Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Setiap warga negara dituntut untuk dapat hidup berguna bagi negara dan
bangsanya. Pendidikan kewargtanegaraan bukanlah hal yang baru, namun
proses globalisasi telah mendorong pemikiran baru tentang pendidikan
kewarganegaraan di beberapa negara.
Tujuan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan
wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang cinta tanah air,
wawasan nusantara, serta ketahanan nasional dalam diri warga negara Republik
Indonesia. Selain itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia
yang berbudi luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif,
terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, dan
produktif serta sehat jasmani dan rohani.
Hal yang diharapkan akan timbul dari pendidikan kewarganegaraan adalah
sikap dan mental yang cerdas dan penuh rasa tanggung jawab. Sikap ini ditsertai
dengan :
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menghayati nilai
c. Kebudayaan
d. Bahasa
2..Pengertian Identitas Nasional Indonesia
Identitas berasal dari kata identity yang berarti ciri, tanda, jatidiri yang
melekat pada seseorang, kelompok, atau sesuatu sehingga membedakannya
dengan yang lain. Maka identity dapat memiliki dua arti, pertama, identitas atau
jatidiri yang menunjuk pada ciri-ciri yang melekat pada diri seseorang,
dan kedua, identitas atau jatidiri dapat berupa surat keterangan yang dapat
menjelakan pribadi seseorang dan riwayat hidup seseorang.
Kata Nasional berasal dari bahasa inggris national yang diartikan sebgai warga
Negara atau kebangsaan. Kata nasional merujuk pada konsep kebangsaan.
Nasional menunjuk pada kelompok-kelompok persekutuan manusia yang lebih
besar dari sekedar pengelompokan berdasarkan ras, agama, budaya, bahasa, dan
sebagainya.
Identitas Nasional berasal dari kata national identity yang dapat diartikan
sebagai kepribadian nasional atau jatidiri nasional. Maka identitas nasional
adalah jatidir yang dimiliki oleh suatu bangsa.
b.Faktor Pembentukan Identitas Nasional
1. Primordial
Factor yang merupakan identitas yang menyatukan masyarakat sehingga mereka
dapat membentuk bangsa-negara. yang meliputi kesamaan suku bangsa, daerah
asal,bahasa dan adat istiadat.
Contoh : Bangsa Yahudi membentuk Negara Israel.
2.Sakral
Factor sacral dapat berupa kesaam agama yang dipeluk masyarak atau ideology
doktriner yang diakui oleh masyarakat yang bersangkutan.
Misalnya : factor agama katholik mampu membentuk beberapa Negara di
Amerika Lathin.Negara Uni Sovyet diikat oleh kesamaan ideology komunity.
3.Tokoh
Kepemimpinan dari para tokoh yang disegani oleh masyarakat dapat menjadi
factor yang menyatukan bangsa Negara sebagai lidah rakyat, pemersatu
rakyat,dan symbol persatuan bangsa yang bersangkutan.
Misalnya : Mahatmah Gandhi di India,Soekarno di Indonesia,dan sebagainya.
4.Bhineka Tunggal Ika
Prinsip Bhineka Tunggal Ika pada dasarnya adalah kesedian warga bangsa
untuk bersatu dalam perbedaan (unity in diversity ) yang dimaksud bersatu
dalam perbedaan adalah kesediaan warga bangsa untuk setia pada lembaga yang
7.
Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa kepada orang lain.
2.
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
1
Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2
Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3
Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4
Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5
Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7
Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8
Berani membela kebenaran dan keadilan.
9
Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.
10
Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan
bangsa lain.
2
Persatuan Indonesia
1
Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
2
Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa
apabila diperlukan.
3
Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4
Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
5
Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
6
Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
7
Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
2
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalamPermusyawaratan/Perwakilan
1
Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
2
Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3
Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
4
Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
5
Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah.
6
Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7
Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
8
Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yang luhur.
9
Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara
moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan
kesatuan demi kepentingan bersama.
10
Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.
2
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
1
Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2
Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3
Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4
Menghormati hak orang lain.
5
Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6
Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain.
7
Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan
dan gaya hidup mewah.
8
Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum.
9
Suka bekerja keras.
10
Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan
dan kesejahteraan bersama.
11
Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang
merata dan berkeadilan sosial.
2 Nilai ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya pengakuan dan
keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta.
Dengan nilai ini menyatakan bangsa indonesia merupakan bangsa yang
religius bukan bangsa yang ateis. Nilai ketuhanan ini juga diterapkan di
daerah sekitar ku, contohnya adanya pengakuan akan kebebasan untuk
C.
Dll
E. Upaya yang Harus Dilakukan agar Demokrasi Berjalan Optimal
KESIMPULAN
Contoh lain yang dilakukan Polri dalam upaya bela negara, antara lain:
1. mendukung tetap tegaknya negara kesatuan RI yang berdasarkan Pancasila
dan
UUD
1945;
2. melakukan penyuluhan kesadaran hukum bagi warga negara;
3. melakukan pengaturan lalu lintas dan memberikan pengayoman keamanan
bagi
warga
negara;
4. memberikan perlindungan keamanan dari berbagai tindak kejahatan terhadap
warga
negara;
5. melakukan proses penyidikan dan penyelidikan terhadap berbagai tindak
kejahatan.
Peran serta masyarakat dalam upaya pembelaan negara berlangsung sejak masa
awal kemerdekaan. Keterlibatan warga negara dalam pembelaan negara adalah
sebagai
berikut.
1. Dibentuknya kelaskaran rakyat, kemudian dikembang kan menjadi barisan
cadangan
pada
periode
perang
kemerdekaan
ke-1.
2. Pasukan Perang Gerilya Desa (Pager Desa) termasuk mobilisasi Pelajar
(Mobpel) sebagai bentuk per kembangan dari barisan cadangan. Pada periode
perang
kemerdekaan
ke-2.
3. Pada 1958-1960, muncul Organisasi Keamanan Desa (OKD) dan Organisasi
Perlawanan Rakyat (OPR) yang merupakan bentuk kelanjutan Pager Desa.
4. Pada 1961 dibentuk pertahanan sipil (Hansip), Wanra, dan Kamra sebagai
bentuk
penyempurnaan
dari
OKD/OPR.
5.
Perwira
cadangan
yang
dibentuk
sejak
1963.
MAHASISWA selalu menjadi bagian dari perjalanan sebuah bangsa.
Roda sejarah demokrasi selalu menyertakan mahasiswa sebagai pelopor,
penggerak, bahkan sebagai pengambil keputusan. Hal tersebut telah terjadi di
berbagai negara di dunia, baik di Timur maupun di Barat.
Pemikiran kritis, demokratis, dan konstruktif selalu lahir dari pola pikir
para mahasiswa. Suara-suara mahasiswa kerap kali merepresentasikan dan
mengangkat realita sosial yang terjadi di masyarakat. Sikap idealisme
mendorong mahasiswa untuk memperjuangkan sebuah aspirasi pada penguasa,
dengan cara mereka sendiri.
Tidak dapat dipungkiri bila generasi muda khususnya para mahasiswa,
selalu dihadapkan pada permasalahan global. Setiap ada perubahan, mahasiswa
selalu tampil sebagai kekuatan pelopor, kekuatan moral dan kekuatan pendobrak
untuk melahirkan perubahan. Oleh karena itu kiranya sudah cukup mendesak
untuk segera dilakukan penataan seputar kehidupan mahasiswa tersebut.
NEGARA DAN KONSTITUSI
Negara dan konstitusi adalah dwitunggal. Jika diibaratkan bangunan, negara sebagai pilar-pilar
atau tembok tidak bisa berdiri kokoh tanpa pondasi yang kuat, yaitu konstitusi Indonesia. Hampir
setiap negara mempunyai konstitusi, terlepas dari apakah konstitusi tersebut telah dilaksanakan
dengan optimal atau belum. Yang jelas, konstitusi adalah perangkat negara yang perannya tak
bisa dipandang sebelah mata.
Dasar negara Indonesia adalah Pancasila. Dasar negara Pancasila merupakan pandangan
bangsa Indonesia yang mengandung nilai-nilai luhur bangsa dalam menentukan konsep dasar
dari cita-cita bangsa. Dengan demikian secara tidak langsung Pancasila mengikat bangsa
Indonesia dalam praktik kenegaraan.
Berbeda dengan konstitusi. Konstitusi memuat bangunan negara dan sendi-sendi
pemerintahan negara. Konstitusi bisa tertulis dan tidak tertulis. Konstitusi tertulis disebut
Undang-Undang Dasar (UUD). Oleh karena itu konstitusi negara RI adalah UUD 1945.
Dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, hubungan antar dasar negara dan konstitusi memiliki
keterkaitan yang sangat erat sekali.
1. Dilihat dari dimensi normatif, negara-negara yang telah meratifikasi per4janjian HAM
Internasional mempunyai semangat yang kuat atau terdorong untuk melaksanakan praktek
HAM sesuai dengan ketentuan yang disepakati dalam pejanjian. Hal ini ditujukan dari
banyaknya peraturan perundng-undangan maupun kelembagaan HAM yang dikeluarkan
atau dibentuk setelah melakukan ratifikasi, misalnya di Indonesia.
2. Dilihat dari Dimensi Empirik, negara yang telah meratifikasi perjanjian HAM
Internasional, tidak mempengaruhi secara signifikan praktek HAM dinegaranya. Hal ini
ditunjukan dari masih banyaknya pelanggaran HAM yang dilakukan oleh negara yang
bersangkutan, setelah melakukan ratifikasi.
Jenis-jenis Demokrasi
> dilihat dari cara penyaluran aspirasi rakyat;
Demokrasi Langsung
Demokrasi langsung adalah sistem demokrasi yang memberikan kesempatan
kepada seluruh warga negaranya dalam permusyawaratan saat menentukan arah
kebijakan umum dari negara atau undang-undang. Bisa dikatakan demokrasi
langsung adalah demokrasi yang bersih karena rakyat diberikan hak mutlak untuk
memberikan aspirasinya.
Demokrasi Material
Demokrasi Formal
Demokrasi Campuran
> dilihat dari prinsip ideologi;
Demokrasi Rakyat
Demokrasi rakyat(proletar) adalah sistem demokrasi yang tidak mengenal kelas
sosial dalam kehidupan. Tidak ada pengakuan hak milik pribadi tanpa ada paksaan
atau penindasan tetapi untuk mencapai masyarakat yang dicita-citakan tersebut
dilakukan dengan cara kekerasan atau paksa atau dengan kata lain negara adalah
alat untuk mencapai cita-cita kepentingan kolektif. Demokrasi rakyat merupakan
demokrasi yang berdasarkan paham marxisme atau komunisme.
Demokrasi Konstitusional
Demokrasi konstitusional adalah demokrasi yang dilandaskan kebebasan setiap
orang
atau
manusia
sebagai
makhluk
sosial.
Hobbe,
Lockdan
Rousseaue
tersebut
membentuk
komunitas
yang
dinamakan
negara
atas
dasar
kepentingan bersama. Akan tetapi fakta yang terjadi kemudian adalah munculnya
kekuasaan berlebih atau otoriterianisme.
Hal inilah yang menjadi pemicu pemikiran baru yakni demokrasi liberal. Setiap
individu dapat berpartisipasi melalui wakil yang dipilih melalui pemilihan sesuai
ketentuan. Masyarakat harus dijaminan dalam hal kebebasan individual(politik,
sosial, ekonomi, dan keagamaan).
> dilihat dari kewenangan dan hubungan antara alat kelengkapan negara;
presidensial) bertanggungjawab kepada presiden karena yang memilih menteri-menteri itu adalah
presiden.
Negara yang menganut sistem demokrasi presidensial antara lain negara Pakistan pada masa
pemerintahan Presiden Ayub Khan tahun 1960. Negara Indonesia sejak tahun 1966 hingga sekarang
juga menjalankan demokrasi presidentil.
Macam-macam demokrasi ditinjau dari hubungan antar-alat kelengkapan Negara:
Demokrasi
perwakilan
dengan
sistem
parlementer adalah
adanya
hubungan yang erat antara badan eksekutif dan legislatif. Para menteri yang
menjalankan kekuasaan eksekutif diangkat atas usul legislatif, sehingga
bertanggung jawab kepada parlemen. Kedudukan presiden atau raja sebagai
kepala negara yang tidak menjalankan pemerintahan. Eksekutif dalam
menjalankan tugasnya harus sesuai dengan pedoman atau program kerja yang
telah disetujul oleh parlemen. Selama eksekutif menjalankan tugasnya sesuai
dengan program tersebut, kedudukan eksekutif akan stabil dan mendapat
dukungan dan parlemen. Jika eksekutif melakukan penyimpangan, parlemen bisa
menjatuhkan kabinet dengan mengajukan mosi tidak percaya, yang berarti para
menteri harus meletakkan jabatannya. Kedudukan eksekutif berada di bawah
parlemen dan sangat bergantung pada dukungan parlemen.
Demokrasi
perwakilan
dengan
sistem
referendum
dan
inisiatif
Demokrasi
Rakyat: Demokrasi
sosialisme/komunisme
kepentingan umum.
yang
rakyat
didasari
mengutamakan
dan
dijiwai
kepentingan
oleh
negara
paham
atau
Demokrasi
Pancasila: Demokrasi
Pancasila
berlaku
di
Indonesia
yang
bersumber dan tata nilai sosial dan budaya bangsa Indonesia serta berasaskan
musyawarah untuk mufakat dengan mengutamakan keseimbangan kepentingan.