Você está na página 1de 4

INTERNATIONAL SAFETY MANAGEMENT (ISM) CODE 1998 DAN INTERNATIONAL SHIP

AND PORT SECURITY (ISPS) CODE


Ditulis Oleh Tim Merah Putih
International Safety Management (ISM) Code 1998
Pada dasarnya ISM Code mengatur adanya manajemen terhadap keselamatan (safety) baik
Perusahaan Pelayaran maupun kapal termasuk SDM yang menanganinya.
1. Untuk Perusahaan Pelayaran, harus ditunjuk seorang Manajer yang bertanggung jawab dan
melakukan pengawasan terhadap keselamatan (safety) dari Perusahaan Pelayaran tersebut.
Manajer penanggung jawab ini harus bertanggung jawab dan mempunyai akses langsung
kepada Pimpinan tertinggi dari Perusahaan Pelayaran tersebut.
Perusahaan Pelayaran diwajibkan mempunyai system dan prosedur penanggulangan dan
pencegahan di darat yang mendukung terhadap peristiwa gangguan keselamatan (safety) yang
mengancam aktivitas pelayaran di Perusahaan Pelayaran tersebut.
Contoh : KM. Senopati Nusantara yang mengalami kecelakaan pada tanggal 12 Februari
2007. Sementara KM. Senopati telah mendapatkan teguran pada tanggal 10 Oktober 2006
berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan oleh Marine Inspektur dari Pelabuhan Cirebon dengan
hasil yang tidak berfungsinya (sumber : Putusan Mahkamah Pelayaran Nomor 918/051/III/MP.07
tertanggal 5 Maret 2007) :
1. EPIRB (emergency position indication radion bicon),
2. Two way VHF Radio telephone
3. Radar transponder 9 GHz (SART).
Seharusnya berdasarkan ISM Code, Perusahaan Pelayaran yang mengoperasikan kapal KM.
Senopati mempunyai prosedur agar KM. Senopati mendapatkan perbaikan dan perawatan
system navigasi sesuai dengan hasil pemeriksaan pertanggal 10 Oktober 2006. Apabila
Perusahaan Pelayaran tersebut mengikuti aturan yang telah ditetapkan dalam ISM Code maka
Nakhoda melaporkan tidak berfungsinya peralatan navigasi kepada Manajer yang bertanggung
jawab dalam safety di perusahaan tersebut, dan seharusnya Manajer yang bersangkutan
mempunyai wewenang penuh untuk tidak mengijinkan KM. Senopati beroperasi sampai system
navigasi berfungsi kembali. Dengan terjadinya kecelakaan dan tidak berfungsinya system
navigasi kapal maka dapat disimpulkan bahwa ISM Code tidak di implementasikan baik di kapal
maupun di Perusahaan Pelayaran yang bersangkutan.
Untuk menunjang pengimplementasian ISM Code maka diperlukan SDM yang mempunyai
sertifikat keahlian dibidang penanggulangan dan pencegahan terhadap gangguan keselamatan.
Setiap 5 (lima) tahun sekali dilakukan validasi terhadap sertifikat keahlian tersebut dan
pemenuhan persyaratan keselamatan Perusahaan sesuai dengan ketentuan ISM Code.
Secara periodik dilakukan pelatihan terhadap penanggulangan dan pencegahan gangguan
keselamatan terhadap aktivitas pelayaran dari Perusahaan Pelayaran yang bersangkutan. Untuk
menanggulangi dan mencegah keselamatan, Perusahaan Pelayaran harus memiliki fasilitas dan
peralatan sesuai dengan ketentuan ISM Code.
2. Untuk kapal, disetiap kapal harus mempunyai system dan prosedur penanggulangan dan
pencegahan terhadap peristiwa gangguan terhadap keselamatan (safety) dan dalam
pelaksanaannya harus menunjuk seorang Perwira yang bertanggung jawab dalam melakukan
pengawasan terhadap keselamatan (safety) kapal dan pencegahan pencemaran dari kapal.
Dalam rangka penanggulangan gangguan keselamatan kapal dan pencegahan pencemaran dari
kapal, secara periodik dilakukan pelatihan diatas kapal.

Kapal harus mempunyai kelengkapan fasilitas dan peralatan keselamatan termasuk alat untuk
berkomunikasi antar kapal, antara kapal dengan darat dan antara kapal dengan Perusahaan.
Kapal yang memenuhi persyaratan keselamatan kapal dan pencegahan pencemaran dari kapal
diberikan sertifikat ISM Code. Setiap 5 (lima) tahun sekali dilakukan validasi terhadap sertifikat
keselamatan kapal dan pencegahan pencemaran dari kapal sesuai dengan ketentuan ISM Code.
Untuk kepentingan memenuhi persyaratan ISM Code di Perusahaan dan kapal, SDM yang
menangani penanggulangan keselamatan kapal dan pencegahan pencemaran dari kapal harus
melalui pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan tugasnya.
Pelaksanaan ISM Code di pelabuhan harus ditunjuk seorang Petugas Pengawas Keselamatan
Kapal untuk melakukan pengecekan terhadap validasi persyaratan keselamatan kapal dan
pencegahan pencemaran dari kapal yang diangkat oleh Menteri.
Dalam melaksanakan pengecekan tersebut, Petugas Pengawas Keselamatan Kapal harus
dilakukan oleh minimal 2 (dua) orang dan ditunjuk oleh Syahbandar.
Pelaksanaan dan penentuan tata cara pengawasan keselamatan kapal seharusnya dilakukan
oleh Adpel yang didalam RUU Pelayaran yang akan datang (yang diusulkan oleh Stakeholders)
menjadi kewenangan Syahbandar.
Pertanyaan yang menggelitik :
Apakah selama ini Adpel kita sudah melaksanakan tugas dan fungsinya terhadap pelaksanaan
ISM Code ??????
1. International Ship and Port Security (ISPS) Code 2002
Pada dasarnya ISPS Code mengatur mengenai keamanan kapal, pelabuhan dan fasilitas
pelabuhan.
1. Tujuan ISPS Code
Untuk menetapkan suatu kerangka kerjasama internasional yang meliputi kerjasama antara
Negara-negara Peserta, Badan-badan Pemerintah, Administrasi Lokal, dan Industri Pelayaran,
serta Pelabuhan, untuk mendeteksi ancaman keamanan dan mengambil tindakan pencegahan
terhadap insiden keamanan yang mempengaruhi kapal atau fasilitas pelabuhan yang digunakan
untuk perdagangan internasional.
Untuk menetapkan tanggungjawab dan peran dari masing-masing Negara-negara Peserta,
Badanbadan Pemerintah, Administrasi Lokal, dan Industri Pelayaran, serta Pelabuhan, pada
tingkatan nasional dan internasional untuk meningkatkan keamanan maritim.
Untuk memastikan pengumpulan dan pertukaran informasi yang efektif yang terkait dengan
keamanan lebih awal.
Untuk menyediakan suatu metodologi penilaian keamanan agar di tempatnya memiliki
rancangan dan prosedur dalam mengambil langkahlangkah perubahan tingkatan keamanan;
dan
Untuk memastikan kepercayaan bahwa ketentuan-ketentuan keamanan maritim cukup tersedia
dan proporsional pada tempatnya.
2. Persyaratan fungsional
Dalam rangka mencapai sasarannya, terdapat persyaratan fungsional yaitu :
Pengumpulan, pemeriksaan dan pertukaran informasi antar negara peserta berkenaan dengan
ancaman keamanan;
Mewajibkan pemeliharaan protokol komunikasi kapal dan fasilitas pelabuhan (antara kapal
dengan kapal, antara kapal dengan darat dan antara kapal dengan radio pantai);

Pencegahan akses yang tidak berkepentingan ke kapal, fasilitas pelabuhan dan area terlarang
untuk umum;
Mencegah pembawaan senjata yang tidak memiliki ijin, alat pembakar atau bahan peledak ke
kapal atau fasilitas pelabuhan;
Menyediakan peralatan untuk membunyikan alarm sebagai reaksi terhadap ancaman keamanan
atau insiden keamanan;
Mewajibkan adanya rancangan keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan berdasarkan hasil
penilaian keamanan; dan
Mewajibkan adanya pelatihan, gladi secara periodik untuk memastikan agar terlatih terhadap
pelaksanaan rancangan dan prosedur pengamanan.
3. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut telah menetapkan beberapa
kebijakan untuk pemberlakuan ISPS Code yang dimulai sejak 1 Juli 2004, antara lain :
Keputusan Menteri Perhubungan KM 33 Tahun 2003 mengenai Pemberlakuan Amandemen
SOLAS 1974 tentang Pengamanan Kapal dan Fasilitas Pelabuhan (ISPS Code) di wilayah
Indonesia.
Keputusan Menteri Perhubungan KM 3/2004 tentang Penunjukan Direktur Jenderal Perhubungan
laut sebagai Designated Authority Pelaksanaan ISPS Code.
Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor KL. 93/I/3-04 tanggal 12 Februari
2004 tentang Pedoman Penetapan Organisasi yang diakui Recognized Safety Organization
(RSO).
Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor KL.93/2/I-04 tanggal 14 Mei 2004
tentang Penunjukan Direktur Penjagaan dan Penyelamatan Sebagai Penanggung Jawab
Implementasi ISPS Code.
Walaupun secara resmi telah dinyatakan bahwa ISPS Code telah diberlakukan sejak tanggal1
Juli 2004 di pelabuhan yang terbuka untuk perdagangan luar negeri, namun dalam
pelaksanaannya bila dinilai secara jujur belum ada satu pelabuhanpun yang telah memenuhi
persyaratan ISPS Code secara optimal.
Contoh :
1. Peristiwa KM. Levina I dan KM. Lampung yang menggambarkan bahwa kita belum siap untuk
melaksanakan ISPS Code secara benar.
2. Di dermaga Pelabuhan Utama Tg. Priok masih ada pedagang asongan, tukang jamu, ojek
serta pengunjung tanpa tanda pengenal yang masih bebas masuk, dimana daerah tersebut
merupakan daerah terlarang (restricted area). Apalagi di pelabuhan-pelabuhan lainnya.
4. Dalam pelaksanaan ISPS Code masih ditemui beberapa kendala maupun hambatan sebagai
berikut :
Kurangnya pemahaman dari semua pihak dalam mengimplementasikan ISPS Code di
pelabuhan dan di kapal.
Beberapa pelabuhan/fasilitas pelabuhan masih memberlakukan Declaration of Security (DoS)
kepada kapal. Hal ini bertentangan dengan ketentuan ISPS Code, karena yang berhak meminta
DoS adalah pihak kapal dengan kondisi tertentu.
Penerapan pemeriksaan kapal asing (Port State Control), dimana Port State Control Officer
(PSCO) juga melakukan tugas tambahan ISPS Code padahal jumlahnya masih sangat terbatas,
sementara itu terdapat 141 pelabuhan yang terbuka untuk perdagangan luar negeri.
Masalah Sumber Daya Manusia, kelemahan SDM bukan hanya pada pihak penyedia jasa
(swasta), tetapi juga pada pihak pemerintah (regulator) yang belum memahami ISPS Code
secara benar.

Masalah komunikasi, merupakan aspek terpenting yang harus segera dibenahi, karena ISPS
Code pada dasarnya adalah suatu Sistem Manajemen Komunikasi Keamanan. Beberapa alat
keamanan mandatory (wajib) dalam ISPS Code seperti Automatic Identification System (AIS)
dan Ship Security Alarm System (SSAS) yang telah terpasang di kapal-kapal tidak akan berarti
banyak jika tidak dipasang pula di pelabuhan sebagai penerima yang harus juga dibekali dengan
pengetahuan dan keterampilan yang sama.
Mahalnya biaya untuk menunjang dilaksanakan dan di implementasikannya ISPS Code. Oleh
sebab itu diusulkan pengurangan jumlah pelabuhan/terminal internasional di Indonesia karena
implikasi dari sebuah pelabuhan/terminal internasional harus dilengkapi dengan sarana dan
prasarana ISPS Code. (saat ini terdapat 141 pelabuhan internasional yang terbuka perdagangan
luar negeri. Jumlah terminal yang terbuka untuk perdagangan luar negeri belum diketahui).
Jakarta, 02 April 2007
International Safety Management (ISM) Code 1998 dan International Ship and Port Security
(ISPS) Code 2002
Pendahuluan
International Maritime Organization (IMO), dahulu bernama International Maritime Consultative
Organization (IMCO) bermarkas di London, yang secara periodik membahas masalah
keselamatan maritim internasional dan telah menghasilkan konvensi-konvensi secara berturutturut sebagai berikut :
1. Safety of Life at Sea (SOLAS) 1928;
2. Safety of Life at Sea (SOLAS) 1948;
3. Safety of Life at Sea (SOLAS) 1960;
4. Safety of Life at Sea (SOLAS) 1974;
Yang selanjutnya secara periodik dilengkapi dengan amandemen-amandemen antara lain :
1. Safety of Life at Sea (SOLAS) 1974 Amandemen 1998, yang mengatur tentang International
Safety Management (ISM) Code.
2. Safety of Life at Sea (SOLAS) 1974 Amandemen 2002, yang mengatur tentang International
Ship and Port Security (ISPS) Code.
Khusus mengenai ISPS Code 2002 dilatarbelakangi oleh peristiwa penyerangan terhadap kapal
niaga maupun kapal perang, dan terlebih lagi peristiwa serangan dengan pesawat udara
terhadap World Trade Center (WTC) New York pada tanggal 11 September 2001.
Berawal dari peristiwa WTC tersebut kalangan internasional khususnya anggota IMO melihat
ancaman terhadap keamanan pelayaran yang harus segera di antisipasi karena penggunaan
sarana transportasi dapat digunakan sebagai senjata yang dapat menghancurkan.
Sebagai tindak lanjut, maka pada tanggal 9 12 Desember 2002 IMO mengadakan konferensi di
London yang telah menghasilkan amandemen terhadap SOLAS 1974.

Você também pode gostar

  • Motor Listrik 1 Fasa
    Motor Listrik 1 Fasa
    Documento11 páginas
    Motor Listrik 1 Fasa
    Ahmad Arif Zulfikar
    Ainda não há avaliações
  • Jujui
    Jujui
    Documento1 página
    Jujui
    Panji Kresno Wijanarko
    Ainda não há avaliações
  • CERPENNN
    CERPENNN
    Documento2 páginas
    CERPENNN
    Panji Kresno Wijanarko
    Ainda não há avaliações
  • Latihan Kubus
    Latihan Kubus
    Documento15 páginas
    Latihan Kubus
    Panji Kresno Wijanarko
    Ainda não há avaliações
  • Template Laporan Kerja
    Template Laporan Kerja
    Documento7 páginas
    Template Laporan Kerja
    Panji Kresno Wijanarko
    Ainda não há avaliações
  • Sum
    Sum
    Documento1 página
    Sum
    Panji Kresno Wijanarko
    Ainda não há avaliações
  • Jujui
    Jujui
    Documento1 página
    Jujui
    Panji Kresno Wijanarko
    Ainda não há avaliações
  • Testimoni
    Testimoni
    Documento4 páginas
    Testimoni
    Panji Kresno Wijanarko
    Ainda não há avaliações
  • Kecamatan Tenggilis Mejoyo Daerah Kutisari
    Kecamatan Tenggilis Mejoyo Daerah Kutisari
    Documento784 páginas
    Kecamatan Tenggilis Mejoyo Daerah Kutisari
    Panji Kresno Wijanarko
    Ainda não há avaliações
  • Bki Volume II
    Bki Volume II
    Documento2 páginas
    Bki Volume II
    Panji Kresno Wijanarko
    Ainda não há avaliações
  • Mate Ma Tika Mandir I
    Mate Ma Tika Mandir I
    Documento9 páginas
    Mate Ma Tika Mandir I
    Tsamara Putra
    Ainda não há avaliações
  • Penggunaan Must
    Penggunaan Must
    Documento10 páginas
    Penggunaan Must
    Panji Kresno Wijanarko
    Ainda não há avaliações
  • Unclos Terjemahan
    Unclos Terjemahan
    Documento172 páginas
    Unclos Terjemahan
    Hartotok Vipnet
    Ainda não há avaliações
  • 10 Sandi Rapi
    10 Sandi Rapi
    Documento3 páginas
    10 Sandi Rapi
    Panji Kresno Wijanarko
    Ainda não há avaliações
  • Bahaya Narkoba Bagi Remaja
    Bahaya Narkoba Bagi Remaja
    Documento1 página
    Bahaya Narkoba Bagi Remaja
    Panji Kresno Wijanarko
    100% (1)
  • Dreams
    Dreams
    Documento1 página
    Dreams
    Panji Kresno Wijanarko
    Ainda não há avaliações
  • Firing 1
    Firing 1
    Documento1 página
    Firing 1
    Panji Kresno Wijanarko
    Ainda não há avaliações
  • Ayam Saus Inggris
    Ayam Saus Inggris
    Documento1 página
    Ayam Saus Inggris
    Panji Kresno Wijanarko
    Ainda não há avaliações
  • Pasti Datang
    Pasti Datang
    Documento1 página
    Pasti Datang
    Panji Kresno Wijanarko
    Ainda não há avaliações
  • Resensi Buku
    Resensi Buku
    Documento1 página
    Resensi Buku
    Panji Kresno Wijanarko
    Ainda não há avaliações
  • Angket Bindo
    Angket Bindo
    Documento1 página
    Angket Bindo
    Panji Kresno Wijanarko
    Ainda não há avaliações
  • Matching Machine
    Matching Machine
    Documento12 páginas
    Matching Machine
    Panji Kresno Wijanarko
    Ainda não há avaliações
  • Drama
    Drama
    Documento6 páginas
    Drama
    Panji Kresno Wijanarko
    Ainda não há avaliações
  • 1 4 Kti
    1 4 Kti
    Documento7 páginas
    1 4 Kti
    Panji Kresno Wijanarko
    Ainda não há avaliações
  • Bahaya Narkoba Bagi Remaja
    Bahaya Narkoba Bagi Remaja
    Documento1 página
    Bahaya Narkoba Bagi Remaja
    Panji Kresno Wijanarko
    100% (1)
  • Gear Box
    Gear Box
    Documento17 páginas
    Gear Box
    Panji Kresno Wijanarko
    Ainda não há avaliações
  • Book1 (Recovered)
    Book1 (Recovered)
    Documento6 páginas
    Book1 (Recovered)
    Panji Kresno Wijanarko
    Ainda não há avaliações
  • Andhika - BAB III General Arrangement SAFINA
    Andhika - BAB III General Arrangement SAFINA
    Documento56 páginas
    Andhika - BAB III General Arrangement SAFINA
    Panji Kresno Wijanarko
    Ainda não há avaliações
  • Bahaya Narkoba Bagi Remaja
    Bahaya Narkoba Bagi Remaja
    Documento1 página
    Bahaya Narkoba Bagi Remaja
    Panji Kresno Wijanarko
    100% (1)
  • Template Draft
    Template Draft
    Documento3 páginas
    Template Draft
    DestaRifkyAldara
    Ainda não há avaliações