Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Kelompok 4
Furika Apriliastuti
135040218113003
135040218113005
Joni Prasetyo
135040218113007
Reni Zuanita
135040218113010
135040218113026
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas limpahan
Rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan akhir
pengantar usahatani ini.
Dengan terselesaikannya laporan ini, Kami sampaikan rasa terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak dan Ibu Tim Dosen Mata Kuliah Pengantar Usaha Tani
2. Ibu Novi Hariyati Sp.Mp selaku Asisten Mata Kuliah Pengantar
Usahatani
3. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan ini
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih perlu
mengalami perbaikan. Oleh karena itu, Kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk pembuatan laporan selanjutnya. Semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
DAFTAR GAMBAR........................................................................................
DAFTAR TABEL.............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
1.1 Latar Belakang................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................
1.3 Tujuan.............................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................
2.1 Sejarah Usahatani............................................................................
2.2 Transek Desa...................................................................................
2.3 Profil Usahatani..............................................................................
2.3.1 Karakteristik Usahatani dan petani Indonesia......................
2.3.2 Tinjauan tentang Komoditas Pertanian.................................
2.4 Analisis Biaya, Penerimaan dan Keuntungan (Pendapat)
Usahatani.......................................................................................
2.5 Analisis Kelayakan Usahatani.........................................................
2.5.1 R/C Ratio..............................................................................
2.5.2 BEP (Break Even Point)........................................................
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................
3.1
3.2
3.3
3.4
Sejarah Usahatani...........................................................................
Transek Desa..................................................................................
Profil Petani dan Usahatani............................................................
Analisis Biaya, Penerimaan dan Keuntungan (Pendapatan)
Usahatani........................................................................................
3.5 Analisis Kelayakan Usahatani.......................................................
3.5.1 R/C Ratio...............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
yang
ada
di
Desa
Ngebrak
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui sejarah usahatani di Desa Ngebrak Kecamatan
Gampengrejo Kabupaten Kediri?
1.3.2 Untuk mengetahui transek desaDesa Ngebrak Kecamatan Gampengrejo
Kabupaten Kediri?
1.3.3 Untuk mengetahui profil petani dan usahataniDesa Ngebrak Kecamatan
Gampengrejo Kabupaten Kediri?
1.3.4 Untuk
mengetahui
analisis
biaya,
penerimaan
dan
keuntungan
desa
Ngebrak
Kecamatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Usahatani
Pertanian telah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan
manusia. Awalnya pertanian dilakukan hanya semata untuk dapat bertahan
hidup. Untuk memenuhi keperluan hidup, masyarakat menanam apa saja yang
diperlukan, awalnya adalah umbi-umbian.Masyarakat berfikir sederhana
bagaimana mempersiapkan lahan, alat-alat, hewan dan sebagainya. Dari
pengalaman bercocok tanam tersebut, nantinya akan muncul kelompok
manusia yang melanjutkan pekerjaan yang berhubungan dengan bercocok
tanam dan yang merasa tidak berbakat mereka akan memelihara dan
menggembalakan ternak. Kelompok masyarakat yang suka bercocok tanam
akan mencari lahan yang gampang ditanami sesuai dengan kebutuhan
hidupnya. Begitu juga kelompok masyarakat yang memelihara ternak.
Sebelumnya mereka menanam gandum yang mudah hidup. Padilah yang
sejenis paling cocok bagi mereka, karena padi dapat tumbuh baik di lahan
kering maupun tergenang air. Kelompok masyarakat tersebut berkelompok di
satu tempat, tetapi belum mempunyai tempat bermukim secara tepat
(permanen). Kalau tanah pertaniannya mulai merosot kesuburannya, maka
seluruh kelompok tersebut berpindah lahan pertanian, sehingga berpindah
pula tempat bermukim. Mereka membuka tanah baru lagi, bisa tanah hutan
atau tanah padang rumput. Setiap tiga tahun mereka berpindah, sistem
pertanian tersebut dikenal dengan nama berladang yang berpindah-pindah
mengalami kegamangan dan kekacauan. Kredit untuk petani tidak ada, harga
pupuk melambung baik karena depresiasi rupiah maupun karena pencabutan
subsidi. Itulah sebabnya mengapa pada saat krisis pada tahun 1998-1999
booming agribisnis tidak berlangsung lama meskipun depresiasi rupiah cukup
memberi insentif untuk eksport. Perubahan mendadak waktu itu, tidak
memberi waktu bagi para petani untuk menyesuaikan diri. Sehingga PDB
pertanian mengalami pertumbuhan rendah, yaitu hanya sebesar 0,88 persen
(terendah sepanjang sejarah) (Saragih, 2004)
2.2 Transek desa
Pengertian Harfiah
Arti harfiah (terjemahan lurus) dari Transek itu sendiri adalah gambar
irisan muka bumi. Pada awalnya, transek dipergunakan oleh para ahli
lingkungan untuk mengenali dan mengamati wilayah-wilayah Ekologi
(pembagian wilayah lingkungan alam berdasarkan sifat khusus keadaannya).
Pengertian sebagai teknik PRA
Teknik Penelusuran Lokasi (Transek) adalah teknik PRA untuk melakukan
pengamatanlangsung lingkungan dan sumber daya masyarakat, dengan cara
berjalan menelusuri wilayah desa mengikuti suatu lintasan tertentu yang
disepakati. Hasil pengamatan dan lintasan tersebut, kemudian dituangkan ke
dalam bagan atau gambar irisan muka bumi untuk didiskusikan lebih lanjut.
Jenis Jenis Transek Jenis-jenis Transek berdasarkan jenis informasi (topik
kajian) terdiri dari tiga jenis yaitu Transek Sumber Daya Desa yang bersifat
umum, Transek Sumber Daya Alam dan Transek untuk Topik Topik Khusus.
Uraian singkat ketiha jenis transek tersebut adalah:
1. Transek Sumber Daya Desa ( Umum )
Penelusuran desa adalah pengamatan sambil berjalan melalui daerah
pemukiman desa yang bersangkutan guna mengamati dan mendiskusikan
berbagai keadaan. Keadaan-keadaan yang diamati yaitu pengaturan letak
perumahan dan kondisinya, pengaturan halaman rumah, pengaturan air
bersih untuk keluarga, keadaan sarana MCK (mandi-cuci-kakus), sarana
umum desa (a.l. sekolah, took, tembok dan gapura desa, tiang listrik,
puskesmas, dsb), juga lokasi kebun dan sumber daya pertanian secara garis
mengenai
potensi
sumberdaya
alam
serta
permasalahan-
Pola usaha tani: mencakup jenis-jenis tanaman penting (antara lain jenisjenis local) dan kegunaanya (misalnya tanaman pangan, tanaman obat,
pakan ternak, dsb), produktivitas lahan dan hasilnya dan sebagainya.
pengelolaan
tanah,
pengelolaan
air,
peraturan
yaitu hanya terfokus pada usahatani, lemahnya dukungan kebijakan mikro, serta
pendekatannya yang sentralistik. Akibatnya, usaha pertanian di Indonesia sampai
saat ini masih banyak di dominasi oleh usaha dengan skala kecil, modal yang
terbatas, penggunaan teknologi yang sederhana, sangat dipengaruhi oleh musim,
a. Iklim
Tumbuh di daerah tropis/ subtropics pada 45 derajat LU sampai 45 derajat LS
dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan.
Rata-rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan atau 1500-2000
mm/tahun. Padi dapat ditanam di musim kemarau atau hujan. Pada musim
kemarau produksi meningkat asalkan air irigasi selalu tersedia. Di musim
hujan, walaupun air melimpah prduksi dapat menurun karena penyerbukan
kurang intensif.
Di dataran rendah padi memerlukan ketinggian 0-650 m dpl dengan temperatur
22-27 derajat C sedangkan di dataran tinggi 650-1.500 m dpl dengan
temperatur 19-23 derajat C.
Tanaman padi memerlukan penyinaram matahari penuh tanpa naungan.
Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan tetapi jika terlalu
kencang akan merobohkan tanaman.
b. Media Tanam Padi Sawah
Padi sawah ditanam di tanah berlempung yang berat atau tanah yang memiliki
lapisan keras 30 cm di bawah permukaan tanah.
Menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18-22 cm.
Keasaman tanah antara pH 4,0-7,0. Pada padi sawah, penggenangan akan
mengubah pH tanam menjadi netral (7,0). Pada prinsipnya tanah berkapur
dengan pH 8,1-8,2 tidak merusak tanaman padi. Karena mengalami
penggenangan, tanah sawah memiliki lapisan reduksi yang tidak mengandung
oksigen dan pH tanah sawah biasanya mendekati netral. Untuk mendapatkan
tanah sawah yang memenuhi syarat diperlukan pengolahan tanah yang
khusus.
c. Ketinggian Tempat
Tanaman dapat tumbuh pada derah mulai dari daratan rendah sampai daratan
tinggi.
Pedoman Budidaya
a. Pembibitan
1) Persyaratan Benih
Syarat benih yang baik: a) Tidak mengandung gabah hampa, potongan jerami,
kerikil, tanah dan hama gudang. b) Warna gabah sesuai aslinya dan cerah. c)
Bentuk gabah tidak berubah dan sesuai aslinya. d) Daya perkecambahan 80%.
2) Penyiapan Benih
Benih dimasukkan ke dalam karung goni dan direndam 1 malam di dalam air
mengalir supaya perkecambahan benih bersamaan.
3) Teknik Penyemaian Benih
Padi sawah Untuk satu hektar padi sawah diperlukan 25-40 kg benih
tergantung pada jenis padinya. Lahan persemaian dipersiapkan 50 hari
sebelum semai. Luas persemaian kira-kira 1/20 dari aeral sawah yang akan
ditanami. Lahan persemaian dibajak dan digaru kemudian dibuat bedengan
sepanjang 500-600 cm, lebar 120 cm dan tinggi 20 cm. Sebelum penyemaian,
taburi pupuk urea dan SP-36 masing-masing 10 gram/meter persegi. Benih
disemai dengan kerapatan 75 gram/meter persegi
4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Persemaian diairi dengan berangsur sampai setinggi 5 cm. Semprotkan
pestisida pada hari ke 7 dan taburi pupuk urea 10 gram/meter persegi pada
hari ke 10.
5) Pemindahan benih
Bibit yang siap dipindahtanamkan ke sawah berumur 25-40 hari, berdaun 5-7
helai, batang bawah besar dan kuat, pertumbuhan seragam, tidak terserang
hama dan penyakit.
Teknik Penanaman
a. Pola Tanam
Pada areal beririgasi, lahan dapat ditanami padi 3 x setahun, tetapi pada
sawah tadah hujan harus dilakukan pergiliran tanaman dengan palawija.
Pergiliran tanaman ini juga dilakukan pada lahan beririgasi, biasanya setelah
satu tahun menanam padi. Untuk meningkatkan produktivitas lahan,
seringkali dilakukan tumpang sari dengan tanaman semusim lainnya,
misalnya padi gogo dengan jagung atau padi gogo di antara ubi kayu dan
kacang tanah. Pada pertanaman padi sawah, tanaman tumpang sari ditanam di
pematang sawah, biasanya berupa kacangkacangan.
b. Penanaman Padi Sawah
Bibit ditanam dalam larikan dengan jarak tanam 20 x 20 cm, 25 x 25 cm, 22 x
22 cm atau 30 x 20 cm tergantung pada varitas padi, kesuburan tanah dan
musim. Padi dengan jumlah anakan yang banyak memerlukan jarak tanam
yang lebih lebar. Pada tanah subur jarak tanam lebih lebar. Jarak tanam di
daerah pegunungan lebih rapat karena bibit tumbuh lebih lambat. 2-3 batang
bibit ditanam pada kedalaman 3-4 cm.
Pemeliharaan Tanaman
a. Penjarangan dan Penyulaman Padi Sawah
Penyulaman tanaman yang mati dilakukan paling lama 14 hari setelah tanam.
Bibit sulaman harus dari jenis yang sama yang merupakan bibit cadangan
pada persemaian bibit.
b. Penyiangan Padi Sawah
Penyiangan dilakukan dengan mencabut rumput-rumput yang dikerjakan
sekaligus dengan menggemburkan tanah. Penyiangan dilakukan dua kali yaitu
pada saat berumur 3 dan 6 minggu dengan menggunakan landak (alat
penyiang mekanis yang berfungsi dengan cara didorong) atau cangkul kecil.
c. Pengairan Padi Sawah
Air berasal dari sumber air yang telah ditentukan Dinas Pengairan/ Dinas
Pertanian dengan aliran air tidak deras.
Air harus bisa menggenangi sawah dengan merata.
Lubang pemasukkan dan pembuangan air letaknya bersebrangan agar air
merata di seluruh lahan
Air mengalir membawa lumpur dan kotoran yang diendapkan pada petak
sawah. Kotoran berfungsi sebagai pupuk.
Genangan air harus pada ketinggian yang telah ditentukan.
d. Pemupukan Padi Sawah
Pupuk kandang 5 ton/ha diberikan ke dalam tanah dua minggu sebelum tanam
pada waktu pembajakan tanah sawah. Pupuk anorganik yang dianjurkan
Urea=300 kg/ha, TSP=75-175 kg/ha dan KCl=50 kg/ha.
Pupuk Urea diberikan 2 kali, yaitu pada 3-4 minggu, 6-8 minggu setelah
tanam. Urea disebarkan dan diinjak agar terbenam. Pupuk TSP diberikan satu
hari sebelum tanam dengan cara disebarkan dan dibenamkan. Pupuk KCl
diberikan 2 kali yaitu pada saat tanam dan saat menjelang keluar malai.
e. Penyiangan dan Pembumbunan Padi Gogo
Dilakukan secara mekanis dengan cangkul kecil, sabit atau dengan tangan
waktu tanaman berumur 3-4 minggu dan 8 minggu. Pembumbunan dilakukan
bersamaan dengan penyiangan pertama dan 1-2 minggu sebelum muncul
malai
f. Waktu Penyemprotan Pestisida
Penyemprotan pestisida dilakukan 1-2 minggu sekali tergantung dari
intensitas serangan.
Teknik Budidaya Komoditas Jagung
Menurut BAPPENAS (2000) syarat tumbuh tanaman jagung tergantung pada:
a. Iklim
Iklim yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung adalah
daerahdaerah beriklim sedang hingga daerah beriklim sub-tropis/tropis yang
basah. Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara 0-50 derajat LU
hingga 0-40 derajat LS.
Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman ini memerlukan curah
hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase
pembungaan dan pengisian biji tanaman jagung perlu mendapatkan cukup air.
Sebaiknya jagung ditanam diawal musim hujan, dan menjelang musim
kemarau.
Suhu yang dikehendaki tanaman jagung antara 21-34 derajat C, akan tetapi
bagi pertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan suhu optimum antara 2327 derajat C. Pada proses perkecambahan benih jagung memerlukan suhu
yang cocok sekitar 30 derajat C.
Saat panen jagung yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik daripada
musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan
pengeringan hasil.
b. Media Tanam Jagung
Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus. Agar supaya dapat
tumbuh optimal tanah harus gembur, subur dan kaya humus.
Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain: andosol (berasal dari
gunung berapi), latosol, grumosol, tanah berpasir. Pada tanah-tanah dengan
tekstur berat (grumosol) masih dapat ditanami jagung dengan hasil yang baik
dengan pengolahan tanah secara baik. Sedangkan untuk tanah dengan tekstur
lempung/liat (latosol) berdebu adalah yang terbaik untuk pertumbuhannya.
Keasaman tanah erat hubungannya dengan ketersediaan unsur-unsur hara
tanaman. Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung
adalah pH antara 5,6 - 7,5.
Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediaan air dalam
kondisi baik.
Tanah dengan kemiringan kurang dari 8 % dapat ditanami jagung, karena
disana kemungkinan terjadinya erosi tanah sangat kecil. Sedangkan daerah
dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan
teras dahulu.
c. Ketinggian Tempat
Jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di
daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000-1800 m dpl.
Daerah dengan ketinggian optimum antara 0-600 m dpl merupakan
ketinggian yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung.
Pedoman Budidaya
a. Pembibitan
1. Persyaratan Benih
Benih yang akan digunakan sebaiknya bermutu tinggi, baik mutu genetik,
fisik maupun fisiologinya. Berasal dari varietas unggul (daya tumbuh besar,
tidak tercampur benih/varietas lain, tidak mengandung kotoran, tidak
tercemar hama dan penyakit). Benih yang demikian dapat diperoleh bila
Dilakukan dengan cara membalik tanah dan memecah bongkah tanah agar
diperoleh tanah yang gembur untuk memperbaiki aerasi. Tanah yang akan
ditanami (calon tempat barisan tanaman) dicangkul sedalam 15-20 cm,
kemudian diratakan. Tanah yang keras memerlukan pengolahan yang lebih
banyak. Pertama-tama tanah dicangkul/dibajak lalu dihaluskan dan diratakan.
2. Pembukaan Lahan
Pengolahan lahan diawali dengan membersihkan lahan dari sisa sisa tanaman
sebelumnya. Bila perlu sisa tanaman yang cukup banyak dibakar, abunya
dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dilanjutkan dengan pencangkulan
dan pengolahan tanah dengan bajak.
3. Pembentukan Bedengan
Setelah tanah diolah, setiap 3 meter dibuat saluran drainase sepanjang barisan
tanaman. Lebar saluran 25-30 cm dengan kedalaman 20 cm. Saluran ini
dibuat terutama pada tanah yang drainasenya jelek.
4. Pengapuran
Di daerah dengan pH kurang dari 5, tanah harus dikapur. Jumlah kapur yang
diberikan berkisar antara 1-3 ton yang diberikan tiap 2-3 tahun. Pemberian
dilakukan dengan cara menyebar kapur secara merata atau pada barisan
tanaman, sekitar 1 bulan sebelum tanam. Dapat pula digunakan dosis 300
kg/ha per musim tanam dengan cara disebar pada barisan tanaman.
5. Pemupukan
Apabila tanah yang akan ditanami tidak menjamin ketersediaan hara yang
cukup maka harus dilakukan pemupukan. Dosis pupuk yang dibutuhkan
tanaman sangat bergantung pada kesuburan tanah dan diberikan secara
bertahap. Anjuran dosis rata-rata adalah: Urea=200-300 kg/ha, TSP=75-100
kg/ha dan KCl=50-100 kg/ha.
c. Teknik Penanaman
1. Penentuan Pola Tanaman
Pola tanam memiliki arti penting dalam sistem produksi tanaman. Dengan
pola tanam ini berarti memanfaatkan dan memadukan berbagai komponen
yang tersedia (agroklimat, tanah, tanaman, hama dan penyakit, keteknikan
dan sosial ekonomi). Pola tanam di daerah tropis seperti di Indonesia,
biasanya disusun selama 1 tahun dengan memperhatikan curah hujan
(terutama pada daerah/lahanyang sepenuhnya tergantung dari hujan. Maka
Total biaya produksi adalah penjumlahan dari biaya tetap ( fixed cost ) dengan
biaya tidak tetap (variable cost ), dan dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut:
TC = FC + VC
Keterangan:
TC = Total Biaya (Rp)
FC = Biaya Tetap (Rp)
TR = Y. PY
Keterangan:
TR = total penerimaan (Rp)
Y = produksi yang diperoleh dalam suatu usaha tani (Rp)
PY = Harga Y ( Rp )
Pendapatan usaha tani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya
sehingga dapat ditulis dengan rumus :
Pd = TR TC
Keterangan :
Pd = Pendapatan usaha tani (Rp)
TR = Total Penerimaan ( Rp )
TC = Total Biaya (Rp )
2.5 Analisis Kelayakan Usahatani
2.5.1 R/C Ratio
Menurut Soekartawi (1995), R/C Ratio (Return Cost Ratio) merupakan
perbandingan antara penerimaan dan biaya, yang secara matematik dapat
dinyatakan dengan :
PQ.Q
R/C = (TFC+TVC)
Keterangan :
R
= penerimaan
= output
= biaya
TFC
PQ
= harga output
TVC
TVC
PTVC /Q
Keterangan :
BEP = Break Even Point
Q = Quantities (produksi)
P = HargaProduk
TVC
1TVC /TR
Keterangan :
BEP = Break Even Point
Q = Quantities (produksi)
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Sejarah Usahatani
Usaha tani petani di Desa Ngebrak, Kecamatan Gampengrejo,
Kabupaten Kediri dari tahun ketahun masih tetap sama. Komoditas
yang ditanam adalah padi-padi-kedelai, namun ditahun 90-an terjadi
perubahan yakni padi-padi-jagung. Hal ini terjadi karena keuntungan
yang didapat dari menanam komoditas jagung lebh tinggi daripada
komoditas kedelai. Untuk hasil panen komoditas padi, sebagian dijual
kepada tengkulak dan sebagian digunakan untuk konsumsi. Sedangkan
untuk komoditas jagung, seluruh hasil panen dijual kepada tengkulak
untuk biaya pengelolaan lahan sawah.Mayoritas lahan petani bukan
milik sendiri tetapi lahan sewa. Tanah sewa memiliki sistem
pembagian biaya dan laba. 1/3 hasil diberikan kepada pemilik lahan
sebagai upah sewa, 1/3 untuk pengelolaan komoditas yang ditanam
dan 1/3 untuk laba petani penyewa. Apabila lahan yang digunakan
adalah lahan milik sendiri, maka 75% hasil panen merupakan laba
petani dan 25% untuk biaya pengolahan lahan dan tanaman.
Petani di desa Ngebrak saat ini tetap menggunakan sistem
pertanian turun-temurun namun tetap dapat menerima adanya
teknologi baru yang masuk, seperti bajak dan selep sehingga dapat
membantu meringankan pekerjaan petani walaupun biaya yang
dikeluarkan sedikit lebih mahal jika dibandingkan dengan alat
tradisional seperti cangkul dan lesung.
Selama kurang lebih sepuluh tahun terakhir di Desa Ngebrak
terbentuk Kelompok Tani yang bernama SIDO MAKMUR yang
diketuai oleh KH. Manrois dengan 64 anggota. Dibentuknya
kelompok tani ini memberikan dampak positif bagi petani yang ada di
desa tersebut karena terciptanya suatu organisasi yang dapat
bermanfaat bagi petani yakni penyuluhan dari UPSUS (Upaya
Khusus) yang merupakan program pemerintah dalam kegiatan
pengawalan dan pendampingan peningkatan produksi tiga komoditas
yaitu padi, jagung, dan kedelai (Pajale) dalam upaya pencapaian
swasembada berkelanjutan.
Selain penyuluhan anggota kelompok tani juga mendapatakan
bantuan bibit, obat-obatan dan pupuk. Bantuan pupuk terdiri dari
pupuk organik (petroganik), urea, ZA, dan phonska. Pemberian
bantuan bibit jagung sebesar 25 kwintal. Alur pemberian bantuan
berasal dari pemerintah yang diberikan kepada kelompok tani dan
selanjutnya akan dibagikan ke anggota kelompok tani secara merata.
Pertemuan rutin juga dilakukan kelompok tani dengan penyuluh
pertanian yang membahas tentang permasalahan yang dihadapi petani
seperti cara budidaya tanaman jagung hibrida dan rencana
pelaksanaan program budidaya tanaman kedelai.
Nama Petugas
Nama Petani
Umur
Survey
(tahun)
Petani
Pendidikan
Penguasaa
n Lahan
Pertanian
(m2)
Furika
Apriliastuti
Riza Fauziatul
Ulma
Joni Prasetyo
Reni Zuanita
Galih
3
4
5
Supriyadi
64
SD
3360
Mukodam
49
SMA
5600
Makrus
Ashari
70
70
SMP
SMA
6020
3500
Jatimen
73
SD
2380
Kurniawan Jati
Berdasarkan tabel diatas, hampir semua petani yang kami wawancarai sudah berusia
lanjut. Petani yang paling mudah adalah Bapak Mukodam, yang berusia 49 tahun.
Dari tingkat pendidikan, hanya Bapak Mukodam dan Bapak Ashari yang pendidikanya
sampai SMA. Sedangkan petani lainnya, hanya sampai SMP atau SD. Masing-masing
petani yang kami wawancarai memiki penguasaan lahan pertanian yang cukup luas.
Petani kami yang memiki penguasaan lahan paling sedikit adalah Bapak Jatimen,
beliau menguasai lahan 0, 24 hektar. Menurut Daniel (2002), luas penguasaan lahan
pertanian merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses produksi ataupun
usahatani dan usaha pertanian. Dalam usahatani misalnya pemilikan atau penguasaan
lahan sempit sudah pasti kurang efisien dibanding lahan yang lebih luas. Semakin
sempit lahan usaha, semakin tidak efisien usahatani yang dilakukan kecuali bila
usahatani dijalankan dengan tertib. Luas pemilikan atau penguasaan berhubungan
dengan efisiensi usahatani. Penggunaan masukan akan semakin efisien bila luas lahan
yang dikuasai semakin besar. Sehingga petani yang paling tidak efisien dari petani
yang kami wawancarai adalah Bapak Jatimen karena luas lahan yang dikuasainya
hanya 2,4 hektar.
Komoditas
Pola tanam
: Monokultur
Waktu Tanam
Januari April
Jenis Kegiatan
Menanam padi
Uraian
Penanaman dilakukan pada
April-Juli
Menanam padi
Agustus-November
Menanam jagung
penyakit
tanaman,
beliau
menggunakan
furadan.
Beliau
Komoditas
Pola tanam
: Monokultur
No
Waktu Tanam
Jenis Kegiatan
Uraian
Penanaman dilakukan pada
Januari -April
Menanam padi
April-Juli
Menanam padi
Agustus-November
Menanam jagung
penyakit
tanaman,
beliau
menggunakan
furadan.
Beliau
Komoditas
Pola tanam
: Monokultur
Waktu Tanam
Jenis Kegiatan
Desember-Maret
Menanam padi
Maret-Juni
Menanam padi
Uraian
Penanaman dilakukan pada
akhir bulan Desember
Penanaman dilakukan pada
Agustus-November
Menanam jagung
Komoditas
Pola tanam
: Monokultur
No
Waktu Tanam
Jenis Kegiatan
Desember-Maret
Menanam padi
Maret-Juni
Menanam padi
Agustus-November
Menanam jagung
Uraian
Penanaman dilakukan pada
akhir bulan Desember
Penanaman dilakukan pada
akhir bulan Maret
Penanaman dilakukan pada
Komoditas
Pola tanam
: Monokultur
Waktu Tanam
Jenis Kegiatan
Januari-April
Menanam padi
Mei-Agustus
Menanam padi
Oktober-Desember
Menanam jagung
Uraian
Penanaman dilakukan pada
awal bulan Januari
Penanaman dilakukan awal
bulan Mei
Penamanan dilakukan pada
pertengahan Oktober
Bercocok tanam menggunakan pupuk kimia urea, Za, SP 36. Beliau tidak
menggunakan pestisida. Pupuk yang digunakan tersebut berasal dari toko
pertanian di Desa Combong, Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri.
: Supriyadi
3. Umur
: 64 tahun
Padi
i.
Biaya Usahatani
a. Biaya Tetap
No
Uraian
Sewa Lahan
Sewa Alat:
Traktor
Mesin panen
Penyusutan Alat:
Jumlah
(Unit)
240 ru
(3360 m2)
240 ru
(3360 m2)
1
Cangkul
Sabit
Harga (Rp)
Perhitungan
(2.500.000x2,4)/
3
Biaya (Rp)
2.000.000
160.000x2,4
384.000
1x300.000
300.000
(100.00050.000)/3
(35.00015.000)/3
16.600
6.600
Pajak
Total Biaya Tetap
2.707.200
b. Biaya Variabel
N
o
1
2
Uraian
Bibit : IR 64
Pupuk:
Urea
ZA
SP 36
Petro organik
Pestisida;
Jumlah
(unit)
1 Sak
1 Sak
1 Sak
1 Sak
1 Sak
Harga (Rp)
Biaya (Rp)
60.000
60.000
90.000
70.000
100.000
20.000
90.000
70.000
100.000
20.000
Tetrin
1 Botol
Furadan
1 Kg
Folicur
1 Botol
Matador
1 Botol
Total biaya variable a
4
30.000
25.000
80.000
35.000
30.000
25.000
80.000
35.000
510.000
Jumlah orang
Pengolahan tanah
Penanaman
Pemupukan
Pemeliharaan
Pemberantasan
HPT
4
1
1
Biaya
Dihitung pada sewa
traktor
200.000
50.000
50.000
50.000
Panen
Biaya
Total Biaya Tetap (Total Fixed Cost)
Total Biaya Variabel (Total Variable Cost)
Total Biaya (Total Cost)
Uraian
Nilai
Produksi (unit)
1,92 ton
Harga (persatuan unit)
Rp 5.500/kg
Penerimaan Usahatani
Jumlah
1920 kg
Rp 5.500x1920
Rp 10.560.000
Uraian
Total Biaya (Total Cost)
Penerimaan (Total Revenue)
Keuntungan
Jumlah (Rp)
3.567.200
10.560.000
6.992.800
Jagung
i.Biaya Usahatani
a. Biaya Tetap
No
Uraian
Jumlah
Harga (Rp)
Biaya (Rp)
Sewa lahan
Sewa alat:
Traktor
(Unit)
240 ru
(3360 m2)
Perhitungan
(2.500.000x2,4)/
3
240 ru
(3360 m2)
160.000x2,4
2.000.000
384.000
Penyusutan alat:
Cangkul
Sabit
(100.00050.000)/3
(35.00015.000)/3
16.600
6.600
Pajak
Total Biaya Tetap
2.407.200
b. Biaya Variabel
N
o
1
2
Uraian
Jumlah
(unit)
5 sak
Jumlah orang
Pengolahan tanah
Penanaman
4
Pemupukan
2
Pemeliharaan
2
Pemberantasan
1
HPT
Panen
4
Total biaya variable b
Harga (Rp)
Biaya (Rp)
60.000
300.000
90.000
70.000
100.000
20.000
90.000
70.000
100.000
20.000
25.000
68.000
50.000
25.000
68.000
50.000
723.000
Biaya
Dihitung pada sewa
traktor
200.000
100.000
100.000
50.000
200.000
650.000
c. Total Biaya
No
1
Biaya
Total Biaya Tetap (Total Fixed Cost)
1.373.000
3.780.200
Uraian
Produksi (unit)
Nilai
2,4 ton
Rp 4.650/kg
Penerimaan Usahatani
Jumlah
2400 kg
Rp
4.650.000x2400
Rp 11.160.000
Uraian
Total Biaya (Total Cost)
Penerimaan (Total Revenue)
Keuntungan
Jumlah (Rp)
3.780.200
11.160.000
7.379.800
Petani 2
: Riza Fauziatul Ulma
2. Nama Petani
: Mukodam
3. Umur
: 49 tahun
Padi
i. Biaya Usahatani
a. Biaya Tetap
No
Uraian
1
2
Sewa lahan
Sewa alat:
Traktor
Jumlah
(Unit)
5600 m2
(400 ru)
Harga (Rp)
Perhitunga
n
160.000 x 4
Biaya (Rp)
640.000
Penyusutan alat:
Cangkul
Sprayer
Osrok
Sabit
Pajak
5600 m2
(400 ru)
Total Biaya Tetap
(90.00045.000)/3
(400.000100.000)/ 3
(25.00015.000)/3
(25,00015.000)/3
(25.000x4)/3
15.000
100.000
3.300
3.300
33.300
794.900
b. Biaya Variabel
N
o
1
2
Jumlah
(unit)
5 Kg
Uraian
Harga (Rp)
Bibit: IR 64
Pupuk:
Urea
4 Sak
ZA
2 Sak
SP 36
2 Sak
NPK
2 Sak
Petro organik
1 Sak
Pestisida
Matador
500 Ml
Policur
Total biaya variable a
Biaya (Rp)
60.000
60.000
90.000
70.000
120.000
40.000
20.000
360.000
140.000
240.000
80.000
20.000
60.000
60.000
1.040.000
Jumlah orang
Pengolahan tanah
Penanaman
8
Pemupukan
1
Pemeliharaan
1
Pemberantasan
1
HPT
Panen
6
Total biaya variable b
Biaya
Dihitung pada sewa
traktor
400.000
35.000
35.000
35.000
120.000
625.000
c. Total Biaya
No
1
2
Biaya
Total Biaya Tetap (Total Fixed Cost)
Total Biaya Variabel (Total Variable Cost)
Total Biaya (Total Cost)
Uraian
Produksi (unit)
Nilai
2,7 ton
Rp 5.600/kg
Penerimaan Usahatani
Jumlah
2700
Rp 5.600x2700
ton
Rp 15.120.000
Uraian
Total Biaya (Total Cost)
Jumlah (Rp)
2.950.100
15.120.000
12.169.900
Jagung
i. Biaya Usahatani
d. Biaya Tetap
No
Uraian
1
2
Sewa lahan
Sewa alat:
Traktor
Jumlah
(Unit)
Harga (Rp)
Perhitunga
n
Biaya (Rp)
5600 m2
(400 ru)
160.000 x 4
640.000
Penyusutan alat:
Cangkul
Sabit
Osrok
Pajak
5600 m2
(400 ru)
Total Biaya Tetap
90.00045.000)/3
(25,00015.000)/3
200.000100.000)/3
15.000
3.300
33.300
(25.000x4)/3
33.300
721.600
e. Biaya Variabel
N
o
1
2
Uraian
Jumlah
(unit)
12 sak
Jumlah orang
Pengolahan tanah
Penanaman
Pemupukan
Pemeliharaan
12
4
1
Harga (Rp)
Biaya (Rp)
65.000
780.000
90.000
70.000
100.000
20.000
90.000
70.000
10.000
20.000
68.000
50.000
68.000
50.000
1.178.000
Biaya
Dihitung pada sewa
traktor
420.000
120.000
50.000
Pemberantasan
1
HPT
Panen
6
Total biaya variable b
50.000
1.540.000
2.250.000
f. Total Biaya
No
1
2
Biaya
Total Biaya Tetap (Total Fixed Cost)
Total Biaya Variabel (Total Variable Cost)
Total Biaya (Total Cost)
Uraian
Produksi (unit)
Harga (persatuan unit)
Penerimaan Usahatani
Nilai
4,8 ton
4.650/kg
Jumlah
4800
4.650x4800
Rp 22.320.000
Uraian
Total Biaya (Total Cost)
Penerimaan (Total Revenue)
Keuntungan
Petani 3
: Joni Prasetyo
2. Nama Petani
: Makrus
3. Umur
: 70 tahun
Jumlah (Rp)
4.149.600
22.320.000
18.170.400
Padi
i. Biaya Usahatani
a. Biaya Tetap
No
Uraian
Sewa Lahan
Sewa Alat:
Traktor
Jumlah
(Unit)
3500 m2
(250 ru)
Harga (Rp)
Perhitungan
7.500.000/3
penanaman
4550 m2
(325 ru)
200.000x3,2
5
Biaya (Rp)
2.500.000
650.000
Penyusutan alat:
Cangkul
Sabit
Osrok
2 x (150.000100.000)/3
(25,00015.000)/3
(25.000-
33.300
3.300
3.300
Sprayer
4
Pajak
15.000)/3
(170.000100.000)/3
2730 m2
(295 ru)
Total Biaya Tetap
300.000/3
23.300
100.000
3.313.200
b. Biaya Variabel
N
o
1
2
Uraian
Jumlah
(unit)
2 Sak
Harga (Rp)
Bibit: IR 64
Pupuk:
Urea
2 Sak
ZA
1 Sak
NPK
1 Kg
Petro organik
2 Sak
Petro organik cair
1 Liter
Pestisida
Matador
1 Botol
Total biaya variable a
Biaya tenaga kerja
Jumlah orang
Pengolahan tanah
Penanaman
4
Pemupukan
1
Pemeliharaan
1
Pemberantasan
1
HPT
Panen
4
Total biaya variable b
Biaya (Rp)
80.000
160.000
90.000
80.000
4.000
20.000
65.000
180.000
80.000
80.000
40.000
65.000
35.000
35.000
640.000
Biaya
Dihitung pada sewa
traktor
585.000
40.000
40.000
40.000
487.500
1.192.500
c. Total Biaya
No
1
2
Biaya
Total Biaya Tetap (Total Fixed Cost)
Total Biaya Variabel (Total Variable Cost)
Total Biaya (Total Cost)
Uraian
Produksi (unit)
Nilai
2,4 ton
Jumlah
2400
4200x2400
Rp 10.080.000
Uraian
Total Biaya (Total Cost)
Penerimaan (Total Revenue)
Keuntungan
Jumlah (Rp)
5.145.700
10.080.000
4.934.300
Jagung
i. Biaya Usahatani
a. Biaya Tetap
No
Uraian
Jumlah
(Unit)
Sewa lahan
3500 m2
(250 ru)
Harga (Rp)
Perhitunga
n
7.500.000/3
penanaman
Sewa alat:
4550 m2
(325 ru)
200.000 x
3,25
Traktor
3
Biaya (Rp)
2.500.000
650.000
Penyusutan alat:
Cangkul
Sabit
Osrok
Pajak
2730 m2
(295 ru)
Total Biaya Tetap
2x
(150.000100.000)/3
(25,00015.000)/3
(25.00015.000)/3
300.000/3
33.300
3.300
3.300
100.000
3.289.900
b. Biaya Variabel
N
o
1
2
Uraian
Bibit: IR 64
Pupuk:
Urea
ZA
NPK
Petro organik
Petro organik cair
Pestisida
Jumlah
(unit)
4 Sak
2 Sak
1 Sak
20 Kg
2 Sak
1 Liter
Harga (Rp)
Biaya (Rp)
80.000
320.000
90.000
80.000
4.000
20.000
65.000
180.000
80.000
80.000
40.000
65.000
Biaya tenaga
kerja
Jumlah orang
Pengolahan tanah
Penanaman
2
Pemupukan
1
Pemeliharaan
1
Pemberantasan
HPT
Panen
Total biaya variable b
765.000
Biaya
Dihitung pada sewa
traktor
60.000
40.000
40.000
140.000
c. Total Biaya
No
1
2
Biaya
Total Biaya Tetap (Total Fixed Cost)
Total Biaya Variabel (Total Variable Cost)
Total Biaya (Total Cost)
Uraian
Produksi (unit)
Nilai
Ditebas
Harga (persatuan unit)
4.000.000/100
ru
Penerimaan Usahatani
Jumlah
4.000.000x3,25
13.000.000
Uraian
Total Biaya (Total Cost)
Penerimaan (Total Revenue)
Keuntungan
Petani 4
: Reni Zuanita
2. Nama Petani
: Ashari
3. Umur
: 70 tahun
Padi
i. Biaya Usahatani
a. Biaya Tetap
Jumlah (Rp)
4.194.900
13.000.000
8.805.100
No
Uraian
Jumlah
(Unit)
Harga (Rp)
Perhitunga
n
Biaya (Rp)
Sewa lahan
3500 m2
(250 ru)
6.250.000/3
2.083.000
Sewa alat:
3500 m2
(250 ru)
160.000 x
2,5
Traktor
3
395.000
Penyusutan alat:
Cangkul
Sabit
Osrok
Pajak
(150.00080.000)/3
(50.00020.000)/3
(50.00020.000)/3
-
23.300
10.000
10.000
2.521.300
b. Biaya Variabel
N
o
1
2
Uraian
Jumlah
(unit)
Sak
Bibit: IR 64
Pupuk:
Urea
2,5 sak
ZA
4 sak
SP 36
125 kg
Petro organik
1 sak
Pestisida
Poradon
1 bungkus
Matador
1 botol
Total biaya variable a
Biaya tenaga
kerja
Jumlah orang
Pengolahan tanah
Penanaman
8 sampai 10
Pemupukan
1
Pemeliharaan
2
Pemberantasan
1
HPT
Panen
4
Total biaya variable b
c. Total Biaya
Harga (Rp)
Biaya (Rp)
60.000
60.000
90.000
80.000
25.000
20.000
225.000
200.000
312.500
20.000
25.000
35.000
50.000
35.000
902.500
Biaya
Dihitung pada sewa
traktor
450.000
40.000
80.000
40.000
750.000
1.360.000
No
1
2
Biaya
Total Biaya Tetap (Total Fixed Cost)
Total Biaya Variabel (Total Variable Cost)
Total Biaya (Total Cost)
Uraian
Nilai
Produksi (unit)
2,5 ton
Harga (persatuan unit)
Rp. 4000/kg
Penerimaan Usahatani
Jumlah
2500
4000x2500
Rp 10.000.000
Uraian
Total Biaya (Total Cost)
Penerimaan (Total Revenue)
Keuntungan
Jumlah (Rp)
4.783.800
10.000.000
5.216.200
Jagung
i. Biaya Usahatani
a. Biaya Tetap
No
Uraian
Sewa Lahan
Sewa Alat:
traktor
Penyusutan Alat:
Cangkul
Harga (Rp)
Perhitungan
Biaya (Rp)
6.250.000/3
2.083.000
Tugal
(150.00080.000)/3
(50.00020.000)/3
(8.0005.000)/3
Sabit
Jumlah
(Unit)
3500 m2
(250 ru)
23.300
10.000
1.000
Pajak
Total Biaya Tetap
2.117.300
b. Biaya Variabel
N
o
1
2
Uraian
Bibit: deklab
Pupuk:
Urea
Petro organik
Za
Jumlah
(unit)
1 kg
1 sak
1 sak
1 sak
Harga (Rp)
Biaya (Rp)
65.000
260.000
45.000
20.000
40.000
45.000
20.000
40.000
Pestisida
Furadan
1 bungkus
Total biaya variable a
12.500
Biaya tenaga
Jumlah orang
kerja
Pengolahan tanah
Penanaman
8
Pemupukan
2
Pemeliharaan
2
Pemberantasan
1
HPT
Panen
Total biaya variable b
12.500
377.500
Biaya
120.000
70.000
70.000
35.000
295.000
c. Total Biaya
No
1
2
Biaya
Total Biaya Tetap (Total Fixed Cost)
Total Biaya Variabel (Total Variable Cost)
Total Biaya (Total Cost)
Uraian
Produksi (unit)
Harga (persatuan unit)
Penerimaan Usahatani
Nilai
Ditebas
Jumlah
10.000.000
10,000.000
Uraian
Total Biaya (Total Cost)
Penerimaan (Total Revenue)
Keuntungan
Petani 5
: Galih Kurniawan Jati
2. Nama Petani
: Jatimen
3. Umur
: 73 tahun
Padi
i. Biaya Usahatani
a. Biaya Tetap
Jumlah (Rp)
2.789.800
10.000.000
7.210.200
No
Uraian
Jumlah
(Unit)
Sewa Lahan
2380 m2
Sewa Alat:
Traktor
Penyusutan Alat:
2380 m2
Cangkul
Sabit
Osrok
Harga (Rp)
Perhitunga
n
1.000.000/3
penanaman
Biaya (Rp)
330.000
200.000 x 2
400.000
(55.00020.000)/3
(10,0005000)/3
(25.00015.000)/3
11.600
1.600
3.300
Pajak
Total Biaya Tetap
746.500
b. Biaya Variabel
N
o
1
2
Uraian
Bibit:
Pupuk:
Urea
SP 36
ZA
Pestisida
Jumlah
(unit)
1 sak
Harga (Rp)
55 kg
20 kg
50 kg
Biaya (Rp)
55.000
55.000
2000
2500
2500
110.000
50.000
100.000
Biaya tenaga
kerja
Jumlah orang
Pengolahan tanah
Penanaman
6
Pemupukan
1
Pemeliharaan
1
Pemberantasan
HPT
Panen
6
Total biaya variable b
315.000
Biaya
Dihitung pada sewa
traktor
306.000
30.000
30.000
510.000
876.000
c. Total Biaya
No
1
2
Biaya
Total Biaya Tetap (Total Fixed Cost)
Total Biaya Variabel (Total Variable Cost)
1.937.500
Uraian
Nilai
Produksi (unit)
1,6 ton
Harga (persatuan unit)
Rp. 5625
Penerimaan Usahatani
Jumlah
1600
5625x1600
Rp 9.000.000
Uraian
Total Biaya (Total Cost)
Penerimaan (Total Revenue)
Keuntungan
Jumlah (Rp)
1.937.500
9.000.000
7.062.5000
Jagung
i. Biaya Usahatani
a. Biaya Tetap
No
Uraian
Jumlah
(Unit)
Sewa Lahan
2380 m2
Sewa Alat:
Traktor
Penyusutan Alat:
2380 m2
Cangkul
Sabit
Osrok
Harga (Rp)
Perhitunga
n
1.000.000/3
penanaman
200.000 x 2
(55.00020.000)/3
(10,0005000)/3
(25.00015.000)/3
Biaya (Rp)
330.000
400.000
11.600
1.600
3.300
Pajak
Total Biaya Tetap
746.500
b. Biaya Variabel
N
o
1
2
Uraian
Bibit: DK 77
Pupuk:
Urea
Jumlah
(unit)
5 kg
55 kg
Harga (Rp)
Biaya (Rp)
55.000
55.000
2000
110.000
SP 36
ZA
Pestisida
20 kg
50 kg
2500
2500
Biaya tenaga
kerja
Jumlah orang
Pengolahan tanah
50.000
100.000
315.000
Biaya
Dihitung pada sewa
traktor
450.000 (paket)
-
Penanaman
8
Pemupukan
Pemeliharaan
Pemberantasan
HPT
Panen
Total biaya variable b3
450.000
c. Total Biaya
No
1
2
Biaya
Total Biaya Tetap (Total Fixed Cost)
Total Biaya Variabel (Total Variable Cost)
Total Biaya (Total Cost)
Uraian
Nilai
Produksi (unit)
1,2 ton
Harga (persatuan unit)
Rp. 4750
Penerimaan Usahatani
Jumlah
1200
4750x1200
Rp 5.700.000
Uraian
Total Biaya (Total Cost)
Penerimaan (Total Revenue)
Keuntungan
Jumlah (Rp)
1.511.500
5.700.000
4.188.500
Rekapitulasi
N
o
1
Nama
Supriy
adi
Biaya (Rp)
Jagun
Padi
g
3.567. 3.780.
200
200
Penerimaan (Rp)
Keuntungan (Rp)
Padi
Jagung
Padi
Jagung
10.560.
000
11.160.
000
6.992.8
00
7.379.8
00
2
3
4
5
Mukod
am
Makrus
Ashari
Jatime
n
2.459. 4.149.
900
600
5.145. 4.194.
700
900
4.783. 2.789.
800
800
1.937. 1.511.5
500
00
15.120.
000
10.080.
000
10.000.
000
9.000.0
00
22.320.
000
13.000.
000
10,000.
000
5.700.0
00
12.169.
900
4.934.3
00
5.216.2
00
7.062.5
000
18.170.
400
8.805.1
00
7.210.2
00
4.188.5
00
Uraian
.
1.
Pa
Dijual
Jumla
Pemasaran
Lembaga
Tempat/
h Unit
Pemasaran
Lokasi
(%)
100% Setor toko Ngebrak
di
Jag
un
g
Alasan
Memenuhi
Di
0%
grosir
-
target toko.
-
konsumsi
Dijual
Di
100%
0%
Tengkulak
-
Gudang
-
Lebih mudah
-
konsumsi
2. Bapak Makrus
No
Uraian
.
1.
Pa
Dijual
Jumla
Pemasaran
Lembaga Tempat /
h Unit
Pemasaran
Lokasi
(%)
100% Tengkulak Ngebrak
di
Alasan
Selisih antara
dijual ke
tengkulak
dengan dijual ke
pasar tidaklah
banyak.
Di
konsumsi
Dijual
100%
Tengkulak
Di lahan
Ja
gu
ng
Mengurangi
biaya proses
Di
konsumsi
0%
pasca panen.
-
3. Bapak Mukodam
No
Uraian
.
1.
Pa
Dijual
Jumla
Pemasaran
Lembaga Tempat /
h Unit
Pemasaran
Lokasi
(%)
100% Tengkulak Ngebrak
di
Alasan
Tidak memiliki
hubungan
dengan
konsumen yang
mampu membeli
Jag
Di
0%
produknya.
-
konsumsi
Dijual
100%
Tengkulak
(Sudah
Ngebrak
Lebih mudah
un
melewati
pasca
Di
0%
panen)
-
konsumsi
4. Bapak Ashari
No
Uraian
.
1.
Pa
di
Dijual
Jumla
Pemasaran
Lembaga Tempat /
h Unit
Pemasaran
Lokasi
(%)
100% Tengkulak Ngebrak
Alasan
Selisih antara
dijual ke
tengkulak
dengan dijual ke
pasar tidaklah
banyak.
Di
0%
Ja
gu
konsumsi
Dijual
Di
100%
0%
Tengkulak
-
Ngebrak
-
Lebih mudah
-
ng
konsumsi
5. Bapak Jatimen
No
Uraian
.
1.
Pa
Dijual
Jumla
Pemasaran
Lembaga Tempat /
h Unit
Pemasaran
Lokasi
(%)
100% Tengkulak Ngebrak
di
Jag
Alasan
Untuk
memenuhi target
ke gudang
-
Di
0%
konsumsi
Dijual
100%
Tengkulak
(Pipilan)
Ngebrak
Tidak memiliki
hubungan
dengan
konsumen yang
mampu membeli
produknya
Di
0%
un
g
konsumsi
Rekapitulasi
No
Nama
Uraian
.
1.
Jumlah
100%
Pemasaran
Lembaga Tempat /
Pemasaran
Lokasi
Setor toko Ngebrak
Memenuhi target
100%
100%
grosir
Tengkulak
Tengkulak
toko
Budaya keluarga
Selisih antara
Unit (%)
Supriyadi
Makrus
Dijual
Dijual
Padi
Jagung
Padi
Gudang
Ngebrak
Alasan
dijual ke
tengkulak
dengan dijual ke
pasar tidaklah
Jagung
100%
Tengkulak
(di tebas)
Di lahan
banyak
Mengurangi biaya
proses pasca
3.
Mukodam
Dijual
Padi
100%
Tengkulak
Ngebrak
panen
Tidak memiliki
hubungan dengan
konsumen yang
mampu membeli
Jagung
100%
Tengkulak
(Sudah
Ngebrak
produknya.
Lebih mudah
Ngebrak
Selisih antara
melewati
pasca
4.
Ashari
Dijual
Padi
100%
panen)
Tengkulak
dijual ke
tengkulak
dengan dijual ke
pasar tidaklah
banyak.
5.
Jatimen
Dijual
Jagung
100%
Padi
100%
Jagung
100%
Tengkulak
(ditebas)
Tengkulak
Tengkulak
(Pipilan)
Di lahan
Lebih mudah
Ngebrak
Untuk memenuhi
Ngebrak
target ke gudang
Tidak memiliki
hubungan dengan
konsumen yang
mampu membeli
produknya
Jenis Kelembagaan
Jumlah
Lokasi
Manfaat
1.
Kelompok Tani
Petani
5
Ngebrak
Menyediakan
Sido Makmur*
informasi dan
mendapatkan bibit,
2.
Badan
Permusyawaratan
Desa (BPD)*
Balai Desa
Ngebrak
prioritas
pembangunan,
mengelola keuangan
desa dan
menyampaikan
aspirasi petani.
Le
Dalam k
Kendala
Irigasi
Solusi
Harapan
Pengairan
(Jagung)
Pengairan
Menggunakan diesel
Air
Air
BAB V
LAMPIRAN
5.1 Transek Desa
DAFTAR PUSTAKA
BAPPENAS, 2000. Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan,
Proyek PEMD, BAPPENAS
Saragih, S., 2004, Penataan Lahan dan Alteranatif Sistem Usahatani Berbasis
Tanaman Pangan