalah 4 meter. Sedangkan untuk
bangunan 1 lantai mempunyai jarak antarbangunan maksimum sebesar 3
meter. Untuk garis sempadan bangunan klasifikasinya antara lain :
Jalan Kolektor (a) dengan Jalan Lingkungan Utama (b)
Maka GSB a = 17,67 meter dan GSB b = 31,27 meter
Jalan Kolektor (a) dengan Jalan Lingkungan (c)
Maka GSB a = 13,267 meter dan GSB c = 19,489 meter
Jalan Lingkungan Utama (b) dengan Jalan Lingkungan (c)
Maka GSB b = 10,99 meter dan GSB c = 16,825 meter
Karena dari hasil perhitungan tidak realistis untuk diterapkan pada kawasan
perancangan seluas 10,4 Ha, maka untuk bangunan yang berbatasan dengan jalan
akan menggunakan sempadan bangunan dengan besaran yang sama besar dari arah
tersebut dengan lebar jalan satu arah yaitu 3 meter.
Analisis
Kebutuhan
Ruang
dan
Fasilitas
Site Plan
Smart Green
Pakintelan
Housing
Komponen
Landmark
Perumahan
Perdagangan dan
Jasa
Sarana Aktivitas
Penunjang
Ruang Terbuka
Hijau
Design Guidelines
Performance
Perscriptive
- Landmark yang terdapat
pada lokasi perancangan
berupa pintu gerbang
yang jalannya terbagi
menjadi 2 jalur dengan
tulisan nama perumahan
3D di tengah-tengah
ditambah dengan adanya
patung serta dicirikan
dengan adanya pohonpohon di sisi kanan dan
kiri.
- Setiap klaster memiliki
gaya bangunan yang
berbeda serta warna cat
yang berbeda juga. Untuk
klaster rumah besar
bangunan bergaya semikolonial,
sedangkan
untuk
klster
rumah
sedang dan kecil bergaya
minimalis.
- Pertokoan di cat dengan
warna senada, dengan
adanya papan nama toko
di setiap toko sebagai
penanda.
Selain
itu
terdapat plang besar yang
menunjukkan bahwa area
tersebut
ialah
area
pertokoan
dari
perumahan Smart Green
Pakintelan.
- Sarana
aktivitas
penunjang
terdapat
foodcourt,
lapangan
olahraga, taman utama,
masjid, jogging track
dengan
lokasi
yang
strategis.
- Bangunan
pertokoan
memiliki KDB yang sama
dengan perumahan yaitu
35% kemudian ketinggian
bangunan juga tidak lebih
dari 2 lantai, hal ini sesuai
dengan
konsep
yang
diterapkan.
- Di
sarana
aktivitas
penunjang terdapat taman,
IPAL, TPS, dan instalasi
air
yang
menunjang
aktivitas sesuai dengan
konsep Green Property.
Aturan Penunjang
Sirkulasi
Kesimpulan
merupakan
jenis
tanaman yang memiliki
daya serap tinggi
- Sepanjang
jalan
ditanami pohon-pohon
yang bersifat mengikat
air seperti pohon elm,
pohon palem ekor ikan.
Jalan utama terbagi
- Sepanjang
jalan
terdapat
tempat
menjadi 2 jalur dan
sampah setiap 40
masing-masing
meter, lampu jalan,
memiliki
pedestrian
hydrant, papan nama
ways
untuk
orang
jalan, dan penunjuk
normal dan cacat. Jalan
arah.
klaster juga memiliki
pedestrian ways, selain
itu terdapat akses untuk
menembus dari 1 site ke
site yang lain berupa
zebra cross.
Daftar Pustaka
Sumber Daya Agung Property. 2009. Konsep Green yang Sesungguhnya, dalam:
www.sdaproperty.com
Sumber Daya Agung Property. 2009. Delapan Kriteria Hijau, dalam: www.sdaproperty.com
BUMN. 2012. Pengembangan Green Property Berhasil Kurangi Penggunaan Energi,
dalam: www.bumn.go.id
GCB. 2010. Green Property Award 2010, dalam: www.gbcindonesia.org