Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
pertama
lagu
ke
dalam
dalam
melakukan penulisan
notasi
balok
untuk
ini
adalah
memudahkan
pengerjaannya. Jika penulis memiliki full score lagu, maka hal itu lebih
memudahkan pengerjaan. Pada kasus ini, penulis bukanlah pencipta lagu,
maka jika penulis akan mendapat legalitas/izin penulisan dengan cara
meminta izin kepada pencipta lagu. Salah satu kode etik peneliti seni
adalah menghargai karya sebagai hak pencipta seni.
menjadi 4 ketukan dan setiap ketukannya memiliki nilai nada 1/4. Pada
lagu Kanaya menggunakan ritme berupa not penuh, setengah (1/2),
seperdelapan (1/8), sepernambelasan (1/16), seper tiga dua (1/32) dan
triol. Sedangkan teknik biola pada lagu Kanaya menggunakan teknik arco
cara main biola dengan digesek, sedangkan pada bagian A pemain
string melafalkan hamming dengan melodi utamanya. Pada lagu Kanaya
ini dapat diidentifikasikan menjadi 5 tema yakni introduction, bagian A,
bagian B, bagian A dan bagian B.
Kebebasan tempo bagi s eorang pemain guna penyajian ekspresi yang meyakinkan.
pada birama 1-7 terdiri dari instrumen violin 1, violin 2 dan viola dengan
dinamika pianissimo (Pp) yang berarti lembut, sedangkan intensitas nada
dimainkan secara bervariasi baik dari crescendo:
semakin keras) maupun decrescendo:
(semakin
lama
(cara
tanda atau perintah perpanjangan nada dengan panjang tak terten tu, sesuai dengan
keinginan pemimpin orkestra/conductor
2
Beberapa hal yang perlu diingat dan akan selalu digunakan pada
tulisan ini mengenai penandaan, sebagai berikut;
= Kalimat tanya (antecedent)
Motif 1
Tanda aksen dibelakang angka ( ) menunjukkan
kepemilikan kalimat jawab
2. Bagian A
Pada bagian A terdapat pada birama 21-35 dengan memiliki 9 motif
dan 2 frase/kalimat (kalimat tanya dan kalimat jawab) membentuk 1
bagian yakni A. Sebelum memasuki birama 21, melodi sudah terlebih
masuk pada birama 20 dengan posisi menggantung.
Gambar 6. Bagian A
Bagian A dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Motif A1
Gambar 7. Motif A1
b. Motif A2
Gambar 9. Motif A2
Motif A2 dapat digolongkan sebagai ulangan pada sekuens tingkat
lain dari motif A1 dan mengalami pemerkecilan nilai nada. Jenis
sekuensnya adalah sekuens naik yakni sebuah motif yang diulang pada
tingkat nada yang lebih tinggi, diiringi dengan pemindahan kedudukan
nada dan disesuaikan dengan tangga nada/harmoni lagu, sehingga satu
atau beberapa interval mengalami perubahan. Meskipun demikian, motif
asli dengan mudah dapat dikenal kembali. Sedangkan pemerkecilan nada
dapat diartikan iramanya berubah (berkurang nilai nadanya).
e. Motif A1
f. Motif A2
Motif A2
Ul ang an harafiah
h. Motif A4
i.
Melodi
Berikut penjabaran pola melodi pada instrumen english horn yang
ii.
). Adapun
irama atau ritme yang berbeda karana panjangnya pola motif yaitu pada
motif A4 dan A4 dengan perjalanan melodi yang juga berbeda sebagai
berikut :
= 43,
selesai.
Pada birama 27 mengalami accelerando/accel. (semakin cepat)
menuju tempo
1/8 +1/8
1/8 +1/8
= 4/4
iii.
Chord Progression
Chord progression (progresi akord) adalah gerak perubahan dari satu
Dinamika
Dinamika pada lagu Kanaya digunakan untuk menyatakan keras
dari cresscendo pada ketukan ke-3 dan 4. Pada birama ke-32 mengalami
cresscendo sehingga kesan yang timbul menjadi tegas dan mengalami
decrsescendo sebelum memasuki bagian B.
3. Bagian B
Pada bagian B terdapat pada bar 36-40 dengan memiliki 4 motif
(motif B1, B2 dan B1, B2) dan 2 frase (kalimat tanya dan kalimat jawab)
membentuk 1 bagian yakni B. Sebelum memasuki birama 36, melodi pada
violoncello sudah terlebih masuk pada birama 35 dengan posisi
menggantung. Pada bagian ini instrumen english horn berhenti sementara
(tacet) atau tidak memainkan nada apapun.
c. Motif B1
Motif B1
Motif B1
Pemerbesaran nilai nada
i.
Melodi
Berikut penjabaran pola melodi pada instrumen violoncello pada
Nilai nada yang sering digunakan pada notasi irama ada 2 jenis
yakni not 1/16 (perenambelas
).
1) Tempo
Tempo pada bagian B adalah Grave (lambat, berat, tenang dan
sopan = 40-44). Pada birama 36 tempo yang digunakan adalah
= 43,
3/8
= 4/4
Chord Progression
iv.
Dinamika
Pada bagian B permainan string orchestra menjadi dominan. Pada
instrumen violoncello
menggunakan dinamika
sangat keras =
Ff
(semakin lama semakin lembut) sehingga kesan yang timbul semula tegas
menjadi lembut. Kesan yang dibangun pencipta adalah kerumitan cinta
Kanaya yang mulai pasrah dalam keadaannya.
4. Bagian A
Penyebutan nama A pada bagian ini didasarkan pada bentuk
pengulangan bagian yang hampir sama pada bagian A, adanya perbedaan
pengembangan dalam bentuk variasi aransemen dan melodi terletak pada
hamming (suara vokal seperti bunyi hemm). Hamming tersebut bersifat
unison (satu suara) dan dinyanyikan oleh pemain string orchestra itu
sendiri secara bersamaan (tutti). Bagian A terdapat pada birama 41-56
dengan memiliki 11 motif dan 2 frase/kalimat (kalimat tanya dan kalimat
jawab) membentuk 1 bagian yakni A. Sebelum memasuki birama 41,
melodi
sudah
terlebih
masuk
pada
birama
40
dengan
posisi
menggantung.
Pada analisis motif bagian A dianggap sama dengan bagian A,
maka tidak akan dilakukan analisis untuk tidak mengulangi perkejaan
sebelumnya.Jika dilihat dari struktur dan pergerakan melodinya juga
memiliki kemiripan. Untuk pembahasan pada bagian A dilihat dari
keunikan counter melody pada instrumentasi english horn. Untuk dapat
melihat kemiripan pola melodi dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
i. Melodi
Pada bagian ini, melodi utamanya menggunakan vokal hamming
dengan unison dan dinyanyikan secara bersama-sama. Tingkat kerumitan
disini adalah sambil memainkan instrumen biola masing-masing, player
melafalkan hamming secara bersama-sama dengan pola ritme dan melodi
yang sama. Dibutuhkan kekompakan dan keseimbangan antara otak
kanan untuk membaca partitur dan otak kiri untuk menghafal nyanyian,
sedikit kesalahan atau adanya perbedaan pola melodi yang dilafalkan
oleh player maka akan mengurangi keindahan lagu tersebut. Adapun pola
melodi pada umumnya yang dinyanyikan pada lagu Kanaya sebagai
berikut :
= 43,
1/8 +1/8
= 4/4
Gambar
60. Metrum/sukat pada bagian A
iii. Chord Progression
Dinamika
Dinamika pada bagian A hampir sama dengan penempatan pada
pengulangan/adanya
kemirapan
pada
bagian
lagu
Nilai nada yang sering digunakan pada notasi irama ada 2 jenis
yakni not 1/16 (perenambelas
).
1) Tempo
Tempo pada bagian B adalah Largo : lambat, lebar, dan luas ( 4448). Pada birama 56 tempo yang digunakan adalah
pada birama 59 mengalami riiardando/rit. menuju
= 47, selanjutnya
= 45, pada birama 63
3/8
= 4/4
ii.
Chord Progression
Progresi akord pada bagian B dapat dijabarkan sebagai berikut :
iii.
Dinamika
Pada bagian B permainan string orchestra menjadi dominan. Pada
KESIMPULAN
Dari penjabaran diatas maka dapat disimpulkan bahwa lagu
Kanaya memiliki bentuk lagu dua bagian, yakni lagu dengan dua
kalimat/periode yang berlainan. Pada lagu Kanaya ini terdapat 2 bagian
dengan pengulangan yang sama namun memiliki perbedaan variasi.
Dapat dijabarkan sebagai berikut :
[ A (ax) B (by) | A (ax) B (by by) ]
Bagian 1
Bagian 2
Pengulangan
Keterangan :
A
= menunjukkan bagian 1
= menunjukkan bagian 2
= pertanyaan kalimat A
= jawaban kalimat A
= pertanyaan kalimat B
= jawaban kalimat B
= pertanyaan kalimat A
= jawaban kalimat A
= pertanyaan kalimat B
= jawaban kalimat B