Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Hasil uji tuberkulin yang positif dapat diartikan sebagai seseorang tersebut sedang
terinfeksi basil Mycobacterium tuberculosis. Terpenting disini adalah jika seseorang sedang
terinfeksi Mycobacterium tuberculosis apakah sedang terinfeksi atau sakit tuberkulosis. Sehingga
guideline ACHA menyebutkan jika hasil uji tuberkulin positif maka harus dikonfirmasikan
dengan pemeriksaan foto toraks dan pemeriksaan dahak. Jika hasil foto toraks tersebut normal
maka dapat dilakukan pemberian terapi tuberkulosis laten, tetapi jika hasil foto toraks terjadi
kelainan dan menunjukkan ke arah tuberkulosis maka dapat dimasukkan dalam Mycobacterium
tuberculosis aktif.
Pengaruh keadaan-keadaan tertentu terhadap hasil tuberkulin, antara lain:
1. Terapi kortikosteroid
Kortikosteroid dapat menghilangkan atau menurunkan hipersensitivitas tuberkulin, tetapi
dapat timbul lagi setelah terapi dihentikan. Pasien tuberkulosis dengan hipersensitivitas kuat
yang diuji tuberkulin dicampur kortison asetat maka indurasi berkurang.
2. Penyakit Hodgkin
Seperti juga penyakit retikulosit yang lain misalnya limfosarkoma, leukimia limfositik kronik
hipersensitivitasnya terhadap tuberkulin melemah sampai negatif. Sekitar 95% pasien
limfoma Hodgkin dan 52% pasien retikulosis yang lain gagal memberi reaksi terhadap
Mantoux PPD 10 IU.
3. Sarkoidosis
Pada penyakit ini hipersensitivitas tuberkulin melemah. Hal serupa terdapat juga pada
kandida, pertusis, dan mumps. Kurang lebih 70% pasien sarkoidosis uji tuberkulinnya
melemah atau negatif.
Uji tuberkulin dapat dilakukan dengan mencampur tuberkulin dengan emulsi parafin dan
lanolin untuk menghambat absorbsi dan memperpanjang hasil uji.
4. Penyakit infeksi
Infeksi seperti rubella, demam scarlet, pertusis, mumps, campak maupun vaksinasi terhadap
campak, poliomyelitis, yellow fever akan menekan raksi tuberkulin. Dengan demikian
vaksinasi terhadap anak yang sakit tuberkulosis akan menghasilkan uji tuberkulin yang
lemah.
5. Keganasan
Keganasan menekan reaksi tuberkulin menjadi lemah sampai negatif. Uji tuberkulin dipakai
untuk menilai derajat imunitas tipe IV pada penderita kanker yang diterapi dengan
imunoterapi.
6. Transfusi darah
Transfusi darah yang mengandung tuberkulin positif dapat merubah sementara penderita
tuberkulin negatif menjadi positif.
Catatan: program tes kulit hanya dilakukan pada kelompok risiko tinggi
Pada anak yang telah mendapat vaksinasi BCG baru menunjukkan reaksi terhadap uji
tuberkulin setelah 6-8 minggu, maka interpretasi uji tuberkulinnya bervariasi, ada yang
mendapatkan 6-20 mm. Santoso memilah 5-9 mm. Hasan mendapatkan hasil vaksinasi BCG
memberi indurasi 10-15 mm sebesar 65 % dan lebih besar 15 mm sebesar 35 %. Bila
vaksinasi dilakukan pada masa neonatus, Hurtwitz mendapatkan 10 % yang memberi
indurasi 5 mm atau lebih dan tidak ada yang mencapai 10 mm.2
Imunisasi BCG secara luas digunakan untukmencegah tuberkulosis yang berat. Data yang
didapat menyatakan bahwa BCG dapat memproteksi tuberkulosissecara luas dan meningitis
TB meskipun tidakdapat melawan tuberkulosis pada anak dan dewasa. Imunisasi BCG dapat
menyebabkan reaksi ujituberkulin menjdai positif tetapi keadaan ini berlangsung selama
beberapa tahun setelah BCGdiberikan. Reaksi ini umumnya kecil (< 6mm). Jika reaksi uji
tuberkulin dengan ukuran yang lebihbesar dapat menggambarkan positif atau abnormal, yang
diartikan sebagai seeorangtersebut terpapar dengan basil Mycobacterium tuberculosis,
Daftar Pustaka
1. Kenyorini, Suradi, Surjanto E. 2006. Uji Tuberkulin. Dalam: Jurnal Tuberkulosis
Indonesia Vol.3 No.2 September
Pemberantasan