Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ASIH LESTARI
1406664215
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
DEPOK
JANUARI 2016
UNIVERSITAS INDONESIA
ASIH LESTARI
1406664215
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
DEPOK
JANUARI 2016
ii
Saya yang bertanda tangan di bawah ini dengan sebenarnya menyatakan bahwa
laporan ini saya susun tanpa tindakan plagiarisme sesuai peraturan yang berlaku
di Universitas Indonesia.
Penyusun,
Asih Lestari
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Nama
: Asih Lestari
NPM
: 1406664215
Tanda Tangan
Tanggal
iv
HALAMAN PENGESAHAN
PEMBIMBING
Pembimbing I
Pembimbing II
Mengetahui :
Ketua Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia
Ditetapkan di : Depok
Tanggal
:
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Profesi
Apoteker (PKPA) yang diselenggarakan pada tanggal 21 September 2 Oktober
2015 di Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Direktorat
Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Kegiatan PKPA merupakan bagian dari kegiatan perkuliah program
profesi apoteker dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, pengetahuan,
dan keterampilan calon apoteker mengenai tugas dan tanggung jawabnya di sektor
pemerintah. Setelah mengikuti kegiatan PKPA, diharapkan setelah menjadi
apoteker, siap mengaplikasikan pengetahuannya pada saat memasuki dunia kerja.
Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan laporan ini, oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
(1) Dra. Maura Linda Sitanggang, Ph.D., selaku Direktur Jenderal Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan;
(2) Dra. Engko Sosialine M, Apt., selaku Direktur Direktorat Bina Obat
Publik dan Perbekalan Kesehatan di Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian
dan Alat Kesehatan;
(3) Dra. Sri Endah Suhartatik, Apt., selaku Kepala Subdirektorat Pemantauan
dan Evaluasi Program Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan atas
kesempatan yang diberikan untuk dapat melaksanakan PKPA di Direktorat
Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan;
(4) Bapak Ahadi Wahyu Hidayat, S.Sos., S.Farm., Apt., selaku Kepala
Subbagian Tata Usaha, atas bimbingan, waktu, dan arahannya selama
pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker.
(5) Bapak Martinus Wahyu Ristyadi, S.T., selaku pihak yang menerima dan
menghubungkan kami dengan pihak Direktorat Bina Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan;
vi
(6) Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang
telah memberikan dukungan dalam penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca.
Akhir kata, penulis berharap Allah SWT membalas segala kebaikan semua pihak
yang telah membantu saya. Semoga laporan praktek kerja ini dapat bermanfaat
bagi rekan-rekan sejawat dan semua pihak yang membutuhkan.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
ii
iii
iv
v
vi
viii
ix
x
10
10
10
11
12
13
14
viii
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
ix
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
tentang
Organisasi
dan
Tata
Kerja
Universitas Indonesia
b.
c.
d.
Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT
KESEHATAN
Universitas Indonesia
Bina
Kefarmasian
dan
Alat
Kesehatan
dalam
urusan
hukum,
penataan
organisasi,
jabatan
kesehatan.
Adapun
beberapa
fungsi
yang
Penyediaan
Obat
Publik
dan
Perbekalan
Kesehatan;
c. Subdirektorat Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan;
d. Subdirektorat Pemantauan dan Evaluasi Program Obat Publik
dan Perbekalan Kesehatan
Universitas Indonesia
Bina
Pelayanan
Kefarmasian
mempunyai
tugas
kegiatan
di
bidang
standardisasi,
farmasi
Bina
Produksi
dan
Distribusi
Alat
Kesehatan
kegiatan
di
bidang
penilaian,
inspeksi,
Inspeksi
Alat
Kesehatan
dan
Perbekalan
f.
Universitas Indonesia
BAB 3
TINJAUAN KHUSUS
DIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN
analisis
dan
standardisasi
harga
obat.
Dalam
10
Universitas Indonesia
11
Universitas Indonesia
12
13
Kesehatan
penyiapan
bahan
mempunyai
bimbingan
tugas
teknis,
melakukan
pengendalian,
Universitas Indonesia
14
15
penyiapan
rancangan
usulan
kebutuhan
secara
berkala
pelaksanaan
kegiatan
layanan
Universitas Indonesia
BAB 4
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA
Tabel 4.1 Kegiatan Praktek Kerja di Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Periode
September Oktober 2015.
Waktu
Senin, 21 September 2015
Uraian/Materi Kegiatan
Perkenalan
Pemaparan materi umum tentang Dirjen
Binfar&Alkes
Pemaparan
materi
dari
Kasie
Pemantauan Ketersediaan Obat Publik
dan Perbekalan Kesehatan
Pemaparan
materi
dari
Kasie
Bimbingan dan Pengendalian Obat
Publik dan Perbekalan Kesehatan
Pemaparan
materi
dari
Kasie
Perencanaan Penyediaan Obat Publik
dan Perbekalan Kesehatan
Pengerjaan tugas khusus : APIF
Melanjutkan mengerjakan tugas khusus
tentang APIF
Menyusun laporan tugas umum
Menyusun laporan tugas umum
Pemaparan Subdit Analisis Harga dari
seksi Standarisasi Harga Obat
Presentasi tentang Direktorat Bina Obat
Publik dan Perbekalan Kesehatan
16
Universitas Indonesia
BAB 5
PEMBAHASAN
18
19
propinsi/penanggungjawab
program
di
propinsi
dan
20
Penentuan harga dalam rencana kebutuhan obat didasarkan pada data yang
tersedia di e-catalogue. Apabila obat yang dibutuhkan belum dimasukkan
dalam e-catalogue, maka harga ditentukan dengan sistem HPS (Harga
Perkiraan Sendiri). E-catalogue merupakan aplikasi yang digunakan untuk
pemesanan obat dan berisi daftar harga obat untuk pengadaan obat
pemerintah termasuk:
dilakukan
21
perkapita
bagi
seluruh
penduduk
Kabupaten/Kota
dengan
relokasi
DAK,
terlebih
dahulu
Instalasi
Farmasi
22
permasalah
e-logistik
di
tingkat
kabupaten/kota
juga
Universitas Indonesia
23
penggunaan
aplikasi
e-logistik
di
instansi
pendidikan
secara
real
time
yang
memadai
yang
dapat
memberitahukan kelebihan dan kekurangan ketersediaan obat (elogistik tidak berjalan dengan maksimal)
5.3 Subdirektorat Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Subdirektorat Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan dibagi
menjadi dua seksi, yaitu Seksi Standardisasi Pengelolaan dan Seksi
Bimbingan dan Pengendalian yang mempunyai tujuan agar dana yang tersedia
dapat digunakan dengan sebaik-baiknya dan berkesinambungan guna
memenuhi kepentingan masyarakat yang berobat ke unit pelayanan kesehatan
dasar. Seksi Standardisasi Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
meliputi rangkaian kegiatan mulai dari tahap perencanaan, pengadaan,
penyimpanan,
pendistribusian,
hingga
penggunaan.
Proses
kegiatan
pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan dapat berjalan dengan baik
apabila terdapat suatu standar yang digunakan di unit pelayanan kesehatan
dasar. Oleh karena itu dibuat pedoman pengelolaan obat yang bertujuan untuk
Universitas Indonesia
24
Obat
Publik
dan
Perbekalan
Kesehatan
dari
beberapa
25
pelayanan kesehatan dasar. Bimbingan teknis dilakukan secara rutin oleh seksi
bimbingan teknis dan pengendalian di Direktorat Bina Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan, karena itu merupakan tugas dari seksi tersebut dalam
upaya
pengendalian,
pemantauan,
dan
evaluasi
instalasi
farmasi
pada
saat
pendistribusian,
terjaminnya
kecukupan
dan
Universitas Indonesia
26
Universitas Indonesia
27
28
setiap aspek program Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
sehingga dapat menghemat tenaga, biaya, maupun waktu.
Universitas Indonesia
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Mahasiswa apoteker memahami peranan, tugas, dan tanggung jawab
apoteker di Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
yaitu:
a. Subdirektorat
Analisis
dan
Standardisasi
Harga
Obat
Pengadaan,
Penyimpanan,
Distribusi,
dan
Universitas Indonesia
30
6.2. Saran
1. Dalam pengoperasian e-logistik tidak hanya disosialisasikan kepada
apoteker
yang bekerja
pada
instalasi
farmasi,
namun
juga
bekerja
sebagai
apoteker
Universitas Indonesia
DAFTAR ACUAN
Kefarmasian. Jakarta:
Presiden Republik
Indonesia.
Presiden Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Jakarta: Presiden Republik
Indonesia.
Presiden Republik Indonesia. (2010). Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Jakarta: Presiden Republik Indonesia.
Presiden Republik Indonesia. (2012). Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden
Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Jakarta: Presiden Republik Indonesia.
31
Universitas Indonesia
LAMPIRAN
32
33
34
UNIVERSITAS INDONESIA
ASIH LESTARI
140666215
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
DEPOK
JANUARI 2016
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.3. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.4. Tujuan ................................................................................................ 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 3
2.3. Instalasi Farmasi ................................................................................ 3
2.4. Aplikasi Pemetaan Instalasi Farmasi ................................................. 5
BAB 3 PEMBAHASAN ................................................................................
BAB 4 PENUTUP ..........................................................................................
4.1 Kesimpulan .........................................................................................
4.2 Saran ....................................................................................................
16
19
19
19
ii
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tampilan Utama Aplikasi Pemetaan Instalasi Farmasi ............... 6
Gambar 2. Tampilan Utama Aplikasi Pemetaan Instalasi Farmasi ............... 7
Gambar 3. Tampilan pada Menu Profil ......................................................... 7
Gambar 4. Tampilan Utama Aplikasi Pemetaan Instalasi Farmasi ............... 8
Gambar 5. Tampilan Menu Informasi ........................................................... 8
Gambar 6. Tampilan Menu Informasi Selengkapnya ................................ 9
Gambar 7. Tampilan Utama Aplikasi Pemetaan Instalasi Farmasi ............... 9
Gambar 8. Tampilan Menu Data Pemetaan ................................................... 10
Gambar 9. Tampilan Ikon Departemen Kesehatan Propinsi ......................... 10
Gambar 10. Gambar Ikon Departemen Kesehatan Kabupaten/Kota ............. 11
Gambar 11. Tampilan Menu Profil Departemen Kesehatan Kabupaten/Kota
11
Gambar 12. Tampilan Data Instalasi Farmasi ............................................... 12
Gambar 13. Tampilan Data Kolom Pencarian Cepat untuk Melihat Informasi
Instalasi Farmasi .......................................................................... 12
Gambar 14. Tampilan Hasil Pencarian Cepat ............................................... 13
Gambar 15. Tampilan Halaman Pencarian dengan Kategori Lokasi ......... 13
Gambar 16. Tampilan Kategori Lokasi ...................................................... 14
Gambar 17. Tampilan Menu Utama Aplikasi Pemetaan Instalasi Farmasi ... 14
Gambar 18. Tampilan Menu Hubungi Kami ............................................. 15
iii
Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
a. Mengetahui manfaat Aplikasi Pemetaan Instalasi Farmasi.
b. Mengetahui cara entri data pada Aplikasi Pemetaan Instalasi Farmasi.
Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Peran
Instalasi
Farmasi
Kabupaten/Kota
meliputi
penyusunan,
pencarian
dan
pengawasan
Program Kesehatan
Profil : Ini adalah halaman menu utama yang berisikan profil dari
Kementerian Kesehatan RI. Klik menu Profil seperti ditunjukkan
gambar di bawah ini.
Universitas Indonesia
Informasi
Ini adalah halaman menu utama yang berisikan informasi
mengenai acara ataupun berita dari Kementerian Kesehatan RI.
Klik menu Informasi seperti ditunjukkan gambar di bawah ini:
Universitas Indonesia
Data Pemetaan
Untuk
membaca
informasi
dengan
lengkap,
klik
tombol
Data Pemetaan
Ini adalah halaman menu utama yang berisikan Data Pemetaan
Instalasi Farmasi di seluruh wilayah Indonesia beserta dengan
informasi terkait.Klik menu Data Pemetaan seperti ditunjukkan
gambar di bawah ini.
10
Jika Data Pemetaan di-klik, maka akan muncul tampilan halaman seperti
berikut.
Universitas Indonesia
11
Universitas Indonesia
12
13
14
Hubungi Kami
Berikut tampilan halaman menu utama, Klik menu Hubungi
Kami seperti ditunjukkan gambar di bawah ini
15
Jika menu Hubungi Kami sudah berhasil di akses, maka akan
muncul tampilan halaman seperti di bawah ini.
Universitas Indonesia
BAB 3
PEMBAHASAN
Penerapan otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UndangUndang Nomor 22 Tahun 1999, yang diperbaharui dengan Undang-Undang
Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, mengakibatkan
beberapa peran pemerintah pusat dialihkan kepada pemerintah daerah, salah
satunya adalah bidang pelayanan kesehatan terutama pengelolaan obat
pelayanan kesehatan dasar. Dengan mekanisme ini setiap Kabupaten/Kota
maupun propinsi melaksanakan pengadaan obat secara mandiri. Namun
pemerintah pusat masih mempunyai kewajiban untuk penyediaan obat
program kesehatan dan persediaan penyangga (buffer stock) serta menjamin
keamanan, khasiat dan mutu obat.
Desentralisasi merupakan peluang bagi daerah untuk meningkatkan
kualitas pelayanan, pengalokasian dana, pengelolaan obat yang sesuai dengan
kebutuhan spesifik masing-masing daerah. Selain itu, desentralisasi
pengelolaan obat khususnya pengadaan membawa beberapa keuntungan
kepada daerah misalnya proses pembelajaran dalam rangka peningkatan
kemampuan petugas terutama dalam aspek pengadaan obat, penyusunan
anggaran
dan
negosiasi
dengan
pemegang
keputusan
ditingkat
daerah-daerah terpencil,
perbatasan, kepulauan dan daerah rawan bencana. Oleh karena itu perlu
dikembangkan sistem pengelolaan obat secara khusus.
Selama ini obat untuk keperluan puskesmas maupun rumah sakit
pemerintah didaerah disimpan di Gudang Farmasi Kabupaten/Kota (GFK)
yang ada di setiap Kabupaten/Kota. Kini Gudang Farmasi Kabupaten/Kota
telah dikembangkan menjadi Instalasi Farmasi Propinsi dan Kabupaten/Kota
sebagai unit pengelola obat dengan
16
17
pengelolaan obat yang efektif dan efisien yang tertuang dalam KONAS.
Keberadaan Instalasi Farmasi di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sifatnya
seragam di seluruh Indonesia pada dasarnya untuk menjamin pengelolaan
obat publik dan perbekalan kesehatan khususnya di kesehatan dasar, dapat
menjamin ketersediaan obat dan aksesibilitas publik terhadap obat. Namun
organisasi yang seragam di era otonomi daerah mungkin dianggap tidak
cocok lagi mengingat masing-masing daerah mempunyai kebutuhan lokal
spesifik yang berbeda satu sama lain, sehingga kedudukan Instalasi Farmasi
menjadi tidak jelas serta tugas pokok dan fungsinya yang diterapkan di
Kabupaten/Kota secara beragam. Beberapa Provinsi dan Kabupaten/Kota
menempatkan tugas pokok dan fungsi pengelolaan obat di bawah seksi, ada
yang mengakomodasikannya sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD).
Kebutuhan yang dimaksud misalnya adalah pengelolaan obat publik tidak
hanya mencakup pelayanan kesehatan dasar tetapi juga termasuk pelayanan
rujukan. Disisi lain ada keterbatasan SDM terlatih dan sarana prasarana yang
kurang memadai, sementara ada keinginan terciptanya pengelolaan obat yang
efektif dan efisien. Maka pengembangan organisasi membutuhkan cukup
banyak SDM (Tenaga Kefarmasian) yang kompeten. Oleh karena itu perlu
diadakan
harmonisasi
data
profil
Instalasi
Farmasi
Provinsi
dan
sarana
dan
prasarana
Instalasi
Farmasi
Provinsi
dan
18
Universitas Indonesia
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
a. Aplikasi Pemetaan Instalasi Farmasi bagi dapat digunakan sebagai
sarana untuk melihat profil Instalasi Farmasi di seluruh Indonesia dan
juga sebagai dasar kebijakan yang akan diambil berkaitan dengan
Instalasi Farmasi dan pengelolaan obat di seluruh Indonesia.
b. Cara pengunaan Aplikasi Pemetaan Instalasi Farmasi adalah seperti
yang telah dijabarkan di BAB II dalam laporan ini.
4.2 Saran
Aplikasi Pemetaan Instalai Farmasi selanjutnya dapat juga digunakan sebagai
sarana bagi masyarakat untuk mengawasi pelaksanaan pelayanan kefarmasian
di daerah, terutama distribusi obat.
19
Universitas Indonesia
DAFTAR ACUAN
20
Universitas Indonesia