Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
SKIZOFRENIA PARANOID
Oleh :
Amelia Shadrina
030.10.025
Pembimbing :
dr. Prasetiyawan, Sp.KJ
STATUS PSIKIATRI
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
No. Rekam medis
Jenis kelamin
Tanggal lahir
Usia
Agama
Status perwakinan
Suku bangsa/negara
Pekerjaan
Pendidikan terakhir
Alamat
Tanggal masuk Ruang
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Ny. E
0.25.03.34
Perempuan
Karawang, 25 Nopember 1983
31 tahun
Islam
Menikah
Sunda/Indonesia
Tidak bekerja
Tamat SLTP
Krajan. RT 002/007 Kertasari, Karawang Jawa Barat
4 Juli 2015
Subadra
Tanggal masuk Ruang
: 9 Juli 2015
Arimbi
II.
RIWAYAT PSKIATRI
Autoanamnesis dilakukan di Ruang Arimbi pada tanggal :
Jumat, 24 Juli 2015 pkl 13.00
Sabtu, 25 Juli 2015 pkl 10.00
A. Keluhan Utama
Pasien datang diantar oleh suami dan kakak iparnya karena mengamuk dan
terlihat memeluk anaknya yang baru lahir dengat sangat erat sampai anak tersebut
sulit bernafas 1 hari SMRS.
hanya bertahan 2 bulan kemudian ia dipecat oleh karena alasan yang ia tidak
ketahui. Saat itu ia dirawat di RSJ Grogol selama 1 bulan dan kemudian pulang
karena telah membaik. Pengobatan hanya dilakukan selama 2 tahun kemudian
pasien putus obat oleh karena masalah ekonomi keluarga.
Pada tahun 2005 ia kembali mengalami keluhan yang sama setelah
melahirkan anak pertama. Ia kembali mengamuk dan berbicara tidak jelas
sehingga kembali dibawa berobat ke RSJ Grogol. Pengobatan dilakukan selama
1 tahun kemudian ia kembali putus obat.
Pada tahun 2012, ia dirawat di RSMM dengan keluhan tidak bisa tidur,
marah-marah, mudah tersinggung, bicara tidak jelas, mengancam tetangga akan
membunuh mereka, serta melempar tetanga dengan batu. Ia juga menjadi lebih
banyak melamun dibandingkan biasanya. Saat itu ia mengatakan ada suara-suara
bisikan yang mengatakan bahwa tetangganya ingin mencelakainya serta bisikan
lain yang ia tidak ingat. Sebelum kambuh kembali, ia memiliki keinginan untuk
kembali bekerja namun dilarang oleh suami. Pengobatan dilakukan selama satu
tahun kemudian kembali putus obat.
Tahun 2014, ia mengalami keluhan yang sama sehingga kembali dirawat
di RSMM. Ia kembali mengamuk, bicara tidak jelas, sulit tidur, dan pergi ke
rumah tetangga untuk alasan yang tidak jelas dan mengacak-acak warung milik
tetangga. Saat itu ia mengatakan mendengar kembali adanya bisikan-bisikan
yang berbicara pada dirinya mengatakan banyak hal yang ia tidak ingat. Sebelum
keluhan tersebut muncul, ia mengatakan merasa sangat sedih karena suami
menikah kembali. Menurutnya suami mengatakan bahwa ia terlalu cemburu
sehingga suami memutuskan untuk menikah. Akhirnya untuk mencukupi
ekonomi keluarga ia bekerja sebagai satpam di suatu perusahaan di Karawang
selama 3 bulan namun berhenti karena merasa terlalu berat membuatnya tidak
bisa tidur dengan cukup dan terlalu lelah. Ia dirawat di RSMM selama satu bulan
kemudian dipulangkan dengan diantar karena tidak ada keluarganya yang datang
menjemput. Setelah pulang ia tidak pernah meminum obat.
2002
Mengamuk
berteriak-teriak
mengucapkan
kata-kata kotor
Memukul-mukul
tembok
Sulit tidur
Berkeliaran
diluar rumah
yang tidak
jelas
tujuannya.
mendengar
adanya suarasuara bisikan
Keluhan timbul
selama 2 bulan
Dipecat dari
pekerjaannya
Berobat di RSJ
Grogol
Minum obat
hanya 2 tahun
2005
Lahir anak
pertama
Keluhan
yang
sama
kembali
muncul
Berobat di
RSJ
Grogol
Minum
obat
hanya 1
tahun
2012
Pasien ingin bekerja
kembali namun
dilarang oleh suami
Keluhan tidak bisa
tidur, marah-marah,
mudah tersinggung,
bicara tidak jelas
kembali muncul.
Mengancam
tetangga akan
membunuh mereka,
serta melempar
tetanga dengan batu
Ia mendengar suarasuara atau bisikan
yang mengatakan
tetangga ingin
mencelakainya
Dirawat di RSMM
dan minum obat
hanya 1 tahun
2014
Ia kembali mengamuk,
bicara tidak jelas,
sulit tidur, dan pergi
ke rumah tetangga
untuk alasan yang
tidak jelas dan
mengacak-acak
warung milik
tetangga
Ia mengatakan
mendengar kembali
adanya bisikanbisikan yang
berbicara pada
dirinya mengatakan
banyak hal yang ia
tidak ingat.
Suami menikah
kembali.
Dirawat di RSMM
selama 1 bulan
kemudian
dipulangkan karena
tidak ada yang
menjemput
2015
Pasien melahirkan
dengan operasi sc
Dua hari setelah
pasien melahirkan
ia mengamuk dan
melempar barangbarang disekitar
Mendengar suarasuara bisikan
yang menyuruh
dan sedang
membicarakannya
sehingga ia sulit
untuk tidur
Ia yakin suami dan
kakak iparnya
jahat berusaha
mengambil
anaknya darinya
Medik
Menurut pasien, ia pernah terjatuh dari kursi dan terbentur pada
bagian kepala sehingga membuatnya pingsan selama 10 menit saat ia berusia
5 tahun (1988), setelah kejadian tersebut tidak didapat adanya perubahan
pada dirinya.
Saat kehamilan pertama ia lahir dengan normal ditolong oleh bidan
setempat dan tidak mengalami masalah dalam proses persalinan. Kehamilan
kedua dilakukan operasi sectio cessarea di RSUD Karawang atas indikasi
oligohidramnion. Datang ke RSMM post sc hari ke 5 dan belum dilakukan
pemeriksaan kembali terhadap luka operasi.
Penggunaan zat dan alkohol
Pasien mengatakan tidak pernah menggunakan obat-obatan terlarang
seperti pil ectasy, ganja, putauw, dan jenis lainnya serta mengatakan tidak
pernah meminum minuman alkohol seperti beer, wine, oplosan, dan jenis
lainnya. Ia juga mengatakan tidak pernah merokok. Meminum kopi hanya
sesekali.
D. Riwayat Hidup
Riwayat Pranatal dan Perinatal
Pasien merupakan anak ke-3 dari 4 bersaudara. Proses lahir pasien,
usia kandungan, dan keadaan pasien saat lahir tidak dapat diketahui oleh
karena pemberi informasi tidak dapat dihubungi. Namun menurutnya ia lahir
dengan normal dan sehat tanpa kelainan apapun.
Masa Kanak Awal (0 3 tahun)
mengenai
keterlambatan
berbicara,
dan
gangguan
sebagai satpam selama tiga bulan dan kemudian memilih untuk berhenti
karena merasa lelah dan terlau berat sehingga sulit tidur.
o Aktivitas Sosial
Pasien mengatakan
lingkungan
sekitar
menjadi
lebih
Genogram Keluarga
keterangan :
laki-laki
Serumah
Wanita
Pasien
STATUS MENTAL
1. Deskripsi Umum
Penampilan umum
Seorang perempuan berusia 31 tahun, berpenampilan fisik sesuai dengan
usianya. Kulit kuning lansat, rambut hitam, kebersihan diri cukup. Pakaian
cukup rapi dengan rambut sepunggung yang diikat dengan rapi.
Kesadaran
Neurologis
Psikologis
Sosial
: Compos mentis
: Terganggu
: Terganggu
10
Pembicaraan
Pasien menjawab pertanyaan dengan artikulasi yang jelas, suara cukup jelas.
Berbicara terbatas.
2. Alam Perasaan
Mood
: Eutim
Afek
: Sesuai
Keserasian : Serasi antara pembicaraan dan ekspresi wajah
3. Fungsi intelektual
Taraf pendidikan, pengetahuan, dan kecerdasan
o Taraf pendidikan
: Sesuai dengan taraf pendidikan
o Pengetahuan umum
: Baik. Pasien mengetahui nama ibukota
Indonesia.
o Kecerdasan
11
4. Persepsi
o Halusinasi
:
o Terdapat halusinasi auditorik : mendengar bisikan-bisikan suara tidak
jelas, timbul saat melamun dan sendiri yang menyuruhnya untuk
membuang barang-barang. Ia juga mendengar bisikan-bisikan dari
banyak orang yang mengatakan bahwa dirinya tidak berguna.
o Ilusi
: tidak ada
o Depersonalisasi
: tidak ada
o Derealisasi
: tidak ada
5. Pikiran
Proses / arus pikir
Produktivitas
Kontinuitas pikiran
Hendaya berbahasa
: Spontan
: Koheren
: Tidak ada
Isi pikir
o Preokupasi
kedua anaknya.
o Waham
Tilikan derajat 5 (pasien mengetahui bahwa dirinya sakit tetapi tidak mengetahui
cara pengendaliannya)
9. Taraf dapat dipercaya
Dapat dipercaya
IV.
PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Internus
Keadaan Umum
Bentuk Badan
Kesadaran
GCS
Nadi
Napas
Suhu
Tekanan Darah
Tinggi
Berat Badan
IMT
Sistem Kardiovaskuler
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Sistem Respiratorik
Sistem Gastro-intestinal
bising
usus
nomal,
tidak
ada
hepatomegali
: Akral hangat, tidak ada edema, CRT<2 detik
: Sawo matang. T dak terdapat tato. Tidak
Ekstremitas
Kulit
nystagmus, dsb)
Persepsi mata
tidak
Pupil
dalam melihat.
: Bulat, isokor, diameter 3 mm/3mm,
13
2.
- Pemeriksaan funduskopi
Motorik
3.
4.
5.
6.
7.
8.
V.
Sensibilitas
Refleks fisiologis
Refleks patologis
Tremor di kedua tangan
Stabilitas postur tubuh
Gaya berjalan dan postur tubuh
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tanggal 4 Juli 2015
Hemoglobin
Leukosit
Trombosit
Hematokrit
SGOT
SGPT
Ureum
Kreatinin
Glukosa sewaktu
VI.
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
10.2 gr/dl
13.910 /mm3
473.000 mm3
30 %
35 U/l
22 U/l
35.6 mg/dl
0,63 mg/dl
86 mg/dl
14
droping off karena tidak ada keluarga yang menjemput dan pasien tidak pernah
meminum obat kembali.
Sejak kecil ia lebih senang berdiam diri dirumah. Ia hanya memiliki beberapa
teman dekat dan lebih sering bermain dengan kakak dan adiknya. Prestasi belajar
disekolah baik walaupun pasien tidak pernah mendapatkan rangking di kelasnya. Kakak
pasien memiliki keluhan yang sama dengan pasien.
Tidak ada riwayat penggunaan alkohol maupun NAPZA dan rokok. Pasien tidak
pernah mengalami kecelakaan maupun gangguan pada daerah kepala yang berarti.
Berdasarkan pemeriksaan status mental, didapatkan perawatan diri cukup baik,
pasien kooperatif, koheren, terdapat halusinasi auditorik 2nd dan 3rd order, terdapat waham
kejar. Daya nilai realita terganggu karena halusinasi dan waham, tilikan derajat 5 dan
keseluruhan dapat dipercaya. Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan luka bekas
operasi pada abdomen yang sudah kering, tidak hiperemis, tidak terdapat pus, simpul
jahitan sudah dilepas. Hasil laboratoium didapatkan adanya leukositosis dan
trombositosis.
VII.
FORMULASI DIAGNOSTIK
Diagnosis aksis I
Berdasarkan anamnesis, pasien tidak pernah mengalami kecelakaan dan trauma
kepala yang berarti. Pasien juga tidak mengkonsumsi alkohol, NAPZA, maupun
merokok.
Pasien telah berperilaku kacau 2 hari setelah melahirkan. Terdapat halusinasi
auditorik 2nd dan 3rd order yang menyuruh pasien membuang barang-barang dan
mengatakan pasien tidak berguna sehingga pasien sulit tidur. Terdapat waham kejar
dimana pasien meyakini bahwa suami dan kakak iparnya bermaksud jahat dan ingin
memisahkan dirinya dengan anak dan suaminya. Pasien sudah empat kali masuk ke RSJ
dengan keluhan yang sama dimana pasien sering berkeluyuran dan mengamuk di rumah
tetangga dan mengacak-acak warung milik tetangga saat keluhan kembali muncul.
Setelah pasien keluar dari RSJ pengobatan hanya dilanjutkan sesaat dan kemudian
kembali menjadi putus obat.
Berdasarkan gejala dan tanda diatas, diagnosa diberatkan pada Skizofrenia
subtipe paranoid yang termasuk dalam F20.0 berdasarkan PPDGJ III, atas dasar gejala
utama yaitu waham dan halusinasi yang mendominasi serta adanya anamnesis berupa
putus obat pada pasien. Diagnosis banding pada pasien adalah gangguan jiwa dan
perilaku berat yang berhubungan dengan masa nifas YTK yang termasuk dalam F53.1
berdasarkan PPDGJ III, atas dasar timbulnya gejala psikosis pada pasien dua hari pasca
melahirkan. Diagnosis banding lainnya yaitu gangguan psikotik Lir-skizofrenia akut
15
yang termasuk dalam F23.2 dalam PPDGJ III atas dasar adanya onset psikotik yang akut
dengan adanya gejala-gejala yang memenuhi kriteria untuk skizofrenia.
Diagnosis aksis II
Ciri kepribadian skizoid. Pasien lebih sering berdiam diri dirumah dan hanya
memiliki beberapa teman dekat. Hubungan dengan oranglain baik pasien masih tetap
melanjutkan untuk bekerja.
Diagnosis aksis III
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta laboratorium tidak ditemukan
adanya gangguan kondisi medis umum yang bermakna. Pasien post operasi sectio
cessarea hari ke 5 dengan kondisi umum yang baik.
Diagnosis aksis IV
Masalah dengan keluarga
Masalah ekonomi
berkomunikasi
dengan baik
Fungsi perawatan diri
:
pasien merawat diri cukup baik
o GAF (Current) : 35 (beberapa disabilitas dalam hubungan dengan
realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi)
Fungsi psikologi
:
Pasien memiliki perilaku kacau
dan terdapat halusinasi serta waham
16
VIII.
Fungsi sosial
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I
Aksis II
Aksis III
Aksis IV
:
:
:
:
Aksis V
IX.
X.
lingkungan sekitar.
: GAF HLPY 65
GAF Current 35
DIAGNOSIS BANDING
F53.1 Gangguan jiwa dan perilaku berat yang berhubungan dengan masa nifas YTK
F23.2 Gangguan psikotik Lir-skizofrenia akut
RENCANA TERAPI
PSIKOFARMAKA
Risperidone 2 x 2 mg
Chlorpromazin 1 x 100 mg
Konsul kepada bagian ilmu penyakit dalam dan obsgyn
PSIKOTERAPI
Kepada pasien
Mengedukasi pasien untuk bercerita bila ada masalah agar orang lain dapat
membantu mencarikan solusi untuk permasalahan yang dihadapi pasien.
Membantu pasien menyadari pentingnya minum obat secara teratur dan rutin dengan
cara
o Membantu pasien menyadari bahwa kondisi yang sekarang lebih baik dari
dahulu seperti sudah tidak ada lagi bisikan-bisikan, tidak melihat lagi bayangan
setan, tidur pasien cukup
o Mengajak pasien untuk menghadirkan situasi yang tidak nyaman saat
melakukan tindakan memukul orang sehingga untuk menghindari perasaan tidak
nyaman tersebut salah satu caranya dengan minum obat secara teratur. Di
17
samping itu, dengan menghadirkan situasi yang tidak nyaman saat melukai
orang, akan membuat pasien tidak mengulangi perilaku tersebut.
Memberikan saran kepada pasien untuk memiliki aktifitas sederhana seperti
o Tetap melakukan kegiatan rumah tangga seperti menyapu dan mengepel
Meyakinkan pasien bahwa pasien pasti bisa dalam mengendalikan emosinya dan
bisa menjadi orang yang produktif dan memberikan manfaat bagi keluarga dan orang
lain
Kepada keluarga
Mengedukasi keluarga pasien agar memahami kondisi pasien, selalu memberikan
dukungan dan motivasi kepada pasien, dan mengikutsertakan pasien dalam kegiatan
di RS Marzoeki Mahdi.
Mengedukasi keluarga untuk membantu pasien dalam pendalaman agama
Mambantu pasien untuk selalu mengerjakan hal-hal yang positif
Membantu pasien untuk menjernihkan pikirannya dan menahan perilaku agresifnya.
Meminta keluarga untuk mengawasi pasien bila terjadi efek samping obat seperti
tremor di kedua tangan, air liur berlebihan, jalan seperti robot, harus segera dibawa
ke dokter
Mengedukasikan kepada keluarga mengenai stresor dimana suami yang jarang
mengunjungi pasien yang membuat pasien merasa sedih untuk dapat bersikap lebih
adil dalam hubungannya dengan istri
XI.
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: ad bonam
Quo ad functionam
: ad bonam
Quo ad sanationam
: dubia
Faktor yang memperingan
o Kondisi pasien yang secara umum baik dan dapat melakukan perawatan
diri yang baik
o Pasien masih dapat melakukan interaksi sosial terhadap lingkungan
o Kemauan pasien untuk hidup dan bekerja seperti orang normal
o Keinginan pasien untuk membangun rumah tangga
o Afek pasien yang baik
o Terdapat faktor presipitasi yang jelas
o Pasien menyadari bahwa dirinya sakit dan membutuhkan pengobatan
Faktor yang memperberat
o Keluarga pasien yang memiliki keluhan yang sama dengan pasien
o Riwayat putus obat berulang
o Masalah perekonomian keluarga
o Keluarga yang tidak memberikan dukungan kepada pasien
18