Você está na página 1de 40

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah


Indonesia sehat 2010 merupakan visi baru pembangunan kesehatan
guna

mengantifikasi dan

menjawab

tantangan-tantangan baru serta

perubahan global dalam bidang kesehatan, sesuai dengan kemajuan


teknologi di bidang kesehatan.
Undang-undang kesehatan No. 23 tahun 1992 ayat 1 menerangkan
bahwa : sehat yaitu keadaan sejahtera dari badan, jiwa yang memungkinkan
setiap orang hidup produtif secara social dan ekonomi.
Oleh karena itu untuk menghadapi era globalisasi ini, keperawatan
sangat di tuntut peranan dan keikutsertaan dalam mensuksenkan dan
mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan dengan cara memberi asuhan
keperawatan akan terwujud bila perawat memiliki ilmu pengetahuan,
keterampilan yang cukup dan bersikap sesuai dengan profesi dalam
menjalankan tugas memberikan asuhan keperawatan.
Nyeri angina disebabkan

oleh tidak adekuatnya aliran oksigen

terhadap miocardeim.
Menurut Elizabeth J. Crowin (2001, 363)
Angina pektoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan
terjadi sebagai respon terhadap oksigen yang tidak adekuat ke sel-sel
myocardium di bandingkan kebutuhab mereka akan oksigen. Nyeri
angina dapt menyebar ke lengan kiri, punggung rahang atau ke
daerah abdomen.
Berdasarkan data yang di peroleh dari data epidemic di ruang VIII
Rumah Sakit Dustira jumlah pasien yang di rawat dengan penyakit jantung
orang. Dan di antara jumlah itu. Orang dengan penyakit Angina pectoris
dalam tiga bulan terakhir.

B.

Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mampu melakukan asuhan keperawatan secara langsung dan
komperhensip meliputi aspek bio-psiko-sosio-spritual dengan
melalui pendekatan proses keperawatan pada klien dengan
gangguan sistem Cardiovaskuler.
2. Tujuan khusus
a.

Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan


gangguan system kardiovaskuler yaitu Angina pectoris.

b.

Mampu

membuat

diagnosa

keperawatan

dengan

gangguan Angina pectoris.


c.

Mampu membuat perencanaan tindakan keperawatan


pada pasien dengan gangguan Anguna pectoris.

d.

Mampu

melaksanakan

tindakan

perawtan

yang

berdasarkan perencanaan yang telah di buat.


e.

Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah


di berikan.

f.

Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan dan


memberi pelayanan kepada klien.

g.
C.

Dapat mengetahui kesenjangan antara teori dan praktek.

Metode Penulisan
Dalam penulisan Asuhan Keperawatan ini kami menggunakan metode
deskriptif yang berbentuk studi kasus. Adapun teknik pengumpulan data di
lakukan dengan cara :
1.

Obervasi

dengan

melakukan

pengamatan

langsung pada tingkah laku dan respon klien terhadap


penyakitnya.
2.

Wawancara adalah bertanya pada klien dan


keluarga serta perawat mengenai masalah atau gangguan
yang terjadi pada klien.

3.

Pemeriksaan

fisik

dengan

merlakukan

pemeriksaan fisik head to toe untuk mendapatkan masalah dan


gangguan yang di rasakan oleh klien.
4.

Studi dokumentasi adalah mendapatkan informasi


tentang klien dari catatan medik dan perawat dan juga
keterangan dari perawat.

5.

Studi perpustakaan adalah kami mendapatkan


data dari membaca buku-buku yang berada di perpustakaan.

6.

Partisipasi Aktif adalah melibatkan klien dan


keluarga dalam proses Asuhan keperawatan.

D.

Sistimatika Penulisan
Bab I

: menjelaskan tentang latar belakang masalah, tujuan


penulisan, metode penulisan, sistematika penulisan.

Bab II

: menguraikan tentang tinjauan teroritis meliputi : konsep


dasar

Angina

pectoris

berupa

pengertian,

etiologi,

gambaran klinik anatomi fisiologi serta tinjauan teoritas


asuhan keperawatan pada klien Angina pectoris berupa :
pengkajian, Diagnosa keperawatan dan perencanaan.
Bab III

: menguraikan tentang tinjauan kasus

Bab IV

: menguraikan tentang kesimpulan dan saran.

BAB II
TINJAUAN TERORITAS
(ANGINA PEKTORIS UNSTABLE)

A.

Konsep Dasar
1.

Pengertian
a.

Menurut Elizabeth J. Corwin (2001: 363)


Angina pectoris adalah nyeri hebat yang berasal dari
jantung dan terjadi sebagai respon terhadap oksigen
yang tidak adekuat ke sel-sel myocardium di bandingkan
kebutuhan mereka akan oksigen. Nyeri angina dapat
menyebar ke lengan kiri, punggung, rahang atau ke
daerah abdomen.

b.

Menurut Purnawan Juandi (1982 : 84)


Angina pectoris adalah nyeri dada akibat kurangnya
penyediaan

oksigen

bagi

myocardium

(mypcard

hypoxaemia), aterosklerosis arteri kovoner. Nyeri dada


ini spesifik yaitu nyeri substernal yang menjalar ke bahu
kiri, lengan kiri sampai jari, dapat juga ke tenggorok,
abdomen

atau

ke

Belakang.

Biasanya

nyeri

ini

berlangsung sebebtar 2-3 menit, paling lama jam.


c.

Menurut Marylin Doenges (2003 : 73)


Nyeri angina disebabkan oleh tidak adekuatnya aliran
oksigen terhadap myocardium.

d.

Menurut Soehardo Kertohoesodo (1987 : 264)


Angina pectoris di rasakan sebagai nyaeri di daerah
prekardial

dibawah

sternum

yang

menekan

dan

mempersulit pernafasan. Angina pectoris menjalar ke


bahu kiri, ke tangan dan sampai ujung jari, tangan kiri,
kadang-kadang pada tulang rahang.

e.

Menurut Perawatan V-C (1997 : 30)


Angina pektoritas merupakan suatu sindroma yang
terutama terdiri dari gejala-gejala subjektif seperti
perasaan tidak enak berupa perasaan nyeri tekan atau
nyeri terhimpit pada tengah-tengah sternum, biasanya
timbul setelah gerak badan dan hilang jika gerak badan
dihentikan.

f.

Menurut Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (1996 :


1082)
Angina pectoris adalah suatu sindrom klinis di mana
pasien mendapat serangan sakit dad yang kahs yaitu
seperti di tekan atau seperti berat di dada yang sering
kali menjalar ke lengan kiri. Sakit dada biasanya timbul
pada waktu pasien melakukan aktivitas dan segera
hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya.

Etiologi
Penyebab timbulnya serangan adalah :
a.

Sesudah gerak badan.

b.

Makan kenyang.

c.

Faktor psikis.

d.

Post coitus.

e.

Perubahan iklim/cuaca secara tiba-tiba.

Faktor penyebab :
1.

Suplai O2 ke miocardium berkurang


a.

Faktor pembuluh darah

Aterosklerosis

Spasme

Arteritis

b.

Faktor sirkulasi

Hipotensi

Stenosis/insufisien aorta

c.

Faktor darah
Anemia, Hipoksemia, polisitemia

2.

Curah hujan yang meningkat


a.

Hipertiroidisme

b.

Anemia

c.

Aktivitas dan emosi

3.

Kebutuhan O2 Miocardium meningkat


a.

Kerusakan miocardium

b.

Hipertropi myocardium

c.

Hipertensi

Gambaran klinik
Sering pasien merasakan adanya sakit dada di daerah sternum
atau dibawah sternum (substernal) atau dada sebelah kiri dan kadang
menjalar ke tengah kiri, kadang juga dapat menjalar ke punggung,
leher, atau lengan kanan.
Pada angina, sakit dada biasanya seperti tertekan benda berat
(pressure like) atau seperti dip eras (squeezing) atau terasa panas
(burning), kadang-kadang hanya perasaan tidak enak di dada ( chest
dyscomport).
Sakit dada pada angina pectoris biasanya timbul pada waktu
melakukan aktivitas, misalnya sedang berjalan cepat, tergesa-gesa
atau sedang menaiki tangga. Pada angina yang berat, aktivitas angina
seperti mandi, makan terlalu kenyang, emosi dapt menybabakan sakit
dada. Sakit dada tersebut cepat hilang bila pasien menghentikan
aktivitasnya. Serangan angina dapat timbul pada waktu istirahat atau
pada waktu tidur malam.

2.

Anatomi dan fisiologi


a.

Jantung
Jantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut,
berongga dengan basisnya diatas dan puncaknya
dibawah, apexnya miring ke sebelah kiri. Berat jantung +
300 gram. Jantung terletak dalam mediastinum di
rongga dada yaitu diantara kedua paru-paru.
Jantung terbagi dua oleh sebuah septum yaitu kiri dan
kanan. Setiap belahan jantung terbagi lagi menjadi
atrium dan ventrikel yang masing-masing di pisahkan
oleh sebuah katup. Sebelah kanan disebut katup
trikuspidalis dan sebelah kiri di sebut katup bikuspidalis
atau katup mitral.
Jantung juga di selaputi oleh sebuah membrane yaitu
pericardium, yang terdiri dari pericardium visceral
(lapisan dalam) dan pericardium parietal (lapisan luar).
Diantara kedua selaput atau lapisan pericardium di
pisahkan oleh cairan serosa yang berfungsi mengurangi
gesekan

pada

gerakan

memompa

dari

jantung.

Perikardium visceral melekat langsung pada permukaan


jantung, sedangkan pericardium pariental melekat pada
tylang dada di sebelah depan dan pada kolumna
vertebralis di sebelah Belakang.
Jantung terdiri dari tiga lapisan yaitu epikardium (lapisan
luar), miocardium (lapisan tengah) dan Endokardium
(lapisan dalam).
b.

Atrium kanan
Atrium kanan yang berdinding tipis berfungsi sebagai
tempat penyimpanan darah dan sebagai penyalur darh
dari vena-vena sirkulasi sistemik ke dalam ventrikel
kanan dan kemudian ke paru-paru. Darah yang berasal

dari pembuluh vena masuk ke dalam atrium kanan


merlaui vena cava superior, inferior dan sinus koronaria.
c.

Ventrikel kanan
Pada kontraksi ventrikel harus menghasilkan kekuatan
untuk dapat memompakan darah yang diterimanya dari
atrium ke sirkulasi pulmonar atupun sirkulasi sistemik.
Ventrikel kanan berbentuk bulan sabit yang unik guna
menghasilkan kontraksi bertekanan rendah, yang cukup
untuk mengalirkan darah ke dalam arteri pulmonaris.
Sirkulasi pulmonary merupakan system aliran darah
bertekanan rendah dengan resistensi yang jauh lebih
kecil terhadap aliran darah dari ventrikel kanan di
bandingkan tekanan tinggi sirkulasi sistemik terhadap
aliran darah ventrike kiri.

d.

Atrium kiri
Atrium kiri menerima darah yang sudah di oksigenisasi
dari paru-paru melalui ke empat vena pulmonalis. Antara
vena pulmonalis dan atrium kiri tidak ada katup sejati.
Karena itu perubahan tekanan dalam atrium kiri mudah
membalik retrograde ke dalam pembuluh paru-paru.
Peningkatan tekanan atrium kiri yang akut akan
menyebabkan

bendungan

paru-paru.

Atrium

kiri

berdinding tipis dan bertekanan rendah. Darah mengalir


dari atrium kiri ke dalam ventrikel kiri melalui katup
mitral.
e.

Ventrikel kiri
Ventrikel kiri harus menghasilkan tekanan yang cukup
tinggi untuk mengatasi tahanan sirkulasi sistemik dan
mempertahankan aliran darah ke jaringan perifer.
Ventrikel kiri mempunyai otot-ppoto yang tebal dan
bentuknya yang menyerupai lingkaran, mempermudah
pembentukan tekanan yang tinggi selama ventrikel

berkontraksi. Pada kontraksi tekanan ventrikel kiri


meningkat 5X lebih tinggi daripada tekanan ventrikel
kanan.
f.

Arteria koronaria
Arteria koronaria merupakan cabang pertama daro aorta
yang kemudian bercabang-cabang lagi menjadi arteri
yang lebih kecil yang mengitari jantung. Darah yang
kembali dari jantung di kumpulakan aleh sinus koronaria
dan langsung kembali ke dalam atrium kanan. Aretiria
koronaria berfungsi untuk memperdarahi jantung.

g.

Pembuluh darah
Pembuluh darah yang berada di sekitar jantung dan
membantu dalam proses sirkulasi adalah :
1.

Aorta
Pembuluh darah yang membawa dfarah keluar
ventrikel kiri.

2.

Arteri Pulmonalis
Merupakan pembuluh darah yang membawa
darah kotor keluar dari ventrikel kanan menuju
paru-paru.

3.

Vena pulmonalis
Merupakan pembuluh darah yang membawa
darah bersih dari paru-paru ke atrium kiri jantung.

4.
3.

Vena cava superior dan vena cava inferior.

Patofisiologi
Sakit dada pada Angina pektoritas di sebabkan karena
timbulnya iskhema Miocard, karena supali darah dan oksigen
ke miocard berkurang. Aliran darah berkurang karena
penyempitan pembuluh darah koroner (arteria koronaria).
Penyempitan terjadi karena proses aterosklerosis atau
spasmr

pembuluh

koroner

atau

kombinasi

proses

aterosklerosis atau spasme. Pada mulanya supali darah


tersebut walaupun berkurang masih cukup untuk memenuhi
kebutuhan miocard pada waktu istirahat, tapi tidak cukup bila
kebutuhan oksigen miocard meningkat pada waktu pasien
melakukan aktivitas fisis yang cukup berat. Oleh karena itu
sakit pada Angina timbul pada saat pasien melakukan
aktivitas fisis.
4.

Penatalaksanaan
Pengobatan serangan akut
a.

Tablet nitrogliserin di letakan di bawah lidah


secepatnya waktu mulai serangan . Dosis mulai dari
0.15 mg. Dapat di ulangi dengan dosis yang lebiuh besar
setelah 5-10 menit. Jangan diam dalam posisi berdiri
karena menudahkan terjadinya hipotensi postural yang
menimbulkan kolaps.

b.

Amil nitrit di pecahkan dan di hisap (inhalasi).

c.

Bila tidak terdapat obat-obatan di atas, dapat di


gunakan alkohol.

d.

Penderita harus tetap diam dan tenang sampai


serangn berlalu.

5.

Dampak pada system tubuh


Dalam hal ini Ny. S yang menderita angina pectoris dapat
berdampak pada system tubuh yaitu :
a.

Gangguan pernafasan
Dispnea

atau

kesulitan

dalam

bernafas

akibat

meningkatnya usaha bernafas yang ada hubungannya


dengan kongesti pembuluh pulmonary dan perubahan
kemampuan pengembangan paru-paru : ortopnoe, atau
kesulitan bernafas pada posisi berbaring, dispnea
paroksimal natural, atau serangan yang terjadi pada

10

waktu istirahat di malam hari akibat payah ventrikel


jantung (syivia A. Price and lorraine M. Wilson., 1995 :
497)
b.

Gangguan gastrointernal
Anoreksia, mual, muntah ,meteorismus, dan rasa
kembung di epigastrium (Purnawan Juneidi 1982 : 71).

c.

Gangguan system perkemihan


Perpusi ginjal yang menurun mengakibatkan anuria
dengan keluaran kemih kurang dari 20 ml/jam biasanya
di sertai penurunan kadar natrium dalam kemih. Dengan
semakin

berkurangnya

curah

jantung,

biasanya

menurunkan pula keluaran kemih (silvia A prience 1995 :


596).
B.

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


A.

PENGKAJIAN
a.

Sumber data
1.

Pasien dan keluarga


a.

Dari anamesa didapat adanya riwayat


penyebab

terjadinya

serangan

seperti

terlalu banyak makan dsb.


b.

Adanya rasa sakit yang mengilanglkan


setelah factor penyebab dihilangkan atau
dihentikan/diobatai dengan nitroglysein.

2.

Catatan medik
a. Adanya informasi sebelum kejadian
b. Hasil pemeriksaan EKG

b.

Observasi

Nyeri atau tekanan dada : sakit ringan sampai


sakit berat, tajam , kesemutan atau rasa terbakar,
digambarkan

11

seperti

berat

terpelintir,

rasa

terbakar atau sesak pada dada berakhir 5-30


menit.
Faktor-faktor penectus :
-

Stres emosi atau fisik

Pemajanan terhadap suhu ekstrim seperti dingin

Makan terlalu banyak.

Faktor-faktor yang meringankan


-

Menghilangkan faktor-faktor pencetus.

Menggunakan tablet nitrogliserin (NTG)

Tanda-tanda gejala yang berhubungan :


-

Diaparesis

Sakit kepala

Berdebar-debar

Sesak nafas

Ansietes

Tidak dapat mencerna

Kulit : pucat diaforesis

Pernafasan : sesak nafas

Jantung : tachicardi, pulsus alternans, gollap


atrium dan ventriklel (S3 S4).

c.

Aktivitas / Istirahat
Gejala

: Pola

hidup

monoton,

kelemahan,

kelelahan,

perasaan tidak berdaya setelah latihan, nyeri dada


bila bekerja, menjadi berterbangan bila nyeri dada.
Tanda
d.

: Dispea soat bekerja.

Sirkulasi
Gejala

: Riwayat penyakit jantung.

Tanda

: Takircadia, distritmia.
Tekanan darah normal, meningkat/menurun.

12

Bunyi jantung mungkin normal, S4 lambat atau murmur sistolik


transient lambat (disfungsi otot paliras) mungkin ada saat nyeri.
Kulit/membaran mukosa lembaba, dingin, pucat pada adanya
vasokontriksi.
e.

Makanan/Cairan
Gejala

: Mual, nyeri ulu hati/epigastrium saat makan,


Diet tinggi kolesterol/lemak, garam, kafien,
minuman keras.

Tanda
f.

g.

: Ikat pinggang sesak, distensi gaster.

Integritas Ego
Gejala

: Stresor kerja, keluarga.

Tanda

: ketakutan, mudah marah.

Nyeri/ketidaknyamanan.
Gejala

: Nyeri

dada

substernal,

anterior

yang

menyebara ke rahang, leher, bahu dan


ektremitar atas.
Kualitas

: Macam, ringan samapaim sedang, tekanan


berat, tertekan, terjepi, terbakar.

Durasi

: Biasanya kurang dari 15 menit, kadangkadang lebih dari 30 menit.

Faktor pencetus

: Nyeri sehunungan dengan kerja fisik atau


emosi besar seperti marah atau hasrat
seksual, olahraga pada suhu ekstrem.

Faktor penghilang : Nyeri

mungkin

responsive

terhadap

mekanisme penghilang tertentu.


Nyeri dada paru atau terus menerus yang
telah

berubah

frekuensi,

durasinya,

karakter atau dapat diperkirakan (contoh


tidak stabil, bervariasi prinimetal).

13

Tanda

: Wajah berkerut, meletakkan pergelangan


tangan pada midsternum, memijit tangan
kiri,

tegangan

otot,

gelisah.

Respon

otomatis contoh takikardi, perubahan td.


h.

Pernafasan
Gejala

: Dispnea saat bekerja, riwayat merioko.

Tanda

: Meningkat pada frekuensi/irama dan gangguan


ke dalaman.

2. Diagnosa Keperawatan
1.

Nyeri (AKUT)
Hasil yang diharapkan

Menyatakan nyeri hilang

Melaporkan episode angina menurun dalam


frekuensi durasi dan beratnya.

2.

Ancietes
Hasil yang diharapkan
-

Menyatakan kesadaran perasaan ancietes dan


cara sehat sesuai.

Melaporkan anciete merunun

Menunjukan strategi keping pemecahan masalah.

3.

Kurang

pengetahuan

(kebutuhan

belajar)
-

Berpartisipasi dalam proses belajar.

Berpartisipasi pemahaman proses penyakit dan


pengobatan.

4.

Intoleransi aktivitas
Hasil yang di harapkan
-

Selama aktivitas, pasien merentang penyerahan


tenaga yang dirasakan < 3 pada skala 0-10 dan
menunjukan toleransi jantung terhadap aktivitas,

14

ditandai dengan FP < 20 kali/menit, FJ < 120 dpm


(atau dalam 20 dpm dari PJ istirahat).
-

TD sistorik 20 mmhg dari td sistorik istirahat


pasien, dan tidak ada nyeri dada atau disritmia
baru.

5.

Perubahan nutrisi :
Hasil yang diperkirakan :
Dalam

12

jam

sebelum

pulang,

pasien

mendemontrasikan pengetahuan tentang program diet


sehat dengan merencanakan mmenu 3 hari yang
termasuk makanan tertentu.
1.

Intervensi
-

Anjurkan

pasien

untuk

memberitahu

perawat dengan cepat bila nyeri dada.


-

Absevasi gejala yang berhubungan.

Letakkan pasien pada istirahat total selama


episode angina.

Pantuau kecepatan/irama jantung

Pantau tanda vital tiap 5 menit.

Rasionalisasi
-

nyeri dan penurunan cerah jantung dapat


merangsang sistim saraf simfatis untuk
mengeluarkan sejumlah besar morefinefrin
yang meningkatakan agresi trombosit.

Menurunkan kebutuhan oksigen miokard


untuk

meminimalkan

resiko

cedera

jaringan.
-

Pasien angina tidak stabil mengalami


peningkatan disritmia yang mengancam
hidup secara akut.

TD

dapat

meningkat

secara

dini

sehubuingan dengan rangsanagn simpatis.

15

2.

Intervensi
-

Jelaskan tujuan prosedur

Dorong

keluarga

dan

teman

untuk

memotivasi pasien
-

Beritahu pasien program medis

Rasionalisasi :
-

Menurunkan cemas dan takut terhadap


diagnosa

Menyakinkan pasien bahwa peran dalam


keluarga tidak berubah.

16

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN SISTEM
CARDIOVASKULER PADA NY. S SEHUBUNGAN DENGAN ANGINA
PEKTORIS UNSTABLE DI RUANG PERAWATAN VIII
RUMAH SAKIT DUTIRA CIMAHI

Tanggal masuk

: 15 Mei 2001

Tanggal dikaji

: 15 Mei 2001

No. Register

: 7741/IV/HI/2001

1.

PENGKAJIAN
i.

Biodata
Nama

: Ny. S

Umur

: 71 thn

Jenis kelamin

: Perempuan

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Agama

: Islam

Pendidikan

: SLTP

Suku Bangsa

: Sunda

Status

: Kawin

Diagnosa Medis

: Angina pectoris unstable

Penanggung jawab
Nama

: Tn. A

Umur

: 73 thn

Pekerjaan

: HI PELDA

Kesatuan

: Yon 320

Alamat

: Jl. Pojok Selatan No. 203 Bandung

17

Hubungan
B.

: Suami

RIWAYAT KESEHATAN KLIEN


a.

Riwayat kesehatan sekarang


2.

Alasan masuk Rumah Sakit


Klien mengeluh tiba-tiba dada kiri sakit sejak 3 hari yang
lalu yang menyebar ke bahu dan lengan yang searah
dengan telapak tangan kiri yang semakin bertambah
ketika klien berjalan, kemudian oleh keluarga klien
dibawa ke poli jantung Rs Dustira.

3.

Keluhan utama saat didata


Klien mengeluh nyeri dada sebelah kiri yang menyebar
ke bahu dan lengan yang searah dengan telapak tangan
kiri nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk dengan
skala nyeri 3 (1-5, nyeri sedang). Nyeri yang dirasakan
hilang timbul secara tiba-tiba, nyeri bertambah bila klien
beraktivitas jalan , nyeri sedikit berkurang bila klien
beristirahat tidur di tempat tidur.

i.

Riwayat Kesehatan masa lalu


Klien mengatakan pernah dirawat di Rs Dustira selam 6 bulan
dengan diagnosa hipertensi th 1992, dank lien mengatakan
tidak punya peyakit DM.

j.

Riwayat kesehatan keluarga


Klien mengatakan bahwa didalam keluarganya ada yang
menderita peyakit yang sama yaitu ayahnya, tetapi dalam
keluarganya tidak ada yang menderita peyakit kencing manis.

18

Struktur Keluarga

Keterangan :
Laki-laki penderita hipertensi
Wanita penderita hipertensi
Wanita sehat
Laki-laki sehat

k.
NO
1

POLA KEGIATAN
Pola makan dan minum
a

Data Biologis
SEBELUM SAKIT

SAAT SAKIT

3 X sehari

3 X sehari

Pola makan

Frekuensi

Jenis

Jumlah

Makanan pantangan

Pola minum

Frekuensi

Jenis

Jumlah

MB(Nasi, sayur,Lauk-pauk)

Ml

1 porsi habis

porsi

Tinggi garam dan daging

tinggi garam

7-8 gelas/hari

4-5 gelas/hari

the manis+susu+air

teh manis+susu+air

1500 CC

1300 CC

Pola Eliminasi
a

Bak

Frekuensi

Warna

4-5 X perhari

3-4 X perhari

kuning jernih

kuning

1000 CC

800 CC

19

Banyaknya

Bab

Frekuensi

Warna

Konsistensi

Gangguan

Pola istirahat dan tidur

Mulai tidur malam

Lama tidur

Gangguan

1 X 24 jam

1 X 48 jam

kuning tengguli

kuning tengguli

lembek

lembek

tidak ada

tidak ada

21.00-05.00 WIB

24.00-04.00 WIB

8 jam

4 jam

Tidak ada

ada klien sering terbangun


karena adanyanyeri dada yang
menjalar ke bahu dan lengan
yang searah dengan telapak
tangan.

4
Pola aktivitas

Klien bekerja sebagai ibu rumah

Klien hanya terbaring lemah

tangga dan dalam keseharianya

dirumah sakit dan segala

dapat melakukan kegiatan atau

aktivitasnya dibantu oleh perawat

pekerjaan rumah secara mandiri

atau keluarga (Bab/Bak).

2 X/hari

2 X/hari

5
Personal Hygiene

E.

2 X/hari

2 X/hari

Frekuensi mandi

2 X/hari

belum pernah

Frekuensi gosok gigi

1X/hari

1 X/hari

Frekuensi cuci rambut

1 X/hari

belum pernah

Frekuensi ganti baju

Frekuensi kuku

PEMERIKSAAN FISIK
a.

Kesadaran umum

: lemah

Kesadaran

: CM

Tanda vital

:T
N

b.

: 140/100mmhg

R : 24X/menit

: ()X/menit

S : 36,5 C

Kepala
-

Kulit kepala : Keadaan kotor, tidak ada lesi, tidak teraba


masa.

20

Rambut

: Warna hitam, sudah beruban, distribusi

merata, panjang sebahu.


-

Mata

: Bentuk simetris kaki, konjungtiva an

ikterik, sclera an anemis, pipil isokor, reflek cahaya, tidak


ada oedem pada palpebra, klien dapat membaca papan
nama perawat pada jarak 30 cm dengan menggunakan
kacamata selindris + 20 dioptri.
-

Hidung

: Bentu simeris ka-ki, septum nasi terletak

ditengah, tidak ada nampak adanya secret, pernafasan


cuping hidung tidak ada, klien dapat membedakan bau
yang diberikan oleh perawat.
-

Telinga

: Bentuk simetri ka-ki, membrane timpani +,

nampak serumen kering pada telinga kanan dan kiri


dengan jumlah normal, fungsi pendengaran baik ditandai
dengan dapat berkomunikasi dengan lancer.
-

Mulut
Bibir : Bentuk simetris atas,

tidak sianosis, warna merah tidak ada lesi,


mukosa bibir lembab.
Gigi : Keadaan bersih, tidak

ada caries gigi, tampak gigi berlubang sebanyak 2


buah digerahan bawah warna putih.
Lidah

: Warna merah

muda, penampilan halus, tidak berbeslag,tidak


ada lesi.
Gusi : Warna merah muda,

tidak ada pendarahan.


.c.

Leher

: Tidak teraba adanya pembesaran KGB dan

peningkatan JVP.
d.

Dada

: Bentuk dan pergerakan simetris, tidak ada

penggunaan oto pernafasan tambahan.

21

Paru : Suara nafas vesicular, vocal vremitus seimbang


pada sisi paru dan makin meningkat pada daerah
bronchus serta makin menurun pada daerah perifer
paru-paru, dengan palpasi suara senan frekuensi
pernafasan 24X/menit.

Jantung

: Binyi jantung murni regular dengan

frekuesi 90 X/menit tidak ada suara tambahan.


e.

Abdomen

: Bentuk dan pergerakan simetris, warna sama

dengan seluruh tubuh, tidak ditemukan jaringan sikatrik,


umbitikus lokasinya memusat, tidak ditemukan adanya lesi dan
invensi konter agak menonjol. Dengan perkusi terdapat suara
timpani terutama diatas lambung dan usus. Bising usus
terdengar pada semua area dengan frekuensi normal.
f.

Genetalia

Tidak

dilakukan

pemeriksaan

tetapi

klien

mengatakan tidak ada kelainan.


g.

Ekstramitas : Bentuk dan pergerakan simetris dapat dilakukan


fleksi dan ekstensi secara normal, tidak adea oedum dan
varises.

F.

DATA PSIKOLOGIS
a.

Pola emosi

klien

merasa

cemas

terhadap

status

kesehatannya sekarang.
b.

Konsep diri
-

Body image
Klien mengatakan penyakitnya tidak mempengaruhi
terhadap body image.

Harga diri
Klien mengatakan bahwa dirinya dapat berinteraksi
dengan masayarakat dan dapat bergaul dengan baik
dilingkunananya.

Ideal diri

22

Klien bercita-cita ingin cepat sembuh dan pulang


sehingga dapat melakukan aktivitas seperti biasa.
-

Peran
Klien

mengatakan

selama

sakit

ia

tidak

dapat

melaksanakan kegiatan sehari-hari sesuai dengan peran


dan fungsinya sebagai Ibu rumah tangga.
Identitas diri

Klien mengatakan ia adalah istri dari seorang H2 Pelda


dan klien mempunyai 2 orang anak.
G.

ASPEK SOSIAL
a.

Gaya Komunikasi
Klien dapat berkomunikasi secara verbal dengan perawat
secara lancar dan dapat menerima masukan daro orang lain.

b.

Pola intraksi
Klien dapat berinteraksi dengan baik, baik dengan perawat
maupun lingkungan sekitarnya.

H.

DATA SOSIAL

I.

Pekerjaan

: Ibu Rumah tangga

Hub. Keluarga

: Dapat berinteraksi dengan baik.

Sosio kultur

: Sunda

Gaya hidup

: Sederhana

DATA SPIRITUAL
Klien beragama Islam, dan klien mengatakan bahwa ia tetap
menjalankan ibadah sholat 5 waktu dan klien percaya serta yakin
bahwa hidup mati seseorang itu sudah ada yang menetapkan.

I.

DATA PENUNJANG
NO

TANGGAL

1.

17-5-01

HASIL

NILAI
NORMAL

INTERPRETASI

11,6 9/di

12-24 9/di

< normal

Pemeriksaan Lab

1. Hematologi
Hb

23

Ht
Al
2. Kimia darah
SGOT
SGPT
GDS
Asam urat
Cholestrol
3. LED

K.

32 vol %
6800 u/I
15
16
115
5,1
200
9/21

THERAPI DOKTER
-

Captropil

1X 12,25 gr/ab/oral

ISDN

3X5 mg tab/oral

Provital plus 3X1 tab/oral

Fasorbit

3X5 mg tab/oral

24

37-43 vol %
5000-10000

< normal
normal

3.0-6.0
150-250
0-10

Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
> normal

3,

II.

NO
(1)
1.

ANALISA DATA
Nama

: Ny. S

Ruang

: VIII

No. Reg

: 7741/IV/HI/2001

DATA SENJANG
(2)

KEMUNGKINAN PENYEBAB
(3)
Spasme pembuluh darah

MASALAH
(4)
Gangguan rasa

Klien mengeluh nyeri pada

nyaman nyeri

DS :
dada kiri yang menjalar ke

Perfusi kejaringan terhambat

bahu dan lengan searah

dengan telapak tangan.

Suplai O2 tidak sesuai


kebutuhan.

DO :
Wajah

Terjadi iskomi jaringan


klien

meringis

kesakitan

Metabolisme an aenob yang

Klien kelihatan lemas

menghasilkan asam laktat

Nadi cepat 90 X/menit

Klien tampak pucat

Fersepsi nyeri

TD 140/100 mmhg

R 24 X /menit

Iskemik jaringan

S 36,5 C
2

DS :

Terbentuk metabolis an aenob

Klien ngerasa lemas

yang menghasilkan asam laktat

Klien

tidak

beraktivitas

mampu
mandiri

Timbul nyeri

berjalan
DO :

Pasien tidak mampu keaktivitas

25

Toleran terhadap
aktivitas

Segala aktivitas di bantu

secara mandiri

keluarga/perawat dengan
skala aktivitas II

toleran aktivitas

Klien terlihat lemas

Gangguan
DS :
Klien

mengeluh

pemenuhan istirahat

dan tidur

tidak

dapat tidur
Klien

Iskemik jaringan

Metabolisme an aenob

mengeluh

sering

terbangun waktu tidur

Rem meningkat

Klien mengatakan tidur +

4 jam/ hari

Pasien terjaga dalam tidur

DO :

Terlihat lingkaran kelabu

Penurunan kualitas tidur

pada palpebra interior


Klien terlihat lesu
Mata klien terlihat sayu
Klien

sering

terbangun

waktu diwaktu tidur


Kualitas tidur pasien + 4
4

jam
Gangguan rasa
DS :

Kurangnya informasi dari

Klien mengeluh cemas

petugas

Klien mengeluh merasa


takut

terhadap

Klien bertanya ke perawat

penyakitnya sekarang

tentang penyakit yang

Klien mengatakan tudak

dideritanya

tahu

tentang

nya sekarang
Klien

penyakit

Takut akan ketidak sembuhan

mengatakn

tidak

penyakit yang dideritanya

tahu

tentang

penyakit

yang

di

deritanya

Timbul ansietos

sekarang
DO :
Klien terlihat coras

26

nyaman cemas

Klien terlihat bingung


Klien

bertanya

petugas

kepada
tentang

penyakitnya.
5
Gangguan personal
Itulant kepala kotor

DS :
Klien
gatal

mengeluh
dan

kepala

rasa

Tidak nyaman

tidak

nyaman pada kepala


DO :

hygine

Gangguan personel hygiene

Kulit kepal kotor


Klien sering menggaruk

Prioritas Masalah :
1) Gangguan rasa nyaman nyeri
2) Intoleran terhadap aktivitas
3) Gangguan pemenuhan istirahat dan tidur
4) Gangguan rasa nyaman cemas
5) Gangguan Personal Hyglence
Diagnosa Keperawatan :
1) Gangguan rasa nyaman nyeriu sehubungan dengan spasme pembuluh
darah yang ditandai dengan :
-

Klien mengeluh nyeri pada dada kiri yang menjalar ke bahu dan
lengan searah dengan telapak tangan.

Wajah klien tampak mengiris kesakitan

Klien kelihatan lemah

Nadi cepat 90 X/menit

Klien tampak pucat

2) Gangguan intoleran terhadap aktivitas sehubungan dengan nyeri yang di


tandai dengan :
-

Klien mengeluh lemah

27

Klien tidak mampu beraktivitas mandiri : berjalan

Segala aktivitas di bantu keluarga dengan skala aktivitas II

Klien tampak lemah

3) Gangguan

pemenuhan

istirahat

tidur

sehubungan

dengan

REM

meningkat yang di tandai dengan :


-

Klien mengeluh tidak dapat tidur

Klien mengeluh sering terbangun waktu tidur

Klien mengatakan tidur + 4 jam / hari

Terlihat lingkaran kelabu pada palpebra interior

Klien terlihat lemah

Mata klien terlihat sayu

4) Gangguan rasa nyaman cemas sehubungan dengan takut akan


ketidaksamaan penyakitnya yang ditandai dengan :
-

Klien mengatakan cemas

Klien mengatakan takut terhadap penyakitnya sekarang

Klien terlihat bingung

Klien bertanya kepada perawat tentang penyakitnya

5) Gangguan Personal Hygoene sehubungan dengan kulit kepala yang


kotor yang di tandaui dengan :
-

Klien mengeluh kepala gatal dan rasa tidak nyaman pada


kepala

Kulit kepala kotor

Klien sering menggaruk kepalanya

28

29

III.

NO
1

Nama

: Ny. S

Ruang

: VIII

No. Reg

: 7741/IV/HI/2001

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan

rasa

sehubungan
pembuluh

nyaman

dengan
darah

yang

nyeri

TUJUAN
Rasa nyaman nyeri berkurang

spasme

atau hilang kriteria

ditandai

Jangka pendek

dengan :
DS

NURSING CARE PLAN

tenang.

Klien lebih nyaman

dada kiri yang menjalar ke bahu

Ekspresi

wajah

3 X 24 jam

Klien kelihatan lemah

- Klien merasa nyaman

Klien tampak pucat


TD 140/100 mmhg

jauh nyeri yang di rasa.


Anjurkan

klien

memberitahu

untuk

perawat

bila

Observasi

Klien mengatakan tidak

Dapat

mencegah

terjadinya

komplikasi dan dapat melakukan


intervensi dengan cepat.

nyeri
TTV

setiap

15

Dengan

mengobservasi

TTV

dapat di keyahui perkembangan

menit sekali

nyeri (skala 0)

kondisi klien.
Ajarkan

R 24 X/menit

dengan

S 36,5 C

panjang

Skala nyeri 3

menghambat

Dengan mengkaji tingkat nyeri

lebih

Jangka panjang

tenang

klien dapat di ketahui seberapa

segar

Wajah klien mengiris kesakitan

Nadi cepat 90 X/menit

yang

Kaji tingkat nyeri klien

: Klien mengeluh nyeri pada

DO :

RASIONALISASI
Dengan menciptakan lingkungan
terjadinya rangsangan nyeri.

1 X 24 jam

lengan searah dengan telapak tangan

PERENCANAAN
INTERVENSI
Ciptaan lingkungan yang

teknuk
menarik

Lakukan EKG

distraksi
nafas

Otot-otot

akan

relaksasi,

O2

dapat mengalir lancar dan rasa


nyeri bewkurang.
Untuk mengetahui abnormalitas
transmisi impuls melalui konduksi

30

otot jantung.
Kolaborasi

dengan

dokter

untuk dapat terapi


2
Intolleran

terhadap

aktivitas

Klien dapat memenuhi aktivitas

sehubungan dengan nyeri di tandai

sehari-hari dengan kriteria:

dengan :

Jangka pendek :

DS :

Klien tidak merasa lemah

Klien merasa lemah

Jangka panjang :

Klien tidak mampu beraktivitas

Klien

secara mandiri.

mampu

sesuai dengan gejala penyakit.

Kaji tingakt kemampuan

Untuk menghetahui terapi yang

klien.

Dengan mengjkaji kemampuan


klien di ketahiu seberapa jauh
tingkat kemampuan klien.
Dapat

Bantu

klien

dalam

memenuhi kebutuhan seharimelakukan

hari

dan

membantu klien untuk memenuhi


kebutuhan klien
Memperingan

aktivitas secara mandiri

DO :

memperingan

dan

membantu

klien memenuhi aktivitasnya.

Segala aktivitas di bantu keluarga

Dekatkan alat-alat yang


di butuhkan klien di dekat

dengan skala aktivitas II.

tempat tidur klien.

Klien tamapak lemah.


3

Dengan mengkaji tingkat kualitas


Gangguan pemenuhan istirahat tidur

Kebutuhan istirahat dan tidur

sehubungan dengan REM meningkat

terpenuhi dengan kriteria

di tandai dengan :

Jangka pendek :

DS :

Klien tdk dpt tidur 6 jam/hari

Klien mengeluh tidak dapat tidur

Klien

Klien

mengheluh

terbangun malam hari

sering

tidak

mengantuk

tidur klien dapat diketahui berapa

Kaji tingak kualitas tidur


klien.

kualitas tidur klien.


Memotivasi klien untuk bisa tidur.

mengeluh
Berikan penyuluhan tentang

Jangka panjang

pentingnya

31

tidur

untuk

Dengan menciptakan lingkungan


yang tenang mempermidah klien

Klien mengatakan tidur +

jam/hari

Kualitas tidur normal 9-8 jam

Ciptakan

sehari.

DO :

kesehatan tubuh.

Ekspresi wajah klien segar

untuk tidur.

lingkungan

yang

tenang.

banyak

Terlihat lingkaran kelabu pada


Anjurkan klien untuk makan

Klien terlihat lemah

yang banyak mengandung

Klien terlihat sering terbangun

protein sebelum tidur.

4.

Kolaborasi
rasa

sehubungan

nyaman

cemas

dengan

takut

dengan :

Klien tidak cemas

DS :

Klien

mengeluh

merasa

takut

untuk mendapatkan terapi.

tidak

Beritahu
prosedur

bertanya

lagi

mengetahui

sesuai gejala penyakit.


Dengan

klien
yang

di

jalankan
Berikan

mengerti

Pengetahuan

informasi

tentang

Personal

kotor ditandai dengan :

faktor

resiko

untuk

memberikan

Memberikan

ketenangan

dan

mengurangi kecemasan klien

tentang

penyakitnya

bertanya

dengan

intervasi

membuat perubahan kebutuhan

Berikan

kepada

motivasi

dan

dorongan
Dengan

sehubungan

akan

keperawatan
penting

penyakit

perawat tentang penyakitnya


Gangguan

klien

tentang prosedur yang dilakukan

tentang
akan

memberitahukan

kesempatan kepada klien dalam

Jangka panjang
Klien

Klien terlihat bingung

protein

Dapat diketahui terapi yang tepat

klien

Klien tampak tenang

DO :
selalu

dokter

tentang peyakitnya

terhadap penyakitnya

Klien

dengan

repenuhi dengan kreteria :


Jangka pendek

Klien

5.

Gangguan rasa nyaman cemas

ketidaksamaan penyakitnya ditandai

Klien mengeluh cemas

mengandung

dapat merangsang rasa ngantuk.

palpebra inferior

Gangguan

Dengan memakan makan yang

kulit

Hgiene

Gangguan

Personal

kepala

teratasi dengan kriteria

keramas

kulit

kepala

menjadi bersih

Hygiene

Klien mengerti tentang Personal


Hyigene

Jangka pendek

32

DO :

Kulit kepala tidak gatal

Klien mengeluh kepala gatal dan

Jangka panjang

rasa tidak nyaman

Kulit kapala bersih

Bersihkan

kulit

kepala

dengan cara keramas


Berikan penyuluhan tentang

DS :

pentingnya personal hyigene


Untuk mengetahui terapi yang

Kulit kepala kotor


Klien tampak garuk-garuk kepala

33

IV.

RENCANA TINDAKAN DAN EVALUASI

TANGGAL/JAM

NO DX

18 Mei 2001

Jam 10.00 WIB

NAMA/

TINDAKAN DAN EVALUASI

FARAF

TINDAKAN :
Menganjurkan klien untuk istirahat mental dan
fisik.
Respon : Klien beristirahat total di tempat tidur
klien
Menganjurkan

klien

untuk

memberitahu

perawat akan nyeri selanjutnya


Respon

: Klien tampak mengangukan

kepalanya
Memantau tanda-tanda vital :
Hasil :
T : 140/90 mmhg
N : 90 X/menit
R : 22 X/menit
S : 36,6 C
Menganjurkan klien untuk relaksasi dengan
menarik nafas panjang
Respon : Klien tampak mencoba menarik nafas
panjang dan klien menyatakan nyeri agak
berkurang

Mengatur posisi klien senyaman mungkin


Respon : Klien tampak lebih rileks

18 Mei 2001

II.

Jam 10.00 WIB

Mengkaji

tingkat

kemamampuan

aktivitas

klien
Respon : Klien tampak berbaring di tempak
tidur, segala aktivitas klien di bantu keluarga
dari perawat, pada saat di tanya apakah
sudah

gosok

gigi

dan

mandi

klien

mengatakan sudah oleh keluarganya sendir.


2

Menganjurkan

keluarga

untuk

tetap

di

samping klien untuk membantu klien.


3

Mendekatkan alat-alat yang dibutuhkan klien


di dekat tempat tidur klien
Respon

34

Klien

dapat

memenuhi

kebutuhannya sendiri.
4

Membantu

klien

ke

kamar

mandi

dan

memenuhi kebutuhan eliminasi klien.


19 Mei 2001

III

Jam 09.00 WIB

1. Menciptakan lingkungan yang tenang


2. Mengatur posisi klien senyaman mungkin
Respon : Klien tampak lebih rileks
3. Mengkaji tingkat kualitas tidur klien
Hasil : Klien tampak lesu, ada lingkaran
kelabu di palpebra inferior, klien masih
mengeluh ngantuk.
4. Memberitahu klien akan pentingnya tidur bagi
kesehatan tubuh
5. Melanjutkan memberi obat : Cafptopril diatab,
ISDN, Farmasid.

19 Mei 2001

IV

Jam 10.00 WIB

1. Menjelaskan pada klien tentang prosedur


yang akan dilakukan.
Respon : Klien tampak mengerti dan paham
akan anjuran perawat.
2. Mendorong klien untuk mengikuti program
yang telah di tentukan.
Respon

Klien

tampak

mengerti

dan

mengatakan akan mengikuti semua prosedur


yang akan dilakukan.
19 Mei 2001

1 Memandikan klien dengan cara di seka


Respon : Klien tampak lebih nyaman
2 Membersihkan

kepala

klien

dengan

membantunya keramas
Respon : Klien tampak lebih nyaman dan
kepala klien tampak bersih

35

V
NO
DX

1.

CACATAN PERKEMBANGAN
NAMA DAN

TANGGAL/JAM

CATATAN PERKEMNANGAN SOAP

18 Mei 2001

S. Klien mengatakan sudah dapat beraktivitas dengan

Jam 15.00 WIB

berjalan

ke

kamar

mandi,

dengan

PARAF

memenuhi

kebutuhannya sehari-hari (BAB, BAK mandi dan


makan.
O. Klien sudah dapat beraktivitas secara mandiri,
meskipun tidak terlepas dari bantuan perawat dan
keluarga.
A. Masalah teratasi sebagian
P. Lanjutkan intervensi dengan tetap mengikat serta
keluarga.
2.

19 Mei 2001
Jam 15.00 WIB

S. Klien mengatakan mengerti dan paham akan


penyakitnya sekarang.
O. Klien tidak bertanya lagi ke petugas, dan klien
tampak tenang.
A. Masalah teratasi
P. Intervensi di hentikan.

3.

19 Mei 2001
Jam 15.00 WIB

S. Klien menyatakan lebih nyaman.


O. Kulit kepala klien tampak lebih bersih.
A. Masalah teratasi
P. Intervasi

4.

20 Mei 2001
Jam 15.00 WIB

S. Klien menyatakan bahwa tidurnya sudah nyenyak


dan tidak merasa terganggu.
O. Klien tampak tidak lesu, ekspresi wajah klien segar.
A. Masalah teratasi
P. Intervensi dihentikan

21 Mei 2001
Jam 15.00 WIB

S. Klien menyatakan rasa nyerinya, berkurang


O. Klien tampak tenang, klien tidak mengeluh nyeri
pada dada kiri.
A. Masalah teratasi sebagian
P. Intervensi

dilanjutkan

sertakan keluarga

36

dengan

tetap

mengikut

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

A.

Setelah kami melakukan asuhan keperawatan pada pasien Ny.S


dengan gangguan sistem kardiovaskuler : Angina pectoris unstable di
ruang VIII Rumah Sakit Dustira Cimahi, maka kami mengambil keputusan
sebagai berikut

1.

Dalam

melakukan

proses

keperawatan dengan Angina pectoris harus dilakukan


dengan

pendekatan

perawatan

yang

sistematis

dan

komperhensif.
2.

Adapun

masalah

yang

di

temukan pada pasien yang oleh kami sesuai dengan yang di


pakai yaitu : gangguan rasa nyamab nyeri, gangguan
pemenuhan istirahat tidur, intoleran terhadap aktivitas,
gangguan rasa nyaman cemas, dan gangguan Personal
Hygiene
3.

Dalam

merencanakan

keperawatan untuk mengatasi masalah klien kami menusun


berdasarkan kebutuhan klien terutama yang mengancam
kesehatan jiwa
4.

Dalam melaksanakan tindakan


keperawatan, kami berfokus pada rencana yang telah di
tetapkan di samping itu juga kami mengadakan pendekatan
terhadap klien dan keluarga serta tim kesehatan lain
sehingga dapat mendukung upaya pencapaian tujuan.

5.

Dengan

melakukan

evaluasi,

dapat diketahui keberhasilan dari tindakan sesuai dengan

37

masalah

klien

sehingga

akan

menjadi

dasar

dalam

melakukan tindakan sebelumnya.

SARAN

B.

Saran yang dapat kami sampaikan yaitu :


1.

Agar dapat data-data yang lengkap maka perawat di


sarankan supaya bisa berhubungan baik dengan klien,
keluarga klien dan tim kesehatan lain.

2.

Dalam

perencanaan

memprioritaskan

di

sarankan

masalah

yang

agar

perawat

mengancam

keselamatan jiwa klien.


3.

Dalam melaksanakan tindakan keperawatan di sarankan


agar berfokus pada rencana yang telah di tentukan, agar
keberhasilan dapat tercapai serta perlu di libatkan klien,
keluarga dan tim kesehatan lain.

4.

Dalam mengevaluasikan di sarankan agar subjektif


mungkin dan hasilnya di diskusikan dengan klien,
keluarga klien dan tim kesehatan lain dan juga di
harapkan

perawat

dapat

mendokumentasikan

perawatannya dengan lengkap.

38

hasil

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marlyin E, Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3 . EGC,


Jakarta, 2003.
Corwin, Elizabeth J, Buku Saku Patofisiologi. EGC, Jakarta, 2001.
Capernito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 8. EGC,
Jakarta, 2001.
Juandi, Purnawan, Kapita Selekta Kedokteran edisi kedua. Media
Auscupius fakultas Kedokteran UI, Jakarta, 1982.
Price, Sylvia A, Patofisiologi edisi 4. EGC, Jakarta, 1995.
Kertohoessode, Soehardo, Pengantar Kardiologi. UI, Jakarta, 1987.
Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 edisi kedua. FKUI, Jakarta, 1993.
Swearingen, Keperawatan Medikal Bedah Edisi 2. EGC, Jakarta, 2001.
Perawatan V. C. FKPP SPK, Se Jawa Barat, Bandung, 1997.

39

a.

40

Você também pode gostar