Você está na página 1de 34

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di negara berkembang.
Kebanyakan kanker dapat dirawat dan banyak disembuhkan, terutama bila perawatan
dimulai sejak awal. Banyak bentuk kanker berhubungan dengan faktor lingkungan
yang sebenarnya bisa dihindari. Merokok dapat menyebabkan banyak kanker dari
pada faktor lingkungan lainnya. Tumor (bahasa latin; pembengkakan) menunjuk
massa jaringan yang tidak normal, tetapi dapat berupa "ganas" (bersifat kanker) atau
"jinak" (tidak bersifat kanker). Hanya tumor ganas yang mampu menyerang jaringan
lainnya ataupun bermetastasis. Kanker dapat menyebar melalui kelenjar getah bening
maupun pembuluh darah ke organ lain.
Terdapat kurang lebih 130 jenis penyakit kanker, yang mempengaruhi kondisi
tubuh kita dengan berbagai macam cara dan membutuhkan penanganan yang
berbeda-beda. Tetapi semua jenis kanker itu memiliki kesamaan: terdiri atas sel-sel
yang membelah dengan cepat dan tumbuh tak terkontrol. Fungsi utama obat-obat
kemoterapi (ing. Chemotherapy) adalah mengenali dan menghancurkan sel-sel seperti
ini.
Kemoterapi telah digunakan sejak tahun 1950-an. Biasa diberikan sebelum atau
sesudah pembedahan. Tujuannya adalah membasmi seluruh sel-sel kanker sampai ke
akar-akarnya, sampai ke lokasi yang tidak terjangkau pisau bedah. Paling tidak untuk
mengontrol sel-sel kanker agar tidak menyebar lebih luas. Pengobatan kanker
tergantung pada jenis atau tipe kanker yang diderita dan dari mana asal kanker
tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian kemoterapi ?
2. Bagaimana cara pengobatan dengan kemoterapi ?
3. Apa manfaat manfaat pengobatan dengan kemoterapi ?
4. Bagaimana pola pemberian obat kemoterapi ?
5. Apa efek samping pengobatan dengan kemoterapi?
6. Apa indikasi dan kontra indikasi pemberian obat kemoterapi?
7. Apa obat yang dapat di gunakan kemoterapi ?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Memahami pengertian tentang kemoterapi.
2. Memahamii cara pengobatan dengan kemoterapi.
3. Memahamii manfaat pengobatan dengan kemoterapi.
4. Memahami pola pemberian obat kemoterapi.
5. Memahami efek samping pengobatan dengan kemoterapi.
6. Mengetahui indikasi dan kontra indikasi pemberian obat kemoterapi.
7. Mengetahui macam-macam obat kemoterapi.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kemoterapi
Kemoterapi adalah penggunaan zat kimia untuk perawatan penyakit. Dalam
penggunaan modernnya, istilah ini hampir merujuk secara eksklusif kepada obat
sitostatik yang digunakan untuk merawat kanker.
Kemoterapi memerlukan penggunaan obat untuk menghancurkan sel kanker.
Walaupun obat ideal akan menghancurkan sel kanker dengan tidak merugikan sel
biasa, kebanyakan obat tidak selektif. Malahan, obat didesain untuk mengakibatkan
kerusakan yang lebih besar pada sel kanker daripada sel biasa, biasanya dengan
menggunakan obat yang mempengaruhi kemampuan sel untuk bertambah besar.
Pertumbuhan yang tak terkendali dan cepat adalah ciri khas sel kanker. Tetapi,
karena sel biasa juga perlu bertambah besar, dan beberapa bertambah besar cukup
cepat (seperti yang di sumsum tulang dan garis sepanjang mulut dan usus), semua
obat kemoterapi mempengaruhi sel biasa dan menyebabkan efek samping.
Satu pendekatan baru untuk membatasi efek samping dan meningkat efektivitas
penggunaan jenis obat yang "diarah secara molekuler". Obat ini mematikan sel
kanker dengan menyerang saluran dan proses vital untuk kelangsungan hidup dan
pertumbuhan sel kanker. Misalnya, sel kanker memerlukan pembuluh darah untuk
memberikan gizi dan oksigen. Beberapa obat bisa menghalangi pembentukan
pembuluh darah ke sel kanker atau saluran pemberian sinyal utama yang menguasai
pertumbuhan sel. Imatinib, obat pertama yang seperti itu, sangat efektif untuk kronis
myelocytic leukemia dan kanker tertentu saluran pencernaan. Erlotinib dan gefitinib
untuk receptors bertempat di permukaan sel pada sel paru-paru kanker kecil-non
kanker. Obat yang diarahkan secara molekuler ternyata berguna dalam mengobati
banyak kanker lain, termasuk payudara dan kanker ginjal.

Tidak semua kanker memberi respon pada kemoterapi. Jenis kanker menentukan
obat mana yang digunakan, dengan kombinasi apa, dan dengan dosis berapa.
Kemoterapi mungkin dipakai sebagai satu-satunya perlakuan atau digabungkan
dengan terapi radiasi atau pembedahan, atau keduanya.
2.2. Cara Pemberian Obat Kemoterapi
Kemoterapi merupakan pengobatan sistemik, sebagian besar diberikan dengan
cara injeksi kedalam pembuluh vena, sebagian kecil dapat berupa tablet atau capsul
dan kadang-kadang ada yang diberikan subcutan atau suntik dibawah kulit, serta
intratekal (diinjeksikan kedalam system syaraf) jarang sekali yang disuntikan ke otot.
Pemilihan vena dan arteri yang tepat serta peralatan yang harus dipakai
ditentukan oleh usia pasien, status vena dan obat yang diberikan melalui infus.
Lakukan pemilihan vena diatas area yang lentur serta pemilihan iv cateter yang paling
pendek dan ukurannya yang paling kecil yang sesuai. Vena yang sering digunakan
adalah : basillic, cephalica dan metakarpal. Tempat penusukan harus diganti setiap 72
jam dan vena yang cocok untuk penusukan terasa halus dan lembut, tidak keras dan
menonjol serta memilih vena yang cukup lebar untuk tempat peralatan, media
kemoterapi dapat membuat iritasi pada vena dan jarigan lunak.
2.3. Manfaat Kemoterapi
Beberapa manfaat kemoterapi pada berbagai jenis kanker :
a. Pengobatan
Beberapa jenis kanker dapat disembuhkan secara tuntas dengan satu jenis
kemoterapi atau beberapa jenis kemoterapi.
b. Kontrol
Kemoterapi ada yang bertujuan untuk menghambat perkembangan kanker
agar tidak bertambah besar atau menyebar ke jaringan lain.
c. Mengurangi gejala
Bila kemotarapi tidak dapat menghilangkan kanker, maka kemoterapi yang
diberikan bertujuan untuk mengurangi gejala yang timbul pada penderita,

seperti meringankan rasa sakit dan memberi perasaan lebih baik serta
memperkecil ukuran kanker pada daerah yang diserang.
2.4 Pola Pemberian Obat Kemoterapi
a. Kemoterapi induksi
Ditujukan untuk secepat mungkin mengecilkan massa tumor atau jumlah sel
kanker, contoh pada tomur ganas yang berukuran besar (bulky mass tumor)
atau pada keganasan darah seperti leukemia atau limfoma, disebut juga
dengan pengobatan penyelamatan.
b. Kemoterapi adjuvan
Biasanya diberikan sesudah pengobatan yang lain seperti pembedahan atau
radiasi, tujuannya adalah untuk memusnahkan sel-sel kanker yang masih
tersisa atau metastase kecil yang ada (micro metastasis).
c. Kemoterapi primer
Dimaksudkan sebagai pengobatan utama pada tumor ganas, diberikan pada
kanker yang bersifat kemosensitif, biasanya diberikan dahulu sebelum
pengobatan yang lain misalnya bedah atau radiasi.
d. Kemoterapi neo-adjuvan
Diberikan mendahului/sebelum pengobatan /tindakan yang lain seperti
pembedahan atau penyinaran kemudian dilanjutkan dengan kemoterapi lagi.
Tujuannya adalah untuk mengecilkan massa tumor yang besar sehingga
operasi atau radiasi akan lebih berhasil.
2.5 Efek Samping Kemoterapi
Efek samping dapat muncul ketika sedang dilakukan pengobatan atau beberapa
waktu setelah pengobatan. Efek samping yang bisa timbul adalah :
a. Lemas
Efek samping yang umum timbul. Timbulnya dapat mendadak atau perlahan.
Tidak langsung menghilang dengan istirahat, kadang berlangsung hingga
akhir pengobatan.
b. Mual dan muntah

Ada beberapa obat kemoterapi yang lebih membuat mual dan muntah. Selain
itu ada beberapa orang yang sangat rentan terhadap mual dan muntah.
c. Gangguan pencernaan
Beberapa jenis obat kemoterapi berefek diare. Bahkan ada yang menjadi
diare disertai dehidrasi berat yang harus dirawat. Sembelit kadang bisa
terjadi.
d. Sariawan
Beberapa obat kemoterapi menimbulkan penyakit mulut seperti terasa tebal
atau infeksi. Kondisi mulut yang sehat sangat penting dalam kemoterapi
e. Rambut rontok
Kerontokan rambut bersifat sementara, biasanya terjadi dua atau tiga minggu
setelah kemoterapi dimulai. Dapat juga menyebabkan rambut patah di dekat
kulit kepala. Dapat terjadi setelah beberapa minggu terapi. Rambut dapat
tumbuh lagi setelah kemoterapi selesai.
f. Otot dan saraf
Beberapa obat kemoterapi menyebabkan kesemutan dan mati rasa pada jari
tangan atau kaki serta kelemahan pada otot kaki. Sebagian bisa terjadi sakit
pada otot.
g. Efek pada darah
Beberapa jenis obat kemoterapi dapat mempengaruhi kerja sumsum tulang
yang merupakan pabrik pembuat sel darah, sehingga jumlah sel darah
menurun. Yang paling sering adalah penurunan sel darah putih (leokosit).
Penurunan sel darah terjadi pada setiap kemoterapi dan tes darah akan
dilaksanakan sebelum kemoterapi berikutnya untuk memastikan jumlah sel
darah telah kembali normal. Penurunan jumlah sel darah dapat

mengakibatkan:
Mudah terkena infeksi
Hal ini disebabkan oleh karena jumlah leokosit turun, karena leokosit
adalah sel darah yang berfungsi untuk perlindungan terhadap infeksi. Ada

beberapa obat yang bisa meningkatkan jumlah leokosit.


Perdarahan

Keping darah (trombosit) berperan pada proses pembekuan darah.


Penurunan jumlah trombosit mengakibatkan perdarahan sulit berhenti,

lebam, bercak merah di kulit.


Anemia
Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah yang ditandai oleh
penurunan hb (hemoglobin). Karena hb letaknya di dalam sel darah merah.
Akibat anemia adalah seorang menjadi merasa lemah, mudah lelah dan

tampak pucat.
h. Kulit dapat menjadi kering dan berubah warna
Lebih sensitive terhadap matahari. Kuku tumbuh lebih lambat dan terdapat
garis putih melintang.
2.6 Indikasi Dan Kontra Indikasi Pemberian Obat Kemoterapi
1) Indikasi Pasien Yang Layak Diberi Kemoterapi
Pasien dengan keganasan memiliki kondisi dan kelemahan kelemahan, yang
apabila diberikan kemoterapi dapat terjadi untolerable side effect. Sebelum
memberikan kemoterapi perlu pertimbangan sebagai berikut :
a. Menggunakan kriteria eastern cooperative oncology group (ecog) yaitu
status penampilan <= 2
b. Jumlah lekosit >=3000/ml
c. Jumlah trombosit>=120.0000/ul
d. Cadangan sumsum tulang masih adekuat misal hb > 10
e. Creatinin clearence diatas 60 ml/menit (dalam 24 jam) ( tes faal ginjal )
f. Bilirubin <2 mg/dl. , sgot dan sgpt dalam batas normal ( tes faal hepar ).

g. Elektrolit dalam batas normal.


h. Mengingat toksisitas obat-obat sitostatika sebaiknya tidak diberikan pada
usia diatas 70 tahun.
2) Kontra Indikasi Kemoterapi
a. Kontra indkasi absolut:
Pada stadium terminal
Kehamilan trimester pertama
Kondisi septikemia dan koma.
b. Kontra indikasi relative :
Bayi 8g/dl, leukosit > 3000/mm3
2.7 Farmakologi Dasar Dari Obat Kemoterapi Kanker
Macam-macam golongan obat kemoterapi adalah :
1) Obat alkali
Atau yang biasa disebut obat alkalitor adalah obat yang mempunyai rumus
kimia gugus bis (klotertil) amil, etinemin atau nitroseurea. Obat golongan alkali ini
sering digunakan untuk pengobatan kanker ovarium dan leukemia (Tiotepa dan
Busolfan). Beberapa obat alkilator sudah disintesis yang menghubungkan berbagai
molekul karir seperti asam amino, basa asam nukleat, hormon atau gugus gula,
namun ada bebarapa proses alkilasi belum berhasil.Golongan alkalitor bekerja
dengan memindahkan gugus alkali kebagian-bagian sel tumor. Alkilasi DNA
dalam inti merupakan interaksi untama yang dapat membunuh sel.
a. Resistensi obat
Mekanisme terjadinya resistensi yang didapat terhadap alkilator meliputi
peningkatan kemampuan memperbaiki lesi DNA, pengurangan
permeabilitasa sel terhadap obat alkilator, peningkatan produksi glutatin
yang melumpuhkan alkilator karena dikonyungsikan dalam reaksi yang
diperantai (catalyzed) oleh glutation S-transferase
b. Efek farmakologi

Alkilaor aktif mempunyai efek langsung vesicant (lempuh) dan dapat


merusak jaringan pada tepat injeksidan menimbulkan toksisitas sistemik.
Peracunan ini biasanya tumbuh pada jaringan yang tumbuh seperti sumsum
tulang, saluran serna dan gonad. Efek seperti mual, muntah biasanya terjadi
60 menit setelah injeksi
c. Dosis dan toksisitas obat-obat alkilator
Obat alkilator digunakan untuk pengobatan berbagai kanker darah dan tumor
padat, yang biasanya digunakan dalam pengobatan kombinasi dengan obat
lain.
Mual dan muntah adalah hal yang umum dilaporkan pada pemberian intravena
mekloretamin, siklofosfamid dan kamursin dan kadang-kadang pada siklofosfamid
oral. Efek toksik yang penting yang sering terjadi pada dosis terapi adalah depresi
sumsung tulang, leukopenia, trombositopenia.
Berikut ini adalah tabel dari obat-obat kemoterapi yang berasal dari

zat

alkilator polifungsional dan obat yang mungkin bersifat alkilator :


No

toksinitas toksinitas
zat alkilator

dosis obat tunggal

akut

0,4 mg/kg IV tunggal


mustard itrogen atau dosis berbagi
1

moderat jumlah
mual &
muntah

(HN2,

lambat
penekanan
darah perifer.
Obat berlebihan
dapat

nekloretamin,

menyebabkan

mustargen)

depresi
berat sumsung
tulang dengan

klorambusil

0,1-0,2 mg/kg/hr oral ; 6-

(leukeran)
siklofosfamid

12 mg/hari
3,5-5 mg/kg/hari oral

lekopenia,
tidak ada fibrosis
mual & paru,

trombositopenia
dan
pendarahan .
(sitoksan)

untuk 10 hari ;

muntah

Alopsia
dan sistitis
hemoragik pada

5
6
7
8
9

1 g/m IV sebagai dosis

keadaan tertentu

tunggal
0,25 mg/kg/hari oral

yg
terjadi pada

melfalan

untuk 4 hari tiap 4-6

pengguna

(alkeran)
tlotepa

minggu
0,2 mg/kg IV untuk 5

tidak ada siklofosfid


infusiensi

(trietilentiofos)
busulfan

hari
2-8 mg/hari oral ; 150-

tidak ada adrenal

(myleran)
karmustin

250 mg/course
2oo mg/m2 IV tiap 6

tidak ada
mual & leukopenia dan

(BCNU)
lomustin

minggu
150 mg/m oral tiap 6

muntah
mual &

trombositopenia.

(CCNU)
semustin (metil

minggu
150 mg/m oral tiap 6

muntah
mual &

hepatitis jarang

CCNU)

minggu

muntah
leukopenia

10

atretamin

,rombositopenia

(heksa metil
melamin )

10 mg/hari untuk 21 hari

mual &

dan neuropati

muntah

perifer
depresi sumsung
tulang dan

11

12

prokarbazin

mual &

susunan saraf

(matulane)

50-200 mg/hari oral


300 mg/m perhari IV

muntah
mual &

pusat
depresi sumsung

Dakorbajin

untuk 5 hari

muntah

tulang

10

disfungsi renal.
200 mg/m perhari IV
13

cisplastin

untuk 5 hari atau


50-70 mg/m sebagai

(platinol)

Disfungsi saraf
mual &

pendengaran

muntah

dosis tunggal tiap 3


minggu
leukopenia dan
14

carboplatin

360 mg/m IV tiap 4

mual &

(paraplatin)

minggu

muntah

trombositopenia,
neuropati &
disfungsi hati

2) Obat Alkaloid Tanaman (Obat Kanker Dari Tanaman)


Sejarah
menggunakan

alkaloid

hampir

obat-obatan

setua

yang

peradaban

mengandung

manusia.
alkaloid

Manusia

dalam

telah

minuman,

kedokteran, the, tuan atau tapal, dan racun selama 4000 tahun. Tidak ada usaha
untuk mengisolasi komponen aktif dari ramuan obat-obatan hingga permulaan
abad ke sembilan belas.
Obat-obatan pertama yang diketemukan secara kimia adalah opium, getah
kering Apium Papaver somniferum. Opium telah digunakan dalam obat-obatan
selama berabad-abad dan sifat-sifatnya sebagai analgesik maupun narkotik telah
diketahui. Pada tahun 1803, Derosne mengisolasi alkaloid semi murni dari opium
dan diberi nama narkotin. Seturner pada tahun 1805 mengadakan penelitian lebih
lanjut terhadap opium dapat berhasil mengisolasi morfin.
Dalam tahun 1817-1820 di Laboratorium Pelletier dan Caventon di Fakultas
Farmasi di Paris, melanjutkan penelitian di bidang kimia alkaloid yang
menakjubkan. Daintara alkaloid yang diperoleh dalam waktu singkat tersebut

11

adalah Stikhnin, Emetin, Brusin, Piperin, kaffein, Quinin, Sinkhonin, dan


Kolkhisin.
Pada tahun 1826, Pelletier dan Caventon juga memperoleh Koniin suatu
alkaloid yang memiliki sejarah cukup terkenal. Alkaloid tersebut tidak hanya yang
bertanggung jawab atas kematian Socrates akibat dari hisapan udara yang beracun,
tetapi karena struktur molekulnya yang sederhana. Koniin merupakan alkaloid
pertama yang ditentukan sifat-sifatnya (1870) dan yang pertama disintesis (1886).
Selama tahun 1884 telah ditemukan paling sedikit 25 alkaloid hanya dari
Chinchona. Kompleksitas alkaloid merupakan penghalang elusidasi struktur
molekul selama abad ke sembilan belas bahkan pada awal abad ke dua puluh.
Sebagai contoh adalah Stikhnin yang ditemukan pertama kali oleh Pelletier dan
Caventon pada tahun 1819 dan struktur akhirnya dapat ditentukan oleh Robinson
dan kawan-kawan pada tahun 1946 setelah melakukan pekerjaan kimia yang
ekstra sukar selama hampir 140 tahun.
Perlu dicatat bahwa selama kimia organik berkembang pesat selama periode
tersebut, menjadi ilmu pengetahuan yang rumit pada saat ini, usaha pengembangan
dalam kimia bahan alam tumbuh sejalan, banyak reaksi yang sekarang merupakan
reaksi klasik dalam kimia organik adalah hasil penemuan pertama dari studi yang
cermat degradasi senyawa bahan alam
Berikut ini adalah tabel dari obat-obat kemoterapi yang berasal dari alkaloid
tanaman.:
n
o
1

Obat

bleomisin
(blenosane)

dosis obat

peracunan

tunggal
sampai 15

akut

mg/m untuk 2

reaksi alergi,

kali/
minggu sampai

demam,
hipotensi

peracunan lambat

edemam tangan, fibrosis


paru, stomatitis, alopesia

dosis total 200

12

mg/m
daktinomasin
(aktinomasin
2

D,
Cosmegan)

stomatitis, botak, depresi


0,04 mg/kg IV

mual dan

setiap hari

hipotensi

sumsung tulang, gangguan


Pencernaan

30-60 mg/m

mual,

/hari IV untuk

demam,

dauorubisin

3 hari atau
30-60 mg/m

kencing

(daunobisin,

/hari IV

merah(bukan

cerubidin)

perminggu

hematuria)

60 mg/m IV

mual,

tiap 3 minggu

kencing

intoksikasi jantung, depresi

sumsung tulang, alopesia


stomatitis, botak, depresi

doksorubisin

sampai
merah
masimum dosis (bukan

intoksikasi jantung, depresi

(adriamysin)

550 mg/m2

hematuria)

sumsung tulang, alopesia

50-100

mual,

etoposid
(Ve Pesid,

mg/m /hari

muntah dan

alopesia, depresi tulang

VP-16)

untuk 5 hari
12 mg/m

hipotensi

Sumsum

Stomatitis
5

melalui IV

mul dan

idarubisin

untuk 3 hari
(dengan

(idamisin)

sitarabin)
130-170 mg/m

mual,

paklitasel

/hari IV untuk

muntah,

(taxol)

selang

hipotensi,

muntah

supresi sumsung tulang,


mukositis, kardiotoksisitas

supresi sumsung tulang

13

lainnya sampai
8 dosis
20-50 g/kg IV
8

plikamisin

untuk selang

(mitramisin,

lainnya

mithracin)
mitomisin

sampai 8 dosis
20 mg/m IV

(mutamycin)

taip 6 minggu

artima
mual dan
muntah

trombositopenia,
hepatoksisitas

mual

vinblastin

0,1-0,2 mg/kg

mual,

(velban)

IV tiap minggu

muntah

trombositopenia,leukopenia
botak, hilang reflek,
depresi
sumsum tulang

1,5 mg/m IV

11

vinkristin
(onkovin)

(maksimum 2

arefleksi, lemah otot,

mg per

neuritis
perifer, ileus paralitik,

tidak ada
Minggu

alopesia
depresi sumsung tulang
belakang

3) Obat Antimetabolit (Analog Struktural)


Golongan ini menghambat sintesa asam nukleat.Beberapa antimetabolit
memiliki struktur analog dengan molekul normal sel yang diperlukan untuk
pembelahan sel, beberapa yang lain menghambat enzym yang penting untuk
pembelahan.Secara umum aktifitasnya meningkat pada sel yang membelah cepat.
a. Mekanisme kerja jalur biokimia yang paling mudah dipengaruhi
antimetabolik adalah sintesis nukleotid dan asam nukleat. Jika suatu enzim
diketahui mempunyai efek utama pada jalur replikasi sel, hambatan pada
reaksi yang dikatabolisasikan tebukti merupakan obat anti kanker yang
berguna.
b. Dosis dan toksinitas

14

Obat antimetabolik atau analaog struktur ini tidak akan dimetabolisir dan
kadar serum seimbang denagn dosis selama fungsi ginjal dan hidrasi sesuai,
Sampai 90 % obat oral dikeluarkan melalui urin dalam 12 jam. Efek toksin
dalam jaringan poliferatif biasanya dijumpai pada sumsung tulang dan
sedikit pada kulit dan mukosa salurancerna.
Efek toksik dapat hilang dengan cara memberikan leukovarin (faktor
sitovarum). penyelamat leukovarin digunakan untuk overdosis, leukovarin
juga disebut sebagai terapi metode dosis tinggi dalam protokol yang
bertujuan untuk menyelamatkabn sel-sel normal, sementara sel-sel tumor
masih terkena efek obat.
Berikut ini adalah tabel dari obat-obat kemoterapi yang berasal dari obat
antimetabolit.:
No

obat kemoterapika

dosis obat tunggal

peracunan lambat
mual, muntah, diare,
hipotensi, hipolensi

Azasitidin

kladribin
(leustatin)

200 mg/m /hari IV untuk

tulang sumsum yg

5 hari

lama
mielosupresi hebat

0,09 mg/m /hari IV untuk


9 hari dengan infus
100 mg/m /hari untuk 5-

sitarabin

10 hari dengan infusIV

sumsung tulang
megaloblatosis

berkelanjutan atau SC tiap

leukopenia,

(ara-c cytosar u)

8 jam
25 mg/m /hr untuk 5 hr

trombositopenia
mielosupresi dan kalo

fludarabin

untuk 28 hari
(diberikan intravena lebih

dosis tinggi dapat


menyebabkan

(fludara)
merkaptoporin

dari 30 menit)
2,5 mg/kg/hr oral

neurotoksisitas hebat
dapat ditoleransi baik

4
5

selama kurang lebih


2 minggu setelah terapi
mual, muntah, depresi

15

oleh tubuhdan bila


2,5-5 mg/hr oral
(6-MP, purinetol)

(rheomatrex)
10 mg intratekal (folex) 1-

metrotreksat

2 kali perminggu

(ametopretin,MTX)

dosis tinggi
berbahaya bagi
sumsung tulang
ulserasi oral dan
astrointestinal, depresi
sumsum,
leukopnia,
trombositnia
dapat ditoleransi baik
oleh tubuhdan bila

tioguanin
(6-TG)
obat suportif

2 mg/kg/hari oral

dosis tinggi
berbahaya bagi
sumsung tulang

300-800 mg/hari oral

drngan semua

untuk mencegah
atau mengobati

merkaptopurin ketika
digunakan dlm

obat kemoterapika
alupurindo

hiperurisemia

kombinasi

4) Obat Hormon
Pada tahun 1896 Batson memperlihatkan bahwa hubungan hormon dan tumor
itu tergantung dari hormon, dan ditunjukan dari oovorektomi mengobati kanker
payudarah yang sudah lanjut. Dijaman sekarang hormon kelamin dan hormon
adrenakortikal digunakan untuk mengobati berbagai neoplasma.hal itu didasari
karena hormon kelamin memacu dan mengatur poliferasi dan fungsi jaringan
tertentu. Kanker yang terjadi pada kelanjar payudara dan prostat dapat dihambat
atau dipacu perubahan kesetimbngan hormonnya. Kanker payudarah dan prostat
dapat diperbaiki dengan terapi hormon atau dengan jalan melumpuhkan alat
endokrin tertentu.

16

Kortikosteroid adrenal (terutama analog glukokortikoid) berguna untuk


pengobatan leukimia akut, limfoma, mieloma dan kankerdarah lainnya.
Berikut ini adalah tabel dari obat-obat kemoterapi yang berasal dari obat
hormon.:

17

No

Obat

Dosis

Toksistas

dewasa yang

akut

Toksisitas lambat

umum
1
a.

b.

Androgen
Testosteron

100 mg IM

propionat

3 kali setiap

Fluoksimesteron

minggu
10-20

(halotestin)

mg/hari oral

Tidak ada

Maskulinisasi, retensi
cair

Tidak ada

Ikterus kolestatik pada


beberapa pasien yang
mendapat
flueksimesteron

2.

Antiandrogen
Flutamid (eulaxin)

500 mg/hari

Tidak ada

Tidak ada

1-5 mg 3

Jarang

Retensi cair,

akli perhari

mual dan

terminisasi,

Etinil estradiol

oral
3 mg/hari

muntah
Jarang

pendarahan uterus
Retensi cair, terminisasi,

(estinyl)

oral

mual dan

pendarahan uterus

oral
3.
a.

b.

Estrogen
Dietistibesterol

muntah
4.

Antiestrogen
Tamoksifen

20 mg/hari

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Retensi cairan

Tidak ada

Retensi cairan,

oral
5.
a.

b.

Progestin
Hidroksiprogesteron

1 mg IM 2

kaproat

kali

perminggu
Medroksiprogesteron 100-200
(provera)

mg/hari
oral ;200600 mg oral
2 kali

c.

Megastrol asetat

6.
a.

(megace)
adrenokortikosteroid
Hidrokortison

perminggu
40 mg oral 4
oral perhari
40-200
mg/hari oral

hipertensi, deabetes,
mudah infeksi moon

b.

Prednison

20-100
mg/hari

Tidak ada

facies
Retensi cairan,

18

hipertensi, deabetes,

5) Obat Anti Kanker Lainnya

Obat
Amsakrin

Aspara-ginase (elspar)

Hidroksiurea (hydrea)

Mitotan (lysoderm)

Dosis umum

Toksisitas akut

Toksistas

90 mg/m IV

Mual dan

lambat
Depresi

untuk 5 hari

demam reaksi

sumsung

(leukemia)
20.000 IU/m

alergi
Mual dan

tulang
Hepetotoksisit

perhari IV untuk

muntah

as, depresi

5-10 hari

mental,

300 mg/m oral

Mual dan

pankreas
Depresi

untuk 5 hari

muntah

sumsum

Mual dan

tulang
Dermetitis,

muntah

diare, depresi

6-15 g/hari oral

sumsung
Mitok
Santron (novabtrone)

10-12 mg/m IV

Mual

tiap 3-4 minggu

tulang
Dep[resi
sumsum
tulang kadang
intoksikasi
jantung,
alopesia

Kuinakrin

100-300 mg/hari

Nyeri setempat

suntikan IV

dan demam

ringan
Tidak ada

untuk 5 hari

19

BAB III
TINJAUAN KASUS
Asuhan Keperawatan Pada Klien Kanker Serviks
3.1 Pengkajian
Tanggal 11 Februari 2008, jam 11.00 WIB
1. Biodata
a. Identitas Pasien
Nama

: Ny. E

Umur

: 38 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Suku / Bangsa

: Jawa / Indonesia

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: IRT

Alamat

Tanggal masuk

: 28 Desember 2007

20

Diagnosa Medis

: Ca Serviks Stadium III B

Register

: 5667717 41

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama

: Tn. M

Umur

: 39 tahun

Jenis kelamin

: Laki-laki

Suku / Bangsa

: Jawa / Indonesia

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Swasta

Alamat

Hubungan pasien : Suami


2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Saat dikaji pasien mengatakan mual dan muntah.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Mulai tanggal 28 Desember 2007, pasien dirawat di RSGunung Jati
dengan diagnosis medis Ca. Serviks stadium III B di ruang B3 Ginecology.
Dengan pengobatan terapi radiasi 25 kali dan kemoterapi 5 kali. Sampai
pengkajian klien sudah mendapat kemoterapi ke-5 dan radiasi ke-22. Saat
dikaji pasien mengatakan sudah tidak terjadi perdarahan, dan tidak
keputihan. Pasien mengatakan mual.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan bulan Oktober 2007, mengalami perdarahan
selama 7 hari, perdarahan terjadi setelah melakukan hubungan suami istri.
Pasien juga mengatakan pernah keputihan 1 minggu sebelum perdarahan.
Oleh karena perdarahan tersebut pasien dirawat di RS Sehat Sentosa dengan
diagnosa medis Ca Servic stadium III B. Sebelum di rujuk ke RS Gunung
Jati, pasien mendapat terapiAsamMefenamat dan vitamin penambah darah,
dikatakan pasien seingatnya.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga

21

Pasien mengatakan dari keluarga tidak ada yang menderita penyakit


yang sama.
e. Riwayat Obstetri
1) Menarche : usia : 12 tahun, lama: 7 hari
2) Menikah I : usia :19 tahun, suami I meninggal, mempunyai 1 anak
perempuan, Menikah II : usia :25 tahun, suami II, mempunyai 2 anak
perempuan
3) Riwayat KB : menggunakan suntik KB 3 bulanan, pasien
menggunakan KB sejak tahun 1990 dan lepas Oktober 2007
4) Riwayat Obstetri : GIII PIII
a) Anak I, usia 18 tahun, jenis kelamin: perempuan
b) Anak II, usia: 13 tahun, jenis kelamin: perempuan
c) Anak III, usia: 6 tahun, jenis kelamin: perempuan
3. Pola Kesehatan Fungsional
a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Pasien mengatakan jika sakit masuk angin, minum jamu tolak angin,
kadang periksa di Jamsostek. Pasien mengatakan pernah dirawat di RS Sehat
Sentosa pada bulan Oktober 2007 dengan diagnosa medis Ca.Serviks
stadium III B, saat ini pasien dirawat di RS Gunung Jati oleh rujukan dari
RS Sehat Sentosa.
a. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : Pasien makan 3 kali sehari, nasi, sayur, dan lauk, 1 porsi
habis.
Selama sakit : Pasien mengatakanmual dan tidak nafsu makan. Pasien jarang
makan, porsi dari RS hanya habis 2-3 sendok, pasien biasanya ngemil.
Berat badan sebelum sakit : 55 kg, BB saat dikaji : 49,5 kg.
b. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : Pasien BAB 1x/ hari, konsistensi lembek, warna tidak
diperhatikan, BAK lancar, 4-5x/ hari.

22

Selama sakit : Pasien BAB 1-2x/ hari, berak sedikit-sedikit, warna hitam,
BAK agak sakit karena dipasang kateter saat kemoterapi terakhir tanggal 8
februari 2008. Tidak ada perdarahan.

c. Pola Aktifitas & Latihan


Sebelum sakit : Pasien melakukan aktifitas sehari-hari secara mandiri.
Selama sakit : Saat pengkajian pasien dapat beraktifitas secara mandiri,
pasien sudah hampir 2 bulan dirawat.
d. Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum sakit : Pasien mengatakan sulit tidur.
Selama sakit : Saat mengatakan kalau siang dapat tidur, kalau malam sulit
tidur.
e. Pola Persepsi Kognitif
Sebelum sakit dan selama sakit pasien dapat berkomunikasi dengan baik,
pendengaran normal, penglihatannormal, persepsi sensori baik.
f. Pola Persepsi dan Konsep Diri
Sebelum sakit : Tidak ada gangguan konsep diri.
Selama sakit : Saat dikaji pasienmengatakan tidak nyeri, tidak ada gangguan
konsep diri.
g. Pola Peran dan Hubungan
Sebelum sakit : Pasien berperan sebagai ibu rumah tangga dengan merawat
ketiga anaknya, pernah bekerja di pabrik setelah bulan Oktober 2007 pasien
tidak bekerja karena dirawat di RS.
Selama sakit : Pasien dirawat di RS, pasien tidak dapat berperan
sebagai ibu dan istri Tn.M. Dalam memenuhi ekonomi keluarga Tn.M
bekerja di pabrik mebel.

23

h. Pola Reproduksi dan Seksual


Pasien menikah I umur 19 tahun mempunyai 1 orang anak perempuan
dengan suami I, tetapi suami meninggal. Menikah II umur 25 tahun
mempunyai 2 orang anak perempuan dengan suami II. Pasien menggunakan
suntik KB 3 bulanan.
Sebelum sakit : Pasien melakukan hubungan suami istri 2x/ minggu.
Selama sakit : Pasien tidak pernah melakukan hubungan suami istri.
i. Pola Koping dan Toleransi Stress
Sebelum sakit : Jika ada masalah, pasien membicarakan dengan suami
pasien untuk mengambil keputusan bersama. Selama sakit : Pasien
mengatakan sakitnya diobati dengan obat dan di sinar. Pasien takut jika
penyakitnya tumbuh lagi.
j. Pola Nilai dan Kepercayaan
Sebelum sakit : Pasien melakukan ibadah sholat.
Selama sakit : Pasien tidak melakukan sholat, dengan alasan sakit.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Baik
-

Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 100 / 80 mmHg
Nadi : 88 x / menit
Pernafasan : 20 x / menit
Suhu : 36 0C
Berat badan : 49,5 kg
Tinggi badan : 152 cm
Pemeriksaan Sistematis
Kepala : Bentuk mesocepal
Rambut : Warna hitam, ikal, mudah rontok
Mata : Konjungtiva tidak anemis
Hidung : Simetris, tidak ada sputum
Telinga : Simetris, ada serumen
Mulut : Bibir tidak kering, tidak ada sianosis, mukosa bibir lembab
Leher : Tidak ada pembesaran tiroid dan tidak ada pembesaran getah
bening

24

Dada
Inpeksi : Simetris
Palpasi : Vokal fremtus simetri kanan = kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : Vesikuler

Cardiovaskuler
Inpeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Tidak ada bising

Abdomen
Inpeksi : Datar, ada gambar untuk radioterapi
Auskultasi : bising usus 5-15x / detik
Perkusi : Tympani
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

Genitalia : Ada lesi bekas di garuk di bagin monsfeneris, tidak terpasang


kateter, PPV (pengeluaran per vagina): tidak ada keputihan, tidak ada

perdarahan
Anus : Ada lesi di lipatan bokong, tidak ada hemoroid eksternal
Ekstremitas : Tidak terpasang infus, tidak edema.
Kulit : Warna sawo matang, turgor kulit baik, capillary refill time kurang 3
detik.

5. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium Patologi Anatomi
Sediaan dari serviks uteri 2 jaringan ukuran 4 x 3 x 2 cm dan 2 x 2 x
2,5 cm menunjukkan gambaran serupa terdiri dari proliferasi dan hiperplasi
kelenjar berkelok-kelok yang saling berdekatan dengan epitel hiperkromatik
disertai mitosis patologik sebagian sel ganas tampak ke dalam stroma.
Sesuai dengan adenokarsinoma serviks dengan diferensiasi sedang.

25

b. Pemeriksaan Foto Thorax PA


Cor : CTR < 50%
Bentuk dan letak normal
Pulmo : Corakan bronko vaskuler kanan normal tak tampak kesuraman
maupun coin lesien pada kedua lapang paru. Diafragma kanan setinggi kosta
posterior Sinus kostophrenikus kanan lancip. Tak tampak destruksi pada
tulang.
Kesan : Tak tampak metastase pada pulmo dan tulang.
c. Pemeriksaan USG Abdomen
Hepar : Ukuran normal, permukaan rata, tepi tajam, parenkim ekogenesitas
normal, tak tampak nodul, porta dan V. hepatica tidak melebar.
Vesika urinaria : Dinding tidak menebal, tampak rata, tak tampak masa
maupun batu.
Uterus : Ukuran normal, tak tampak masa.
Ginjal kanan : Bentuk dan ukuran normal, parenkim ginjal normal, batas
kortikomeduler jelas,tak tampak penipisan korteks, tak tampak baku dan
ureter tak melebar.
Ginjal kiri : Bentuk dan ukuran normal, parenkim ginjal normal, batas
kortikomeduler jelas,tak tampak penipisan korteks, tampak batu pada pole
bawah dengan ukuran 0,7 cm, pielokaliks tampak melebar, ureter tak
melebar.
Kesan : Hidronefrosis dan nefrolitiasis sinistra Tak tampak kelainan /
metastase pada organ-organ intra abdomen lainnya diatas secara sonografi
d. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hasil
Nilai
Hemotology

Hasil

Normal

Satuan

-Hemoglobin

11,80

34,30

gr %

-Hematokrit

12 15,00

35,0 47,00

26

-Erytrosit

4,36

3,90 5,60

juta / mmk

-MCH

27,00

27,00 32,00

pg

-MCV

78,00

27,00 96,00

fl

-MCHC

34,30

29,00 36,00

g / dl

-Lekosit

4,10

4,00 11,00

ribu / mmk

-Trombosit

171,00

150,00 400,00

ribu / mmk

-RDW

13,00

11,60 14,80

-MPV

7,11

4,00 11,00

fl

-Ureum

14

15 39

mg / dl

-Creatinin

0,64

0,60 1,30

mg / dl

-SGOT

17

15 37

u/l

-SGPT

25

30 - 65

u/l

Kimia Klinik

e. Riwayat Kemoterapi
Kemoterapi ke 5
Tanggal : 8 Februari 2008.
Jam
07.00

Plastosin 60 mg infus
Infus NS 0,9%

08.00

Infus manitol 2%
Infus DS

13.00

Metoclorpramid 1 amp

14.00

Metoclorpramid 1 amp

f. Terapi
1)Metoclorpramid 3 x 1 tablet

27

2)SF / BC / C 2 x 1 tablet
3)Vitamin A 1 x 50.000 unit
4)Antasid Syrup 3 x 1 sendok makan
3.2 Analisa Data
No

Tgl / jam

Data Fokus

Etiologi

Masalah

11-2-08

DS : Pasien mengatakan Efek samping Perubahan

11.00

mual dan tidak nafsu makan

dari

nutrisi:

DO :

kemoradiasi

Kurang dari

- Makan habis 2 sendok,

kebutuhan

dari 1 porsi

tubuh

- Ngemil (keripik, peyek)


- BB sebelum sakit: 55 kg,
selama sakit : 49,5 kg
- Hasil laboratorium
tanggal 5 febuari 2008
Hemoglobin = 11,80 gr%
- Pasien kurang
mengetahui tentang
kebutuhan nutrisi
2

12-2-08

DS : Pasien menanyakan Ketidakpastian

17.00

apakah
dapat

pengobatan

sinar rentang

Ansietas

hasil

menyembuhkan yang

penyakit? Apakah kanker diharapkan


bisa tumbuh lagi?
DO :
- Pasien tampak cemas
- Pasien takut bila penyakit

28

tumbuh lagi
- Pasien banyak bertanya
3

13-2-08

DS : Pasien mengatakan

Proses

Perubahan

17.00

sebelum sakit pasien

penyakit,

kebutuhan

melakukan hubungan suami

perubahan

seksualitas

istri 2x minggu, selama

anatomis

sakit tidak pernah


melakukan hubungan
seksual
DO :
- Pasien mengatakan
tentang frekuensi
seksualitas kepada
perawat
- Pasien aktif menjawab
pertanyaan

13-2-08

Efek

Gangguan

17.00

kemoradiasi

integritas

DS : Pasien mengatakan

kulit ;

gatal di

pruritus,

daerah kemaluan dan

eritema

sekitar anus
DO :
- Pasien terlihat menggaruk
daerah yang gatal
- Bagian monsveneris lesi

29

putih
- Bagian lipatan bokong,
juga terdapat lesi warna
putih

3.3 Diagnosa Keperawatan


1.Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan efek samping
dari kemoradiasi
2.Ansietas berhubungan dengan ketidakpastian tentang hasil yang diharapkan
3.Perubahan kebutuhan seksualitas berhubungan dengan proses penyakit, perubahan
anatomis
4.Gangguan Integritas kulit ; pruritus,eritema berhubungan dengan efek kemoradiasi
3.4 Rencana Keperawatan
No
1

Tgl / jam

Diagnosa

Tujuan

Intervensi

11-2-08

Keperawatan
Perubahan

Setelah

a. Kaji masukan makanan dan

11.00

nutrisi: Kurang

dilakukan

cairan yang disediakan

dari kebutuhan

tindakan

b. Anjurkan makan porsi kecil

tubuh

keperawata

tapi sering

berhubungan

n 3x24 jam,

c. Jelaskan pada pasien tentang

dengan efek

diharapkan

kebutuhan nuttrisi

samping dari

pasien:

d. Timbang berat badan pasien

kemoradiasi

a. Nafsu

setiap minggu dengan gunakan

makan

timbangan yang sama

meningkat

e. Berikan antiemetik sebelum

b. Porsi

kemoterapi

makan habis f. Instruksikan keluarga untuk

30

c. BB

membantu pasien

normal

meningkatkan masukkan

12-2-08

Ansietas

Setelah

makanan
a. Kaji tanda dan gejala adanya

17.00

berhubungan

dilakukan

ansietas

dengan

tindakan

b. Gunakan satu sistem

ketidakpastian

keperawata

pendekatan yang tenang dan

tentang hasil

n 2x24 jam,

meyakinkan

yang

diharapkan

c. Lakukan teknik mendengar

diharapkan

pasien

aktif

a. Cemas

d. Instruksikan teknik relaksasi

berkurng

seperti latihan relaksasi,

b. Pasien

imajinasi, terapi musik

memiliki

e. Bantu pasien menjelaskan

koping yang keputusannya pada anggota

positif

keluarga yang lainnya

13-2-08

Perubahan

Setelah

a. Ciptakan hubungan

17.00

kebutuhan

dilakukan

terapeutik atas dasar saling

seksualitas

tindakan

percaya dan saling

berhubungan

keperawata

menghargai, berikan privasi

dengan proses

n 1x24jam

dan kepercayaandiri klien.

penyakit,

klien

b. Anjurkan klien untuk

perubahan

dan

mengungkapkan ketakutan dan

anatomis.

pasangan

menanyakan masalah

dapat

c. Diskusikan bentuk

memahami

alternative ekspresi seksual

bahwa

yang dapat diterima pada klien

seksualitas

sesuai kebutuhan

31

tidak hanya

d. Libatkan pasangan dalam

terbatas

diskusi

pada
aktivitas
fisik
4

11-2-08

Gangguan

Setelah

a. Kaji integritas kulit

11.00

Integritas kulit ;

dilakukan

b. Inspeksi daerah kulit yang

pruritus,

tindakan

diradiasi

eritema

keperawata

c. Bersihkan daerah yang

berhubungan

n selama

terbuka dengan normal salin

dengan efek

2x24jam

dan air, pengeringan dengan

kemoradiasi

tidak terjadi

udara atau ditepuk

kerusakan

d.Instruksi pasien untuk

yang

menghindari mencukur kulit

berlebih,

yang iritasi, memakai pakaian

klien ikut

sempit, penggunaan deodoran,

memelihara

parfum, aktivitas berat

kulit
3.5 Implementasi
Implementasi menyesuaikan dengan intervensi.
3.6 Evaluasi
No
Dx
1

Tgl / jam

Evaluasi

14-2-08
13.00

S : Saya sudah mau makan sedikit, tetapi


masih terasa mual
O:
- Makanan yang dihabiskan porsi

TTD

32

-BB : 50 kg
-TB : 152 cm
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
2

14-2-08
13.00

S : Saya sudah mengetahuai tentang


penyakit saya. Terima kasih, sus.
O:
- Pasien mengerti penjelasan perawat
-Cemas berkurang
-Pasien memiliki koping yang positif
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan Intervensi

14-2-08
13.00

14-2-08
13.00

S : Suami saya kalau malam nunggu saya disini. Tadi


pagi dia berangkat kerja dari sini
O : Pasien dan pasangan memahami seksualitas tidak
hanya sebatas aktifitas itu.
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan Intervensi
S : Kalau gatal saya garuk, setelah mandi saya kasih
bedak yang gatal.
O : Tidak ada kemerahan, masih terlihat lesi atau lecet
bekas garuk
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi

BAB IV
PENUTUP

33

4.1 Kesimpulan
Kemoterapi telah digunakan sejak tahun 1950-an. Biasa diberikan sebelum atau
sesudah pembedahan. Tujuannya adalah membasmi seluruh sel-sel kanker sampai ke
akar-akarnya, sampai ke lokasi yang tidak terjangkau pisau bedah. Paling tidak untuk
mengontrol sel-sel kanker agar tidak menyebar lebih luas. Pengobatan kanker
tergantung pada jenis atau tipe kanker yang diderita dan dari mana asal kanker
tersebut.
Obat kemoterapi adalah obat yang bertujuan untuk menghambat, mengontrol,
dan mengurangi gejala dari sel kanker, obat kemoterapi bersifat melumpuhkan sel
kanker tersebut, sangat bermanfaat bagi pengobatan penyakit kanker tapi obat
kemoterapi memiliki efeksaming seperti, kebotakan, depresi sumsum tulang
belakang, pendarahan, anemia, mudah terkena infeksi dan sebagainya.
4.2 Saran
Sebagai seorang perawat kita harus lebih mengetahui macam-macam obat
kemoterapi agar saat kita menangani pasien denagn penyakita kanker kita bisa
mengetahui apa yang harus dilakukan, dapat mengetahui pula bagaimana seharusnya
obat kemoterapi diberikan dan apa efeksamping dari kemoterapi ini. Dalam
pengobatan ini perawat bertugas menjaga pola pengobatan dan mengontrol psikologi
pasien dari depresi dan kehilangan penghargaan terhadap diri sendiri.

34

Você também pode gostar