Você está na página 1de 48

Diperkirakan terdapat lebih dari

500.000 luka pertahunnya yang


merupakan luka akibat senjata api.
Jumlah tersebut mewakili seperempat
dari total perkiraan 2,3 juta kematian
akibat kekerasan. 42% nya merupakan
kasus bunuh diri, 38% merupakan
kasus pembunuhan, 26 % merupakan
perang dan konflik persenjataan

BAB
LATARI

BELAKAN
PENDAHULUAN
G

Di Indonesia masih banyak ditemukan


kasus penembakan dengan
menggunakan senjata api. Setiap
dokter yang bekerja di perlu
memahami Ilmu Kedokteran Forensik
terlebih dahulu agar tidak menemui
kesulitan dalam menerapkan ilmu
kedokteran yang dimilikinya untuk
kepentingan peradilan.

Penelitian kuantitatif tentang letak regio


luka tembak regio kepala (40,7%),
leher (7,0%), dada (12,6%), regio
abdomen (9,6%), genital (0,2%),
anggota gerak atas (tangan dan segmen
atas) 12,82% dan 10,48, dan anggota
gerak bawah (6,6%)

RUMUSAN
MASALAH

Bagaimana
mekanisme
kerja senjata
api?
Bagaimana
mekanisme
terjadinya
luka akibat
senjata api?

Apa saja
jenis-jenis
senjata api?
Bagaimana
pemeriksaan
forensik untuk
mengindentifikasi
luka akibat
tembakan senjata
api?

Tujuan
Umum
Mengetahui definisi luka tembak

Tujuan
Peneliti
an

Mengetahui jenis-jenis senjata api


lama dan modern

Tujuan
Khusus

Mengetahui mekanisme kerja


senjata api
Mengetahui proses terjadinya
tembakan
Mengetahui cara
mengklasifikasikan luka tembak
Mengetahui gambaran luka
tembak secara makroskopik
Mengetahui gambaran luka tembak
secara mikroskopik
Mengetahui pemeriksaan forensik
yang dapat digunakan

MANFAAT PENELITIAN

Manfaat
Teoritis

Manfaat Aplikatif

Bagi
Mahasiswa

Bagi Tenaga
Medis

Bagi
Masyarakat

Definisi
Trauma tembus yang disebabkan oleh peluru
atau proyektil yang ditembakkan melalui
senjata api

Klasifikasi Luka Tembak


Luka Tembak
Masuk

Luka Tembak
Keluar

Tempel
Jarak dekat
Jarak Menengah
Jarak Jauh

Komposisi
Luka Tembak Masuk

Luka Tembus

Kelim lecet

Kelim Tatto

Kelim Jelaga

Kelim
Tatto

Kelim
lecet

Kelim
Jelaga
Luka Tembak Tempel

Kelim Tato
Jarak Menengah

Jarak Jauh

Luka Tembak Keluar

JENIS SENJATA
TENAGA
PENDORONG

SENJATA API, SENJATA ANGIN,

CARA
MENGGUNAKAN

SENAPAN, HANDGUN

PANJANG
LARAS

LARAS PANJANG, LARAS PENDEK

PERMUKAAN
DALAM LARAS

LARAS RATA, ALUR MELINGKAR

SENJATA ANGIN

LARAS PANJANG

SENJATA API

SENJATA

RIFLE
S
SHOTGUN
Marinir
Amerika
Serikat
menembakka
n senapan
gentel
Benelli M4
saat latihan

Senjata api
laras pendek

REVOLVER

PISTOL

Senjata Api
Laras Panjang

Chinese AKS-47 semi-automatic rifle

SKS-45

bentuk permukaan dalam laras

Senjata berlaras rata (smooth-walled weapon) :


shotgun, senapan angin, pistol, atau revolver sering
dibuat tanpa alur melingkar
Senjata beralur melingkar (rifled weapon) : arah
putaran ke kiri (COLT) dan arah putaran ke kanan
(Smith and Wesson).

Komponen Yang Keluar Setiap


Tembakan
1.
2.
3.
4.

Anak peluru ,
Api ,
Asap & jelaga ,
Butir mesiu

MEKANISME TERJADINYA LUKA

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


TEMBAKAN:
Besar dan bentuk anak peluru
Balistik (kecepatan, energi kinetik, stabilitas anak peluru)
Kerapuhan anak peluru
Kepadatan jaringan sasaran
Vulnerabilitas jaringan sasaran

Kelim Lecet

Kelim Kesat

Kelim Tattoo

Kelim Jelaga

Kelim Api

Jejak Laras

JEJAS PADA LUKA TEMBAK

Luka Tembus

Kelim lecet

Kelim Tatto

Kelim Jelaga

Mekanisme Kerja Senjata

memanfaatkan tekanan tinggi dari


udara atau gas untuk melontarkan
anak proyektil atau anak peluru
keluar dari laras dengan kecepatan
tinggi

Internal
BALISTIK

Eksterna
l
Terminal

Balistik internal
Ekspansi terkendali dari gas pembakaran
mesiu menghasilkan tekanan (gaya /
daerah). Energi yang ditransmisikan ke
peluru akan tergantung pada kekuatan
massa, interval waktu dan gaya
diterapkan. Perjalanan peluru melalui
laras senapan ditandai dengan
meningkatkan percepatan gas untuk
memperluas pendorong di atasnya. Tetapi
penurunan tekanan dalam barel sebagai
akibat dari pengembangan gas. Sampai
titik tekanan berkurang, semakin panjang
laras, semakin besar percepatan peluru.

Balistik eksternal

Agar anak peluru dapat berjalan stabil


dalam lintasannya, permukaan dalam laras
dibuat beralur spiral dengan diameter yang
sedikit lebih kecil dari diameter anak peluru,
anak peluru dipaksa untuk bergerak maju
sambil berputar sesuai porosnya dan ini
akan memperoleh gaya sentripetal,
sehingga anak peluru tetap dalam posisi
ujung depannya di depan dalam lintasannya
setelah lepas laras menuju sasaran

Balistik terminal

Peluru dengan kecepatan tinggi mulai


menyimpang lebih parah dan saat berbelok dan
bahkan memutar setelah memasuki jaringan. Hal
ini menyebabkan banyak jaringan yang displaced
dan meningkatkan tarikan. Peluru yang lebih berat
mungkin memiliki energi kinetik yang lebih pada
jangkauan yang lebih panjang ketika menuju
target, tetapi dapat menembus baik sehingga
keluar target dengan banyak energi kinetik sisa.
Bahkan peluru dengan energi kinetik rendah
dapat memberikan kerusakan jaringan yang
signifikan dan target adalah pada jarak pendek
(seperti pada pistol).

Peluru menghasilkan kerusakan


jaringan

Laserasi

Kavitasi

Gelombang
kejut

Deskripsi Luka Tembak

Lokasi
Jarak dari puncak kepala atau telapak kaki
serta ke kanan dan kiri garis tengah tubuh
Lokasi secara umum terhadap bagian
tubuh

Deskripsi luka luar

Residu tembakan yang terlihat

Ukuran dan bentuk


Lingkaran abrasi, tebal dan pusatnya
Luka bakar
Lipatan kulit utuh atau tidak
Tekanan ujung senjata
Grains powder
Deposit bubuk hitam, termasuk korona
Tattoo
Metal stippling

Perubahan
Oleh tenaga medis
Oleh bagian pemakaman

Track
Penetrasi organ
Arah
Kerusakan sekunder
Kerusakan organ individu

Penyembuhan luka tembakan


Titik penyembuhan
Tipe misil
Tanda identifikasi
Susunan

Luka keluar
Lokasi
Karakteristik

Penyembuhan fragmen luka tembak


Pengambilan jaringan untuk menguji
residu

Proses terjadinya
tembakan

1.

Senjata yang digunakan :

Jenisnya
Kalibernya
2. Cara melakukan tembakan
Jarak tembak
Arah tembakan
Daya tembus

VeR
Luka tembak
Jejas laras
Perkiraan
Kelim api
Atau
Kelim jelaga
penentuan
Kelim Tato (tatoase)
Jarak tembak

Pemeriksaan Mikroskopik
1. Kompresi, elongasi, dan pipihnya sel epitel kulit
disekitar luka tembak
2. Distorsi dari sel epidermis di tepi luka yang bercampur
butir-butir mesiu
3. Epitel nekrose, koagulatif, sembab, dan vakuolisasi
sel-sel basal
4. Jaringan kolagen kulit menyatu dengan pewarnaan HE
sehingga lebih terlihat biru (basofilik steining)
5. Tampak perdarahan baru dalam epidermis dengan
butir mesiu
6. Inti sel dermis mengkerut, vakuolisasi, dan piknotik
7. Butir mesiu tampak sebagai benda tak beraturan,
warna hitam kecoklatan

Lanjutan
8. Pada luka tembak tempel hard contact permukaan kulit
tidak didapatkan butir mesiu, butir mesiu akan didapatkan
dilapisan bawahnya , khususnya di sepanjang tepi saluran
luka

9. Pada luka tembak tempel soft contact butir mesiu


terdapat pada kulit dan jaringan dibawah kulit

10. Pada luka tembak jarak dekat, butir mesiu terdapat


pada permukaan kulit jarang pada lapisan kulit

Pemeriksaan Penunjang

Mendoku
mentasik
an arah
peluru

Melihat
apakah
peluru /
bagianny
a masih
di dalam
tubuh

Mengiden
tifikasi
jenis
amunisi
yang
digunaka
n

X-ray

Menentuk
an letak
peluru

Menentuk
an letak
fragmen
kecil
peluru
yang
ditinggalk
an

Pemeriksaan Lain
Tes Parafin

Tes Harrison dan Gilroy

Tes untuk
mendeteksi nitrit dan
nitrat
Dilakukan untuk
mendeteksi sisa
mesiu yang
menempel pada
jaringan kulit
Bisa negatif palsu
apabila tercemar
tembakau, kacang,
pupuk, atau obatobatan

Menggunakan kasa
yang sudah dibasahi
dengan asam klorida
Untuk mendeteksi
adanya unsur logam
seperti merkuri,
antimony, barium,
atau timah hitam

Neutron Activation
Analysis
Lebih sensitif untuk
mendeteksi logam
seperti tes Harrison
dan Galroy meskipun
jaringan sudah
dibersihkan
Tes lain yang lebih
sensitif yaitu Atomic
Absorbtion
Spectroscopy (AAS)
atau Flameless
Atomic Absorbtion
Spectroscopy (FAAS)

Comparison of Gunshot Entrance


Morphologies Caused Luger Bullets: A Finite
Element Analysis Study by .40-Caliber Smith
& Wesson, .380-Caliber, and 9-mm

343 m/s
288 m/s

300 m/s

Bullets

Shap Velocity(
e
m/s)

Mass(g)

Energy(J)

FMJ RN 380

Roun
d
Nose

288

6.16

256

FMJ,FP 40 S&W

Flat
point

300

11.66

524

FMJ,RN 9x19 mm
Luger

Roun
d
Nose

343

7.45

440

KESIMPULAN

Luka akibat tembakan sejanta api = luka e.c


trauma benda mekanik (benda tumpul), dan
fisik (panas), yaitu anak peluru yang
jalannya giroskopik.

Flat Point bulat irregular


Round Nose segitiga irregular.

SARAN
Penelitian kedepan lebih mudah diakses
Dokter
mengenali berbagai karakteristik
luka tembak
Hati-hati dalam menangani luka tembak
tidak merusak barang bukti
Penelitian
menggunakan teknologi yang
semakin canggih

THANK YOU

Você também pode gostar