Você está na página 1de 17

UPAYA PENINGKATAN KETRAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK DENGAN

MENGGUNAKAN TEKNIK KATA KUNCI UNTUK SISWA PENYANDANG TUNA


DAKSA KELAS III SLB D YPAC SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014
ABSTRAK
Khoirunnisyak
Pasca Sarjana UNS
Email : annissa1207@gmail.com
Khoirunnisyak. UPAYA PENINGKATAN KETRAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK
DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA KUNCI UNTUK SISWA PENYANDANG TUNA
DAKSA KELAS III SLB D YPAC SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014. Pasca Sarjana
Pendidikan Luar Biasa. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan ketrampilan menyimak centa pendek siswa
penyandang tuna daksa melalui penggunaan kata kunci dalam pembelajaran menyimak cerita
pendek bagi anak penyandang tunadaksa kelas III di SLB D YPAC Surakarta. Teknik kata kunci
digunakan untuk mengingat data berupa kalimat panjang. Dalam menentukan kata kuci kita harus
mencari kalimat utama yang ada dalam kalimat tersebut
Penelitian ini berbentuk Classroom Action Research. Penelitian Tindakan Kelas yaitu suatu
penelitian yang berupa kolaborasi atau kerjasama antara peneliti dengan guru. Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah teknik observasi, tes dan analisis dokumen. Untuk menguji validitas
data penulis menggunakan triangulasi. Data penelitian berupa nilai ketrampilan menyimak cerita
pendek, bersumber dari anak, yang dikumpulkan metode tes. Data dianalisis dengan menggunakan
deskriptif prosentase.
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik
kata kunci dapat meningkatkan ketrampilan menyimak cerita pendek pada penyandang tunadaksa
kelas III SLB D YPAC Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014.
Kata Kunci : Peningkatan, Ketrampilan, Kata Kunci, Tuna Daksa, SLB D YPAC Surakarta

ABSTRACT
Khoirunnisyak
Postgraduate UNS
Email: annissa1207@gmail.com
Khoirunnisyak. SKILLS ENHANCEMENT MEASURES Listening TECHNIQUE USING SHORT
STORIES KEYWORDS FOR STUDENTS Physically Disabled CLASS III SLB D YPAC
ACADEMIC YEAR 2013/2014. Postgraduate Education. University of Sebelas Maret Surakarta.
The purpose of this research is to improve the students' skills of listening short Centa
quadriplegic through the use of keywords in learning to listen to short stories for children with
physical disabilities in elementary class III- SLB D YPAC Surakarta. Techniques used key words to
remember the data in the form of a long sentence. In determining the key words we should be
looking for key words in the sentence
This study is Classroom Action Research . Class Action Research is a study in the form of
collaboration or cooperation between researchers and teachers. Data collection techniques used
were observation, test and document analysis. To test the validity of the author's data using
triangulation. The research data in the form of short stories worth listening skills, sourced from the
child, who collected test method. Data were analyzed using descriptive percentages.
Based on the research that has been done can be concluded that the techniques keywords can
improve listening skills of short stories in quadriplegic class III SLB D YPAC Surakarta academic
year 2013/2014.
Keywords: Improvement, Skills, Keywords, Tuna Daksa, SLB D YPAC Surakarta
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan adalah sesuatu yang melekat dengan fitrah kemanusiaan. Sejak awal mula
peradaban orang telah mengetahui bagaimana proses belajar dan pembelajaran, melihat orang lain
mengerjakan sesuatu, menyikapi sesuatu kemudian melakukan inisiasi, dan menirunya sudah cukup
bisa dikatakan sebagai proses pembelajaran. Perkembangan ilmu dan teknologi dalam era
globalisasi ini banyak menuntut masyarakatnya untuk mampu menyimak berbagai informasi dengan
cepat dan tepat baik melalui berbagai media, radio, televisi, telepon, internet maupun melalui tatap
muka secara langsung. Berbagai lembaga-lembaga baik di lingkungan pemerintah maupun para
pakar yang sesuai dengan bidang informasi yang membutuhkan berbagai pemecahan masalah
melakukan berbagai kegiatan seperti rapat, seminar, diskusi, ceramah, debat, simposium dan
sebagainya.
Dalam kehidupan sehari-hari sering pula harus menyimak berita, cerita, pengumunan,
laporan, dan sebagainya namun tidak semua orang mampu menyimak dengan baik, padahal
kemajuan masyarakat sangat tergantung pada kemampuan menyimak berbagai informasi anggota
masyarakatnya. Jika seseorang banyak mendapatkan informasi berarti orang itu meningkatkan
pengetahuan dan banyak pengetahuan berarti meningkatkan daya pikir.

Untuk mampu menyimak khususnya dalam menyimak cerita pendek pada anak tunadaksa
sangat perlu ditingkatkan, meskipun belum tentu sama seperti dengan anak normal tetapi
memaksimalkan kemampuan adalah sangat penting. Metode pembelajaran yang masih lemah
ditunjukkan dengan adanya kebingungan pada anak ketika mengikuti pelajaran melalui observasi
menulis mengkibatkan kemampuan anak dalam mengikuti pelajaran menjadi kurang maksimal.
Kebanyakan guru yang masih monoton hanya ceramah saja tanpa memperhatikan kemampuan
menyimak anak. Kemampuan atau keterampilan menyimak pada anak benar-benar harus
diperhatikan, guru atau sekolah harus menyediakan apa saja yang dapat digunakan sebagai
pendukung kegiatan menyimak. Selama ini banyak sekali guru yang mengabaikan hal ini, tanpa
disadari oleh para guru bahwa sebenamya faktor pendukung kegiatan menyimak sangat penting.
Guru yang terlatih dan berkompetensi harus dimiliki oleh setiap pendidik. Tanpa adanya
guru yang terlatih dan berkompetensi proses pembelajaranpun kurang berkembang utamanya dalam
kemampuan menyimak. Guru yang telah terlatih dan berkompetensi sangat berperan besar dalam
mempengaruhi keterampilan menyimak anak karena bertindak sebagai fasilitator. Jadi guru harus
jelas dalam menerangkan sehingga anak mampu menyimak dengan benar dan memahami materi.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan menyimak cerita pendek bagi anak
tunadaksa kelas III SD YPAC Surakarta.
Manfaat Penelitian
Penelitian inti diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi guru,
terkait tentang metode pembelajaran teknik kata kunci dengan mata peiajaran Bahasa Indonesia di
kelas III SLB-D YPAC Surakarta dan memberikan alternatif pemecahan masalah yang berkaitan
dengan pembelajaran Bahasa Indonesia pada pokok bahasan menyimak cerita pendek melalui
penggunaan teknik kata kunci pada anak tunadaksa kelas III SD YPAC Surakarta Tahun Ajaran
2013 / 2014.
LANDASAN TEORI
Pengertian Anak Tunadaksa
Anak tuna daksa adalah anak yang mengalami gangguan fisik yng mengakibatkan anak atau
penyandang mengalami hambatan dalam bersosialisasi dengan masyarakat. Drs. Musjafak Assjari,
M.Pd. (1995:58), mengatakan bahwa istilah tunadaksa berasal dari kata "tuna yang berarti rugi,
kurang, dan daksa berarti tubuh". Tunadaksa ditujukan kepada mereka-mereka yang memiliki
anggota tubuh tidak sempurna, misalnya: buntung atau cacat. Sedangkan menurut Drs. Abdul Salim

Choiri, M.Kes. (2006), "Tunadaksa diartikan sebagai akibat dari gangguan pada tulang atau otot
sehingga mengurangi kapasitas normal individu untuk berdiri sendiri."
Pengertian Keterampilan Menyimak
Ketrampilan dalam menyimak harus dimiliki setiap individu yang berhubungan dengan
masyarakat umum. Ketrampilan menyimak sangat dibutuhkan karena dalam pergaulan
bermasyarakat seorang individu dituntut untuk mampu mengikuti aturan atau pergaulan dalam
masyarakat. Menurut A. Tarmizi dalam (www.maseko.web.id.com.20Febuari 2009) menyimak
merupakan salah satu keterampilan berbahasa di antara empat keterampilan bahasa lain seperti
menulis, membaca, dan berbicara.
Menurut Paul T. Rakin dalam Tarmizi (www.maseko.web.id.20Febuari 2009) komunikasi
penggunaan waktu untuk menyimak adalah 45%, sedangkan yang 55% terbagi untuk menulis,
membaca, dan berbicara. Menurut Henry Guhtur Tarigan (1996: 28) "menyimak adalah suatu proses
kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi,
serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna
komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan".
Pengertian Ilmu Bahasa Indonesia
Bahasa adalah alat komunikasi dengan orang lain,tanpa adanya bahasa tidak akan terjadi
hubungan antar individu. Menurut Soepomo Poedjosoedarmo (2001: 169) menyatakan bahwa
"Bahasa ialah sistem simbol lisan yang arbitraris, dengan mana anggota masyarakat saling
berkomunikasi".
Bahasa digunakan individu untuk melakukan kerja sama dengan individu lain. Menurut
Mustakim (1994:2), pengertian "bahasa secara teknis adalah seperangkat ujaran yang bermakna
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, sedangkan secara praktis bahasa merupakan alat
komunikasi antar anggota masyarakat yang berupa sistem lambang bunyi yang bermakna, yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia". Dari pengertian pengajaran dan bahasa dapat disimpulkan
bahwa pengajaran bahasa Indonesia adalah suatu yang bertujuan untuk mendidik dan melatih
kemampuan berbahasa Indonesia para siswa.
Pengertian Cerita Pendek
Cerita pendek adalah sebuah cerita singkat dimana cerita tersebut tidak bersambung atau
cerita tersebut langsung selesai. Untuk pembelajaran anak sekolah dasar biasanya cerita pendek
hanya terdiri dari beberapa paragraf saja, sehingga anak lebih mampu mengingat materi dengan
menggunakan kata kunci. Menurut Eko dalam ("www.maseko.web.id200919 Maret), "cerita pendek

yang disingkat menjadi cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif-fiktif'.. Cerita pendek cenderung
padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan dengan karya-karya fiksi yang lebih panjang
seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel karena singkatnya.
Penceritaan suatu kejadian dalam sebuah cerpen harus bersifat ekonomis. Dalam sebuah
cerpen hanya dibutuhkan dua atau tiga tokoh yang penting saja. Konflik hanya satu dan
dikembangkan menjadi kuat sehingga bisa menggerakkan cerita. Hanya ada satu efek saja untuk
membaca sehingga kesan yang sampai ke pembaca adalah satu pesan. Suatu cerpen harus
merupakan suatu kesatuan yang menyeluruh.
Cerita adalah sebuah kisah yang terdiri dari beberapa kalimat yang saling berhubungan dan
membentuk sebuah cerita. Cerita pendek merupakan cerita yang tidak bersambung dan cerita
tersebut langsung pada inti permasalahan serta pemecahannya. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2005:108), "cerita adalah karangan yang mengisahkan perbuatan, pengalamn,
penderitaan orang, bagaimana sesuatu teijadi, peristiwa atau hal. Pendek adalah meringkas atau
mengikhtisarkan".
Kerangka Berfikir

Kondisi Awal

Ketrampilan
menyimak
cerita pendek
kelas III rendah

Tindakan

Pembelajaran
menyimak
dengan teknik
kata kunci

Kondisi Akhir

Ketrampilan
menyimak
cerita pendek
kelas III
meningkat

Hipotesis Tindakan
Penggunaan teknik kata kunci dapat meningkatkan ketrampilan menyimak
cerita pendek pada anak tunadaksa kelas III SD YPAC Surakarta.
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SLB D YPAC yang beralamatkan di Man Slamet Riyadi 364,
Laweyan, Surakarta. Alasan pemilihan sekolah ini sebagai lokasi penelitian adalah karena pertama
data yang dibutuhkan untuk penelitian ini berada di SLB D,YPAC Surakarta. Kedua, karena peneliti
ingin meneliti tentang peningkatan kemampuan menyimak cerita pendek melalui teknik kata kunci
dalam pemebelajaran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.
Subjek danObjek Penelitian
1. Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah kemampuan keterampilan menyimak cerita pendek di kelas III
SLB-D YPAC Surakarta
2. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SLB-D YPAC Surakarta yang terdiri dari 7 siswa.
Data dan Sumber Data
Data yang dkumpulkan dalam penelitian ini meliputi:
1. Data Kualitatif
Yaitu data yang berupa informan berbentuk kalimat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran
keterampilan, pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru, aktivitas siswa
dalam mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri dan motivasi
belajar.
Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang kemampuan siswa dalam
menyimak materi pelajaran Bahasa Indonesia data penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber
yang meliputi:
1. Prestasi belajar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
Data yang dikumpulkan adalah data kemampuan menyimak cerita pendek anak tunadaksa di
kelas SLB III D, YPAC Surakarta.
2. Informan.
Informasi dalam penelitian ini adalah guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III
dan siswa kelas III yang berjumlah 7 siswa.

3. Dokumen.
Dokumen atau arsip, yang antara lain berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran,
hasil tes siswa, foto kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia dan hasil wawancara yang
dilakukan oleh siswa maupun guru mata pelajaran Bahasa Indonesia

Teknik Pengumpulan Data


Salah satu langkah dalam penelitian adalah pengumpulan data yang merupakan prosedur
sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Oleh karena itu alat pengumpulan
data harus benar-benar valid dan reliabel. Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka pengumpulan
data diperoleh melalui observasi.
Prosedur Penelitian
Prosedur dan langkah dalam melaksanakan tindakan dilakukan melalui tahap-tahap yang
disusun secara sistematis yaitu dengan siklus tersebut adalah tahap perencanaan, tahap pelaksanaan
tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi.
Skema Siklus Penelitian
Perencanaan
Tindakan I

Jika Permasalahan
Belum
Terselesaikan

Pelaksanaan
Tindakan I

Pengamatan

Permasalahan
Baru Hasil
Refleksi

Refleksi I

Perencanaan
tindakan II

Pelaksanaan
tindakan II

Refleksi II

Pengamatan

Dilanjutkan ke
siklus berikutnya

Suharsimi Arikunto, dkk (2006:74)


HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan Penelitian
Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing terdiri dari empat
tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, analisis dan refleksi.

SIKLUS I
a. Perencanaan Tindakan I
Kegiatan perencanaan ini dilaksanakan pada hari Senin, 8 Februari 2010 di ruang guru
YPAC Surakarta. Peneliti dan guru Kelas 3D mendiskusikan tentang rancangan tindakan yang akan
dilakukan dalam proses penelitian. Dari hasil diskusi tersebut peneliti mengajukan solusi alternative
yang berupa metode pembelajaran dengan menggunakan teknik kata kunci. Akhirnya peneliti dan
guru sepakat untuk melaksanakan pembelajaran dalam peningkatan menyimak cerita pendek
dengan menggunakan teknik kata kunci dengan mated yang sama yang sudah disampaikan pada
pembelajaran pra siklus. Dalam perencanaan ini peneliti menyajikan data yang telah dikumpulkan
kemudian bersama-sama dengan guru menentukan solusi yang dapat diambil.
Tahap perencanaan tindakan I meliputi kegiatan sebagai berikut:
1) Peneliti dan guru menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan materi cerita
pendek dan soal-soal.
2) Peneliti dan guru mendiskusikan desain pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode teknik
kata kunci.
b. Pelaksanaan Tindakan I
Dalam kegiatan belajar mengajar guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunkan
teknik kata kunci, pelaksanaannya yaitu sebagai berikut:
1) Apersepsi yang bertujuan membuat siswa menjadi semangat dan minat dalam mengikuti
pelajaran. Apersepsi dilaksanakan dengan guru mengajukan pertanyaan pancingan yaitu
pertanyaan tentang pelajaran yang telah lalu dan mengarah pada materi yang akan dibahas.
2) Guru menbagikan materi berupa lembaran yang berisi cerita pendek yang berjudul "Kancil dan
Pak Tani" dan soal-soal yang berjumlah 20 soal pilihan ganda.
3) Setelah guru membagikan soal, siswa membaca cerita secara bergantian dengan suara nyaring
dan intonasi yang benar.
4) Guru dan siswa lain menyimak. Guru bersama siswa lain membenarkan apabila teman yang
sedang membaca mengalami kesulitan atau kesalahan.
5) Setelah selesai membaca, guru menjelaskan bagaimana cara menjawab soal dengan
menggunakan teknik kata kunci. Guru menjelaskan tentang teknik kata kunci.
6) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum dipahami.
7) Guru memberi waktu pada siswa untuk mengerjakan soal.
8) Untuk menghargai kerja keras siswa di akhir pembelajaran, guru memberikan tepuk
tangan.
c. Pengamatan
Pada saat pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung peneliti sebagai partisipan pasif
mengamati kegiatan belajar mengajar dari awal sampai akhir dan mencatat hasil siklus I di dalam
kelas didampingi guru. Siklus I dilaksanakan pada 17 Februari 2010 dan berlangsung selama 1X60

menit. Guru mengawali pembelajaran dengan melakukan apersepsi terhadap siswa, guru mengabsen
siswa, dan memberikan pertanyaan pancingan ulang mengarah ke pelajaran.
Kemudian guru membagaikan materi cerita pendek "Kancil dan Pak Tani" dan soal-soal yang
berjumlah 20 soal pilihan ganda dan siswa diminta membaca cerita dengan nyaring dan intonasi
yang benar secara bergantian. Guru dan siswa lain menyimak serta mengoreksi apabila teman yang
sedang membaca mengalami kesulitan. Kemudian guru menerangkan cara menjawab soal dengan
teknik kata kunci. Setelah itu guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang hal yang
belum dimengerti.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar Bahasa Indonesia,
diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Siswa yang aktif selama kegiatan apersepsi berjumlah 6 siswa dari 7 siswa secara keseluruhan
2) Siswa yang mampu membaca nyaring dengan intonasi yang benar serta lancar berjumlah 5
siswa dari 7 siswa secara keseluruhan.
3) Siswa yang aktif dalam kegiatan tanya jawab berjumlah 3 siswa dari 7 siswa secara
keseluruhan.
d. Refleksi
Secara umum terdapat beberapa kelemahan yang terjadi saat proses belajar mengajar yaitu:
1) Guru masih kesulitan membangkitkan semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
2) Keaktifan dan kesungguhan siswa dalam kegiatan pembelajaran masih rendah. Terlihat pada
kegiatan membaca dan Tanya jawab masih sedikit siswa yang ikut berpartisipasi.
3) Siswa yang menguasai materi sebesar 50% ke atas masih sedikit. Hal ini dikarenakan motivasi
siswa saat mulai sampai akhir pembelajaran masih rendah, sehingga banyak siswa yang tidak
menaruh perhatian yang serius saat proses pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I, peneliti bersama guru kolaborator mengadakan
refleksi sebagai berikut:
1) Agar siswa lebih semangat dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran, sebaiknya
guru lebih tegas dalam menyikapi perilaku siswa jika tidak memperhatikan, siswa diberi sanksi
menyanyi di depan kelas.
2) Untuk mendorong siswa agar lebih semangat dan bersungguh-sungguh sebaiknya guru lebih
banyak memberikan reward kepada siswa yang telah berusaha aktif saat pembelajaran
berlangsung. Berikut adalah hasil dari siklus I.
Tabel 1. Hasil post-test I
No.
1.
2.
3.

Nama
Inisial
lca
Kiki
Meli

Item yang
benar
10
14
9

nilai
6
8
6

Tingkat
Penguasaan
50%
70%
45%

Keterangan
D (sangat kurang)
C(cukup )
E (sangat kurang)

4. Mimi
5. Udin
6. Sari
7. Sato
Jumlah Total
Rata-rata

15
16
11
12
87
12,4

8
10
8
8
54
7,71

75%
80%
55%
60%
435%
62%

B (baik )
B (baik )
D (kurang )
C(cukup )

SIKLUS II
a. Perencanaan tindakan II
Berdasarkan hasil refleksi tindakan pada siklus I, maka pada siklus II ini peneliti bersama
guru kolaborator berdiskusi mengenai cara yang tepat untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I.
Setelah melakukan diskusi dengan guru kolaborator, akhirnya didapatkan kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:
Langkah-langkah pertemuan pertama
1) Guru menjelaskan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dalam pembelajaran
menyimak cerita pendek, serta memberi kesempatan kepada siswa untuk menceritakan
pengalaman yang dialami secara singkat sebelum pembelajaran di mulai.
2) Guru membagikan mated kepada murid yang berisi cerita pendek, 20 soal pilihan ganda.
3) Murid membaca cerita pendek secara bergantian dengan suara nyaring
4) Guru dan murid yang belum atau sudah mendapat giliran membaca, meyimak mated yang
sedang dibaca temannya.
5) Guru menyimak sambil membenarkan apabila ada salah pengucapan , kemudian guru memberi
contoh pengucapan yang benar.
6) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas.
7) Guru memberikan pujian kepada murid yang sudah mengerjakan soal dengan tenang (tidak
ramai sendiri) dan yang selesai terlebih dahulu.
Langkah-langkah pertemuan kedua:
1) Guru menjelaskan mengenai standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia
2) Guru memberi pertanyaan agar siswa termotivasi yang mengarah pada pelajaran.
3) Guru melanjutkan pembelajaran pada pertemuan pertama, yaitu mencocokkan soal yang sudah
dikerjakan kemarin dan memberikan penjelasan yang benar serta mengulas kembali tentang
metode teknik kata kunci.
4) Memberi kesempatan pada siswa yang belum mengerti atau belum jelas.
5) Guru memberi pertanyaan penutup sesuai dengan materi sebagai pertanda bahwa siswa
menguasai metode teknik kata kunci.
6) Guru memberi pertanyaan penutup sesuai dengan materi sebagai pertanda bahwa siswa
menguasai metode teknik kata kunci.
7) Guru memberikan reward kepada semua siswa dengan tepuk tangan dan kalimat pujian.
b. Pelaksanaan Tindakan II

Pelaksanaan tindakan II dilakukan dalam dua kali pertemuan, yaitu pada hari Rabu, 10
Maret 2010 dan Senin, 15 Maret 2010 di ruang kelas III YPAC Surakarta. Dalam pelaksanaan siklus
II ini, guru menerapkan solusi yang telah didiskusikan dengan peneliti untuk mengatasi kekurangan
pada siklus I. Adapun pelaksanaan tindakan II dengan menerapkan metode teknik kata kunci,
sebagai berikut:
1) Untuk mengawali kegiatan pembelajaran guru melakukan apersepsi terlebih dahulu. Kegiatan
ini dilakukan untuk meningkatkan minat belajar siswa di awal pembelajaran. Langkah yang
diambil guru dalam kegiatan ini yaitu guru mengadakan pertanyaan pancingan yang mengarah
pada pelajaran serta untuk bercerita tentang pengalaman yang pernah dialami secara singkat.
2) Memberikan tugas kepada siswa untuk membaca cerita yang sudah dibagikan dengan suara
nyaring secara bergantian.
3) Guru dan murid yang sudah atau belum mendapat giliran membaca bersama-sama menyimak
teman yang sedang membaca.
4) Sambil menyimak guru membenarkan apabila dalam membaca atau intonasi kurang tepat.
5) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal yang sesuai dengan isi
bacaan.
6) Untuk mempertajam ingatan siswa, pada saat mencocokkan soal, guru sambil memberikan
pertanyaan yang berhubungan antara soal, baca dan teknik kata kunci.
7) Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya kembali apabila ada mated yang belum
paham.
8) Untuk menghargai siswa yang telah berusaha aktif selama kegiatan belajar mengajar dan untuk
lebih memicu siswa. Guru memberikan reward berupa tepuk tangan dan kalimat pujian.

c. Pengamatan
Dalam kegiatan pelaksanaan tindakan II peneliti bertindak sebagai partisipan pasif. Kegiatan
observasi bertujuan untuk menjelaskan apakah kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus I
dapat teratasi dengan solusi-solusi yang telah didiskusikan anatar kolaborator dengan peneliti, dan
bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas teknik kata kunci untuk meningkatkan kemampuan
anak dalam menyimak cerita pendek yang telah disampailan karena itu dalam diskusi telah
disepakati siklus II tetap menggunakan materi yang sama tetapi tetap menggunakan metode teknik
kata kunci.
Pertemuan pertama dilaksanakan Rabu, 10 Maret 2010. Pembelajaran diawali guru dengan
menanyakan keadaan siswa kemudian mengabsen siswa serta menyuruh siswa menceritakan
pengalaman yang pernah dialami secara singkat. Kemudian guru menjelaskan standart kompetensi,
kompetensi dasar dan indikator dalam pembelajaran Bahasa Indonesia tersebut.

Pada kegiatan ini guru membagikan materi pelajaran kepada siswa, kemudian siswa
membaca cerita atau materi dengan nyaring secara bergantian. Guru dan siswa yang belum atau
sudah mendapatkan giliran membaca menyimak secara bersama-sama. Guru membenarkan apabila
dalam membaca dan intonasinya kurang tepat. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya apabila ada materi atau yang belum di pahami. Sebagian siswa sudah menunujukkan
keberaniannya untuk bertanya bahkan menyatakan pendapatnya. Guru memberikan tepuk tangan
dan kalimat pujian kepada sisa yang aktif.
Pada pertemuan kedua Senin, 15 Maret 2010, guru mengawali pembeljaran dengan tanya
jawab tentang materi pelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan pertama. Kemudian guru
menjelaskan materi kembali tentang teknik kata kunci agar siswa benar-benar memahami materi.
Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa yang belum memahami materi. Kemuadian
guru menjawab pertanyaan. Dlam kegitan ini siswa sudah mulai menunjukkan keaktifannya, hal
tersebut dapat dilihat dari semakin benyaknya siswa tepuk tangan dan guru memberikan pujian dan
tepuk tangan kepada siswa yang berani bertanya.
Dari observasi terhadap proses kegiatan belajar-mengajar tersebut dapat dinyatakan sebagai
berikut:
1) Siswa yang aktif dalam kegiatan apersepsi berjumlah 6 siswa dari 7 siswa secara keseluruhan.
2) Siswa yang aktif dalam kegiatan tanya jawab berjumlah 6 siswa dari 7 siswa secara
keseluruhan.
3) Siswa yang berani menyatakan pendapatnya berjumlah 6 siswa dari 7 siswa secara keseluruhan
4) Siswa yang memiliki tingkat penguasaan materi sebesar 60% ke atas berjumlah 5 siswa dari 7
siswa secara keseluruhan.
d. Refleksi.
Kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia dengan teknik kata kunci di Kelas III SD YPAC
Surakarta siklus II yang dilaksanakan ada hari Rabu, 10 Maret 2010 dan Senin, 15 Maret 2010
berjalan lancar. Kekurangan-kekurangan pada siklus sebelumnya dapat teratasi pada siklus ini.
Siswa lebih akatif dan antusias saat pembelajaran bila dibandingankan pada siklus I hal ini dapat
terlihat pada jumlah siswa yang aktif dalam kegiatan Tanya jawab dan menyatakan pendapatnya.
Guru berhasil membangkitkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia.
Kemampuan siswa dalam menyimak cerita pendek pun meningkat saat pembelajaran menggunakan
teknik kata kunci tersebut. Berikut adalah hasil dari siklus II:
Tabel 2. Hasil post-test II
No.
1.
2.
3.
4.

Nama
Inisial
lca
Kiki
Meli
Mimi

Item yang
benar
14
16
13
16

Nilai
8
10
8
10

Tingkat
penguasaan
60%
80%
65%
80%

Keterangan
D (kurang)
B (baik)
C(cukup)
B (baik)

5.
Udin
6.
Sari
7.
Sato
Jumlah Total
Rata-rata

20
14
16
109
15,6

10
8
10
64
9,14

100%
60%
80%
545%
78%

A (istimewa)
C (cukup)
B (baik)

Berikut adalah hasil dari pre-test sampai post-test.


Tabel 3. Perolehan Nilai Pre-Test
Nama
Inisial
1.
lca
2.
Kiki
3.
Meli
4.
Mimi
5.
Udin
6.
Sari
7.
Sato
Jumlah Total
Rata-rata
No.

Item yang
benar
8
13
6
11
15
11
11
75
10,7

Nilai
6
8
6
8
8
8
8
52
7,42

Tingkat
penguasaan
40%
65%
30%
55%
75%
55%
55%
375%
53%

Keterangan
E (sangat kurang)
C(cukup)
E (sangat kurang)
D (kurang)
B (baik)
D (kurang)
D (kurang)

Tabel 4. Perolehan Nilai Pos-Tes 1.


Nama
inisial

No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

lca
Kiki
Meli
Mimi
Udin
Sari
Sato

Item yang
Benar

Nilai

Tingkat
Penguasaan

10
14
9
15
16
11
12

6
8
6
8
10
8
8

50%
70%
45%
75%
80%
55%
60%

Jumlah Total

87

54

435 %

Rata-rata

12,4

7,71

62%

Tabel 5. Perolehan Nilai Pos-Tes II

Keterangan
E (sangat kurang)
C (cukup)
E (sangat kurang)
B (baik)
B (baik)
D (kurang)
C (cukup)

Nama
inisial

No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

lca
Kiki
Meli
Mimi
Udin

Item yang
Benar

Nilai

Tingkat
Penguasaan

14
16
13
16
20
14
16

8
10
8
10
10
8
10

60%
80%
65%
80%
100 %
60%
80%

Jumlah Total

109

64

545 %

Rata-rata

15,6

9,14

78%

Sari
Sato

Keterangan
D (kurang)
B (baik)
C (cukup)
B (baik)
A (istimewa)
C (cukup)
B (baik)

Secara keseluruhan proses pembelajaran menyimak cerita pendek dengan teknik kata kunci
dapat berlangsung dengan baik, kekurangan-kekurangan yangada dapat teratasi. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa pembelajaran menyimak dengan metode teknik kata kunci tersebut telah
berhasil dan menunjukkan peningkatan baik dari segi proses maupun hasil belajar yaitu ketrampilan
menimak anak menjadi meningkat.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat disimpulkan bahwa
terjadi peningkatan kualitas pembelajaran (baik proses maupun hasil) menyimak cerita pendek
dengan teknik kata kunci dari siklus satu ke siklus berikutnya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel
4.5 di bawah ini:

Tabel 6. Jumlah Siswa yang Aktif dalam Pembelajaran


No. Kegiatan Siswa
1.
2.
3.
4.

Aktif selama apersepsi


Kemampuan ketepatan membaca cerita
Keaktifan siswa dalamkegitan tanya jawab
Tingkat penguasaan materi sebesar 60 % ke
atas

Jumlah siswa
Siklus I

Siklus II

5 siswa
6 siswa
3 siswa
3 siswa

7 siswa
7 siswa
6 siswa
5 siswa

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan
dalam empat tahap, yakni: (1) tahap perencanaan tindakan, (2) tahap pelaksanaan tindakan, (3)
tahap observasi dan interpretasi, dan (4) tahap analisis dan refleksi.

Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk mengetahui kondisi
yang ada di lapangan. Dari hasil survei, peneliti menemukan bahwa kemampuan siswa dalam
menyimak terhadap materi Bahasa Indonesia khususnya materi menyimak cerita pendek di kelas III
D YPAC Surakarta masih tergolong rendah. Kemudian peneliti berkolaborasi dengan guru kelas
berupaya untuk mengatasi masalah tersebut dengan menggunakan metode teknik kata kunci dalam
proses pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya materi cerita pendek. Kemudian peneliti dan guru
kelas menyusun rencana untuk melaksanakan siklus I. Siklus I peneliti sebagai guru menggunakan
teknik kata kunci dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Ternyata masih terdapat kekurangan atau
kelemahan dalam pelaksanaannya. Siklus II merupakan siklus untuk memberikan solusi yang
dilaksanakan untuk mengatasi kekurangan atau kelemahan yang ada selama proses pembelajaran
Bahasa Indonesia dengan teknik kata kunci pada siklus I. Siklus II dilaksanakan untuk mengatasi
kekurangan atau kelemahan yang ada selama proses pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya
menyimak cerita pendek dengan teknik kata kunci pada siklus I. Selain itu siklus II juga merupakan
siklus yang menguatkan hasil siklus I bahwa teknik kata kunci terbukti meningkatkan kemampuan
menyimak cerita pendek siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas HID YPAC
Surakarta.
Berdasarkan tindakan-tindakan tersebut, peneliti sebagai partisipan pasif berhasil
melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia yang mampu meningkatkan motivasi siswa, yang
berarti pada meningkatnya kemampuan meyimak siswa. Selain itu penelitian ini juga bermanfaat
untuk meningkatkan kinerja guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia yang
efektif dan menarik di kelas. Keberhasilan teknik kata kunci dapat meningkatkan kemampuan
menyimak cerita pendek mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat dilihat dari indikator-indikator
sebagai berikut:
1. Motivasi belajar Bahasa Indonesia Siswa Meningkat
a. Siswa terlihat tertarik dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia.
Siswa terlihat tertarik dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya
materi cerita pendek dengan teknik kata kunci. Hal ini dapat dilihat dari antusias dan
semangat siswa dalam merespon stimulus dari guru. Siswa merasa mendapat sesuatu yang
baru dan berbeda dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
b. Siswa tidak malu lagi untuk bertanya apabila ada kesulitan.
Siswa tidak malu lagi untuk bertanya meskipun kadang pertanyaan itu sangat
gampang bagi siswa yang lain. Pembelajaran yang baru dan berbeda, yang menerapkan
teknik kata kunci dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada materi menyimak
cerita pendek bagi siswa ternyata mampu mengubah siswa yang awalnya malu menjadi
berani untuk bertanya yang sebelumnya bila ada teman bertanya akan dianggap siswa

bodoh oleh temen yang lain. Hal ini ditunjukkan dengan bertambahnya jumlah siswa yang
berani bertanya.
c. Guru sudah dapat membangkitkan minat siswa
Minat siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia dapat dikatakan mengalami
peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada sikap siswa saat mengikuti kegiatan belajar
mengajar. Siswa terlihat antusias dan semangat. Banyak siswa yang mengacungkan tangan
dan maju ke depan kelas secara sukarela ketika guru memberikan stimulus. Demikian juga
ketika guru memberikan pertanyaan lisan. Hal ini terjadi karena guru berusaha
membangkitkan motivasi siswa dengan memberikan penghargaan berupa pujian dan
hadiah kepada siswa yang aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas.
2. Kemampuan menyimak semakin meningkat.
Dari tes yang dilakukan pada survei awal, diketahui bahwa kemampuan menyimak
siswa terhadap materi pelajaran yang telah disampaikan rendah. Hal ini terlihat dari capaian
nilai tes menyimak yang dilaksanakan. Pada siklus I diketahui bahwa tiga siswa tidak mencapai
batas minimal ketuntasan belajar (60%). Kisaran nilai yang dicapai siswa yaitu antara 45% 55% dengan aspek rata-rata sangat kurang. Pada siklus II terdapat peningkatan menyimak
cerita pendek siswa. Semua siswa kelas III YPAC Surakarta telah mencapai ketuntasan belajar.
Berikut ini peningkatan skor siswa dari siklus ke siklus.

Tabel 7. Perolehan Nilai Tes Kemampuan Menyimak


Data
Awal

Siklus I

Siklus 11

Keterangan

1. lea
2. Kiki
3. Meli
4. Mimi
5. Udin
6. Sari
7. Sato
Nilai Rata-Rata

6
8
6
8
8
8
8
7,42

6
8
6
8
10
8
8
7,71

8
10
8
10
10
8
10
9,14

Meningkat
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Meningkat

Persentase

53%

62%

78%

Meningkat

No. Nama inisial

PENUTUP
Simpulan
Adapun simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa Penggunaan Teknik
Kata Kunci dalam pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan menyimak cerita pendek bidang
Bahasa Indonesia pada anak tuna daksa kelas III SD YPAC Surakarta.
Implikasi
Penelitian ini memberikan gambaran bahwa keberhasilan proses dan hasil pembelajaran
ditunjang oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut berasal dari guru dan siswa. Faktor yang
berasal dari guru yaitu : kemampuan guru dalam menyampaikan materi, kemampuan guru dalam
mengelola kelas, metode yang digunakan guru dalam pembelajaran, serta media yang digunakan
sebagai alat untuk menyampaikan materi yang digunakan guru di dalam kelas. Sedangkan faktorfaktor dari siswa adalah minat siswa dalam mengikuti pelajaran dan motivasi siswa dalam
mengikuti pelajaran.
Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain sehingga harus diupayakan
maksimal agar semua faktor tersebut dapat membuat proses belajar mengajar berjalan dengan
efektif. Karena itu seorang guru sebelum melaksanakan proses belajar mengajar haruslah memiliki
persiapan yang matang seperti penguasaan terhadap materi pelajaran, keterampilan dalam
mengelola kelas, pemilihan metode pembelajaran yang tepat dan perencanaan media yang akan
digunakan saat pembelajaran.
Berkaitan dengan pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran,
upaya yang dilakukan dengan teknik kata kunci membuktikan terjadinya peningkatan kemampuan
menyimak cerita pendek bidang Bahasa Indonesia sehingga hal tersebut mempengaruhi kualitas
proses dan hasil pembelajaran. Penggunaan teknik kata kunci dalam penelitian ini merupakan salah
satu upaya yang dilakukan untuk menghadirkan metode pembelajaran yang baru dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia. Sehingga metode ini dapat dijadikan pertimbangan bagi guru yang
ingin menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia. Metode ini juga dapat digunakan sebagai
suatu cara alternatif untuk memompa motivasi belajar siswa anak tunadaksa karena metode ini
menghadirkan kemudahan dalam belajar sehingga siswa tertarik dalam mengikuti proses belajar
mengajar dan mudah dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Untuk itu
teknik kata kunci perlu diterapkan terutama pada pokok bahasan dalam menyimak khususnya
menyimak cerita pendek.

Você também pode gostar