Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Persaingan bisnis yang meningkat dewasa ini menuntut perusahaan untuk memanfaatkan
kemampuan yang ada semaksimal mungkin, agar unggul dalam persaingan. Untuk tetap bertahan
dalam lingkungan persaingan saat ini, pelaku bisnis harus mampu menciptakan kondisi bisnis yang
fleksibel dan inovatif, dan pelaku bisnis harus mempertimbangkan faktor eksternal perusahaan yang
semakin sulit diprediksi. Keunggulan daya saing yang dapat diciptakan oleh perusahaan dapat dicapai
dengan salah satu cara, yaitu meningkatkan kinerja manajerial. Kinerja manajerial dalam organisasi
merupakan salah satu jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Sistem akuntansi manajemen disusun terutama untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi
pengambil keputusan oleh manajemen. Biasanya informasi yang digunakan oleh manajemen berkisar
pada biaya, sehingga disebut dengan akuntansi biaya. Selain data biaya untuk harga pokok, akuntansi
manajemen juga membutuhkan data untuk pengawasan dan analisis biaya yang dibuat dalam bentuk
standar dan lain-lainnya. Oleh karena itu semakin maju zaman semakin berubah pula akuntansi
manajemen dari masa ke masa. Berikut ini kita akan membahas akuntansi manajemen dalam
persaingan globalisasi.
A. Akuntansi Manajemen Tradisional
Manajemen tradisional merupakan manajemen yang digunakan sejak abad ke-20 yaitu pada
awalnya manajemen yang menekankan kepada perhitungan harga pokok manajerial yaitu dalam
penelusuran tingkat laba perusahaan setiap produk dan menggunakan informasinya untuk mengambil
keputusan yang strategis.
Sistem akuntansi manajemen tradisional hanya memusatkan pada ukuran-ukuran output
aktivitas yang didasarkan pada volume produksi. Kebanyakan prosedur perhitungan harga pokok
produk (product costing) dan akuntansi manajemen yang digunakan pada abad 20 dikembangkan antara
tahun 1880 dan 1924.
Mulai tahun 1925, setelah dikembangkannya pasar modal di USA, hampir semua usaha
akuntansi manajemen menghasilkan informasi bagi pemakai intern kemudian dihentikan dan diganti
dengan penentuan harga pokok persediaan (inventory costing), yang merupakan pembebanan biaya
produksi kepada produk sedemikian rupa sehingga harga pokok persediaan dapat dilaporkan kepada
pemakai eksternal dalam laporan keuangan. Manajer dan perusahaan bersedia menerima informasi
biaya rata-rata secara agregat atas tiap produk, karena mereka merasa tidak membutuhkan informasi
biaya masing-masing produk yang lebih terinci dan akurat mengenai tiap produk. Dalam tahun 1950-an
dan 1960-an telah dilakukan beberapa usaha untuk memperbaiki manfaat sistem akuntansi biaya
konvensional untuk kepentingan manajemen. Diperkenalkannya variable costing untuk penyempurnaan
penentuan harga pokok produk pada dasarnya ditujukan untuk memperbaiki penentuan harga pokok
persediaan yang disajikan dalam neraca dan dalam perhitungan rugi laba. Perbaikan akuntansi biaya
pada saat itu pada hakikatnya hanya terpusat pada bagaimana membuat informasi akuntansi keuangan
lebih bermanfaat bagi pemakai luar, tidak ditujukan untuk menghasilkan informasi akuntansi yang
khusus diperuntukkan bagi kepentingan manajemen. Akuntansi manajemen tradisional ini mengacu
pada 3 hal yaitu:
a. Pembagian kerja : dimana organisasi sejumlah pekerjaan terhadap tenaga kerja yang ada dalam
organisasi
b. Hierarki proses fungsional : yaitu dimana setiap organisasi terdapat adanya tingkatan karyawan
menurut fungsinya atau pekerjaan yang khusus dalam organisasi
c. Pengawasan yang ketat : yaitu dibutuhkannya banyak komunikasi dalam hal pengawasan agar
maksimal
Pada tahun 1980-an dan 1990-an banyak ditemukan bahwa praktek-praktek akuntansi manajemen
tradisional sudah tidak mampu lagi melayani kebutuhan manajerial. Kalkulasi biaya produk yang lebih
akurat lebih berguna, dan yang menjelaskan secara rinci penggunaan masukan, dibutuhkan untuk
memungkinkan manajer meningkatkan kualitas, produktifitas, dan mengurangi biaya. Sebagai
tanggapan terhadap kelemahan akuntansi biaya manajemen tradisional, berbagai usaha dilakukan untuk
mengembangkan sistem akuntansi manajemen baru yang dapat memenuhi kebutuhan lingkungan
ekonomi dewasa ini. Seiring perkembangan zaman, manajemen tradisional pun tergeser disebabkan
karena kelemahan dari manajemen tradisional itu sendiri. Di antaranya adalah :
a. Tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dalam keharmonisan kerja
b. Manajer mengalami kesulitan sehingga menyebabkan frustasi perusahaan dikarenakan
karyawan tidak selalu mengikuti pola rasional
c. Mendasarkan pada model ekonomi yang menekankan maksimumisasi pemanfaatan sumbersumber agar biaya produksi per-unit minimum dengan cara peningkatan volume sehingga
meningkatkan biaya produksi total
d. Dalam pembuatan keputusan hanya menekankan pada pertimbangan keuangan, namun tidak
banyak mempertimbangkan aktivitas-aktivitas operasional
e. Dalam pembuatan keputusan mendasarkan anggapan kendala lingkungan yang statik (given),
tidak mendasarkan lingkungan berubah secara dinamik (bergerak)
Sebagai tanggapan terhadap kelemahan akuntansi biaya manajemen tradisional, berbagai usaha
dilakukan untuk mengembangkan sistem akuntansi manajemen baru yang dapat memenuhi kebutuhan
lingkungan ekonomi dewasa ini.
B. Persaingan Global dan Akuntansi Manajemen
Setelah tahun 1900 mulai timbul pengintegrasian antara catatan biaya dan keuangan. Pada awal
abad 20 mulai dikembangkan teknik-teknik dan sistem untuk pendistribusian dan pengalokasian biaya
overhead. Pada awal perkembangan akuntansi manajemen pada dasarnya berkaitan dengan isu-isu
akuntansi biaya tentang penentuan harga pokok produksi. Hal ini karena kecepatan proses produksi
sangat ditentukan oleh kecepatan operasi manual, sehingga belum terlalu rumit. Perkembangan
selanjutnya sesuai dengan pergerakan manajemen ilmiah yang dikemukakan oleh Frederick Taylor. Di
Amerika Serikat gerakan itu dimulai oleh para insinyur-manajer (bukan para akuntan). Pada akhir abad
19 dan awal abad 20, para insinyur dan akuntan menggunakan informasi standar untuk mencapai tiga
tujuan:
1) Untuk menganalisis efisiensi potensial tugas-tugas atau proses.
2) Untuk membandingkan efisiensi sesungguhnya dengan efisiensi potensial. Pelopor pemakaian
sistem penganggaran fleksibel.
3) Untuk menyederhanakan penilaian persediaan produk selesai dan barang dalam proses.
Dalam penilaian ini para akuntan mulai menggunakan informasi biaya standar (Anne Loft, 1991). Awal
abad 20 dikembangkan teknik-teknik akuntansi manajemen berupa anggaran dan kembalian investasi
(ROI). Perkembangan selanjutnya banyak perusahaan merubah struktur organisasinya dari fungsional
menjadi multidivisi. Lingkungan ekonomi telah mensyaratkan perkembangan praktik-praktik akutansi
manajemen yang inovatif dan relevan. Konsekuensinya, sistem akutansi manajemen atas dasar aktivitas
telah dikembangkan dan diimplementasikan di banyak organisasi. Fokus sistem akuntansi manajemen
telah diperluas agar memungkinkan para manajer melayani dengan lebih baik kebutuhan pelanggan dan
mengelola rantai nilai perusahaan. Lebih jauh lagi, untuk mengamankan dan mempertahankan
keunggulan kompetitif, para manajer harus menekankan pada waktu, kualitas, serta efisiensi, dan
informasi akuntansi harus dibuat untuk mendukung tujuan fundamental organisasi.
Kemajuan teknologi informasi perkembangan teknologi informasi menyebabkan batas-batas
antar negara menjadi semakin tidak jelas dengan semakin meluasnya perdagangan bebas di seluruh
dunia dan persaingan bersifat global dan tajam. Sifat persaingan ini menyebabkan laba yang diperoleh
perusahaan-perusahaan yang memasuki tingkat persaingan dunia menjadi menciut. Penciutan laba
memaksa manajemen mencari berbagai strategi baru yang menjadikan perusahaan mampu bertahan dan
berkembang. Hanya perusahaan-perusahaan yang manajemennya berhasil memiliki keunggulan yang
mampu bertahan dan berkembang pada situasi persaingan global dan tajam.
Dunia bisnis menginginkan adanya kemampuan bisnis dan keuangan dalam diri para akuntan
manajemen. Akuntan manajemen harus selalu mengetahui isu-isu terkini (up to date) dalam berbagai
area bisnis, mulai dari ekonomi, politik, pemasaran, manajemen, hingga teknologi sistem informasi.
Selain itu, akuntan manajemen harus mengenal berbagai aturan akuntansi keuangan dalam negara
tempat perusahaannya beroperasi.
Persaingan yang mengglobal lebih merubah sifat pasar bersifat monopolistic menjadi pasar
yang lebih terbuka. Dengan semakin banyaknya pesaing, produsen berlomba-lomba untuk dapat
memperoleh kepercayaan dari pelanggan agar pelanggan tidak lari ke competitor. Orientasi kepada
pelanggan inilah uang menjadi paradigm baru dalam perusahaan yaitu usaha untuk memuaskan
pelanggan. Maximizing profit sudah bergeser menjadi customer satisfaction. Manajemen sekarang
mulai berfikir untuk meningkatkan Customer value, sebab customer value lah yang merupakan kunci
bagi perusahaan untuk dapat menciptakan keunggulan bersaing dibandingkan perusahaan competitor.
Disamping itu perkembangan teknologi manufaktur berkembang begitu pesat dimulai dengan otomasi,
robotisasi, dan komputerisasi telah meubah struktur biaya produksi sedemikian rupa sehingga upah
langsung yang beberapa secade yang selalu menjadi biaya dengan porsi besar menyusut secara drastic.
Proses manufacturing sudah dipandu dengan bantuan komputer yang terpadu. Lingkungan industri
maju seperti inilah yang mendorong lahirnya ilmu-ilmu baru seperti:
Activity-Based Costing (ABC)
Kelemahan-kelemahan sistem tradisional dalam menghadapi perubahan lingkungan
menyebabkan para pemikir mulai mencari system alternative. Kaplan bersama rekan sejawatnya
Cooper dari Harvard Business School merancang suatu sistem alokasi biaya yang selanjutnya
berkembang menjadi satu cabang disiplin akuntansi biaya yang dikenal dengan sistem ABC.
Perbedaan mendasar pertama dari sistem ABC dan sistem tradisional adalah pada asumsi yang
digunakannya. Sistem tradisional mengasumsikan bahwa produk dan segala yang berhubungan
dengan produk menimbulkan biaya, sementara sistem ABC berasumsi bahwa aktivitas
menimbulkan biaya. Sistem ABC memperoleh kekuatan dari bagaimana cara output ABC
digunakan untuk mengelola biaya.Berangkat dari asumsi yang berbeda ini membawa perbedaan
pada cara pengelompokkan biaya produksi, pengalokasiannya, perhitungan dan informasi yang
dihasilkan. Sebagian besar para ahli berpendapat bahwa sistem baru ini dapat menghasilkan
informasi manajemen yang lebih akurat dibanding dengan sistem lama. Keunggulan sistem
ABC akan lebih nyata apabila sistem ABC ini diterapkan pada kondisi yang khusus
(conventional wisdom) antara lain :
a. Dimana perusahaan telah menerapkan otomatisasi sedemikian rupa sehingga biaya tenaga
langsung sangat kecil sekali proporsinya dalam biaya produksi (5%-10%).
b. Dimana perusahaan mempunyai biaya overhead yang sangat besar.
c. Dimana produk yang dihasilkan sudah sangat bervariasi dan proses produksinya sangat
kompleks.
d. Telah menggunakan teknologi komputer yang maju.
Sistem ABC tetap dapat diterapkan di dalam perusahaan dengan kondisi berbeda dengan
kondisi khusus, tetapi hasil yang diperoleh mungkin tidak optimal. Keberhasilan ABC termasuk
mengendalikan biaya dengan mendorong pekerja memanipulasi proses dan membujuk
pelanggan untuk membeli output perusahaan yang dihasilkan untuk menutupi cost-nya.
Contoh pengenalan sistem activity based costing (ABC) di perusahaan India, dimana
membawa perubahan besar dan menyebabkan tambahan manfaat dalam area-area yang berbeda
seperti fokus pada pelanggan yang profitabel, perubahan dalam strategi penetapan harga
produk, eliminasi kegiatan yang berlebihan di seluruh rantai nilai, serta keputusan bauran
produk dan outsourcing. Hal ini mengarah pada fokus strategik.
risiko keuangan. Jika nilai perusahaan menyamai nilai kini arus kas masa depannya, manajemen
potensi risiko yang aktif dapat dibenarkan dengan beberapa alasan yaitu:
1. Pertama, manajemen eksposur membantu dalam menstabilkan ekspektasi arus kas perusahaan.
Aliran arus kas yang lebih stabil dapat meminimalkan kejutan laba sehingga meningkatkan nilai
kini ekspektasi arus kas. Manajemen eksposur yang aktif memungkinkan perusahaan untuk
berkonsentrasi pada risiko bisnisnya yang utama.
Para pemberi pinjaman, karyawan dan pelanggan juga memperoleh manfaat dari manajemen
eksposur. Akhirnya karena kerugian yang ditimbulkan oleh risiko harga dan suku bunga tertentu
dialihkan kepada pelanggan dalam bentuk harga yang lebih tinggi, manajemen eksposur
membatasi risiko yang dihadapi oleh konsumen. Akuntan manajemen membantu dalam
mengidentifikasikan eksposur pasar, mengkuantifikasi keseimbangan yang terkait dengan strategi
respons risiko alternatif, mengukur potensi yang dihadapi perusahaan terhadap risiko tertentu,
mencatat produk lindung nilai tertentu dan mengevaluasi efektivitas program lindung nilai:
A. Identifikasi Risiko Pasar
Kerangka dasar yang bermanfaat untuk mengidentifikasikan berbagai jenis risiko market yang
berpotensi dapat disebut sebagai pemetaan risiko. Kerangka ini diawali dengan pengamatan atas
hubungan berbagai risiko pasar terhadap pemicu nilai suatu perusahaan dan pesaingnya. Dan
biasanya disebut sebagai kubus pemetaan risiko. Istilah pemicu nilai mengacu pada kondisi
keuangan dan pos-pos kinerja operasi keuangan utama yang mempengaruhi nilai suatu
perusahaan. Risiko pasar mencakup risiko kurs valuta asing dan suku bunga, serta risiko harga
komoditas dan ekuitas.
B. Mengkuantifikasi Penyeimbangan
Peran lain yang dimainkan oleh para akuntan dalam proses manajemen risiko meliputi proses
kuantifikasi penyeimbangan yang berkaitan dengan alternatif strategi respons risiko. Akuntan
harus mengukur manfaat dari lindung dinilai dan dibandingkan dengan biaya plus biaya
kesempatan berupa keuntungan yang hilang dan berasal dari spekulasi pergerakan pasar