Você está na página 1de 42

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sampah dan polusi merupakan permasalahan yang mendunia
yang dapat mempengaruhi pola iklim dan alam. Banyaknya sampah sampah
tersebut dalam lingkungan kita, mengurangi kesegaran dan kualitas udara dan
tentunya memerlukan tempat yang cukup luas untuk penampungannya.
Permasalahan sampah plastik berkembang dengan pesat tanpa adanya penanganan
yang jelas.

Rasa prihatin yang mulai kami rasakan adalah saat kami


mengenal adanya permasalahan sampah plastik. Sebagian besar sampah dan polusi
di dunia disebabkan oleh sampah plastik. Jangka waktu yang lama dalam proses
penguraiannya menyebabkan sampah ini tidak akan hilang dalam waktu cepat dan
tentunya memakan tempat yang cukup luas untuk penampungannya. Plastikplastik saat ini mulai bisa didaur ulang dengan cepat, namun tidak berlaku pada
Styrofoam. Plastik jenis ini lebih sulit diuraikan dan jumlahnya tidak kalah banyak
dengan sampah plastic konvensional / plastic sehari-hari.

Rasa prihatin dan penasaran saja tidak cukup, Kami merasa


tertantang untuk menemukan cara untuk mengubah sampah plastic (Styrofoam)
menjadi benda yang ramah lingkungan, dengan menggunakan penguraian sebagai
metode utama. Segala rasa prihatin dan penasaran kami, dituangkan dalam
penelitian-penelitian berikut ini.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Tolak ukur dari penelitian yang kami lakukan, dirumuskan dalam pertanyaan
berikut sebagai rumusan masalah :
1.2.1 Apa Itu Styrofoam?

1.2.2 Bagaimana Cara Mengolah Styrofoam?


1.2.3 Metode apa yang efektif untuk menguraikan Styrofoam?
1.2.4 Benda atau Bahan apa yang dapat menguraikan Styrofoam?
1.3 PEMBATASAN MASALAH
Sampah yang akan dibahas hanya seputar sampah plastik yang lebih
condong mengarah ke Styrofoam.
Mengolah Styrofoam yang dimaksut adalah penguraian Styrofoam.
Dalam proses penguraian, objek yang akan kita uraikan hanyalah
Styrofoam.
Metode yang akan kami gunakan adalah metode yang mudah sehingga
dapat dipraktikkan di banyak tempat
Bahan-bahan yang akan digunakan adalah bahan-bahan yang ada di
kehidupan sehari-hari saja.

1.4 TUJUAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari sampah
plastik. Seperti yang kita ketahui, sampah plastik merupakan permasalahan yang
mendunia, terutama Styrofoam. Oleh karena itu, kami akan menyajikan informasi
lebih lanjut mengenai pengolahan sampah plastik. Jenis-jenis sampah plastik
tentunya bermacam-macam, dan pastinya memiliki dampak positif dan negatif
yang berbeda-beda setiap jenisnya.

Proses penguraian adalah salah satu contoh permasalahan dari


Styrofoam. Jumlahnya yang semakin hari semakin banyak, membuat Styrofoam
semakin sulit untuk dikelola. Ditambah dengan proses penguraianya yang
memakan waktu yang sangat lama, membuat Styrofoam menjadi sorotan utama
masyarakat. Dari penelitian ini, kami akan mencari cara untuk menguraikan
Styrofoam lebih cepat menggunakan peralatan sehari-hari serta metode-metode
yang bisa dilakukan dengan mudah.

Dari permasalahan sampah plastik (Styrofoam), kami bertujuan


untuk meneliti pengolahan sampah plastik, jenis dari sampah plastik, dampak
positif dan negatif dari sampah plastik. Kami akan melakukan peneltian lebih
lanjut untuk mengetahui apakah Styrofoam dapat diuraikan lebih cepat dari yang
selama ini kita ketahui menggunakan peralatan sehari-hari dan metode yang
mudah.

1.5 MANFAAT
Pengolahan sampah plastik bermanfaat untuk mengurangi adanya
permasalahan mengenai sampah plastik dengan beberapa cara yang akan dibahas
nanti. Penelitian ini bermafaat untuk memberikan penjelasan mengenai cara
mengelola sampah plastik secara efektif.

Penelitian mengenai jenis-jenis sampah plastik, dapat digunakan


sebagai klasifikasi untuk membedakan mana plastik yang masih layak digunakan
atau tidak, membedakan kualitas plastik, serta menjelaskan bahaya penggunaan
atau manfaat dari plastik itu sendiri. Dari pemisahan ini pun dapat diambil manfaat
sebagai salah satu cara untuk memisahkan sampah plastik yang masih baik atau
tidak.

Hasil penelitian mengenai proses penguraian dapat digunakan


oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari untuk mengurangi sampah plastic,
terutama untuk mempercepat penguraian sampah plastic umum seperti plastic
lunak dan Styrofoam.

1.6 SISTEMATIKA PENYAJIAN

Bagian Awal
Halaman sampul
Halaman judul

Halaman Pengesahan
Abstrak
Kata pengantar
Daftar isi
Bagian Inti
BAB I Pendahuluan
1. Latar Belakang
Penulis ingin mengetahui mengenai sampah plastik, karena
beberapa hal yang juga merupakan sorotan dunia, seperti waktu
penguraian yang lama, dan lain-lain.
2. Pembatasan Masalah
Pada bagian ini penulis memberi tahu

letak, waktu, dan

sebagainya yang menjadi batasan penelitian.


3. Tujuan
Karena sampah plastik merupakan masalah yang mendunia,
maka penulis akan mencari tahu lebih lanjut mengenai
penanggulangan sampah plastik.
4. Manfaat
Manfaat dari penanggulangan sampah yang diteliti penulis dan
cara agar menjadi lebih efektif.
BAB II Landasan Teori
1. Deskripsi Konseptual
Teori-teori yang merupakan penguat atau pendukung dalam
penelitian mengenai penguraian sampah plasik.

2. Hasil penelitian yang relevan


Penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain yang berhubungan
atau relevan dengan apa yang dibahas, salah satu factor
pendukung untuk melakukan penelitian.
3. Hipotesis Penelitian
Dugaan sementara kami mengenai percobaan yang akan kami
lakukan. Dugaan sementara kami yaitu sampah plastik dapat
diuraikan lebih cepat.

BAB III Metodologi


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Jenis Penelitian
Waktu dan Tempat Penelitian
Sumber Data
Variabel dan Sampel
Teknik Pengambilan Data
Teknik Analisis Data

BAB IV Penelitian
1. Laporan Penelitian
2. Hasil Penelitian
3. Kesimpulan Penelitian
Penutup ( BAB V )
1. Kesimpulan
2. Saran
Bagian Akhir
1. Daftar pustaka
2. Indeks dan lampiran

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 DESKRIPSI KONSEPTUAL
2.1.1 Sampah
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah
berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut
derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada
konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan
selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam
kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat
dibagi menurut jenis-jenisnya. Dengan kata lain,

Sampah merupakan material sisa baik dari hewan, manusia,


maupun tumbuhan yang tidak terpakai lagi dan dilepaskan ke alam dalam
bentuk padatan, cair ataupun gas. (Sumber : Teknologi Pengolahan Daur
Ulang Sampah, Cecep Dani Sucipto)

2.1.1.1 Sampah menurut bahan asalnya


2.1.1.1.1

Sampah Organik
Sampah organic berasal dari mahluk hidup, yaitu
manusia, hewan, maupun tumbuhan. Menurut kadar
cairan yang terkandung di dalam sampah dibedakan
menjadi 2 yaitu :
2.1.1.1.1.1

Sampah Organik Basah


Sampah organic basah adalah sampah yang
memiliki kandungan air yang cukup tinggi.
Seperti : Kulit buah dan sisa sayuran.

2.1.1.1.1.2 Sampah Organik Kering


Sampah organic kering adalah sampah yang
memiliki kandungan air yang rendah.
Seperti : Kertas, kayu, atau ranting pohon,
dan dedaunan kering.

2.1.1.1.2

Sampah Anorganik
Sampah yang dibentuk atau dihasilkan oleh manusia.
Sampah ini dapat berasal dari bahan yang bisa
diperbaharui dan bahan yang berbahaya serta beracun.
Contoh sampah anorganik yang dapat di daur ulang yaitu
material logam dan material plastik.

(Sumber : Teknologi Pengolahan Daur Ulang Sampah,


Cecep Dani Sucipto)

2.1.1.2 Sampah menurut sumbernya


A.

Kehidupan Rumah Tangga


Sampah dalah kehidupan rumah tangga merupakan salah satu
bagian dari sampah industi yaitu municipal waste atau general
waste.

B. Aktivitas Bisnis (Industri)


Sampah yang berasal dari kegiatan bisnis dibagi menjadi 2 yaitu:
a)

Municipal Waste / General Waste


Sampah yang merupakan hasil aktivitas kehidupan manusia
secara individu maupun kelompok yang berupa keluarga atau
berasal dari kegiatan bisnis. Disebut general yang artinya
umum disebabkan materialnya yang umum digunakan di
banyak tempat seperti rumah tangga atau industri.

Contoh general waste :


Kotoran manusia, sampah rumah tangga, dan sampah seperti
furniture bekas, sampah-sampah besar ini biasa disebut
Bulky Waste.

b)

Sampah Industri
Sampah ini merupakan hasil dari proses yang ada di
perindustrian atau biasa disebut Industrial Waste.

Contoh Industial Waste :

Abu, Lumpur (Slude), Limbah Minyak, Limbah yang bersifat


asam, limbah bersifat alkali, limbah plastic, limbah kertas,
limbah kayu, limbah tekstil, limbah binatang dan tanaman,
limbah karet, limbah metal, gelas dan keramik, slag, sampah
bangunan/material, kotoran binatang, binatang yang mati,
debu, dan lain lain.

(Sumber : Teknologi Pengolahan Daur Ulang Sampah, oleh


Cecep Dani Sucipto)

2.1.2 Plastik
2.1.2.1. Definsi
Plastik merupakan material sintetis yang terbentuk dari
polimer organik yang memiliki kepadatan molekul yang cukup
renggang seperti polyethylene, PVC, nilon dan lainya. Dapat dibentuk
menjadi berbagai bentuk yang cukup lembut dan cukup elastis.
Pembuatan plastik menggunakan metode polimerisasi (mempersatukan
suatu molekul dengan molekul lainya untuk membentuk sebuah
polimer). (Sumber : Oxford Dictionary of English)

Plastik adalah bahan yang mempunyai derajat kekristalan


lebih rendah daripada serat dan dapat dilunakkan atau dicetak pada
suhu tinggi. Plastik dapat dicetak dan dicetak ulang sesuai dengan
bentuk yang diinginkan dengan menggunakan proses Injection molding
dan ekstrusi. Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau
semi-sintetik. Plastik dapat terbentuk melalui reaksi kondensasi organic
dan penambahan polimer atau zat lain untuk meningkatkan kualitas
atau harga dari plastik. Plastik dapat dibentuk menjadi film atau fiber
sintetik. Plastik yang umum digunakan saat ini merupakan polimer

sintetik dari bahan baku minyak yang terbatas jumlahnya dan tidak
dapat diperbaharui. (Ronald,1986)

Polimer sendiri merupakan subtansi yang semua struktur


molekularnya terdiri dari unit-unit sama yang berjumlah sangat banyak
dan terikat menjadi satu. Disatukan dengan proses Polimerisasi.
(Sumber : Oxford Dictionary of English)

2.1.2.2. Keunggulan plastik


Plastik tidak merapuh atau berkarat seperti kayu dan logam.
Secara umum plastik merupakan isolator karena plastik tidak dapat
menghantarkan panas ataupun listrik. Selain itu plastik juga merupakan
material yang sangat ringan sehingga lebih nyaman untuk dibawa. Kata
plastik berarti lunak, yang berarti apabila plastik dipanaskan, plastik
akan menjadi lunak dan bahkan cair sehingga memungkinkan untuk
dicetak lagi. Cara pembuatan yang mudah, murah, serta cepat adalah
salah satu mengapa plastik banyak diproduksi. SIfatnya ringan, tahan
korosif, dan tahan lama. Plastik juga dapat dibentuk dan diwarnai
sesuai dengan kebutuhan.

2.1.2.3. Kekurangan Plastik


Plastik mengandung senyawa senyawa serta bahan kimia
yang tentunya berbahaya bagi kesehatan. Memang tidak semua jenis
plastik berbahaya, namun juga tidak sedikit yang dapat menyebabkan
penyakit kanker ataupun sampai kematian. Plastik juga sulit diuraikan
oleh alam sehingga jumlahnya yang sangat banyak masih memenuhi
wilayah-wilayah tertentu. Pengolahanya yang sangat rumit, mahal, dan
sangat lama adalah salah satu hal yang membuat plastik sangat tidak
disukai saat menjadi sampah plastik.

Proses Reaksi
Polimerisasi Plastik
Oleh produk

Addition
Tidak ada

Panjang rantai polimer


Spesifik
Berat molekul pada Lebih besar

Kondensasi
Air,

Amoniak,

Glycol
Bervariasi
Lebih kecil

produk
2.1.2.4. Terbuat dari apakah plastik
Plastik terbuat dari atom karbon, atom ini bersenyawa
hidrogen. Atom ini juga sering dicampur dengan atom lainnya seperti
oksigen dan nitrogen. Sifat-sifat plastik tergantung dari molekulmolekul yang menyusunnya dan cara menyatukan molekul tersebut.
Molekul dalam plastik yang membentuk sebuah rangkaian panjang
disebut polimer, yang berarti suku-suku yang amat banyak. Apabila
molekul-molekul tersebut menjadi polimer, maka akan membentuk
cairan yang tebal, namun ada juga yang berupa bubuk dan yang
dipotong kecil-kecil seperti manik-manik. Bahan-bahan ini yang
disebut dengan plastik mentah, atau plastik yang belum dibentuk
menjadi barang niaga yang dapat dipakai. Plastik juga sering disebut
poly yang diambil dari nama molekul yang telah dipolimerkan seperti
polyethylene.

2.1.2.5. Klasifikasi Plastik


Plastik dapat dikelompokkan berdasarkan kriteria berikut
1. Proses Polimerisasi
Plastik dibentuk dengan reaksi penambahan atau kondensasi. Proses pemebentukan
plastik ini melibatkan 2 atau lebih molekul untuk menghasilkan reaksi polimer.

2. Kemampuannya untuk Diproses


a. Thermoplastik
Jenis plastik thermoplastic dapat dipanasan atau
didinginkan secara berulang. Melalu pemanasan plastik
menjadi lembut dan melalui pendinginan plastik menjadi
keras. Contoh thermoplastik adalah akrilik, selulosik,
plyamides.
b. Thermoset
Setelah

proses

pembentukan

plastik

jenis

thermoset, jenis plastik ini mengalami proses reaksi kimiawi


melalui pemanasan, katalis dan cahaya ultraviolet. Katalis
sendiri artinya adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi
kimia pada suhu tertentu.
3. Sifat Kimiawi
Sifat
monomernya.

kimiawi
Terdapat

dari
banyak

plastik

ditentukan

monomer

plastik

oleh
yang

menghasilkan berbagai jenis plastik yang berbeda. Monomer


adalah struktur molekul yang dapat berikatan secara kimia
dengan monomer lainnya untuk menyusun molekul polimer yang
panjang dan berulang ulang

2.1.2.6. Jenis Plastik


Sampah plastik adalah sampah yang dikategorikan sangat
sulit terurai oleh proses alam. Sementara di Indonesia, penggunaan
plastik sangat spektakuler. Penanggulangannya bisa dengan teknik 3R :
Reduce

atau

mengurangi

penggunaan

plastik,

Reuse

atau

memanfaatkan/memakai ulang plastik yang masih layak pakai, dan

Recycle atau mendaur ulang sampah platik menjadi barang yang lebih
berguna lagi.

Bila kita melihat bahan plastik secara seksama, kita akan


menemukan kode dari 1-7 didalam segitiga, hal ini bertujuan untuk
memudahkan konsumen dan pendaur ulang dalam menyortir jenis
plastik yang akan didaur ulang, dan menyediakan sistem pengkodean
plastik yang seragam bagi produsen plastik.

Kode-kode plastik:
a. PET Polyethylene Terephthalate
Kode 1, kandungan yang berbahaya Etilen Acetaldehyde, contoh
bahan yang terbuat dari PET ini adalah kemesan minuman
ringan, deterjen, dll, dan hasil daur ulangnya seperti karpet,
serat.
b. HDPE (High Density Polyethylene)
Kode 2, kandungan yang berbahaya Etilen Antioxidant, contoh
bahan yang terbuat dari HDPE ini adalah botol susu, krat susu,
botol deterjen, dll, dan hasil daur ulangnya menjadi botol
minyak bensin.
c. PVC (Polyvinyl Chloride)
Kode 3, kandungan yang berbahaya Timbal, Cadmium, benda
yang terbuat dari PVC adalah koper, pipa, dll, dan hasil daur
ulangnya menjadi pipa drainase, dll.
d. LDPE (Low Density Polyethylene)
Kode 4, kandungan yang berbahaya Etilen Antioxidant, BHT,
benda yang terbuat dari LDPE adalah kantung sampah, dan
hasil daur ulangnya seperti kantung sampah dan palet.
e. PP (Polypropylne)
Kode 5, kandungan bahan berbahaya Propilen, BHT, benda
yang terbuat PP adalah untuk tempat makanan yang dikemas

dalam keadaan panas, dan hasil daur ulangnya bagian-bagian


mobil.
f. PS Polystryrene (Styrofoam)
Kode 6, kandungan bahan berbahaya Stiren, benda yang
terbuat dari PS Polystryrene adalah cangkir kopi, tempat telur,
dan hasil daur ulang alat-alat kantor.
g. Plastik lainnya
Kode 7, benda yang dihasilkan resin, casing elektronik. Jenis
terakhir ini adalah jenis yang paling sulit untuk didaur ulang.

2.1.3 Sampah Plastik


Sampah adalah barang atau benda yang dibuang karena tidak dipakai
lagi. PlastIk sesuai dengan namanya plastics yang berarti benda yang bisa
dibentuk menjadi berbagai bentuk yang tidak terbatas karena terbuat dari bahan
yang mudah berubah bentuk, bahkan dapat mengalir bila mendapat tekanan. Jadi
sampah plastik artinya adalah benda yang terbuat dari plastik yang sudah
terbuang atau tidak terpakai lagi.

2.1.3.1 Kelebihan dan Kekurangan Plastik


A. Kelebihan plastik adalah :
1. Pembuatan benda dengan plastik jauh lebih murah dan praktis
2. Bersifat plastis, yang ringan, tahan korosif dan tahan lama.
3. Plastik dapat diwarnai dan permukaannya dapat dibentuk sesuai
dengan kebutuhan
B. Kekurangan
tempat/wadah

plastik

adalah

makanan

dan

penggunaan

plastik

minuman

hendaknya

sebagai
tidak

mengandung monomer yang menurut penelitian berbahaya bagi


kesehatan. Monomer adalah struktur molekul yang dapat berikatan
secara kimia dengan monomer lainnya untuk menyusun molekul
polimer yang panjang dan berulang ulang, yang bahaya bagi
kesehatan. Contoh monomer adalah polivynil klorida yang dapat
larut di dalam air dan membahayakan kesehatan.

2.1.4. Styrofoam / PS Polystryrene


2.1.4.1 Definisi
Styrofoam merupakan busa polystyrene, yang dibentuk untuk
isolasi dan kerajinan aplikasi termal. Styrofoam biasa digunakan sebagai
cangkir kopi, pembungkus makanan, pendingin, ataupun bantalan dalam
kemasan. Penggunaan Styrofoam bersifat sekali pakai sehingga
jumlahnya banyak dan sulit diuraikan. Biasanya berwarna putih dan
terbentuk dari manik-manik polistiren. Styrofoam mengandung busa
polistirene sehingga, berbeda sifat dengan jenis lainya.
Styrofoam akan berbunyi saat dipotong dan Styrofoam akan
lunak atau larut dalam beberapa macam zat seperti pelarut organik,
cyanoacrylate , propelan dan pelarut cat semprot . Nama lain dari
Styrofoam adalah Thermacol. (Sumber : Wikipedia)
Styrofoam yang memiliki nama lain polystyrene , Begitu
banyak digunakan oleh manusia dalam kehidupannya sehari hari. Begitu
Styrofoam diciptakan pun langsung marak digunakan di Indonesia.
Banyak

keunggulan

pada

styrofoam

yang

yang

akan

sangat

menguntungkan bagi para penjual makanan seperti tidak mudah bocor,


praktis dan ringan sudah pasti lebih disukai sebagai pembungkus makanan
mereka. Bahkan kita tidak dapat dalam satu hari saja tidak menggunakan
bahan polimer sintetik. (Sumber : www.xteknologi.blogspot.co.id)
Polystyrene

adalah

sebuah

dengan

monomer,

sebuah

hidrokarbon cair yang dibuat secara komersial dari minyak bumi Pada
suhu ruangan, polistirena biasanya bersifat padat, dapat mencair pada
suhu yang lebih tinggi. Stirena tergolong senyawa aromatik. (Sumber :
www.xteknologi.blogspot.co.id).

Polistirena adalah sebuah polimer dengan monomer stirena,


sebuah hidrokarbon cair yang dibuat secara komersial dari minyak bumi.
Pada suhu ruangan, polistirena biasanya bersifat termoplastik padat, dapat
mencair pada suhu yang lebih tinggi. Stirena tergolong senyawa aromatik.
Polistirena padat murni adalah sebuah plastik tak berwarna, keras dengan
fleksibilitas yang terbatas yang dapat dibentuk menjadi berbagai macam
produk dengan detail yang bagus. Penambahan karet pada saat
polimerisasi dapat meningkatkan fleksibilitas dan ketahanan kejut.
Polistirena jenis ini dikenal dengan nama High Impact Polystyrene
(HIPS). Polistirena murni yang transparan bisa dibuat menjadi beraneka
warna melalui proses compounding. Polistirena banyak dipakai dalam
produk-produk elektronik sebagai casing, kabinet dan komponenkomponen lainya. Peralatan rumah tangga yang terbuat dari polistirena,
a.l: sapu, sisir, baskom, gantungan baju, ember. (Sumber : Wikipedia)
2.1.4.2 Sejarah
Polistirena pertama kali dibuat pada 1839 oleh Eduard Simon, seorang
apoteker Jerman. Ketika mengisolasi zat tersebut dari resin alami, dia
tidak menyadari apa yang dia telah temukan. Seorang kimiawan organik
Jerman lainnya, Hermann Staudinger, menyadari bahwa penemuan
Simon terdiri dari rantai panjang molekul stirena, yang adalah sebuah
polimer plastik. (Sumber : Wikipedia)
2.1.4.3 Proses Pembuatan Styrofoam
2.1.4.4 Proses Manufaktur
A. Injection Molding
Injection molding

adalah

metode

pembentukan

material

termoplastik dimana material yang meleleh karena pemanasan


diinjeksikan oleh plunger ke dalam cetakan yang didinginkan oleh
air sehingga mengeras.
Meskipun banyak variasi dari proses dasar ini, 90 persen injection
molding adalah memproses material termoplastik. Injection molding

mengambil porsi sepertiga dari keseluruhan resin yang dikonsumsi


dalam pemrosesan termoplastik. Sekarang ini bisa dipastikan bahwa
setiap kantor, kendaraan, rumah, pabrik terdapat barang-barang dari
plastik yang dibuat dengan cara injection molding, misalnya
pesawat

telepon,

printer,

keyboard,

mouse,

rumah

lampu

mobil ,dashboard, reflektor, roda gigi, helm, televisi, sisir, roda


furnitur, telepon seluler, dan masih banyak lagi yang lain.
B. Ekstrusi
Ekstrusi adalah proses untuk membuat benda dengan penampang
tetap. Keuntungan dari proses ekstrusi adalah bisa membuat benda
dengan penampang yang rumit, bisa memproses bahan yang rapuh
karena pada proses ekstrusi hanya bekerja tegangan tekan,
sedangkan tegangan tarik tidak ada sama sekali. Aluminium,
tembaga, kuningan, baja dan plastik adalah contoh bahan yang
paling banyak diproses dengan ekstrusi. Contoh barang dari baja
yang dibuat dengan proses ekstrusi adalah rel kereta api.
C. Pembentukan Termal Vakum
Pembentukan termal vakum adalah proses manufaktur di mana
lembaran plastik yang sudah dipanaskan diisap ke dalam rongga
cetakan (mold). Pengisapan dilakukan dengan cara membuat kondisi
vakum (hampa udara) di dalam rongga cetakan. Pengisapan udara
dilakukan melalui lubang-lubang kecil berdiameter 0,8 sentimeter

[1]

yang terdapat dalam rongga cetakan oleh sebuah pompa berkekuatan


besar sehingga proses tersebut bisa dilakukan dengan cepat.
Proses termal vakum dipakai untuk membuat benda-benda berongga
dalam ukuran besar seperti bathub dan dinding bagian dalam lemari
es.
2.1.4.5 Karakteristik
A. Stabilitas dimensi yang tinggi dan shrinkage yang rendah
B. Temperatur operasi maksimal < 90 C
C. Tahan air, bahan kimia non-organik, alkohol

D. Rapuh ( perpanjangan 1-3%)


E.Tidak cocok untuk aplikasi luar ruangan
F. Mudah terbakar
G. Titik Leleh : 82 oC - 103 oC
H. Kalor Jenis (kph) : 1,3 kg 1,45 kg

2.1.5 Pengolahan Sampah Plastik


2.1.5.1 Daur Ulang
Daur ulang merupakan salah satu cara yang dapat kita lakukan dengan
sampah. Daur ulang sendiri merupakan. Daur ulang dapat dilakukan
dalam berbagai cara dan macam-macam variasi. Sampah plastik adalah
salah satu jenis sampah yang mudah kita daur ulang. Bisa diolah sebagai
kerajinan tangan ataupun digunakan sebagai mestinya. Daur Ulang
sampah plastik dibagi menjadi 2 yaitu :
2.1.5.1.1 Plastik Lunak
Plastik lunak adalah jenis-jenis plastik yang mudah berubah
bentuk dengan tekstur yang tipis dan ringan serta terkadang
mudah rapuh. Plastik lunak contohnya adalah kantong plastik
atau plastik kresek.

Banyak kreasi dari sampah plastik lunak yang dapat dibentuk.


Kebanyakn dari karya-karya tersebut menggunakan rajutanrajutan yang ada jenisnya tertentu. Menggunakan beberapa tali
serta kain dapat menghasilkan berbagai macam kreasi seperti

wadah plastik serta tas plastik. Terdapat berbagai macam jenis


pola untuk segala kreasi-kreasinya.

2.1.5.1.2 Plastik Keras


Plastik keras merupakan plastik keras atau plastik kenasan keras
yang biasanya digunakan untuk menampung produk berbahan
kimia atau yang berkonsentrasi tinggi. Ciri dai plastik ini adalah
kuat, mencolok, tebal, keras, dan disertai gambar menarik.
Contoh plastik ini adalah botol sabun atau shampoo, sachet
sabun, dan lainya.

Plastik keras sendiri dapat dikreasikan menjadi berbagai jenis.


Berbagai bentuk dengan kekuatan yang meyakinkan. Dapat
dijadikan sebagai sandal, tas, tempat pensil, wadah sampah,
dompet, tikar, dan berbagai macam jenis lainya. Banyak bahan
tambahan serta rajutan yang diperlukan besertaan dengan
bahan-bahan dasar yang tentunya berdasarkan sampah plastik
keras.

2.1.5.2 Penguraian (Degradasi)


Plastik merupakan salah satu benda tersulit untuk diuraikan. Struktur kimia
plastic yang terdiri dari rantai karbon yang sangat kuat membuat plastik
tidak dapat terurai dengan baik selama ribuan tahun. Kesulitan dalam
penguraian ini memicu banyak peniliti untuk mencari tahu mengenai hal ini
dan mendapati hasil berikut.

Biodegradasi / Degradasi Biotik


A. Definisi
Biodegradasi atau degradasi biotik adalah degradasi
bahan kimia (polimer misalnya) yang disebabkan oleh tindakan

yang terjadi secara alami mikroorganisme seperti bakteri, jamur dan


ganggang (degradasi kimia yang tidak melibatkan aktivitas biologis
didefinisikan sebagai degradasi abiotic) (Stevens 2002). Sebagai
hasil dari biodegradasi menghasilkan karbon dioksida dan?atau
metana dan air. Jika pada proses degradasi menggunakan oksigen,
maka yang terjadi adalah degradasi aerobic dan menghasilkan
karbon dioksida. Jika tidak ada oksigen tidak tersedia, disebut
dengan degradasi anaerobic, dan menghasilkan metana bukan
karbon dioksida. Dalam beberapa kondisi kedua gas yang
dihasilkan.
Mineralisasi

didefinisikan

sebagai

konversi

bahan

biodegradable atau biomassa untuk gas (seperti karbon dioksida,


metana, dan senyawa nitrogen. Mineralisasi didefinisikan sebagai
konversi bahan biodegradable atau biomassa untuk gas (seperti
karbon dioksida, metana, dan senyawa nitrogen), air, garam dan
mineral, serta sisa biomassa. Mineralisasi dianggap selesai ketika
semua bahan biodegradable atau biomassa dioksida dikonsumsi dan
semua karbon didalamnya diubah menjadi karbon dioksida
(Bonhomme et al, 2003).
B. Mekanisme
Tokiwa dan Calabisa (2004) menjelaskan bahwa
biodegradasi didefinisikan sebagai pemecahan suatu senyawa oleh
aksi mikroorganisme. Mikroorganisme yang banyak berperan pada
proses biodegrasi plastik adlah bakteri, jamur dan aktinomicetes.
Proses terjadinya biodegradasi film kemasan pada lingkungan
dimulai dengan tahap degradasi kimia yaitu proses oksidasi molekul
yang menghasilkan polimer dengan berat molekul rendah.
Proses berikutnya adalah serangan mikroorganisme
dengan

memanfaatkan

enzim

yang

dihasilkannya.

Selama

biodegradasi berlangsung, terjadi proses depolimerisasi dimana

eksoenzim dari mikroba akan memecah polimer kompleks menjadi


rantai pendek oligomer dan monomer sehingga dapat melewati
membrane semi permeable mikroba, yang kemudian dapat
digunakan sebagai sumber karbon dan energi.
Selanjutnya terjadi proses mineralisasi dimana terjadi
pengubahan fragmen oligomer dan monomer menjadi produk akhir
seperti karbon dioksida, air, atau metana (Jendrossek dan Rene,
2002). Kecepatan biodegradasi tergantung pada beberapa faktor
yakni kelembaban jenis mikroorganisme, temperatur, pH, jenis
polimer polimer, dan ketebalan polimer. Kondisi biodegradasi yang
meliputi pH, suhu, nutrien, mineral, oksigen, dan kelembaban
disesuaian dengan jenis mikroorganisme yang digunakan (Excelplas
Australia, 2003).

2.1.6. Sampel yang digunakan untuk bahan percobaan.


2.1.6.1 Oli
Oli merupakan salah satu cairan yang digunakan dalam dunia
automotif. Oli digunakan untuk menambah atau mengawetkan usia
mesin. Selain itu oli berfungsi untuk memperlancar kerjanya mesin
sehingga mesih tidak mudah berhenti beketa atau rusak. Oli Terdiri dari
2 Jenis Yaitu :

A. Oli Mineral
Oli mineral terbuat dari oli dasar (base oil) yang diambil
dari minyak bumi yang telah diolah dan disempurnakan dan
ditambah dengan zat - zat aditif untuk meningkatkan kemampuan
dan fungsinya. Beberapa pakar mesin memberikan saran agar jika
telah biasa menggunakan oli mineral selama bertahun-tahun maka
jangan langsung menggantinya dengan oli sintetis dikarenakan oli
sintetis umumnya mengikis deposit (sisa) yang ditinggalkan oli

mineral sehingga deposit tadi terangkat dari tempatnya dan mengalir


ke celah-celah mesin sehingga mengganggu pemakaian mesin.
(Sumber : Wikipedia)
B. Oli Sintetis
Oli Sintetis biasanya terdiri atas Polyalphaolifins yang
datang dari bagian terbersih dari pemilahan dari oli mineral, yakni
gas. Senyawa ini kemudian dicampur dengan oli mineral. Inilah
mengapa oli sintetis bisa dicampur dengan oli mineral dan
sebaliknya. Basis yang paling stabil adalah polyol-ester (bukan
bahan baju polyester), yang paling sedikit bereaksi bila dicampur
dengan bahan lain. Oli sintetis cenderung tidak mengandung bahan
karbon reaktif, senyawa yang sangat tidak bagus untuk oli karena
cenderung bergabung dengan oksigen sehingga menghasilkan acid
(asam). Pada dasarnya, oli sintetis didesain untuk menghasilkan
kinerja yang lebih efektif dibandingkan dengan oli mineral.
(Sumber : Wikipedia)
2.1.6.2 Bensin
Bensin terbuat dari molekul yang hanya terdiri dari hydrogen
dan karbon yang terikat antara satu dengan yang lainnya sehingga
membentuk rantai. Jika bensin dibakar pada kondisi ideal dengan
oksigen berlimpah, maka akan dihasilkan karbon dioksida, air, dan
energi panas. Bensin dibuat dari bahan dasar minyak mentah dari perut
bumi yang disebut petroleum. ( Sumber : Wikipedia )

2.1.6.3 Spiritus
Spiritus juga dikenal dengan alkohol yang paling sederhana.
Pada keadaan tertentu. Pada "keadaan atmosfer" ia berbentuk cairan
yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan
beracun dengan bau yang khas (berbau lebih ringan daripada etanol).

Spiritus pada dasarnya merupakan zat yang mengandung alkohol,


mudah menguap dan mudah terbakar. Spiritus dapat dijadikan bahan
bakar seperti gas dan minyak jika dibakar. (Sumber : Wikipedia )

2.1.6.4 Aerosol Paint


Aerosol Paint (Pylox) yang biasa disebut dengan Cat semprot
atau spray paint merupakan jenis cat yang terdapat dikemas dalam
kaleng dan bertekanan tinggi. Di dalamnya terdapat aerosol yang
memompa cat keluar dari kaleng ketika katup ditekan. Cat pylox terdiri
dari solvent untuk mencairkan cat dan pigment sebagai pewarna cat
pylox. Cat pilox juga mengandung zat additive sehingga pilox mudah
diaplikasikan dan digunakan sesuai keinginan. ( Sumber : Wikipedia ).

2.1.6.5 Lem
Lem merupakan suatu bahan untuk merekatkan satu benda
dengan benda yang lainnya. Lem dapat terbuat dari bahan alami
maupun buatan. Lem yang terbuat dari bahan alami biasanya terbuat
dari bahan-bahan seperti kayu, getah karet, tulang dan lain-lain. Lem
yang terbuat dari bahan kimia kebanyakan terbuat dari minyak. Lem
juga mempunyai seni tersendiri, misalnya kliping atau karya seni yang
dibuat menggunakan lem untuk merekatkan benda-benda berwarna ke
atas kertas.

2.1.6.6 Alkohol
Alkohol adalah istilah umum yang dipakai untuk menyebut
senyawa organic apapun yang mempunya gugus hidroksil yang terkait
dengan atom lainnya. Kegunaan alkohol antara lain: pengawet (untuk
hewan-hewan yang kecil), bahan dasar minuman, antiseptik (karena
sifatanya yang dapat menetralisir kuman), antibeku, bahan bakar, dan
pelarut.

2.1.6.7 Asam Sulfat


Merupakan merupakan asama mineral yang kuat, namun
anorganik. Zat ini dapat larut pada air di semua perbandingan.
Kegunaan yang utama dari asam sulfat ini merupakan pemrosesan bijih
mineral, sintesisi kimia, pemrosesan air limbah dan penghilangan
minyak. Asam sulfat yang murni tidak dapat diencerkan tidak dapat
ditemukan alami dibumi oleh karena sifatnya yang higroskopis. Asam
sulfat dapat diperoleh dari hujam asam.

2.1.6.8

2.1.6.9 Minuman Bersoda


Minuman bersoda yang kami gunakan adalah Coca Cola. Di
dalam coca cola ada beberapa zat yang kami perlukan dalam percobaan.
Zat tersebut adalah asam sitrat. Asam Sitrat bersifat korosi sehingga
Styrofoam dapat terurai. Zat ini dapat kami temukan didalam coca cola.
Selain itu asam sitrat juga bersifat korosi bagi gigi, dan menimbulkan
rasa yang menendang saat mengonsumsi minuman soda. (sumber :
memobee.com )

2.1.6.10 Cuka
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah
senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam
dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris
C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH 3-COOH,
CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat
glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik

beku 16.7C.
Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat
paling sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air
merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian
menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi kimia
dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat digunakan dalam
produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan
polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam
industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman.
Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai
pelunak air. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat
mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5 juta ton per tahun diperoleh dari
hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimia maupun
dari sumber hayati. (Sumber : Wikipedia)

2.1.6.11 Air Jeruk


Jeruk, buah dengan tampilan bulat kuning, memiliki rasa
kombinasi asam dan manis ini tidak asing bagi siapa pun. Tapi,
meskipun termasuk ke dalam salah satu buah populer, banyak
masyarakat yang tidak mengetahui manfaat yang terkandung di
dalamnya.

Seperti dilansir dalam Hubpages, jeruk mengandung beta


karoten, kaya akan antioksidan yang baik memerangi kanker dan
melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan. Kalsiumnya mampu
melindungi tulang dan gigi. Asal Folat, menyediakan makanan bagi
otak dan menjaga perkembangan sel otak. Magnesiumnya, mengatur
tekanan

darah,

potasium,

menjaga

kestabilan

sistem

dan

kardiovaskuler, sementara thiaminnya mampu mengubah makanan


menjadi energi.

Selain itu, vitamin B6 yang terkandung dalam sebutir jeruk


mampu meningkatkan hemoglobin yang penting bagi peredaran
oksigen dalam tubuh.Kandungan nutrisi tersebut sangat baik untuk
mengobati berbagai penyakit, seperti asma, bronkitis, TBC, rematik,
gagal ginjal, menekan jumlah kolesterol di dalam tubuh, mencegah
diabetes, menyembuhkan arthritis, tekanan darah tinggi, kecanduan
alkohol, hingga pneumonia.

Manfaatnya ternyata bukan hanya untuk kesehatan saja.


Dalam budaya Tionghoa, jeruk ini dipercaya sebagai lambang
kemakmuran. Seperti dilansir oleh Wikimu, kata 'jeruk' dalam bahasa
Tionghoa bunyinya hampir sama dengan 'Da Ji' yang artinya besar
rejeki.

Jeruk yang berwarna kuning orange dan masih ada daunnya


dipercaya sebagai jeruk terbaik yang melambangkan kekayaan yang
terus tumbuh. Oleh sebab itu dalam tahun baru Imlek, seringkali jeruk
dijadikan suguhan. (Sumber : waspada.co.id)
2.1.6.12 Air Jeruk Nipis
Jeruk nipis merupakan salah satu jenis buah jeruk yang
tidak asing lagi di telinga kita. Si kecil yang rasanya masam ini
mengandung banyak sekali vitamin C dibandingkan jenis jeruk
lainnya. Manfaat jeruk nipis sangatlah banyak bagi tubuh, sebab
jeruk nipis bisa mengatasi berbagai masalah kesehatan tubuh sampai
masalah kesehatan wajah. Bahkan, jeruk nipis aman untuk digunakan
sebagai pengobatan luar maupun dalam. (Sumber : disehat.com)

2.2 PENELITIAN YANG RELEVAN

2.2.1 Penguraian Styrofoam Menggunakan Kulit Buah


Percobaan ini membahas mengenai penguraian Styrofoam
menggunakan metode blender menggunakan kulit buah. Dalam laporan
penelitian tersebut, disebutkan bahwa kulit buah yang digunakan adalah kulit
belimbing, mangga, jeruk, dan jeruk nipis. Dalam penelitian tersebut
Styrofoam diblender bersamaan dengan kulit buah ditambahkan dengan
sedikit air. Mengulang metode itu berkali-kali dengan kulit buah yang
berbeda. Dlam hasol percobaan tersebut, dinyatakan bahwa, kulit jeruk dan
kulit jeruk nipis dapat menguraikan Styrofoam walau belum sepenuhnya
terruraikan. Namun hasilnya jauh lebih efektif daripada kulit buah lainya.

2.3 HIPOTESIS
2.3.1 Styrofoam Dapat Diuraikan
Styrofoam merupakan jenis plastic yang paling sulit diuraikan.
Styrofoam terbuat dari busa polystyrene, yang dibentuk untuk isolasi dan
kerajinan aplikasi termal, sehingga Styrofoam sulit diuraikan. Styrofoam
akan berbunyi saat dipotong dan Styrofoam akan lunak atau larut dalam
beberapa macam zat seperti pelarut organik, cyanoacrylate , propelan dan
pelarut cat semprot.
Kami berasumsi bahwa, dari 5 jenis metode yang akan dilakukan,
terdapat 4 metode yang berhasil menguraikan Styrofoam. Metode pertama,
adalah metode blender bersamaan dengan kulit buah, namun asumsi

kami,

kulit buah yang dapat menguraikan Styrofoam adalah jeruk nipis dan jeruk.
Metode kedua, adalah metode Pembakaran, karena Styrofoam akan hilang
saat dibakar. Hipotesis kami yang terakhir adalah metode ketiga yang
menggunakan percampuran dengan cairan, cairan yang kami yakini dapat
menguraikan Styrofoam adalah Aerosol Paint dan Lem. Metode keempat
adalah metode oven, kami berasumsi metode oven akan berhasil karena

dengan meng-oven sama saja dengan melakukan metode pembakaran


dimana styrofoam akan hilang dan menjadi gas kimia. Dan 1 metode yang
kami asumsikan akan gagal adalah metode rebus, karena styrofoam tidak
akan terurai oleh air panas melainkan hanya menciut.

2.3.2 Cara Mengolah Sampah Plastik Menjadi Barang Ramah Lingkungan


2.3.2.1 Daur Ulang
Daur ulang merupakan bagian dari 3R yaitu Reduce Reuse
Recycle. Recycle merupakan proses dimana kita menggunakan
kembali sampah yang sudah tidak digunakan menjadi benda yang
lebih berguna. Sampah plastik sendiri bisa dirubah menjadi beberapa
kerajinan tangan seperti tas, wadah, dan sandal. Cara ini adalah cara
untuk menggunakan sampah dengan baik dan efektif

2.3.2.2 Penguraian
Metode ini sangatlah sulit untuk sampah plastik, karena
butuh ratusan tahun untuk menguraikanya. Namun, dalam penelitian
ini kami berasumsi bahwa plastik-plastik ini dapat diuraikan dengan
cara yang lebih cepat serta mudah. Menggunakan metode-metode
serta bahan-bahan yang dibutuhkan untuk menguraikanya. Kami akan
mencari cara dengan berbagai metode untuk mencari bukti bahwa,
Styrofoam dapat diuraikan dengan cepat.

BAB III
METODOLOGI

3.1 JENIS PENELITIAN


Jenis penelitian yang akan kami lakukan merupakan jenis penelitian
yang bersifat eksperimen. Percobaan atau disebut juga eksperimen (dari Bahasa
Latin: ex-periri yang berarti menguji coba) adalah suatu set tindakan dan
pengamatan, yang dilakukan untuk mengecek atau menyalahkan hipotesis atau
mengenali hubungan sebab akibat antara gejala. Dalam penelitian ini, sebab dari
suatu gejala akan diuji untuk mengetahui apakah sebab (variabel bebas) tersebut
memengaruhi akibat (variabel terikat). Penelitian ini banyak digunakan untuk
memperoleh pengetahuan dalam bidang ilmu alam dan psikologi sosial. (Sumber :
Wikipedia).

Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang berupaya melihat


pengaruh suatu benda terhadap benda lain dengan cara memberi perlakuan
terhadap suatu hal yang ingin di uji coba. Penelitian eksperimen yang akan kami
lakukan akan kami lakukan beberapa kali untuk mendapat hasil yang akurat.
Penelitian eksperimen ini kami lakukan untuk membuktikan hipotesis kami bahwa
Styrofoam dapat diuraikan dengan di-blender bersama dengan kulit buah jeruk dan
jeruk nipis, dengan pembakaran dan percampuran cairan Aerosol Paint dan Lem.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian kami dilaksanakan di 2 tempat yang berbeda. Penelitian
pertama kami yaitu penguraian Styrofoam dengan metode blender dilakukan di
Rumah salah satu anggota kami yaitu Rayno Reges, pada hari Sabtu, 28 November
2015 pukul 15.00 16.00 WIB. Tempat penelitian kami bertempatkan di Jalan
Mega Kebun Jeruk Blok F Nomor 19, Meruya, Kembangan, Jakarta Barat.
Peralatan yang dibutuhkan sangatlah sederhana sehingga dapat dilakukan di

rumah. Langkah-langkah pengerjaanya pun cukup mudah dan cepat sehingga


dapat kita selesaikan dan lihat hasilnya dalam waktu kurang lebih 30 menit.
Penelitian kedua kami dilaksanakan di laboratorium SMP Kolese
Kanisius pada tanggal 8 Desember 2015, pukul 12.00 14.00 dengan dampingan
dari salah satu guru IPA yaitu, Ibu M. Beatrix Ananda. Kami memilih tempat ini
karena, fasilitas ini dapat membantu kami dalam pengerjaanya terutama dalam
perlengkapanya.

3.3 Sumber Data


Data data yang kami gunakan dalam penulisan merupakan sumber
data pustaka. Data data tersebut kami peroleh dari buku-buku, laporan ilmiah
yang relevan, serta yang bersangkutan dengan penelitian kami tentang penguraian
Plastik Styrofoam. Berikut adalah daftar pustaka yang kami gunakan dalam
pembentukan laporan ini :

Penelitian Penguraian Styrofoam dengan Kulit Buah karya Easterina,


Maria, dan Melita
Buku Teknologi Pengolahan Daur Ulang Sampah oleh Cecep Dani

Sucipto, SKM, M.Sc


Buku Pengolahan Sampah Plastik oleh Rinrin Migristine
Buku Penanganan dan Pengolahan Sampah oleh Tim Penulis PS
Buku Sulap Sampah Plastik Keras Jadi Jutaan Rupiah oleh Mita Sirait
Buku Sampah Plastik

3.4 Variabel dan Sampel


Variabel / Populasi adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi
fokus di dalam suatu penelitian. Variabel yang kami fokuskan adalah sampah
plastik lunak yaitu Styrofoam dan mengguankan berbagai variabel lainya yaitu oli,
spiritus, Aerosol Paint, Bensin, Cuka, Minuman Bersoda, Air Jeruk, Air Jeruk
Nipis, Asam sulfat, Asam Nitrat, Alkohol dan Lem sebagai variabel metode
pertama yaitu Styrofoam yang dicampur dengan cairan. Lalu Kulit Mangga, Kulit

Jeruk, dan Kulit Jeruk nipis sebagai variabel dari metode terakhir yaitu metode
blender.

Sampel / Objek Kajian merupakan bagian dari Populasi / Variabel


yang ingin diteliti; dipandang sebagai suatu pendugaan terhadap populasi, namun
bukan populasi itu sendiri. Sampel yang akan kita ambil adalah Styrofoam yang
digunakkan dalam kehidupan sendiri. Kami akan mengambil sampel-sampel
tersebut, dari rumah masing-masing anggota dengan jenis, ukuran, bentuk, serta
warna yang tidak menentu (Sampel Acak / Random : Pengambilan Sampel tanpa
melihat keadaanya / Bisa dibilang acak dalam memilih sampel).
Sampel untuk metode percobaan yang kami gunakan yaitu oli yang kita
gunakan adalah oli top one. Lalu, Spiritus yang digunakan adalah spiritus cair.
Aerosol Paint yang kami gunakan yaitu Pylox (Nippon paint). Lalu, bensin yang
digunakan yaitu bensin dari pertamina dan berjenis Premium. Cuka yang kami
gunakan dapat ditemukan di supermarket. Minuman bersoda yang kami pilih yaitu
bermerek coca-cola. Air jeruk dan Jeruk Nipis dapat ditemukan di supermarket.
Asam sulfat dan asam nitrat juga digunakan. Alkohol yang kami gunakan
kadarnya diatas 80% dan Lem yang digunakan adalah Lem UHU Cair.

3.5 Teknik Pengambilan Data


A. Data Pustaka
Data Pustaka merupakan bagian dari Studi Pustaka, Membaca, dan
Menganalisis. Studi Pustaka terbagi menjadi 2 bentuk, yaitu Tertulis dan Tidak
Tertulis. Tertulis berupa media cetak seperti buku dan majalah namun Tidak
tertulis seperti media non-cetak seperti Film dan suara. Data yang kami
dapatkan merupakan hasil dari data-data tertulis yang terdapat di dalam buku
serta laporan-laporan ilmiah yang relevan.
Studi Pustaka juga terbagi menjadi 2 Isi yaitu Sumber Primer dan
Sekunder. Primer dapat kami dapatkan dengan wawancara dan buku harian.
Untuk sumber sekunder, dapat kita jumpai, seperti dalam buku-buku. Maka
untuk isi dari studi pustaka yang kami gunakan adalah sumber pustaka

sekunder. Dalam penyajianya, kami mengutip beberapa macam kalimat dari


data-data yang kami temukan, dengan beberapa revisi kata. Studi Pustaka
mencakup membaca dan menganalisis. Membaca buku-buku yang relevan dan
menganalisisnya serta menggunakanya sebagai landasan dasar dari penelitiaan
dan teori-teori penelitian.
B. Data Masyarakat
Data masyarakat dikumpulkan dengan studi lapangan, kuesioner,
angket, wawancara, pengamatan, observasi, dan percobaan. Data masyarakat
yang kita gunakan adalah dengan percobaan serta pengamatan dan observasi.
Kami akan melakukan eksperimen mengenai penguraian Styrofoam. Pada
percobaan ini dapat kita amati dan observasikan hasil dari percobaan ini. Lalu
ada metode yang membutuhkan waktu lebih dari 1 minggu, sehingga hasilnya
dapat kita observasi setiap harinya. Kami akan mengamati proses serta hasil
dari percobaan yang kami gunakan menggunakan berbagi macam metode.

3.6 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data merupakan tahap pengolahan data-data serta
melakukan analisis terhadap data-data tersebut. Dalam bagian ini terdiri dari 3
jenis penelitian yaitu penelitian deskriptif, korelatif, dan eksperimen. Penelitian
deskriptif menjelaskan data-data hingga pembaca mempunyai gambaran tentang
hal yang diteliti. Penelitian korelatif mencoba hubungkan antara data satu dengan
yang lain. Penelitian eksperimen mencoba melihat pengaruh satu terhadap yang
lain setelah mendapat perlakuan tertentu.

Dalam pengolahan serta analisis data, metode yang akan kami gunakan
adalah ketiganya. Penilitian deskriptif, merupakan penelitian yang akan
menjelaskan secara rinci (mendeskripsikan) mengenai sampah plastik dan
pengolahanya. Dalam metode ini, kami akan menyajikan segala macam informasi
mengenai sampah plastik (Styrofoam), seperti definisi, proses pembuatan, jenis,
penggolongan, penggunaan, serta dampaknya bagi lingkungan. Metode ini

berfungsi sebagai pedoman awal pembaca agar dapat membayangkan atau


mengetahui mengenai sampah plastik yang merupakan variabel yang akan kami
teliti.

Teknik penelitian yang akan kami gunakan selanjutnya adalah


penelitian korelatif. Korelatif diambil dari kata korelasi yang berati hubungan,
maka penelitian korelatif adalah penelitian yang menghubungan variabel / sampel
saru dengan yang lainya. Contoh hubungan yang akan kami lakukan adalah seperti
styrofoam dengan kulit buah. Lalu Styrofoam dengan ke 12 sample dari metode
pencampuran yaitu oli, spiritus, Aerosol Paint, Bensin, Cuka, Minuman Bersoda,
Air Jeruk, Air Jeruk Nipis, Asam sulfat, Asam Nitrat, Alkohol dan Lem. Penelitian
korelatif, mengubungkan serta melihat dampak yang terjadi dari percampuran
sampel-sampel tersebut.

Teknik penelitian yang terakhir adalah, Penelitian Eksperimen.


Penelitian Eksperimen mengandalkan percobaan lab sebagai pedoman pertama.
Penelitian berjenis ini bertujuan untuk melihat pengaruh satu hal terhadap yang
lain setelah mendapat perlakuan tertentu. Dalam penelitian kami terdapat 5 jenis
metode yang akan dilakukan yaitu :
A. Penguraian Styrofoam Menggunakan Kulit Buah
Dapat dilihat hasil dari metode ini, kulit buah mana yang berhasil
menguraikan styrofoam dan kulit buah yang tidak berhasil, dapat kita
lihat juga, dampak yang terjadi pada styrofoam.

B. Pembakaran Styrofoam
Mengetahui hasil pembakaran dari styrofoam, yaitu melihat keadaan
styrofoam setelah dibakar dan yang dihasilkan dari pembakaran
tersebut. Serta dampaknya pada lingkungan serta Styrofoam itu
sendiri.

C. Merebus Styrofoam
Metode ini menggunakan air yang di-didihkan / direbus bersamaan
dengan styrofoam. Dapat kita lihat dampak yang terjadi pada
Styrofoam itu dan dampak pada Air yang direbus bersamaan dengan
Styrofoam.

D. Melelehkan Styrofoam
Meleburkan atau melelehkan Styrofoam menggunakan oven. Akan
kami lihat hasil dari metode ini dan bahaya atau dampak metode ini
terhadap lingkungan sekitar. Tentunya akan kita amati dampak yang
terjadi pada Styrofoam itu sendiri.

E. Mencampurkan Styrofoam dengan Cairan


Kami akan mencampurkan styrofoam ini dengan berbagai cairan
yang akan kami gunakan sebagai sample. Akan kita lihat hal atau
dampak yang terjadi pada Styrofoam serta cairan-cairan itu sendiri.

BAB 4
PEMBAHASAN

1.1 METODE PEMBAKARAN


Styrofoam yang kami gunakan berbentuk balok kecil yang sudah kami ukur massa
dan volumenya. Pembakaran menggunakan spiritus dan penjepit untuk menahan
Styrofoam. Styrofoam berukuran 7 cm x 6 cm x 1,3 cm dan dengan massa 0,3
gram. Dibakar habis oleh spiritus dan berubah menjadi gas yang tidak berwarna
namun terlihat adanya gas yang menguap setelah pembakaran Styrofoam tersebut.
Metode ini berhasil dilakukan karena Styrofoam dapat dibakar dan terurai sampai
habis.

Metode ini merupakan metode yang merupakan metode yang paling efektif untuk
menguraikan Styrofoam, karena 100% Styrofoam akan terurai. Namun Metode ini
bukanlah metode yang terbaik, karena metode ini sangatlah berbahaya bagi
lingkungan.
Styrofoam mengandung CFC (Chlorofluorocarbon) yang merupakan zat yang
berbahaya bagi lingkungan terutama lapisan ozon (O3) di Atmosfer bumi dan dapat
menyebabkan Global Warming atau hal lainya. Hasil pembakaran Styrofoam
sendiri adalah Karbondioksida (Co2) dan Karbon Monoksida yang dapat
memberikan polusi terhadap udara sekitar dan tentunya tidak baik untuk
pernapasan manusia.

1.2 METODE BLENDER


Dalam metode ini kami menggunakan kulit buah dan Styrofoam sebagai sampel.
Kulit buah yang kami gunakan adalah Kulit Mangga, Kulit Jeruk, dan Kulit Jeruk
Nipis. Dalam hipotesa kami, Kulit jeruk dan jeruk nipis dapat menguraikan
Styrofoam saat di blender bersamaan dengan air. Namun hasil percobaan pertama
berbeda dengan hipotesa kami karena, ternyata yang dapat menguraikan Styrofoam

dengan hasil yang baik adalah Kulit Jeruk sedangakn Kulit Mangga dan kulit Jeruk
Nipis tidak dapat menguraikan Styrofoam dengan baik.
Hasil Blender dari kulit buah yang berhasil adalah, Styrofoam larut bersama
dengan kulit buah dan air sehingga tidak terlihat dan teruraikan. Namun hasil bagi
Kulit Buah yang tidak berhasil hanyalah menghancurkan Styrodoam menjadi lebih
kecil saja. Kulit jeruk menghasilkan zat d-limonene yang menyebabkan Styrofoam
perlahan mengecil sampai akhirnya lumer dan air ekstrak menjadi kental. Pada saat
lumer inilah Styrofoam aman dibuang karena dapat diuraikan oleh mikroorganisme
tanah atau udara, disebabkan hasil tersebut dalam kondisi molekul yang rendah.

1.3 METODE PERCAMPURAN DENGAN CAIRAN


Metode ini menggunakan berbagai macam cairan yang dapat kita temukan dalam
kehidupan sehari-hari dan mencampurkanya dengan Styrofoam dan melihat efek
yang terjadi pada Styrofoam. Cairan yang kami gunakan adalah 11 cairan yang
telah dipilih dan dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu: oli, spiritus,
Aerosol Paint, Bensin, Cuka, Minuman Bersoda, Air Jeruk, Air Jeruk Nipis, Asam
sulfat, Alkohol dan Lem.

A. Oli
Oli yang kami gunakan adalah bermerek top one. Styrofoam dimasukkan ke
dalam gelas bekker dan dicampur dengan cairan yang dipilih. Sebelum
dimasukkan ke dalam gelas bekker, volume dan massa styrofoam dihitung
terlebih dahulu. Styrofoam tidak dapat diuraikan menggunakan oli. Percobaan
percampuran Styrofoam dengan cairan oli tidak berhasil. Styrofoam tidak
bereaksi terhadap oli dan tetap dalam keadaan semula.

B. Spiritus
Spiritus yang kami gunakan adalah spiritus cair. Styrofoam dimasukkan ke
dalam gelas bekker dan dicampur dengan cairan yang dipilih. Sebelum
dimasukkan ke dalam gelas bekker, volume dan massa styrofoam dihitung

terlebih dahulu. Styrofoam tidak dapat diuraikan menggunakan spiritus.


Percobaan percampuran Styrofoam dengan cairan spiritus tidak berhasil.
Styrofoam tidak bereaksi terhadap spiritus dan tetap dalam keadaan semula.

C. Aerosol Paint
Aerosol paint yang kami gunakan adalah merek Pylox dari Nippon Paint
Berwarna merah. Styrofoam dipotong dan Aerosol Paint di aplikasikan ke
styrofoam. Dalam hitungan 1 sampai 2 menit, styrofoam sudah terurai dan larut
dalam cairan cat yang dihasilkan Aerosol paint.Sangatlah efektif untuk
menguraikan

Styrofoam

namun

menyebabkan

polusi

udara

serta

memnyebabkan kerusakan terhadap lapisan ozon karena Aerosol Paint


menghasilkan CFC.

D. Bensin
Bensin yang kami gunakan adalah bensin dari pom bensin pertamina berjenis
premium. Styrofoam dimasukkan ke dalam gelas bekker dan dicampur dengan
cairan yang dipilih. Sebelum dimasukkan ke dalam gelas bekker, volume dan
massa styrofoam dihitung terlebih dahulu. Styrofoam dapat diuraikan dengan
baik serta sangat cepat menggunakan bensin. Hanya dalam hitungan detik,
Styrofoam langsung larut dan berhasil diuraikan oleh bensin. Berhasil namun
sayangnya bensin terlalu mahal untuk digunakan sebagai pengurai.

E. Cuka
Cuka yang kami gunakan adalah cuka yang dapat ditemukan di pasaran seharihari / cuka dapur. Styrofoam dimasukkan ke dalam gelas bekker dan dicampur
dengan cairan yang dipilih. Sebelum dimasukkan ke dalam gelas bekker,
volume dan massa styrofoam dihitung terlebih dahulu. Styrofoam tidak dapat
diuraikan menggunakan cuka. Percobaan percampuran Styrofoam dengan
cairan cuka tidak berhasil. Styrofoam tidak bereaksi terhadap cuka dan tetap
dalam keadaan semula.

F. Minuman Bersoda
Minuman Bersoda yang kami gunakan adalah bermerek Coca Cola. Styrofoam
dimasukkan ke dalam gelas bekker dan dicampur dengan cairan yang dipilih.
Sebelum dimasukkan ke dalam gelas bekker, volume dan massa styrofoam
dihitung terlebih dahulu. Styrofoam tidak dapat diuraikan menggunakan
minuman bersoda. Percobaan percampuran Styrofoam dengan cairan minuman
bersoda tidak berhasil. Styrofoam tidak bereaksi terhadap minuman bersoda
dan tetap dalam keadaan semula.

G. Air Jeruk
Air Jeruk yang kami gunakan adalah air jeruk sunkist. Styrofoam dimasukkan
ke dalam gelas bekker dan dicampur dengan cairan yang dipilih. Sebelum
dimasukkan ke dalam gelas bekker, volume dan massa styrofoam dihitung
terlebih dahulu. Styrofoam tidak dapat diuraikan menggunakan air jeruk.
Percobaan percampuran Styrofoam dengan cairan air jeruk tidak berhasil.
Styrofoam tidak bereaksi terhadap air jeruk dan tetap dalam keadaan semula.

H. Air Jeruk Nipis


Air Jeruk Nipis yang kami gunakan adalah air jeruk nipis biasa. Styrofoam
dimasukkan ke dalam gelas bekker dan dicampur dengan cairan yang dipilih.
Sebelum dimasukkan ke dalam gelas bekker, volume dan massa styrofoam
dihitung terlebih dahulu. Styrofoam tidak dapat diuraikan menggunakan air
jeruk nipis. Percobaan percampuran Styrofoam dengan cairan air jeruk tidak
berhasil. Styrofoam tidak bereaksi terhadap air jeruk nipis dan tetap dalam
keadaan semula.

I. Asam Sulfat
Asam Sulfat yang kami gunakan adalah asam sulfat di laboratorium SMP
Kolese Kanisius. Styrofoam dimasukkan ke dalam gelas bekker dan dicampur

dengan cairan yang dipilih. Sebelum dimasukkan ke dalam gelas bekker,


volume dan massa styrofoam dihitung terlebih dahulu. Styrofoam tidak dapat
diuraikan menggunakan Asam Sulfat. Percobaan percampuran Styrofoam
dengan cairan asam sulfat tidak berhasil. Styrofoam tidak bereaksi terhadap
asam sulfat dan tetap dalam keadaan semula.

J. Alkohol
Alkohol yang kami gunakan adalah alkohol berkadar 80% dari Laboratorium
SMP Kolese Kanisius. Styrofoam dimasukkan ke dalam gelas bekker dan
dicampur dengan cairan yang dipilih. Sebelum dimasukkan ke dalam gelas
bekker, volume dan massa styrofoam dihitung terlebih dahulu. Styrofoam tidak
dapat diuraikan menggunakan alkohol. Percobaan percampuran Styrofoam
dengan cairan alkohol tidak berhasil. Styrofoam tidak bereaksi terhadap
alkohol dan tetap dalam keadaan semula.

K. Lem

1.4 METODE OVEN


Dalam metode ini, kami menggunakan Styrofoam yang dipotong berbentuk kotak
kecil berukuran 7 x 7 x 1,4 cm dan dengan massa 0,3 gram. Volume potongan
Styrofoam 68,6 cm2. Lama proses memanggang Styrofoam dengan menggunakan
oven memakan waktu kurang lebih 87 detik hingga potongan Styrofoam tersebut
menciut. Hasil yang kami dapatkan dari metode oven ini adalah gagal , karena
styrofoam tidak terurai sampai habis, melainkan hanya menciut. Hipotesis kami
salah, bahwa styrofoam tidak dapat diuraikan sampai habis dengan metode oven,
melainkan styrofoam hanya menciut.

1.5 METODE REBUS


Didalam metode ini, kami menggunakan Styrofoam yang berbentuk kotak kecil
dengan ukuran 7 x 7 x 1,4 cm dan dengan massa 0,3 gram. Air yang digunakan
untuk merebus merupakan air keran atau air mentah sebanyak kurang lebih 300 ml.

Waktu yang digunakan untuk merebus Styrofoam selama 5 menit setelah air
mendidih. Hasil yang kami dapatkan adalah metode ini gagal, karena tidak
menguraikan Styrofoam namun hanya menciutkan dan merapatkan partikel-partikel
yang ada didalam Styrofoam tersebut. Hipotesa kami benar, bahwa penguraian
Styrofoam dengan menggunakan metode rebus tidak dapat menguraikan Styrofoam.

BAB 5
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Styrofoam merupakan busa polystyrene, yang dibentuk untuk isolasi dan kerajinan
aplikasi termal. Penggunaan Styrofoam bersifat sekali pakai sehingga jumlahnya
banyak dan sulit diuraikan. Styrofoam memiliki nama lain polystyrene. Polystrene
adalah sebuah dengan monomer, sebuah hidrokarbon cair yang dibuat secara
komersial dari minyak bumi. Pada suhu ruangan, polistirena biasanya bersifat
padat, dapat mencair pada suhu yang lebih tinggi

Pengolahan styrofoam dilakukan dengan beberapa metode. Metode yang kami


gunakan dalam penelitian adalah metode blender yaitu dengan memblender
potongan styrofoam dengan kulit mangga, kulit jeruk, dan kulit jeruk nipis.
Metode pembakaran yaitu dengan membakar potongan styrofoam dengan spirtus.
Metode pencampuran dengan cairan yaitu pencampuran potongan styrofoam
dengan ukuran 7cm x 7cm dengan cairan cairan tertentu. Metode oven dengan
memanggang potongan styrofoam dengan menggunakan oven. Metode rebus
dengan merebus potonga styrofoam kedalam air mendidih selama 5 menit.

Dari semua metode, menurut penelitian kami metode yang paling efektif adalah
memblender potongan styrofoam dengan kulit jeruk, styrofoam dapat berhasil
larut dalam cairan yang terdiri dari Kulit jeruk dan air. Hasilnya berbeda dengan
kulit buah yang lain, kulit buah yang lain hanya memperkecil namun jika Kulit
Buah Jeruk berhasil melarutkan dan dapat diuraikan oleh Mikroorganisme tanah
atau udara setelah hasil blender dibuang. Kulit jeruk dapat menguraikan styrofoam
dengan baik dan efektif karena memiliki zat d limonene. Cara ini paling efektif
karena membutuhkan bahan-bahan yang semuanya dapat dihitung sebagai
limbah / sampah, karena kulit jeruk merupakan sampah. Cara ini juga mudah
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Cara yang cukup efektif lainya adalah menggunakan bensin, pylox, dan lem uhu
cair. Namun yang paling cepat adalah bensin karena saat Styrofoam dicampur
dengan bensin langsung terurai dengan baik dan langsung menghilang. Namun
kekurangan penggunaan bensin adalah mahal dan bau saat digunakan serta cukup
berbahaya dalam penggunaanya. Walau hasilnya sangatlah efektif namun masih
ada kekurangan. Pylox cukup baik dalam menguraikan namun menghasilkan
polusi udara yang menyebabkan rusaknya lapisan ozon serta mahal dan harus
menggunakannya dalam kondisi banyak untuk menguraikan styrofoam yang
sedikit. Lem UHU juga cukup baik namun harganya mahal dan membutuhkan
banyak saat penggunaan.

5.2 SARAN
5.2.1 Pembaca
Saran kami untuk pembaca yang masih memakai styrofoam adalah
mengurangi penggunaannya, ada bahan-bahan lain yang lebih mudah
diuraikan. Contohnya kotak makan kertas karton yang lebih mudah
diuraikan dibanding kotak makan Styrofoam. Jika memang terpaksa
menggunakan styrofoam ataupun memiliki banyak sampah Styrofoam,
dapat menggunakan metode mem-blender bersama kulit jeruk karena
mudah dilakukan dan menghemat banyak biaya serta menghemat tempat.
Dapat menggunakan bensin sebagai cairan alternative untuk menguraikan.

5.2.2 Sekolah
Memberikan pencegahan penggunaan Styrofoam ataupun plastic dalam
lingkungan sekolah dan termasuk para murid-muridnya. Diberikan
pelatihan untuk para murid bagaimana cara untuk menguraikan styrofoam
dengan cara yang mudah dan efektif, sehingga dapat melakukan penguraian
Styrofoam sendiri.

5.3.3 Pemerintah
Mengadakan program pembenahan sampah atau pengolahan sampah di
setiap daaerahnya. Program ini bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah
yang ada serta dapat lebih menciptakan suasana ramah lingkungan.
Pemerintah dapat menggunakan masyarakat sebagai sarana ajakan untuk
go green. Pemerintah dapat menggunakan metode-metode ini sebagai
pedoman untuk pengurangan sampah-sampah.

Você também pode gostar