Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sampah dan polusi merupakan permasalahan yang mendunia
yang dapat mempengaruhi pola iklim dan alam. Banyaknya sampah sampah
tersebut dalam lingkungan kita, mengurangi kesegaran dan kualitas udara dan
tentunya memerlukan tempat yang cukup luas untuk penampungannya.
Permasalahan sampah plastik berkembang dengan pesat tanpa adanya penanganan
yang jelas.
1.4 TUJUAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari sampah
plastik. Seperti yang kita ketahui, sampah plastik merupakan permasalahan yang
mendunia, terutama Styrofoam. Oleh karena itu, kami akan menyajikan informasi
lebih lanjut mengenai pengolahan sampah plastik. Jenis-jenis sampah plastik
tentunya bermacam-macam, dan pastinya memiliki dampak positif dan negatif
yang berbeda-beda setiap jenisnya.
1.5 MANFAAT
Pengolahan sampah plastik bermanfaat untuk mengurangi adanya
permasalahan mengenai sampah plastik dengan beberapa cara yang akan dibahas
nanti. Penelitian ini bermafaat untuk memberikan penjelasan mengenai cara
mengelola sampah plastik secara efektif.
Bagian Awal
Halaman sampul
Halaman judul
Halaman Pengesahan
Abstrak
Kata pengantar
Daftar isi
Bagian Inti
BAB I Pendahuluan
1. Latar Belakang
Penulis ingin mengetahui mengenai sampah plastik, karena
beberapa hal yang juga merupakan sorotan dunia, seperti waktu
penguraian yang lama, dan lain-lain.
2. Pembatasan Masalah
Pada bagian ini penulis memberi tahu
Jenis Penelitian
Waktu dan Tempat Penelitian
Sumber Data
Variabel dan Sampel
Teknik Pengambilan Data
Teknik Analisis Data
BAB IV Penelitian
1. Laporan Penelitian
2. Hasil Penelitian
3. Kesimpulan Penelitian
Penutup ( BAB V )
1. Kesimpulan
2. Saran
Bagian Akhir
1. Daftar pustaka
2. Indeks dan lampiran
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 DESKRIPSI KONSEPTUAL
2.1.1 Sampah
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah
berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut
derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada
konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan
selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam
kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat
dibagi menurut jenis-jenisnya. Dengan kata lain,
Sampah Organik
Sampah organic berasal dari mahluk hidup, yaitu
manusia, hewan, maupun tumbuhan. Menurut kadar
cairan yang terkandung di dalam sampah dibedakan
menjadi 2 yaitu :
2.1.1.1.1.1
2.1.1.1.2
Sampah Anorganik
Sampah yang dibentuk atau dihasilkan oleh manusia.
Sampah ini dapat berasal dari bahan yang bisa
diperbaharui dan bahan yang berbahaya serta beracun.
Contoh sampah anorganik yang dapat di daur ulang yaitu
material logam dan material plastik.
b)
Sampah Industri
Sampah ini merupakan hasil dari proses yang ada di
perindustrian atau biasa disebut Industrial Waste.
2.1.2 Plastik
2.1.2.1. Definsi
Plastik merupakan material sintetis yang terbentuk dari
polimer organik yang memiliki kepadatan molekul yang cukup
renggang seperti polyethylene, PVC, nilon dan lainya. Dapat dibentuk
menjadi berbagai bentuk yang cukup lembut dan cukup elastis.
Pembuatan plastik menggunakan metode polimerisasi (mempersatukan
suatu molekul dengan molekul lainya untuk membentuk sebuah
polimer). (Sumber : Oxford Dictionary of English)
sintetik dari bahan baku minyak yang terbatas jumlahnya dan tidak
dapat diperbaharui. (Ronald,1986)
Proses Reaksi
Polimerisasi Plastik
Oleh produk
Addition
Tidak ada
Kondensasi
Air,
Amoniak,
Glycol
Bervariasi
Lebih kecil
produk
2.1.2.4. Terbuat dari apakah plastik
Plastik terbuat dari atom karbon, atom ini bersenyawa
hidrogen. Atom ini juga sering dicampur dengan atom lainnya seperti
oksigen dan nitrogen. Sifat-sifat plastik tergantung dari molekulmolekul yang menyusunnya dan cara menyatukan molekul tersebut.
Molekul dalam plastik yang membentuk sebuah rangkaian panjang
disebut polimer, yang berarti suku-suku yang amat banyak. Apabila
molekul-molekul tersebut menjadi polimer, maka akan membentuk
cairan yang tebal, namun ada juga yang berupa bubuk dan yang
dipotong kecil-kecil seperti manik-manik. Bahan-bahan ini yang
disebut dengan plastik mentah, atau plastik yang belum dibentuk
menjadi barang niaga yang dapat dipakai. Plastik juga sering disebut
poly yang diambil dari nama molekul yang telah dipolimerkan seperti
polyethylene.
proses
pembentukan
plastik
jenis
kimiawi
Terdapat
dari
banyak
plastik
ditentukan
monomer
plastik
oleh
yang
atau
mengurangi
penggunaan
plastik,
Reuse
atau
Recycle atau mendaur ulang sampah platik menjadi barang yang lebih
berguna lagi.
Kode-kode plastik:
a. PET Polyethylene Terephthalate
Kode 1, kandungan yang berbahaya Etilen Acetaldehyde, contoh
bahan yang terbuat dari PET ini adalah kemesan minuman
ringan, deterjen, dll, dan hasil daur ulangnya seperti karpet,
serat.
b. HDPE (High Density Polyethylene)
Kode 2, kandungan yang berbahaya Etilen Antioxidant, contoh
bahan yang terbuat dari HDPE ini adalah botol susu, krat susu,
botol deterjen, dll, dan hasil daur ulangnya menjadi botol
minyak bensin.
c. PVC (Polyvinyl Chloride)
Kode 3, kandungan yang berbahaya Timbal, Cadmium, benda
yang terbuat dari PVC adalah koper, pipa, dll, dan hasil daur
ulangnya menjadi pipa drainase, dll.
d. LDPE (Low Density Polyethylene)
Kode 4, kandungan yang berbahaya Etilen Antioxidant, BHT,
benda yang terbuat dari LDPE adalah kantung sampah, dan
hasil daur ulangnya seperti kantung sampah dan palet.
e. PP (Polypropylne)
Kode 5, kandungan bahan berbahaya Propilen, BHT, benda
yang terbuat PP adalah untuk tempat makanan yang dikemas
plastik
adalah
makanan
dan
penggunaan
plastik
minuman
hendaknya
sebagai
tidak
keunggulan
pada
styrofoam
yang
yang
akan
sangat
adalah
sebuah
dengan
monomer,
sebuah
hidrokarbon cair yang dibuat secara komersial dari minyak bumi Pada
suhu ruangan, polistirena biasanya bersifat padat, dapat mencair pada
suhu yang lebih tinggi. Stirena tergolong senyawa aromatik. (Sumber :
www.xteknologi.blogspot.co.id).
adalah
metode
pembentukan
material
telepon,
printer,
keyboard,
mouse,
rumah
lampu
[1]
didefinisikan
sebagai
konversi
bahan
memanfaatkan
enzim
yang
dihasilkannya.
Selama
A. Oli Mineral
Oli mineral terbuat dari oli dasar (base oil) yang diambil
dari minyak bumi yang telah diolah dan disempurnakan dan
ditambah dengan zat - zat aditif untuk meningkatkan kemampuan
dan fungsinya. Beberapa pakar mesin memberikan saran agar jika
telah biasa menggunakan oli mineral selama bertahun-tahun maka
jangan langsung menggantinya dengan oli sintetis dikarenakan oli
sintetis umumnya mengikis deposit (sisa) yang ditinggalkan oli
2.1.6.3 Spiritus
Spiritus juga dikenal dengan alkohol yang paling sederhana.
Pada keadaan tertentu. Pada "keadaan atmosfer" ia berbentuk cairan
yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan
beracun dengan bau yang khas (berbau lebih ringan daripada etanol).
2.1.6.5 Lem
Lem merupakan suatu bahan untuk merekatkan satu benda
dengan benda yang lainnya. Lem dapat terbuat dari bahan alami
maupun buatan. Lem yang terbuat dari bahan alami biasanya terbuat
dari bahan-bahan seperti kayu, getah karet, tulang dan lain-lain. Lem
yang terbuat dari bahan kimia kebanyakan terbuat dari minyak. Lem
juga mempunyai seni tersendiri, misalnya kliping atau karya seni yang
dibuat menggunakan lem untuk merekatkan benda-benda berwarna ke
atas kertas.
2.1.6.6 Alkohol
Alkohol adalah istilah umum yang dipakai untuk menyebut
senyawa organic apapun yang mempunya gugus hidroksil yang terkait
dengan atom lainnya. Kegunaan alkohol antara lain: pengawet (untuk
hewan-hewan yang kecil), bahan dasar minuman, antiseptik (karena
sifatanya yang dapat menetralisir kuman), antibeku, bahan bakar, dan
pelarut.
2.1.6.8
2.1.6.10 Cuka
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah
senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam
dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris
C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH 3-COOH,
CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat
glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik
beku 16.7C.
Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat
paling sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air
merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian
menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi kimia
dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat digunakan dalam
produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan
polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam
industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman.
Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai
pelunak air. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat
mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5 juta ton per tahun diperoleh dari
hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimia maupun
dari sumber hayati. (Sumber : Wikipedia)
darah,
potasium,
menjaga
kestabilan
sistem
dan
2.3 HIPOTESIS
2.3.1 Styrofoam Dapat Diuraikan
Styrofoam merupakan jenis plastic yang paling sulit diuraikan.
Styrofoam terbuat dari busa polystyrene, yang dibentuk untuk isolasi dan
kerajinan aplikasi termal, sehingga Styrofoam sulit diuraikan. Styrofoam
akan berbunyi saat dipotong dan Styrofoam akan lunak atau larut dalam
beberapa macam zat seperti pelarut organik, cyanoacrylate , propelan dan
pelarut cat semprot.
Kami berasumsi bahwa, dari 5 jenis metode yang akan dilakukan,
terdapat 4 metode yang berhasil menguraikan Styrofoam. Metode pertama,
adalah metode blender bersamaan dengan kulit buah, namun asumsi
kami,
kulit buah yang dapat menguraikan Styrofoam adalah jeruk nipis dan jeruk.
Metode kedua, adalah metode Pembakaran, karena Styrofoam akan hilang
saat dibakar. Hipotesis kami yang terakhir adalah metode ketiga yang
menggunakan percampuran dengan cairan, cairan yang kami yakini dapat
menguraikan Styrofoam adalah Aerosol Paint dan Lem. Metode keempat
adalah metode oven, kami berasumsi metode oven akan berhasil karena
2.3.2.2 Penguraian
Metode ini sangatlah sulit untuk sampah plastik, karena
butuh ratusan tahun untuk menguraikanya. Namun, dalam penelitian
ini kami berasumsi bahwa plastik-plastik ini dapat diuraikan dengan
cara yang lebih cepat serta mudah. Menggunakan metode-metode
serta bahan-bahan yang dibutuhkan untuk menguraikanya. Kami akan
mencari cara dengan berbagai metode untuk mencari bukti bahwa,
Styrofoam dapat diuraikan dengan cepat.
BAB III
METODOLOGI
Jeruk, dan Kulit Jeruk nipis sebagai variabel dari metode terakhir yaitu metode
blender.
Dalam pengolahan serta analisis data, metode yang akan kami gunakan
adalah ketiganya. Penilitian deskriptif, merupakan penelitian yang akan
menjelaskan secara rinci (mendeskripsikan) mengenai sampah plastik dan
pengolahanya. Dalam metode ini, kami akan menyajikan segala macam informasi
mengenai sampah plastik (Styrofoam), seperti definisi, proses pembuatan, jenis,
penggolongan, penggunaan, serta dampaknya bagi lingkungan. Metode ini
B. Pembakaran Styrofoam
Mengetahui hasil pembakaran dari styrofoam, yaitu melihat keadaan
styrofoam setelah dibakar dan yang dihasilkan dari pembakaran
tersebut. Serta dampaknya pada lingkungan serta Styrofoam itu
sendiri.
C. Merebus Styrofoam
Metode ini menggunakan air yang di-didihkan / direbus bersamaan
dengan styrofoam. Dapat kita lihat dampak yang terjadi pada
Styrofoam itu dan dampak pada Air yang direbus bersamaan dengan
Styrofoam.
D. Melelehkan Styrofoam
Meleburkan atau melelehkan Styrofoam menggunakan oven. Akan
kami lihat hasil dari metode ini dan bahaya atau dampak metode ini
terhadap lingkungan sekitar. Tentunya akan kita amati dampak yang
terjadi pada Styrofoam itu sendiri.
BAB 4
PEMBAHASAN
Metode ini merupakan metode yang merupakan metode yang paling efektif untuk
menguraikan Styrofoam, karena 100% Styrofoam akan terurai. Namun Metode ini
bukanlah metode yang terbaik, karena metode ini sangatlah berbahaya bagi
lingkungan.
Styrofoam mengandung CFC (Chlorofluorocarbon) yang merupakan zat yang
berbahaya bagi lingkungan terutama lapisan ozon (O3) di Atmosfer bumi dan dapat
menyebabkan Global Warming atau hal lainya. Hasil pembakaran Styrofoam
sendiri adalah Karbondioksida (Co2) dan Karbon Monoksida yang dapat
memberikan polusi terhadap udara sekitar dan tentunya tidak baik untuk
pernapasan manusia.
dengan hasil yang baik adalah Kulit Jeruk sedangakn Kulit Mangga dan kulit Jeruk
Nipis tidak dapat menguraikan Styrofoam dengan baik.
Hasil Blender dari kulit buah yang berhasil adalah, Styrofoam larut bersama
dengan kulit buah dan air sehingga tidak terlihat dan teruraikan. Namun hasil bagi
Kulit Buah yang tidak berhasil hanyalah menghancurkan Styrodoam menjadi lebih
kecil saja. Kulit jeruk menghasilkan zat d-limonene yang menyebabkan Styrofoam
perlahan mengecil sampai akhirnya lumer dan air ekstrak menjadi kental. Pada saat
lumer inilah Styrofoam aman dibuang karena dapat diuraikan oleh mikroorganisme
tanah atau udara, disebabkan hasil tersebut dalam kondisi molekul yang rendah.
A. Oli
Oli yang kami gunakan adalah bermerek top one. Styrofoam dimasukkan ke
dalam gelas bekker dan dicampur dengan cairan yang dipilih. Sebelum
dimasukkan ke dalam gelas bekker, volume dan massa styrofoam dihitung
terlebih dahulu. Styrofoam tidak dapat diuraikan menggunakan oli. Percobaan
percampuran Styrofoam dengan cairan oli tidak berhasil. Styrofoam tidak
bereaksi terhadap oli dan tetap dalam keadaan semula.
B. Spiritus
Spiritus yang kami gunakan adalah spiritus cair. Styrofoam dimasukkan ke
dalam gelas bekker dan dicampur dengan cairan yang dipilih. Sebelum
dimasukkan ke dalam gelas bekker, volume dan massa styrofoam dihitung
C. Aerosol Paint
Aerosol paint yang kami gunakan adalah merek Pylox dari Nippon Paint
Berwarna merah. Styrofoam dipotong dan Aerosol Paint di aplikasikan ke
styrofoam. Dalam hitungan 1 sampai 2 menit, styrofoam sudah terurai dan larut
dalam cairan cat yang dihasilkan Aerosol paint.Sangatlah efektif untuk
menguraikan
Styrofoam
namun
menyebabkan
polusi
udara
serta
D. Bensin
Bensin yang kami gunakan adalah bensin dari pom bensin pertamina berjenis
premium. Styrofoam dimasukkan ke dalam gelas bekker dan dicampur dengan
cairan yang dipilih. Sebelum dimasukkan ke dalam gelas bekker, volume dan
massa styrofoam dihitung terlebih dahulu. Styrofoam dapat diuraikan dengan
baik serta sangat cepat menggunakan bensin. Hanya dalam hitungan detik,
Styrofoam langsung larut dan berhasil diuraikan oleh bensin. Berhasil namun
sayangnya bensin terlalu mahal untuk digunakan sebagai pengurai.
E. Cuka
Cuka yang kami gunakan adalah cuka yang dapat ditemukan di pasaran seharihari / cuka dapur. Styrofoam dimasukkan ke dalam gelas bekker dan dicampur
dengan cairan yang dipilih. Sebelum dimasukkan ke dalam gelas bekker,
volume dan massa styrofoam dihitung terlebih dahulu. Styrofoam tidak dapat
diuraikan menggunakan cuka. Percobaan percampuran Styrofoam dengan
cairan cuka tidak berhasil. Styrofoam tidak bereaksi terhadap cuka dan tetap
dalam keadaan semula.
F. Minuman Bersoda
Minuman Bersoda yang kami gunakan adalah bermerek Coca Cola. Styrofoam
dimasukkan ke dalam gelas bekker dan dicampur dengan cairan yang dipilih.
Sebelum dimasukkan ke dalam gelas bekker, volume dan massa styrofoam
dihitung terlebih dahulu. Styrofoam tidak dapat diuraikan menggunakan
minuman bersoda. Percobaan percampuran Styrofoam dengan cairan minuman
bersoda tidak berhasil. Styrofoam tidak bereaksi terhadap minuman bersoda
dan tetap dalam keadaan semula.
G. Air Jeruk
Air Jeruk yang kami gunakan adalah air jeruk sunkist. Styrofoam dimasukkan
ke dalam gelas bekker dan dicampur dengan cairan yang dipilih. Sebelum
dimasukkan ke dalam gelas bekker, volume dan massa styrofoam dihitung
terlebih dahulu. Styrofoam tidak dapat diuraikan menggunakan air jeruk.
Percobaan percampuran Styrofoam dengan cairan air jeruk tidak berhasil.
Styrofoam tidak bereaksi terhadap air jeruk dan tetap dalam keadaan semula.
I. Asam Sulfat
Asam Sulfat yang kami gunakan adalah asam sulfat di laboratorium SMP
Kolese Kanisius. Styrofoam dimasukkan ke dalam gelas bekker dan dicampur
J. Alkohol
Alkohol yang kami gunakan adalah alkohol berkadar 80% dari Laboratorium
SMP Kolese Kanisius. Styrofoam dimasukkan ke dalam gelas bekker dan
dicampur dengan cairan yang dipilih. Sebelum dimasukkan ke dalam gelas
bekker, volume dan massa styrofoam dihitung terlebih dahulu. Styrofoam tidak
dapat diuraikan menggunakan alkohol. Percobaan percampuran Styrofoam
dengan cairan alkohol tidak berhasil. Styrofoam tidak bereaksi terhadap
alkohol dan tetap dalam keadaan semula.
K. Lem
Waktu yang digunakan untuk merebus Styrofoam selama 5 menit setelah air
mendidih. Hasil yang kami dapatkan adalah metode ini gagal, karena tidak
menguraikan Styrofoam namun hanya menciutkan dan merapatkan partikel-partikel
yang ada didalam Styrofoam tersebut. Hipotesa kami benar, bahwa penguraian
Styrofoam dengan menggunakan metode rebus tidak dapat menguraikan Styrofoam.
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Styrofoam merupakan busa polystyrene, yang dibentuk untuk isolasi dan kerajinan
aplikasi termal. Penggunaan Styrofoam bersifat sekali pakai sehingga jumlahnya
banyak dan sulit diuraikan. Styrofoam memiliki nama lain polystyrene. Polystrene
adalah sebuah dengan monomer, sebuah hidrokarbon cair yang dibuat secara
komersial dari minyak bumi. Pada suhu ruangan, polistirena biasanya bersifat
padat, dapat mencair pada suhu yang lebih tinggi
Dari semua metode, menurut penelitian kami metode yang paling efektif adalah
memblender potongan styrofoam dengan kulit jeruk, styrofoam dapat berhasil
larut dalam cairan yang terdiri dari Kulit jeruk dan air. Hasilnya berbeda dengan
kulit buah yang lain, kulit buah yang lain hanya memperkecil namun jika Kulit
Buah Jeruk berhasil melarutkan dan dapat diuraikan oleh Mikroorganisme tanah
atau udara setelah hasil blender dibuang. Kulit jeruk dapat menguraikan styrofoam
dengan baik dan efektif karena memiliki zat d limonene. Cara ini paling efektif
karena membutuhkan bahan-bahan yang semuanya dapat dihitung sebagai
limbah / sampah, karena kulit jeruk merupakan sampah. Cara ini juga mudah
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Cara yang cukup efektif lainya adalah menggunakan bensin, pylox, dan lem uhu
cair. Namun yang paling cepat adalah bensin karena saat Styrofoam dicampur
dengan bensin langsung terurai dengan baik dan langsung menghilang. Namun
kekurangan penggunaan bensin adalah mahal dan bau saat digunakan serta cukup
berbahaya dalam penggunaanya. Walau hasilnya sangatlah efektif namun masih
ada kekurangan. Pylox cukup baik dalam menguraikan namun menghasilkan
polusi udara yang menyebabkan rusaknya lapisan ozon serta mahal dan harus
menggunakannya dalam kondisi banyak untuk menguraikan styrofoam yang
sedikit. Lem UHU juga cukup baik namun harganya mahal dan membutuhkan
banyak saat penggunaan.
5.2 SARAN
5.2.1 Pembaca
Saran kami untuk pembaca yang masih memakai styrofoam adalah
mengurangi penggunaannya, ada bahan-bahan lain yang lebih mudah
diuraikan. Contohnya kotak makan kertas karton yang lebih mudah
diuraikan dibanding kotak makan Styrofoam. Jika memang terpaksa
menggunakan styrofoam ataupun memiliki banyak sampah Styrofoam,
dapat menggunakan metode mem-blender bersama kulit jeruk karena
mudah dilakukan dan menghemat banyak biaya serta menghemat tempat.
Dapat menggunakan bensin sebagai cairan alternative untuk menguraikan.
5.2.2 Sekolah
Memberikan pencegahan penggunaan Styrofoam ataupun plastic dalam
lingkungan sekolah dan termasuk para murid-muridnya. Diberikan
pelatihan untuk para murid bagaimana cara untuk menguraikan styrofoam
dengan cara yang mudah dan efektif, sehingga dapat melakukan penguraian
Styrofoam sendiri.
5.3.3 Pemerintah
Mengadakan program pembenahan sampah atau pengolahan sampah di
setiap daaerahnya. Program ini bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah
yang ada serta dapat lebih menciptakan suasana ramah lingkungan.
Pemerintah dapat menggunakan masyarakat sebagai sarana ajakan untuk
go green. Pemerintah dapat menggunakan metode-metode ini sebagai
pedoman untuk pengurangan sampah-sampah.