Você está na página 1de 3

Nama: Ratna Sari

NIM: 128694057
Kelas: S12A
BAB 6
Filosofi Riset dalam Bidang Akuntansi Keperilakuan
Filsafat ilmu merupakan cabang dari filsafat yang banyak digunakan sebagai batu pijakan dalam
mengembangkan ilmu. Jadi, filsafat ilmu adalah jaringan cabang ilmu sedemikian rupa sedingga
ilmu pengetahuan dapat ditelusuri sampai ke induk filsafatnya.
Filsafat ilmu dapat dikelompokkan menjadi
Ontologi, mempertanyakan hakikat ilmu atau mempertanyakan hal yang akan dikaji oleh
pengetahuan itu.
Epistemologi , mempertanyakan cara pengetahuan diperoleh.
Aksiologi, mempertanyakan tujuan penggunaan dari pengetahuan yang dimaksud.
1.

Pergesaran arah riset

Pendekatan klasikal yang lebih menitiberatkan pada pemikiran normatif yang mengalami masa
kejayaan pada tahun 1960-an. Tahun 1970-an terjadi pergeseran pada pendekatan dalam riset
akuntansi yang dikarenakan pendekatan normatif tidak dapat menghasilkan teori akuntansi yang
siap digunakan dalam praktik sehari-hari.
2.

Filosofi Paradigma Metodologi Riset

Menurut Burrel dan Morgan (1971), suatu pengetahuan dibangun berdasarkan asumsi-asumsi
filosofi yang teridir dari ontologi, epistemologi, hakikat manusia, dan metodologi. Metodologi
dipahami sebagai suatu cara menentukan teknik yang tepat untuk memperoleh pengetahuan.
3. Paradigma Fungisionalis
Sering disebut fungisionalis struktural atau kontijensi rasional yang merupakan paradigma
umum, bahkan sangat dominan digunakan dalam riset akuntansi dibandingkan dengan paradigma
lain sehingga disebut paradigma utama. Secara ontologi, paradigma utama ini dipengaruhi

realitas fisik yang menganggap bahwa realitas objektif berada secara bebas dan terpisah di luar
diri manusia.
4.

Paradigma Interpretif

Bagi paradigma interpretif, ilmu pengetahuan tidak digunakan untuk menjelaskan atau
memprediksi, tapi untuk memahami. Tujuan paradigma ini adalah menganalisis realitas sosial
dan cara realitas sosial tersebut terbentuk.
5.

Paradigma Strukturalis Radikal

Paradigma ini mempunyai kesamaan dengan fungisionalis, yang mengasumsikan bahwa sistem
sosial mempunyai keberadaan ontologis yang konkrit dan nyata. Riset-riset yang diklasifikasikan
dalam paradigma ini adalah riset yang didasat=rkan pada teori Marxisme tradisional.
6.

Paradigma Humanis Radikal

Riset-riset akan diklasifikasikan dalam paradigma ini, jika didasarkan pada teori kritis dari
Frankfurt Schools dan Habermas.
7.

Paradigma Posmodernisme

Posmodernisme menyajikan suatu wacana sosial yang sedang muncul dan meletakkan dirinya di
luar paradigma modern. Paradigma ini merupakan oposisi dari paradigma modern. Contoh karya
yang paling banyak digunakan sebagai dasar aliran posmodernisme yaitu karya Derrida dan
Foucault.
8.

Paradigma Akuntansi Kritis

Paradigma ini dipandang melalui refleksi dan ilmu sosial kritis dan di kemukakan pertama kali
oleh Mattessicj (1964) melalui sebuah derivatif filosofi fungisionalis dalam sistem ekonomi
kapitalis. Teori ini tidak berkaitan dengan penyelesaian masalah keterasingan, melainkan dengan
proses teknik peilaian yang didefinisikan sebagai nilai objektif yang didasarkan pada konsep
ekonomi marginalis.
9.

Peluang Riset Akuntansi Keperilakuan pada Lingkungan Akuntansi

Banyaknya diversifikasi dalam riset akuntansi keperilakuan menyebabkan tidak mungkin suatu
masalah dapat memberikan analisis yang menyeluruh terhadap peluang riset dalam seluruh
bidang. Dengan menelaah riiset ini secara khusus, dapat diperoleh suatu kerangka analisis dan
diskusi yang dibatasi pada peluang, terutama pada hasil potensi sub-bidang dan implikasinya
untuk sub-bidang akuntansi lainnya.

Audit

Akuntansi Keuangan

Akuntansi Manajemen

Sistem informasi Akuntansi

Perpajakan

10.

Pertumbuhan Riset Perilaku

Wawasan dalam riset akuntansi keperilakuan saat ini bisa diperoleh dengan dua cara berikut,
yaitu :
a) Survei publikasi utama dari riset akuntansi keperilakuan
b) Klasifikasi topik artikel yang dipublikasikan dan pemetaan publikasi terhadap model
perilaku individu.

Você também pode gostar