Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun oleh
MONIKA TATYANA YUSUF, S.KED (20100310057)
EVI HERDIANTI, S.KED (20100310079)
HARIS TAQWA, S.KED (20100310176)
PUSKESMAS SEDAYU 1
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
2015
HALAMAN PENGESAHAN
MINI RESEARCH
Mengetahui,
Dosen Pembimbing IKM FKIK UMY
Pembimbing IKM
Kepala Puskesmas
Puskesmas Sedayu 1
Puskesmas Sedayu 1
dr.Sistia Utami
NIP. 197912172006042023
NIP. 197207132006042016
KATA PENGANTAR
Bismillahhirrohmanirrohim
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah, rahmat, dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Mini Research yang
berjudul Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Guru terhadap PHBS dan
Pelaksanaan PHBS Sekolah di SD Wilayah Kerja Puskesmas Sedayu I. Laporan
Mini Research ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat kepaniteraan klinik
di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Sholawat dan salam senantiasa tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan bagi kita.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan selama penulisan Laporan Mini Research ini, antara lain:
1. dr. H. Ardi Pramono, Sp.An, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
2. dr. Sistia Utami, selaku kepala Puskesmas Sedayu 1.
3. dr. Deny Anggoro Prakoso, M.Sc selaku dosen pembimbing Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadyah Yogyakarta yang telah bersedia meluangkan
waktu dan membimbing penulis dengan penuh kesabaran dalam
menyelesaikan Mini Riset ini.
4. dr. Annafatul Mutmainah dan dr. Hari Dwi Setiawan selaku dokter
pembimbing Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Sedayu 1.
5. Seluruh staf Puskesmas Sedayu 1 atas bimbingan dan masukannya
selama penulis menjalankan stase Ilmu Kesehatan Masyarakat
diPuskesmas Sedayu 1.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Mini Research ini masih jauh dari
sempurna, sehingga saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diperlukan oleh
penulis. Semoga Mini Research ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta menambah
khasanah ilmu pengetahuan Kedokteran Indonesia.
3
Wassalamualaikum wr.wb.
Yogyakarta, 24 Januari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
BAB 1......................................................................................................................2
PENDAHULUAN...................................................................................................2
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................2
B. Rumusan Masalah............................................................................................4
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................4
D. Manfaat Penelitian...........................................................................................5
E. Keaslian Penelitian..........................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................7
A. Pengetahuan....................................................................................................7
B. Perilaku
.....................................................................................................10
5. Sasaran PHBS............................................................................................22
6. Strategi PHBS............................................................................................23
7. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku........................................................25
D. Kerangka Konsep..........................................................................................28
E. Hipotesis ......................................................................................................28
BAB III..................................................................................................................29
METODE PENELITIAN.......................................................................................29
A. Desain Penelitian...........................................................................................29
B. Populasi dan Sampel......................................................................................29
C. Lokasi dan Waktu Penelitian.......................................................................30
D. Variabel dan Definisi Operasional...............................................................30
E. Instrumen Penelitian....................................................................................31
F. Cara Pengumpulan Data................................................................................32
G. Uji Validitas dan Reabilitas...........................................................................33
H. Pengolahan dan Analisa Data........................................................................33
I. Etika Penelitian...............................................................................................34
BAB IV..................................................................................................................35
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................35
A. Hasil Penelitian.............................................................................................35
B. Pembahasan Hasil Penelitian.........................................................................46
DAFTAR TABEL
Sekolah
BAB 1
PENDAHULUAN
memiliki
derajat
kesehatan
yang
setinggi-tingginya
(Destya
2009).
Sekolah merupakan salah satu instansi yang mendapat perhatian khusus dalam
program PHBS dengan dibuatnya 8 indikator PHBS sekolah. Hal ini dimaksudkan
karena di dalam instansi sekolah terdapat anak-anak yang merupakan siswa sebagai
generasi penerus yang diharapkan mampu meneruskan PHBS pada generasi-generasi
selanjutnya. Jumlah anak di indonesia rata-rata 30% dari total penduduk Indonesia
atau sekitar 237.556.363 orang dan usia sekolah merupakan masa keemasan untuk
menanamkan nilai-nilai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sehingga berpotensi
sebagai agen perubahaan untuk mempromosikan PHBS, baik di lingkungan sekolah,
keluarga dan masyarakat. Saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 250.000 sekolah
negeri, swasta maupun sekolah agama dari berbagai tindakan.
Tetapi, ada hal yang masih sering luput dari perhatian publik bahwasanya di
sekolah, guru memegang peranan penting terhadap perilaku hidup dan bersih setiap
siswanya, karena guru adalah sosok yang dicontoh serta pengajar bagi para siswanya,
sehingga perilaku hidup bersih dan sehat guru di sekolah adalah titik tumpu
terlaksananya perilaku hidup bersih dan sehat siswa di sekolah. Hal ini tampak dari
penelitian-penelitian yang hanya konsen pada perilaku hidup bersih dan sehat pada
siswa-siswa tanpa melibatkan ataupun tanpa melakukan penelitian serupa pada pihak
guru.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu pilar
kesehatan yang menjadi salah satu dari program Puskesmas. Puskesmas sebagai
ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat merupakan sarana kesehatan yang
sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu peranan
Puskesmas hendaknya tidak lagi menjadi sarana pelayanan pengobatan dan
rehabiliatif saja tetapi juga lebih ditingkatkan pada upaya promotif dan preventif.
Untuk mengetahui suatu masyarakat telah melakukan perilaku hidup bersih dan sehat
atau belum, maka diperlukan pendataan yang berkelanjutan dan terus-menerus
(surveilans) guna mengevaluasi dari salah satu program Puskesmas tersebut.
Surveilans yang dilakukan mencakup seluruh bagian masyarakat dalam satu
wilayah kerja suatu Puskesmas, termasuk sekolah berikut staf-staf yang terlibat di
dalamnya. Selama beberapa tahun ke belakang, Puskesmas Sedayu I telah melakukan
surveilans terhadap PHBS sekolah pada sekolah-sekolah khususnya sekolah dasar di
wilayah kerja Puskesmas Sedayu I. data yang diperoleh adalah dari tahun 2012, 2013
dan 2014, sementara untuk tahun 2015 belum didapatkan data dari kegiatan
surveilans.
Berdasarkan dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka penulis
tertarik untuk melakukan Mini Research dengan judul Gambaran Pengetahuan dan
Perilaku Guru terhadap PHBS dan Pelaksanaan PHBS Sekolah di Sekolah Dasar
Wilayah Kerja Puskesmas Sedayu I. Selain untuk mengetahui PHBS pada guru-guru
serta pelaksanaan PHBS sekolah di sekolah dasar wilayah kerja Puskesmas Sedayu I,
data dari penelitian ini juga dapat digunakan oleh Puskesmas sebagai data surveilans
tahun 2015, sehingga ke depannya dapat dilakukan follow up serta tindak lanjut
terhadap data yang telah diperoleh guna mewujudkan kesehatan masyarakat wilayah
kerja Puskesmas Sedayu I yang paripurna.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1) Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Guru di Sekolah Dasar Wilayah Kerja Puskesmas Sedayu I ?
2) Bagaimanakah Gambaran PHBS Sekolah Dasar Wilayah Kerja Puskesmas
Sedayu I terhadap 8 Indikator PHBS Sekolah ?
3) Apa sajakah Faktor Kendala tidak/belum terlaksananya PHBS Sekolah sesuai
8 Indikator PHBS Sekolah pada Sekolah Dasar Wilayah Kerja Puskesmas
Sedayu I ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Mengetahui Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Guru di Sekolah Dasar Wilayah Kerja Puskesmas Sedayu I.
2) Mengetahui Gambaran PHBS Sekolah Dasar Wilayah Kerja Puskesmas
Sedayu I terhadap 8 Indikator PHBS Sekolah.
3) Mengetahui Faktor Kendala tidak/belum terlaksananya PHBS Sekolah sesuai
8 Indikator PHBS Sekolah pada Sekolah Dasar Wilayah Kerja Puskesmas
Sedayu I.
D. Manfaat Penelitian
1) Sebagai bahan masukan bagi guru-guru Sekolah Dasar di wilayah kerja
Puskesmas Sedayu I untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
terutama di lingkungan sekolah sebagai contoh bagi anak-anak didik di
sekolah yang bersangkutan.
2) Sebagai bahan masukan bagi pihak Puskesmas Sedayu I untuk bahan evaluasi
mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Sekolah Dasar sekaligus
mengetahui faktor kendala yang menyebabkan tidak/belum terlaksananya
PHBS Sekolah di wilayah kerja Puskesmas Sedayu I.
3) Sebagai bahan perbandingan bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan
dengan PHBS.
4) Sebagai referensi dan wawasan bagi pengembangan ilmu pengetahuan
khusunya mengenai PHBS Sekolah.
E. Keaslian Penelitian
1. Ciputra Tilovi Gani dkk (2015) telah melakukan penelitian tentang Hubungan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada siswa-siswi Kelas 5 SD Panggang terhadap
terjadinya Common Cold di Wilayah Kerja Puskesmas sedayu I. Hasil penelitian
tersebut didapatkan PHBS untuk anak kelas 5 SD Panggang di wilayah kerja
Puskesmas Sedayu I sebagian besar termasuk kategori PHBS dengan persentase
93%, responden yang masuk ke dalam kriteria PHBS menderita Common Cold
sebanyak 9 anak (29%) serta dalam penelitian ini tidak ada hubungan yang
bermakna antara PHBS pada anak kelas 5 SD Panggang di wilayah kerja
Puskesmas Sedayu I dengan angka kejadian Common cold.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).
a. Proses Adopsi Perilaku
Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari
oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974), seperti yang dikutip
Notoatmodjo (2003), mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi
perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses
yang berurutan, yakni :
1. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu
2. Interest, yakni orang mulai tertarik pada stimulus
3. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut
bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi
4. Trial, yakni orang mulai mencoba perilaku baru
2. Memahami (comprehension)
10.
Memahami diartikan
sebagai
suatu
kemampuan
untuk
10
B. Perilaku
16.
aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan sangata luas.
Jadi dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah
semua kegiatan atau aktivitas manusia baik yang diamati langsung maupun
yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
17. Skinner seorang ahli psikologi seperti yang dikutip Notoatmodjo
(2003), menyatakan bahwa perilaku merupakan respon terhadap stimulus
yang diterima dari luar. oleh karena ada stimulus tersebut, maka akan terjadi
perilaku pada organism tersebut yang merupakan respon. Sehingga teori ini
dinamakan S-O-R atau Stimulus-Organisme-Respon. Dilihat dari bentuk
respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua :
1. Perilaku tertutup (covert behavior)
11
manusia berperilaku. Dalam hal ini ada beberapa teori tentang perilaku
(Machfoedz dan Suryani, 2007) :
1. Teori Naluri (instinc theory)
21.
Menurut McDougall, perilaku itu disebabkan oleh naluri, dan
McDougall mengajukan suatu daftar naluri. Naluri merupakan
perilaku yang innate, perilaku yang bawaan, dan naluri akan
mengalami perubahan karena pengalaman.
22.
Pendapat McDougall ini mendapat tanggapan yang cukup
tajam dari F. Allport yang menerbitkan buku Psikologi Sosial tahun
1924, yang berpendapat bahwa perilaku manusia itu disebabkan oleh
12
13
1. Pengertian PHBS
27.
langsung maupun
luar. Perilaku
tidak
kesehatan
langsung
yang
adalah
suatu
pelayanan
lingkungan (Notoatmodjo,
serta
adalah
14
upaya
memberikan
kelompok,
dan
memberikan
pengalaman
masyarakat
informasi
pengetahuan,
belajar
dengan
dan
membuka jalur
edukasi
guna
komunikasi,
meningkatkan
dapat
menerapkan
masyarakat (empowerment)
hidup
sehat
dapat
dilihat
kurikulum.
Sekolah
adalah
tempat
diselenggarakannya
juga
mempunyai
fungsi
sebagai
pusat
pendidikan
untuk
guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau dan mampu
15
institusi
pendidikan.
Indikator
PHBS
di
institusi
air
Siswa dan
guru
air
besar.
Perilaku
mencuci
sebelum
cuci
tangan
makan
tangan
dengan
dan
dengan
sabun
sesudah
air
dan
buang
mengalir
dan
menyarankan cuci
tangan
dengan
air
mengalir dan sabun karena dapat meluruhkan semua kotoran dan lemak
yang mengandung kuman. Cuci tangan ini dapat dilakukan
sebelum makan,
dengan
orang
hewan,
dan
setelah
beraktivitas
lain, setelah
sehabis
dari
diluar
bersin atau
toilet.
pada
saat
sekolah, bersalaman
pencegahan
dan
16
penanggulangan
ini disosialisasikan di
lingkungan
sekolah untuk
melatih hidup sehat sejak usia dini. Anak sekolah menjadi sasaran yang
sangat
penting
karena
diharapkan
dapat
menyampaikan informasi
karbohidrat,
lemak,
protein,
bersih, tidak
mengandung
syarat
kesehatan
(leher
angsa
dengan
tidak
dijamah
oleh
hewan,
tidak
mencemari
tanah
di
17
38.
raga di sekolah
dan
mental
bertujuan
anak agar
untuk
memelihara
tidak mudah
kesehatan fisik
sakit. Dalam
rangka
segar.
Dengan melakukan
bentuk
lain:
tubuh,
berat
badan,
Kegiatan
ini
dilakukan
dilakukan
untuk
memberantas
Memberantas
sekolah dilakukan
jentik
dengan gerakan
nyamuk
M
dan mengubur)
tempat-tempat penampungan
drum, tempayan,
ban
minimal seminggu
jentik nyamuk
warga sekolah.
ini
bekas,
sekali. Hasil
kemudian
tempat
yang
di
dilingkungan
(menguras,
air
air minum,
didapat
(bak
dan
menutup,
mandi,
lain-lain)
dari pemberantasan
sosialisasikan
kepada seluruh
18
41.
sekolah. Timbulnya
kebiasaan
Di
merokok
sekolah
diawali
siswa
dari
dapat
melihat
melakukan
sekolah. Banyak
akan menjadi
sangat
tidak
anak-anak menganggap
lebih
dewasa. Merokok
dianjurkan
karena
rokok
bahwa
di
dengan
merokok
lingkungan
mengandung
sekolah
banyak
zat
penimbangan
berat
badan
di
serta
sekolah
status
gizi anak sekolah. Hal ini dilakukan untuk deteksi dini gizi buruk maupun
gizi lebih pada anak usia sekolah.
45.
menjaga
agar
19
47.
2) Guru
wajib
menegur
dan
menasehati
siswa
yang
3) Mencatat
siswa-siswi
yang membuang
sampah
di
(Depkes, 2012)
52.
siswa
Perilaku
sebelum
cuci
tangan
makan
tangan
dan
guru
dapat
dengan menggunakan
dan
dengan
air
sesudah
mengalir
buang
dan
20
penyakit
yang disebabkan
oleh
penularan
sekolah
(menguras, menutup,
air
dilakukan
dan
mengubur)
dengan gerakan
tempat-tempat penampungan
(bak mandi, drum, tempayan, ban bekas, tempat air minum, dan
lain-lain) minimal
pemberantasan
seminggu
jentik
sekali. Hasil
nyamuk
ini
yang
kemudian
didapat
dari
disosialisasikan
tempat
sampah.
Dimana
fasilitas
tersebut
dapat
menunjang siswa dan siswi dalam berperilaku hidup bersih dan sehat
dilingkungan sekolah.
4. Manfaat PHBS
56.
upaya promotif
Kebijakan
pembangunan
kesehatan
ditekankan
pada
21
dan produktif. Pola hidup sehat merupakan perwujudan paradigma sehat yang
berkaitan dengan perilaku perorangan,
masyarakat
yang
berorientasi
keluarga,
sehat dapat
kelompok,
meningkatkan,
dan
memelihara,
dan melindungi kualitas kesehatan baik fisik, mental, spiritual maupun sosial.
Perilaku hidup sehat meliputi perilaku proaktif untuk:
57.
olah
59.
penyakit;
60.
Manfaat
PHBS
di
lingkungan
sekolah
yaitu
agar
terwujudnya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan
masyarakat lingkungan
sekolah terlindungi
penyakit, meningkatkan
berdampak pada prestasi
institusi
semangat
belajar
pendidikan semakin
dari
berbagai
ancaman
citra
yang
sekolah sebagai
22
5. Sasaran PHBS
62.
dalam lima
tempat
tinggal, di
pendidikan,
dan
tempat
di
sarana
a. Sasaran primer
64.
Sasaran
dirubah perilakunya
utama
dalam institusi
atau
murid
dan
pendidikan
guru
yang
yang
akan
bermasalah
b. Sasaran sekunder
66.
Sasaran
pendidikan yang
yang
mempengaruhi
individu dalam
institusi
c. Sasaran tersier
68.
dalam mendukung
pendanaan,
kebijakan,
dan
kegiatan
untuk
23
Kebijakan
Nasional
Promosi
kesehatan
menetapkan
tiga strategi dasar promosi kesehatan dan PHBS yaitu (Notoatmodjo, 2007):
70.
Merupakan
proses
attitude,
pemberdayaan
72.
73.
dan
pemberian
agar
informasi
sasaran
practice.
berubah
Sasaran
secara
terus
dari
aspek
utama
dari
menciptakan
lingkungan
sosial
yang
1) Pendekatan individu
75.
2) Pendekatan kelompok
76.
24
77.
c. Advokasi (Advocacy)
78.
dari
Upaya
yang
terencana
untuk mendapatkan
dukungan
berupa
tokoh
masyarakat
formal
yang
berperan
sebagai
penentu
itu,
dana
non
pemerintah.
masalah
dengan
memilih
salah
Penerapan
terdapat faktor-faktor
perilaku
hidup
bersih
sehat
(PHBS)
non
perilaku
25
(non behavioral
bahwa
faktor perilaku
a. Faktor Predisposisi
81.
pengetahuan
baru
pada
subyek
tersebut,
sikap
subyek
terhadap
PHBS
diharapkan
akan
membentuk perilaku (psikomotorik) subyek terhadap PHBS. Faktorfaktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya prilaku
seseorang antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan dan juga
nilai-nilai tradisi.
82.
Hubungan
antara
konsep
pengetahuan
dan
praktek
26
c. Faktor Penguat
85.
tujuan yang terwujud dalam peran keluarga terutama orang tua, guru
dan petugas kesehatan untuk saling bahu membahu, sehingga tercipta
kerjasama yang baik antara pihak rumah dan sekolah yang akan
mendukung
anak
dalam
memperoleh
pengalaman
yang
hendak
27
90.
91.
92.
93.
94.
95.
96.
97.
28
29
99.
100.
E. Hipotesis
1) Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Guru di Sekolah
Dasar Wilayah Kerja Puskesmas Sedayu I adalah baik.
2) Gambaran PHBS Sekolah Dasar Wilayah Kerja Puskesmas Sedayu I terhadap
8 Indikator PHBS Sekolah adalah baik.
101.
102.
103.
104.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian survey dengan menggunakan desain
atau rancangan penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif merupakan
suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat
gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo,
2002). Metode atau rancangan deskriptif merupakan rancangan yang
mendeskripsikan seperangkat peristiwa atau kondisi populasi saat itu.
Deskripsi tersebut dapat terjadi pada lingkungan individu di suatu daerah
tertentu atau lingkungan kelompok pada masyarakat di daerah tertentu
(Notoatmodjo, 2002).
B. Populasi dan Sampel
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah guru sekolah dasar
yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Sedayu 1 yang berjumlah 148
orang. Sampel pada penelitian ini adalah guru sekolah dasar dari SD N
Panggang, SD N Gunung Mulyo, dan SD N Puluhan, Sedayu, Bantul.
Menurut Dempsey (2002) sampel sebesar 30 atau lebih sudah
dianggap mewakili keakuratan populasi atau dengan kata lain representatif
untuk dianalisis. Besar sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 32 orang
30
31
maupun semua warga sekolah dalam berperilaku hidup bersih dan sehat di
sekolah untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Adapun indikator PHBS di
sekolah yaitu ada 8 indikator; mencuci tangan dengan air yang mengalir dan
menggunakan
sabun,
mengonsumsi
jajanan
sehat
di
kantin
sekolah,
menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur dan terukur,
memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di sekolah, menimbang berat badan
dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan, membuang sampah pada tempatnya.
E. Instrumen Penelitian
Bentuk instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner sebagai alat
ukur terkait pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah untuk
mengukur pengetahuan dan perilaku guru. Pada sub pengetahuan terdapat 4
pertanyaan namun yang dinilai hanya 3 pertanyaan yang terdiri dari pertanyaan
pernah mendengar tentang PHBS sekolah atau tidak, definisi PHBS sekolah, dan
macam-macam indikator PHBS sekolah.
Sedangkan pada sub perilaku terdapat 10 pertanyaan tertutup atau
checklist tentang pelaksanaan PHBS sekolah yang dilaksanakan guru sekolah
dasar tersebut. Kemudian pada sub faktor kendala disediakan 2 pertanyaan untuk
mendeskripsikan faktor kendala yang dirasakan guru-guru dalam melaksanakan
PHBS di sekolah dan saran yang dapat diberikan untuk memudahkan
pelaksanaan PHBS di sekolah masing-masing. Sedangkan pada pertanyaan untuk
pelaksanaan PHBS di lingkungan sekolah terdapat 14 pertanyaan tertutup untuk
menilai pelaksanaan PHBS di lingkungan sekolah itu sendiri, jika ada 1 jawaban
32
yang tidak mengarah pada PHBS maka di lingkungan sekolah tersebut belum
terlaksana PHBS sekolah.
F. Cara Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
kuesioner mengenai pengetahuan dan perilaku guru sekolah dasar wilayah
Puskesmas Sedayu 1 terhadap PHBS sekolah dan pelaksanaan PHBS sekolah di
sekolah dasar wilayah kerja Puskesmas Sedayu 1. Jalannya penelitian ini adalah
sebagai berikut;
1) Pertama peneliti melakukan survey tempat penelitian; 2) Peneliti
melakukan survey pendahuluan di SD N Panggang, SD N Gunung Mulyo, dan SD
N Puluhan, Sedayu untuk memperoleh data primer berupa jumlah guru yang
terdapat di sekolah masing-masing; 3) Peneliti membuat surat ijin untuk
melakukan penelitian di SD N Panggang, SD N Gunung Mulyo, dan SD N
Puluhan, Sedayu, Bantul; 4) Peneliti menyebarkan kuesioner kepada responden
penelitian. Peneliti memperkenalkan diri, tujuan, serta manfaat dari penelitian
sebelum meminta responden mengisi kuesioner. Setelah kuesioner diisi oleh
responden, kuesioner dikembalikan kepada peneliti dan dianalisis dengan program
SPSS 16.
G. Uji Validitas dan Reabilitas
Dalam penelitian ini peneliti tidak menggunakan uji validasi dan
realibilitas, karena peneliti menggunakan kuesioner indikator PHBS yang diadopsi
33
dari karya tulis ilmiah Siti Fatimah, 2012 dengan judul Pengaruh Intervensi
Promosi Kesehatan Terhadap Pengetahuan, Sikap, dan Praktek Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat SDN Kembaran Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo
Propinsi Jawa Tengah.
H. Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Dalam proses pengolahan daa terdapat langkah-langkah sebagai berikut;
Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh
atau dikumpulkan.
Coding
Coding yaitu memberikan kode agar memudahkan dalam pengumpulan data.
Tabulating
Tabulating merupakan hasil pengkodean dimasukkan ke dalam tabel dilakukan
secara manual.
Data Entry
Data-data yang telah diolah dimasukkan ke dalam tabel atau database komputer.
Penyajian Data
Setelah data diolah, data tersebut disajikan dalam bentuk tabel. Untuk
memudahkan pembaca, data tersebut disajikan dalam bentuk narasi.
2. Analisa Data
34
(informed
consent)
untuk
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Pengetahuan Guru SD terhadap PHBS Sekolah
Berikut ini adalah gambaran pengetahuan guru sekolah dasar di wilayah
kerja Puskesmas Sedayu 1,Bantul terhadap 8 indikator PHBS Sekolah.
Terdapat 3 pertanyaan essai yang dinilai benar dan salahnya untuk menilai
pengetahuan tentang PHBS sekolah. Pertanyaan tersebut diantaranya adalah
pernah mendengar PHBS sekolah atau belum, definisi PHBS sekolah, dan
menyebutkan 8 indikator PHBS sekolah.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Guru SD Panggang, SD Gunung
Mulyo, dan SD Puluhan Wilayah Kerja Puskesmas Sedayu 1
Terhadap 8 Indikator PHBS Sekolah
Pertanyaan
SD Panggang
SD Gunung
SD Puluhan
Mulyo
N
%
N
%
N
%
1. Pernah dengar
PHBS Sekolah
Pernah
Belum Pernah
2. Definisi PHBS
Sekolah
Benar
Salah
11
0
100,0
0
14
0
100,0
0
6
1
85,7
14,3
5
6
45,5
54,5
8
6
57,1
42,9
3
4
42,9
57,1
35
3. 8 Indikator PHBS
8.
14.
20.
26.
32.
Sekolah
9.
15.
21.
27.
33.
4. >50%JawabB
10.
16.
22.
28.
34.
enar
11.
17.
23.
29.
5. <50%JawabB
12.
18.
24.
30.
35.
enar
13.
19.
25.
31.
6. Salah Semua
36.
7.
37.
Sumber : Data Primer yang diolah
38.
39.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Guru SD di Wilayah Kerja
Puskesmas Sedayu 1 Terhadap 8 Indikator PHBS Sekolah
40.
41.
42.
P
G
44.
81.
82.
83.
1. Pernah dengar
48.
PHBS Sekolah
49.
46. Pernah
50.
47. Belum Pernah
51.
2. Definisi PHBS
58.
Sekolah
59.
56. Benar
60.
57. Salah
61.
3. 8 Indikator PHBS
70.
Sekolah
71.
66. >50%JawabB
72.
enar
73.
67. <50%JawabB
74.
enar
68. Salah Semua
69.
Sumber : Data Primer yang diolah
45.
52.
53.
54.
55.
62.
63.
64.
65.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
36
terhadap PHBS sekolah. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa hampir
seluruh guru SD di wilayah kerja Puskesmas Sedayu 1 pernah mendengar
tentang PHBS sekolah dengan persentase 96,9% meskipun ada sedikit yang
belum pernah mendengar. Kemudian mengenai definisi PHBS sekolah yang
benar dalam menjawab pertanyaan tersebut sebesar 50%, sebagian yang lain
menjawab dengan kurang tepat atau belum memahami tentang PHBS sekolah.
84.
besar menjawab benar <50% dengan persentase 71,9 %. Untuk jawaban benar
<50% masing-masing guru hanya mampu menjawab 1 sampai 2 indikator
PHBS sekolah secara benar dari 8 indikator PHBS yang ada. Sedangkan untuk
jawaban benar >50% ada guru yang mampu menjawab 3 sampai 4 indikator
PHBS sekolah secara benar dari 8 indikator PHBS yang ada.
2. Gambaran Perilaku Guru SD Terhadap PHBS Sekolah
85.
37
1. Budaya cuci
tangan di sekolah
97. Sudah
98. Belum
92.
93.
94.
95.
96.
99.
100.
101.
102.
103.
104.
105.
106.
107.
108.
109.
110.
111.
112.
113.
114.
115.
116.
117.
7
2. Cuci tangan
sebelum/sesudah
makan
119. Ya
120.Tidak
121.
122.
123.
124.
125.
126.
127.
128.
129.
130.
131.
132.
133.
134.
135.
136.
137.
138.
139.
140.
118.
0
141.
142.
143.
144.
7
145.
-
38
3. Cuci tangan
dengan sabun, air
mengalir
146.Ya
147.Tidak
148.
149.
150.
151.
152.
153.
154.
155.
156.
157.
158.
159.
160.
161.
162.
163.
164.
165.
166.
167.
168.
169.
170.
171.
172.
2
173.
5
4.
Merokok
174.Ya
175.Tidak
176.
177.
178.
179.
180.
181.
182.
183.
184.
185.
186.
187.
188.
189.
3
190.
4
5. Bungkus Rokok
yang dihabiskan
191.<1 bungkus
192.1 bungkus
193.>1 bungkus
194.Tidak
Merokok
195.
196.
197.
198.
199.
200.
201.
202.
203.
204.
205.
206.
207.
208.
209.
210.
211.
212.
213.
214.
215.
216.
217.
218.
219.
220.
221.
1
222.
2
223.
224.
4
39
6. Merokok di
lingkungan
sekolah
225.Ya
226.Tidak
227.
228.
229.
230.
231.
232.
233.
234.
235.
236.
237.
238.
239.
240.
241.
242.
243.
244.
245.
246.
247.
248.
249.
250.
3
251.
4
7. Keg Olahraga di
Sekolah
252.Sudah
253.Belum
254.
255.
256.
257.
258.
259.
260.
261.
262.
263.
264.
265.
266.
267.
268.
269.
270.
271.
272.
7
8. Rutin melakukan
olahraga setiap
hari
274.Ya
275.Tidak
276.
277.
278.
279.
280.
281.
282.
283.
284.
285.
286.
287.
288.
289.
290.
291.
292.
293.
294.
295.
273.
296.
297.
298.
299.
1
300.
6
9. Olahraga dalam
seminggu
301.1 kali
302.2 kali
305.
306.
307.
311.
312.
313.
40
317.
318.
319.
323.
324.
325.
329.
330.
303.3 kali
304.>3kali
308.
309.
310.
314.
315.
316.
320.
321.
322.
326.
327.
328.
331.
5
332.
1
333.
334.
1
337.
338.
339.
340.
341.
342.
343.
344.
345.
346.
347.
348.
349.
350.
351.
352.
353.
354.
355.
356.
357.
358.
359.
360.
5
361.
2
362.
Sumber : Data Primer yang diolah
363.
364.
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Perilaku Guru SD Wilayah Kerja
Puskesmas Sedayu 1 Terhadap 8 Indikator PHBS Sekolah
365.
366.
P
G
1. Budaya cuci
tangan di sekolah
370.Sudah
371.Belum
41
368.
369.
372.
373.
374.
375.
376.
377.
378.
379.
2. Cuci tangan
sebelum/sesudah
makan
380.Ya
381.Tidak
3. Cuci tangan
dengan sabun, air
mengalir
392.Ya
393.Tidak
382.
383.
384.
385.
386.
394.
395.
396.
397.
398.
387.
388.
389.
390.
391.
399.
400.
401.
402.
403.
4.
406.
407.
408.
416.
417.
418.
419.
420.
421.
409.
410.
411.
422.
423.
424.
425.
426.
427.
430.
431.
432.
433.
434.
442.
443.
444.
445.
452.
453.
454.
455.
456.
435.
436.
437.
438.
439.
446.
447.
448.
449.
457.
458.
459.
460.
461.
Merokok
404.Ya
405.Tidak
5. Bungkus Rokok
yang dihabiskan
412.<1 bungkus
413.1 bungkus
414.>1 bungkus
415.Tidak
Merokok
6. Merokok di
lingkungan
sekolah
428.Ya
429.Tidak
7. Keg Olahraga di
Sekolah
440.Sudah
441.Belum
8. Rutin melakukan
olahraga setiap
hari
450.Ya
451.Tidak
42
9. Olahraga dalam
seminggu
462.1 kali
463.2 kali
464.3 kali
465.>3kali
490.
491.
492.
466.
467.
468.
469.
470.
471.
480.
481.
482.
483.
484.
472.
473.
474.
475.
476.
477.
485.
486.
487.
488.
489.
493.
43
sebanyak 1 bungkus atau kurang dari 1 bungkus. Dari semua yang mempunyai
kebiasaan merokok sehari-hari, yang masih merokok di lingkungan sekolah
adalah 9,4%. Namun sebagian besar guru tidak merokok di lingkungan sekolah
494.
44
497.
45
2. SD Wil Kerja
1.
1. Tersedia tempat
Puskesmas
Sedayu 1
4.
5.
N
8.
%
13.
9.
14. 498.
10.
15.
11.
16.
66
499.
12.
17.
33
2. Sekolah punya
20.
24.
kantin
18. Ya
19. Tidak
21.
25.
22.
26.
10
23.
3. Jajanan memenuhi
standar kesehatan
28. Ya
29. Tidak
27.
30.
34.
31.
35.
32.
36.
10
33.
4. Tersedia jamban
38. Ya
39. Tidak
37.
40.
43.
41.
44.
10
42.
5. Rasio
Ketersediaan
Jamban
46. Ya
47. Tidak
45.
48.
53.
49.
54.
50.
55.
51.
56.
33
46
500.
501.
502.
47
504.
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
gambaran
pengetahuan guru SD terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Sekolah masih
kurang. Pada hasil penelitian menunjukkan memang hampir semua guru SD
pernah mendengar tentang PHBS sekolah namun banyak dari guru SD ini yang
belum memahami tentang PHBS sekolah dimulai dari menyebutkan definisi
dan kemampuan untuk menyebutkan 8 indikator PHBS sekolah. Dari hasil
survey kami guru SD pada responden penelitian padahal sebesar 81,8% sudah
pernah mendapatkan penyuluhan tentang PHBS sekolah.
506.
Kurangnya pengetahuan tentang PHBS sekolah oleh
guru ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor pengaruh, faktor pengaruh dari
luar seperti metode yang kurang efektif atau kurang menarik dalam
penyampaian penyuluhan tentang PHBS sekolah kepada guru oleh tenaga
kesehatan
sehingga
tidak
menjadikan
paham
akan
PHBS
sekolah,
pengetahuan dan aplikasi perilaku diri yang saling berkaitan, banyak guru yang
sudah
mengetahui
tentang
PHBS
sekolah
namun
keinginan
untuk
prasarana sekolah yang belum memadai sehingga menjadikan lupa karena tidak
dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari (Notoadmodjo, 2003).
508.
Pengetahuan atau kognitif adalah domain yang sangat
penting dalam membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan di dalam domain
kognitif mempunyai 6 tingkatan diantaranya adalah tahu, memahami, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi. Tahu adalah tingkatan pengetahuan yang paling
rendah karena pada tingkatan tahu seseorang hanya dapat mengingat kembali
tentang materi yang pernah dipelajarinya seperti pada guru ketika ditanya
pernah atau tidak mendapatkan penyuluhan PHBS sekolah atau mendengar
PHBS sekolah, rata-rata menjawab pernah. Sedangkan tingkatan selanjutnya
adalah memahami dimana diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan menginterpretasi materi secara
benar (Notoatmodjo,2003).
509.
Pada responden penelitian ini didapatkan hasil bahwa
masih banyak yang menjawab belum benar terhadap definisi PHBS sekolah
dan apa saja indikator dari PHBS sekolah itu sendiri yang mana pertanyaan ini
sebenarnya untuk menilai tingkat pengetahuan tentang pemahaman guru
terhadap PHBS sekolah. Jika guru telah paham terhadap PHBS sekolah maka
seharusnya dapat dilanjutkan pada tingkatan selanjutnya yaitu tahap aplikasi
yang merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi dan kondisi sebenarnya (Notoatmodjo, 2003).
510.
Pada tahap aplikasi ini akan dinilai tentang perilaku
guru terhadap PHBS sekolah, dimana akan dibahas pada sub bahasan
49
merokok
di
lingkungan
sekolah
mayoritas
sudah
tidak
50
512.
sekolah, kurangnya
menghilangkan kebiasaan yang buruk, serta faktor dari luar yaitu kurangnya
sarana dan prasarana yang ada di sekolah untuk menunjang kegiatan PHBS
sekolah.
513. Perilaku dapat dibedakan menjadi perilaku tertutup yang berarti hanya
memberikan perhatian, persepsi, pengetahuan akan suatu hal namun tidak ada
tindakan nyata dan perilaku terbuka yang berarti respon seseorang terhadap
suatu stimulus dalam bentuk tindakan nyata. Perilaku terbuka inilah yang
dibutuhkan dari setiap individu untuk menimbulkan perubahan baik ke arah
yang lebih baik atau lebih buruk (Skinner cit Notoatmodjo, 2003). Perilaku
yang ditunjukkan oleh guru ini sebagian besar sudah memberikan perilaku
terbuka untuk menjadikan perubahan PHBS sekolah menjadi lebih baik
514. Meskipun sebagian besar guru sudah melaksanakan PHBS sekolah,
namun belum dilaksanakan secara sempurna seperti sudah mencuci tangan
namun belum memakai sabun, kemudian sudah berolahraga namun belum
rutin, dan tidak merokok di lingkungan sekolah namun belum berusaha
mengingatkan guru yang lain yang masih merokok di lingkungan sekolah
karena masih ada beberapa guru yang merokok di lingkungan sekolah.
51
515.
Untuk
menjadikan
seseorang
berpindah
pada
perilaku
baru
Selain itu dari pihak sekolah dapat membuat suatu peraturan sekolah atau SOP
berkenaan dengan penghargaan atau sanksi bagi pihak-pihak yang
bermasalah, serta penunjukkan kader PHBS sekolah dari guru.
3. Pelaksanaan PHBS Sekolah di Lingkungan Sekolah Dasar Wilayah Kerja
Puskesmas Sedayu 1
518.
53
beserta dengan sabun. Ada yang sudah tersedia tempat cuci tangan namun
tidak tersedia sabun, kemudian tempat cuci tangan tidak 1 kelas 1 tempat cuci
tangan, serta ketersediaan air sering mati dan ada air yang tidak layak
konsumsi seperti airnya berbau dan berminyak.
520.
sekolah ada 2, salah satunya adalah ketersediaan air bersih yang bebas dari
jentik nyamuk. Air bersih ini akan digunakan untuk berbagai keperluan
diantaranya adalah cuci tangan guna mencegah penularan penyakit diare,
disentri, typhoid, hepatitis A, ISPA, flu burung, dsb. Kemudian ketersediaan
sabun juga diperlukan karena sabun dapat mengangkat semua kotoran baik
debu, maupun bakteri yang menempel pada tangan.
521.
54
522.
prasarana sekolah adalah berkaitan dengan kesadaran dari siswa, guru, dan
penghuni sekolah yang lain untuk melaksanakan PHBS sekolah serta
kebiasaan di luar sekolah yang belum berperilaku hidup bersih dan sehat yang
kaitannya adalah dengan peran orang tua terhadap siswa untuk sama-sama
55
sarana dan prasarana sekolah yang belum cukup tersedia adalah karena orang
tua juga belum membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat di rumah, masih
banyak orang tua yang membelikan jajanan tidak sehat di luar sekolah ketika
anak meminta atau tidak membawakan bekal sehat dari rumah, padahal di
sekolah sudah dilarang untuk membeli makanan di luar sekolah oleh guru.
525.
masih banyak guru yang sudah mengetahui PHBS sekolah namun kurang
dalam mengingatkan siswa-siswinya ketika tidak melakukan perilaku hidup
bersih dan sehat. Selain itu faktor dari guru itu sendiri yang masih belum
melakukan perilaku hidup bersih dan sehat seperti merokok di lingkungan
sekolah, tidak mencuci tangan ketika akan makan dan sesudah makan,
maupun setelah dari toilet, tidak membuang sampah sesuai dengan tempatnya
dan pada akhirnya akan memberikan contoh yang kurang baik kepada siswasiswinya.
526.
56
BAB V
531.
532.
A. Kesimpulan
disimpulkan bahwa;
1. PHBS di sekolah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat
lingkungan sekolah agar tahu, mau, dan mampu mempraktekkan PHBS dan
berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat.
2. Pengetahuan guru SD wilayah kerja Puskesmas Sedayu 1 terhadap PHBS
sekolah masih kurang, hampir semuanya pernah mendengar dan tahu tentang
PHBS sekolah, namun banyak yang belum memahami tentang definisi PHBS
sekolah, manfaat, dan macam indikator PHBS (sebagian besar menjawab benar
<50%).
57
B. Saran
58
537.
545.
546.
547.
548. DAFTAR PUSTAKA
549.
550.
Jakarta: RinekaCipta
551.
Dempsey A.D., Patricia A.D. (2002). Buku Ajar & Latihan Riset
Keperawatan Edisi 4. EGC: Jakarta
552.
553.
554.
555.
556.
Penyakit
557.
558.
560.
60
561.
562.
61