Você está na página 1de 3

Term Of Reference

EKSTRA COFFEE
Central Point Of Indonesia : Rekam Aksi Tolak Reklamasi
Tahun 2009 pemeritah Provinsi Sulawesi Selatan merencanakan pembangunan suatu
kawasan ruang publik yang akan menjadi landmark Kota Makassar dan Sulawesi Selatan.
Kawasan ini sekaligus akan menjadi ikon baru Sulawesi Selatan sebagai tonggak perekonomian
di Kawasan Timur Indonesia. Kawasan yang diberi nama Center Point Of Indonesia ini akan
menjadi kawasan elite yang akan dipadati kondominium, pusat perbelanjaan, pemukiman
mewah, convention centre, waterboom, sea world, wisma negara, taman 1.000 pahlawan serta
berbagai fasilitas-fasilitas mewah lainnya, dan akan semakin mempertegas Sulawesi Selatan
sebagai gerbang emas perekonomian Kawasan Timur Indonesia. Ide mega proyek Centre point
of Indonesia ini sebenarnya telah digagas pada tahun 2008 yang merupakan pengembangan dari
ide pembangunan Equilibrium Centre Park yang didesain oleh Konsultan Tata Kota Makassar
pada saat itu.
Rencana pembangunan berstatus mega proyek ini merupakan proyek ambisius yang
membutuhkan lahan seluas 157 Ha disekitar pesisir losari, tak pelak rencana reklamasi besarbesaranpun akan dilakukan. Sekitar tahun 2010 investor reklamasi bermunculan, 14 perusahaan
secara terang-terangan melakukan penimbunan pesisir secara ilegal karena belum memiliki izin
reklamasi secara lengkap.
Awal tahun 2015, pelaksanaan reklamasi ini dihentikan karena dinilai dilakukan secara
ilegal. Pansus Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) bersama Pemkot Makassar menghentikan
sementara kegiatan pengembang tersebut atas desakan masyarakat. Sementara pelaksanaan
kegiatan tersebut mempunyai kemungkinan dilanjutkan, menunggu kepastian alokasi ruang
reklamasi yang dibahas oleh Pansus Ranperda RTRW 2015.
Pembangunan Center Point Of Indonesia (CPI) yang katanya berada di kordinat titik
pusat wilayah Indonesia merupakan proyek prestise sebuah bangsa. Mega Proyek yang ditaksir
akan menghabiskan biaya sebesar Rp. 30 Triliun berdasarkan estimasi Gross Developmet Value
(GDV) pengembang. Dalam proses lelang yang menjadikan PT.Yasmin Bumi Asri selaku
pemenang tender proyek Center Point Of Indonesia. PT.Yasmin Bumi Asri menunjukkan
keseriusannya dengan menggandeng PT.Ciputra Surya Tbk yang merupakan tentakel
pengembang ternama Indonesia Ciputra Group. Pembangunan CPI secara garis besar akan
dilakukan sebanyak tiga tahap, tahap pertama adalah pembangunan pulau buatan atau reklamasi
157 Ha. 50 Ha atau 30% lahan CPI tersebut akan dikelola oleh Pemprov Sulawesi Selatan
dimana akan dibangun properti pemprov berupa Wisma Negara, Masjid, dan ruang publik berupa
Taman Museum Pahlawan. Sisa 107 Ha atau 70% lahan akan dikelola oleh Citra Land City
Losari Makassar. Pembangunan tahap kedua yakni pembangunan konstruksi hotel berbintang 5,
gedung-gedung komersial yang diisi oleh investor-investor, pihak Ciputra mengatakan Ditahap
kedua pembangunan, kami juga akan menjual lot-lot lahan untuk komersial. Saat ini sudah ada
investor yang memesan lot-lot tersebut. Mereka akan membangun hotel dan properti komersial
lainnya (Sinyo Pelealu, Director PT. Ciputra Surya Tbk, Kompas.com 25 Juni 2015). Sementara
pembangunan tahap ketiga akan dibangun public marina, yang bisa diakses publik secara gratis,
rumah sakit, perguruan tinggi, dan perumahan Citra Land City.
Pembangunan infrastuktur sebagai stimulus peningkatan perekonomian adalah sebuah hal
yang positif, namun pembangunan haruslah menjadi sebuah pembangunan berkelanjutan yang
memperhatikan 3 prinsip pembangunan. Yang pertama prinsip demokrasi, yaitu bahwa
pembangunan merupakan perwujudan kehendak rakyat banyak, bukan sekedar kehendak
pemerintah atau kelompok tertentu saja. Kemudian prinsip keadilan, yaitu bahwa dalam
pembangunan masyarakat mendapatkan jaminan untuk memperoleh peluang yang sama dalam
bidang produkrif dan menikmati hasil pembangunan. Terakhir prinsip berkelanjutan, yang berarti
pembangunan harus dirancang dalam agenda jangka panjang. Prinsip ini mengahruskan untuk
menggunakan sumber daya alam secara hemat dan mampu mensinkronkan aspek konservatif dan
aspek pemamfaatan secara arif.

Center point of Indonesia sendiri yang mempunyai visi menjadikan Makassar sebagai
Kota Dunia telah berada dihadapan kita. Dalam hal ini kita perlu menganalisis sejauh mana
prinsip pembangunan berkelanjutan dalam pembangunan Mega Proyek Center Point of
Indonesia. Ditengah megahnya Center Point Of Indonesia ternyata membawa masalah masalah
kompleks dari berbagai aspek. Proyek CPI secara nyata telah mengabaikan aspek sosial, dimana
pada awal Maret 2014 lebih dari 31 Kepala Keluarga telah digusur secara paksa di daerah Tanah
Tumbuh yang tak jauh dari area Pantai Losari. Akhirnya mereka terpaksa meninggalkan lahan
yang telah dihuni selama bertahun-tahun dan mencari tempat lain untuk melanjutkan
kehidupannya. Tidak sampai disitu, kehidupan mata pencaharian keluarga yang selama ini
bergantung pada hasil laut seperti nelayan, pembuat perahu, penjual ikan dan pencari kerang
secara tidak langsung dihilangkan, karena aktivitas mereka yang selama ini diwilayah pesisir
berhenti seiring terjadinya relokasi, alhasil merekapun harus mengubah pola mata
pencahriannya, padahal pengetahuan dan kemampuan mereka hanya di gantungkan pada laut.
Hal ini menjadi ironi karena pembangunan CPI semata-mata hanya menjadi agenda ambisius
yang berorientasi Komersial harus mengabaikan aspek sosial kemanusiaan. Hal ini tentunya
tidaklah menjadi kehendak mereka ataupun kita, yang pada akhirnya CPI bertengtangan dengan
prinsip demokrasi dalam pembangunan.
Seperti yang kita ketahui dengan memberikan porsi yang sebesar-besarnya kepada
investor-investor industry yang mengarah pada komersialisasi hanya akan berujung pada
privatisasi lahan, dimana fungsi ruang publik CPI akan bergeser menjadi ruang privat yang
hanya akan bisa diakses oleh pemodal besar dan berkantong tebal dalam pemamfaatannya, tentu
saja hal ini sangat berbenturan dengan prinsip keadilan. Dan ancaman yang paling nyata tentu
saja adalah kerusakan lingkungan akibat terganggunya ekosistem kawasan pesisir, semakin
parahnya kerusakan terumbu karang, hilangnya ekosistem mangrove dan biota-biota laut,
menghilangnya daerah resapan air yang akan menyebabkan banjir rob dibeberapa wilayah sekitar
pesisir, sampai pada efek domino yang ditimbulkan dengan rusaknya lingkungan pada daerah
galian bahan material yang digunakan untuk reklamasi secara besar-besaran, sangat bertentangan
dengan prinsip berkelanjutan dengan mengabaikan sumber daya alam yang akan menjadi
warisan kita untuk generasi selanjutnya.
Mega proyek CPI tidak mengarah pada pembangunan untuk kepentingan sosial akan
tetapi pembangunan untuk kepentingan komersial. Lagi-lagi sebuah ironi terjadi didepan mata
kita, pembangunan seharusnya menjadi sebuah upaya yang membawa visi perubahan yang lebih
baik pada seluruh bagian dalam tatanan masyarakat. Hal ini berarti pembangunan adalah
kesejahtraan untuk seluruh rakyat, bukan membiarkan sebagiannya menjadi melarat.
Pembangunan seharusnya melihat masyarakat sebagai sebuah kesatuan yang utuh, tidak
memparsialkan antara kelompok yang berkepentingan dan menafikan kelompok yang tidak
berkepentingan. Karena hidup layak adalah menjadi hak kita semua yang beriringan dengan
kewajiban kita untuk melawan ketika terjadi ketidakadilan sejengkalpun diatas tempat
masyrakat kita berpijak.
Berangkat dari kegelisahan akan ketimpangan tersebut kami dari BEM KEMA FISIP
UNHAS menciptakan ruang yang disebut EKSTRA COFFEE, berupaya menginisiasi temanteman sekalian untuk beranjak dari kenyamanan ditempat masing-masing yang tidak dirasakan
oleh saudara-saudara dan lingkungan yang terkena dampak dari pembangunan CPI. EKSTRA
COFFEE yang bertema Rekam Aksi Tolak Reklamasi merupakan sebuah ruang dimana kita
akan membuktikan sisi kemanusian kita dengan berpikir dan bertindak untuk memberikan solusi
terhadap kegelisahan yang dihadirkan oleh pembangunan Mega Proyek Central Point Of
Indonesia.
Tema Kegiatan
Center Point Of Indonesia : Rekam Aksi Tolak Reklamasi
Tujuan Kegiatan
Kegiatan ini bertujuan;
1. Menciptakan hubungan yang harmonis antara BEM KEMA FISIP UNHAS dengan
lembaga ekstra fakultas.
2. Sebagai ruang edukasi tentang Central Point Of Indonesia
3. Sebagai upaya kampanye penolakan terhadap pembangunan Center Point of Indonesia

Sasaran Kegiatan
1. Masyarakat Kota Makassar
2. Mahasiswa
Rangkaian Kegiatan
Ekstra Coffee BEM KEMA FISIP UNHAS adalah kegiatan yang hendak menginisasi
partisipasi berbagai pihak untuk menjadi bagian dari upaya bergerak bersama memikirkan
realitas dampak pembangunan Centre Point of Indonesia.Guna mewujudkan gagasan tersebut
maka akan dibentuk serangkaian kegiatan yang terdiri dari beberapa item kegiatan, yaitu sebagai
berikut:
1.

2.

3.

4.

5.

Diskusi Publik CPI


Memperbanyak ruang-ruang transformasi pengetahuan adalah hal yang
penting untuk bisa menggalang dukungan dan mengkampanyekan gagasan besar kita
tentang Central Point of Indonesia. Kegiatan diskusi publik ini akan dikemas dengan
konsep caf coffe, dimana audiensi akan melakukan diskusi santai sembari ngopi. Dalam
diskusi ini akan membahas bagaimana agenda pelaksanaan pembagunan mega proyek
Center Point of Indonesia, bagaimana dampak atau pengaruh terhadap lingkungan,
sosial dan ekonomi masyarakat sekitar kawasan Delta Tanjung, Makassar. Selain itu
audiens dalam diskusi ini akan diisi oleh mahasiswa dari berbagai disiplin keilmuan,
lembaga-lembaga ataupun ormas yang sevisi berkaitan isu Center Point of Indonesia, dan
masyarakat Kota Makassar secara umum, dimana mereka akan diberikan kesempatan
untuk menyampaikan gagasan dan standing point masing-masing dalam memandang
pembangunan mega proyek Center Point of Indonesia. Dalam diskusi ini akan
melahirkan release berita yang kemudian menjadi petisi online untuk disebarkan melalui
media-media partnet.
Panggung Ekspresi dan Seni: Kampanye Penolakan Pembangunan Centre Point of
Indonesia
Kegiatan kampanye penolakan pembangunan Center Point of Indonesia akan
dikemas dengan semenarik mungkin untuk menarik partisipasi khalayak. Panggung seni
berupa penampilan-penampilan Band Indie Kota Makassar, Teatrikal, Pantun, Live
Painting, Stand Up Comedy, dan Pembacaan Puisi akan menyajikan kampanye penolakan
yang dibungkus dalam nuansa seni. Karena seni punya kemampuan mendokumentasikan
peristiwa, dengan media seni kita bisa merekam aksi penolakan reklamasi
Pameran Data
Kegiatan Extra Coffee tidak saja dibungkus dengan kegiatan seni, proses edukasi
juga menjadi salah satu tujuan dari kegiatan Extra Coffee. Data-data mengenai kegiatan
Mega Proyek Center Point Of Indonesia akan disajikan dalam bentuk pameran data,
metode ini menjadi salah satu sarana proses edukasi mengenai Mega Proyek Center Point
Of Indonesia.
Pameran Foto
Foto adalah salah satu media dalam berkomunikasi, foto dapat memberikan
gambaran kondisi mengenai objek yang diabadikannya. Foto akan menjadi salah satu
instrument penting yang akan membentuk persepsi kita. Dalam kegiatan Ekstra Coffee
kami akan melakukan pameran foto mengenai Central Point Of Indonesia yang akan
memberikan kita gambaran tentang kegiatan tersebut.
Booth Komunitas
Pada kegiatan Extra Coffe ini juga akan menyediakan booth untuk komunitaskomunitas yang ingin berpartisipasi mendukung geakan penolakan terhadap reklamasi.

Waktu dan Lokasi Kegiatan


Kegiatan ini akan berlangsung pada tanggal 19 November 2015 untuk pelaksanaan
diskusi yang dilaksanakan di Caf Dialektika, Wessabbe. Sedangkan untuk Kampanye penolakan
5 Desember 2015 dan akan dipusatkan di Gedung Kesenian, Makassar
Pelaksana Kegiatan
Kegiatan ini diinisiasi oleh BEM KEMA FISIP UNHAS didukung oleh lembaga
masyarakat, komunitas kreatif serta individu-individu yang memiliki pemahaman yang sama
untuk upaya kampanye penolakan terhadap Center Point of Indonesia.
#REKAMAKSITOLAKREKLAMASI

Você também pode gostar