Você está na página 1de 11

Angka Kematian Ibu Bersalin

A. Definisi Angka Kematian Ibu


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kematian sebagai suatu peristiwa
menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat
setelah kelahiran hidup. Sedangkan kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat
proses atau setelah perempuan bersalin kurang dari 24 jam.
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat
kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah
ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke 5 yaitu meningkatkan
kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai
resiko jumlah kematian ibu.
B. Penyebab Kematian Ibu
Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi faktor penentu
angka kematian, meskipun masih banyak faktor yang harus diperhatikan untuk menangani
masalah ini. Persoalan kematian yang terjadi lantaran indikasi yang lazim muncul. Yakni
pendarahan, keracunan kehamilan yang disertai kejang-kejang, aborsi, dan infeksi. Namun,
ternyata masih ada faktor lain yang juga cukup penting. Kaum lelaki pun dituntut harus
berupaya ikut aktif dalam segala permasalahan bidang reproduksi secara lebih bertanggung
jawab. Selain masalah medis, tingginya kematian ibu juga karena masalah ketidaksetaraan
gender, nilai budaya, perekonomian serta rendahnya perhatian laki-laki terhadap ibu hamil
dan melahirkan. Oleh karena itu, pandangan yang menganggap kehamilan adalah peristiwa
alamiah perlu diubah secara sosiokultural agar perempuan dapat perhatian dari masyarakat.
Sangat diperlukan upaya peningkatan pelayanan perawatan ibu baik oleh pemerintah, swasta,
maupun masyarakat terutama suami.
Sumber: Departemen Kesehatan Indonesia
Grafik 2.1 Distribusi Persentase Penyebab Kematian Ibu Melahirkan
Grafik diatas menunjukkan distribusi persentase penyebab kematian ibu melahirkan,
berdasarkan data tersebut bahwa tiga faktor utama penyebab kematian ibu melahirkan yakni,
pendarahan, hipertensi saat hamil atau preeklamasi dan infeksi. Pendarahan menempati
persentase tertinggi penyebab kematian ibu (28%), anemia dan kekurangan energi kronis
(KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya pendarahan dan infeksi yang
merupakan faktor kematian utama ibu. Di berbagai negara paling sedikit seperempat dari
seluruh kematian ibu disebabkan oleh pendarahan, proporsinya berkisar antara kurang dari
10% sampai hampir 60%. Walaupun seorang perempuan bertahan hidup setelah mengalami
pendarahan pasca persalinan, namun ia akan menderita akibat kekurangan darah yang berat
(anemia berat) dan akan mengalami masalah kesehatan yang berkepanjangan.(WHO).
Persentase tertinggi kedua penyebab kematian ibu yang adalah eklamsia (24%),
kejang bisa terjadi pada pasien dengan tekanan darah tinggi (hipertensi) yang tidak terkontrol
saat persalinan. Hipertensi dapat terjadi karena kehamilan, dan akan kembali normal bila
kehamilan sudah berakhir. Namun ada juga yang tidak kembali normal setelah bayi lahir.
Kondisi ini akan menjadi lebih berat bila hipertensi sudah diderita ibu sebelum hamil. (Profil
Kesehatan Indonesia, 2007), sedangkan persentase tertinggi ketiga penyebab kematian ibu
melahirkan adalah infeksi (11%).
Selain itu, juga terdapat penyebab tidak langsung yang dikenal dengan 3 terlambat
dan 4 terlalu, yang terkait dengan faktor akses, sosial budaya, pendidikan, dan ekonomi.
Kasus 3 Terlambat, yaitu:
1. Terlambat mengenali tanda bahaya persalinan dan mengambil keputusan.

2. Terlambat dirujuk.
3. Terlambat ditangani oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan.
Berdasarkan Riskesdas 2010, masih cukup banyak ibu hamil dengan faktor risiko 4
Terlalu, yaitu:
1) Terlalu muda, hamil dan melahirkan. Di zaman ini wanita cepat mengalami menstruasi,
selain itu cepat nikah dan hamil sehingga resiko melahirkan tinggi. Secara medis umur
dibawah 20 tahun alat produksi belum optimal, sehingga tidak disarankan untuk menikah
terlebih dahulu.
2) Terlalu tua. Usia di atas 35 tahun tidak disarankan untuk hamil karena resikonya tinggi.
Dengan bertambahnya usia semakin menurunkan juga kualitasnya, sehingga rentan terhadap
meninggalnya si ibu.
3) Terlalu sering punya anak yang mengakibatkan sering terjadi pendarahan.
4) Terlalu rapat jarak melahirkan. Belum terlalu pulih melahirkan pertama, melahirkan lagi
sehingga punya resiko yang lebih tinggi pula.
Hasil Riskesdas juga menunjukkan bahwa cakupan program kesehatan ibu dan
reproduksi umumnya rendah pada ibu-ibu di pedesaan dengan tingkat pendidikan dan
ekonomi rendah. Secara umum, posisi perempuan juga masih relatif kurang menguntungkan
sebagai pengambil keputusan dalam mencari pertolongan untuk dirinya sendiri dan anaknya.
Ada budaya dan kepercayaan di daerah tertentu yang tidak mendukung kesehatan ibu dan
anak. Rendahnya tingkat pendidikan dan ekonomi keluarga berpengaruh terhadap masih
banyaknya kasus 3 Terlambat dan 4 Terlalu, yang pada akhirnya terkait dengan kematian ibu
dan bayi.
C. Penanggulangan Kematian Ibu Bersalin
Dalam rangka percepatan penurunan AKI guna mencapai target MDGs tahun 2015,
Direktorat Bina Kesehatan Ibu telah merumuskan skenario percepatan penurunan AKI
sebagai berikut:
1) Target Millenium Development Goals (MDG) 5 akan tercapai apabila 50% kematian ibu per
provinsi dapat dicegah/dikurangi.
2) Kunjungan antenatal pertama (K1) sedapat mungkin dilakukan pada trimester pertama, guna
mendorong peningkatan cakupan kunjungan antenatal empat kali (K4).
3) Bidan Di Desa sedapat mungkin tinggal di desa, guna memberikan kontribusi positif untuk
pertolongan persalinan serta pencegahan dan penanganan komplikasi maternal.
4) Persalinan harus ditolong tenaga kesehatan dan sedapat mungkin dilakukan di fasilitas
kesehatan.
5) Pelayanan KB harus ditingkatkan guna mengurangi faktor risiko 4 Terlalu.
6) Pemberdayaan keluarga dam masyarakat dalam kesehatan reproduksi responsif gender harus
ditingkatkan untuk meningkatkan health care seeking behaviour.
Untuk mengatasinya, BKKBN melakukan program pendewasaan usia perkawinan
diberbagai pusat informasi, baik di sekolah, universitas dan lainnya. Selain itu, dengan
melakukan kerjasama, yang hingga kini sudah ada 49 mitra kerja dan stakeholders baik
pemerintah maupun swasta, yayasan dan organisasi untuk membantu menurunkankan jumlah
kematian ini.
Pemerintah Pusat akan melaksanakan program Emas atau Expanding Maternal and
Newborn Survival yang bekerjasama dengan pemerintah Amerika Serikat yang akan
dilakukan secara bertahap. Dalam program tersebut, Amerika Serikat memberikan bantuan
sebesar 55 juta dolar Amerika. Pada tahun 2012, program tersebut akan dilakukan di enam
provinsi yang memiliki 70 persen kasus kematian ibu, yaitu Banten, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Sumatra Utara, Sulawesi Selatan, dan Jawa Barat.

BAB III
PEMBAHASAN
Angka Kematian Ibu Maternal bersama dengan Angka Kematian Bayi senantiasa
menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan. AKI mengacu pada
jumlah kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Direktur
Jenderal Gizi Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan Slamet Riyadi Yuwono
mengatakan bahwa terdapat 10 provinsi yang angka kematian ibu melahirkan tinggi. Sepuluh
daerah tersebut, yaitu Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Nusa Tenggara
Timur, Banten, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Lampung dan Sulawesi Tengah.
Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2007 memperlihatkan angka
kematian ibu (AKI) di Indonesia saat ini 228 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka
kematian bayi sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan penelitian Woman Research
Institute, angka kematian ibu melahirkan pada tahun 2011 mencapai 307 per 100.000
kelahiran hidup.
Berdasarkan pernyataan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, angka
kematian ibu melahirkan di Kalimantan Barat masih tinggi yaitu 403 per seratus ribu
kelahiran hidup. Kadis Kesehatan Kalbar juga mengatakan bahwa daerah yang memiliki
angka kematian ibu yang relatif paling tinggi, yakni di Kabupaten Sintang dan Kabupaten
Sanggau.
Salah satu faktor tingginya AKI di Indonesia adalah disebabkan karena relatif masih
rendahnya cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan. Departemen Kesehatan menetapkan
target 90 persen persalinan ditolong oleh tenaga medis pada tahun 2010. Perbandingan
dengan hasil survei SDKI bahwa persalinan yang ditolong oleh tenaga medis profesional
meningkat dari 66 persen dalam SDKI 2002-2003 menjadi 73 persen dalam SDKI 2007.
Angka ini relatif rendah apabila dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura,
Malaysia, Thailand di mana angka pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan hampir
mencapai 90%. Apabila dilihat dari proyeksi angka pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan terlihat bahwa ada pelencengan dari tahun 2004 dimana angka pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan dibawah dari angka proyeksi, apabila hal ini tidak menjadi
perhatian maka diperkirakan angka pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 90
% pada tahun 2010 tidak akan tercapai, konsekuensi lebih lanjut bisa berimbas pada resiko
angka kematian ibu meningkat. Kondisi geografis, persebaran penduduk dan sosial budaya
merupakan beberapa faktor penyebab rendahnya aksesibilitas terhadap tenaga pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan, dan tentunya disparitas antar daerah akan berbeda satu
sama lain.
Sesuai target MDGs, AKI harus diturunkan sampai 102 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 2015. Untuk dapat mencapai target MDGs, diperlukan terobosan dan upaya keras
dari seluruh pihak, baik Pemerintah, sektor swasta, maupun masyarakat. Untuk itu
pemerintah terus melakukan upaya menurunkan angka kematian ibu diantaranya dengan
memberikan Jaminan Persalinan atau Jampersal yang mulai berlaku tahun 2012.
Masyarakat akan mendapatkan jaminan pembiayaan pelayanan persalinan yang
meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk

pelayanan Keluarga Berencana (KB) pasca persalinan dan pelayanan bayi baru lahir. Selain
itu pemerintah juga akan memperbanyak tenaga-tenaga medis dan juga puskesmas keliliing
di daerah-daerah yang angka kematian ibu melahirkannya tinggi. Khusunya Provinsi
Kalimantan Barat, Pemerintah menggalangkan Gerakan Sayang Ibu Cegah AKI dan AKB
yang digerakkan oleh Tim Penggerak PKK Kota Pontianak.
Menurut Koordinator Program Nasional United Nations Population Fund di Jakarta
atau Organisasi PBB untuk mempromosikan hak setiap perempuan, laki-laki dan anak, Lany
Harijanti, menilai kebijakan pemerintah untuk mendukung angka kematian ibu melahirkan
sudah mencatat kemajuan berarti. Tetapi, kebijakan yang baik dari pemerintah pusat tersebut
tidak diikuti secara baik oleh sejumlah pemerintah daerah.
Untuk menurunkan angka kematian ibu, persalinan harus ditolong oleh tenaga medis
dan dilakukan di sarana pelayanan kesehatan. Kehamilan sebaiknya direncanakan dengan
berKB dan hal ini merupakan tanggung jawab bersama. Salah satu organisasi dunia yang
memperhatikan masalah ini adalah The White Ribbon Aliance for Safe Motherhood atau
dikenal dengan APPI.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim._____. Gerakan Sayang Ibu Cegah AKI dan AKB.
http://www.kotalayakanak.org/index.php?
option=com_content&view=article&id=1208:gerakan-sayang-ibu-cegah-aki-danakb&catid=51:pontianak&Itemid=65. Di Akses 31 Maret 2012.

Volare. 2012. Cakupan Kesehatan di Kalbar Masih Rendah.


http://www.volarefm.com/2012/02/cakupan-kesehatan-di-kalbar-masih-rendah/.
Diakses 30 Maret 2012.
BKKBN. 2012. Kematian Ibu Melahirkan di Indonesia Masih Tinggi.
http://www.bkkbn.go.id/berita/pages/kematian-ibu-melahirkan-di-indonesia-masihtinggi.aspx. Diakses 24 Maret 2012.
Wardah, Fathiyah. 2012. Indonesia Akan Luncurkan Program Emas untuk Turunkan Angka
Kematian Ibu Melahirkan. http://www. http://www.voanews.com/indonesian/content/.
Diakses 30 Maret 2012.
Wardah, Fathiyah. 2012. Angka Kematian Ibu Melahirkan di 13 Provinsi Masih Tinggi.
http://www.voanews.com/indonesian/news/Angka-Kematian-Ibu-Melahirkan-di-13-ProvinsiMasih-Tinggi/14164109.html. Diakses 24 Maret 2012.
Ibu, Kesehatan. 2011. Refleksi Hari Ibu: Skenario Percepatan Penurunan Angka Kematian
Ibu. http://www.kesehatanibu.go.id/archive/335/. Diakses 24 Maret 2012.
Pardosi, Maida. 2006. Analisa Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perdarahan PascaPersalinan dan Upaya Penurunannya di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Medan Tahun 2005.
http://www.repository.usu.ac.id/bistream/. Diakses 24 Maret 2012.
Anonim.______. Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI).
http://www.menegpp.go.id/aplikasidata/index.php... Diakses 24 Maret 2012.
Pekanbaru, Tribun. 2012. Kematian Ibu Melahirkan Banyak Disebabkan 4 Terlalu.
http://www.pekanbaru.tribunnews.com/2012/02/21/kematian-ibu-melahirkan-banyakdisebabkan-4-Terlalu/. Diakses 30 Maret 2012.

Anonim. 2012. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang Kunjungan Pertama
Pemeriksaan Kehamilan (K1). http://www.Jurnalskripsi.net/gambaran-pengetahuan-ibuhamil-primigravida-tentang-kunjungan-pertama-pemeriksaan-kehamilan/. Diakses 30 Maret
2012.

BAB IVANALISIS DAN PENYELESAIAN MASALAH4.1. Analisis Masalah


Rumusan masalah pertama pada makalah ini adalah kendala apa yangdihadapi pada
pelaksanaan mendeteksi jumlah angka kematian ibu dan resikotinggi dalam kehamilan di
Puskesmas Kampus Palembang. Pelaksanaan pendataan AKI di wilayah kerja Puskesmas
Kampus tidak ditemukan data tentangadanya kematian ibu diwilayah kerja Puskesmas pada
tahun 2012. Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat hambatan yang menjadi masalah
dalam pelaksanaanya.Penyebab masalah bisa berasal dari
man, money, material, methode.
Berikut ini analisis dari tiap komponen tersebut dalam pelaksanaan mendeteksi jumlah
Angka Kematian Ibu dan resiko tinggi dalam kehamilan di PuskesmasKampus Palembang :a.
Man
(Ketenagaan)Upaya mendeteksi AKI di Puskesmas Kampus dilaksanakan oleh staf
KIAPuskesmas yang dipimpin oleh Kepala Puskesmas bersama 2 orang bidan. Namun, pada
kenyataannya penyelenggaraan mendeteksi AKI ini lebihdibebankan pada bidan yang juga
bertugas sebagai penanggung jawab tugas pokok mendeteksi AKI, petugas penanggung
jawab KIA dan sebagai petugas posyandu yang sering dikirim untuk melaksanakan kegiatan
ponyandu. Padahal,seharusnya pelaporan atas autopsi verbal mengenai komplikasi resti
dankomplikasi selama kehamilan yang dapat menyebabkan kematian ibu dikerjakanoleh tim
khusus yang melaksanakan autopsi verbal dan kunjungan rumah.Bila ditinjau dari aspek
kuantitas, jumlah anggota yang mendeteksikomplikasi dalam kehamilan di Puskesmas
Kampus yang aktif masih kurang yaituhanya 1 orang bidan yang juga merangkap tugas lain.
Seharusnya pada pemeriksaaan antenatal care dan autopsi verbal juga beranggotakan bidan
dan perawat puskesmas pembantu yang ditempatkan pada masing-masing kelurahan
tenaga kerja sehingga dapat dilakukan pembagian tugas yang jelas dalam pelaksanaan
pendataan AKI tingkat Puskesmas. b.
Money
(Pendanaan)Sistem pendanaan autopsi verbal dan kunjungan rumah belum berasal daridana
BOK (bantuan operasional kesehatan) dan dana retribusi puskesmas. Namun, program
pelaksanaan pendataan AKI dan pendataan komplikasi tidak berjalan dengan optimal
terutama pada kunjungan pelayanan maternal perinatal kelapangan dan pelayanan autopsi
verbal.Hal ini tidak jauh berbeda untuk dibeberapa puskesmas lain. Penggunaandana untuk
pelaksanaan audit maternal perinatal pun tidak jelas, seperti danauntuk kegiatan pertemuan di
puskesmas, dana untuk kegiatan monitoring dansupervisi bagi dokter dan koordinator KIA
dan dana untuk kegiatan pelatihanyang dibutuhkan.
19
c. MaterialDalam pelaksanaannya, Puskesmas Kampus menyiapkan sarana dan prasarana
yang diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan pendataan AKI diPuskesmas Kampus,
seperti formulir pemberitahuan kematian maternalindividual, formulir daftar kematian

maternal di Puskesmas, formulir daftar rekapitulasi kematian maternal di Puskesmas,


formulir otopsi verbal kematianmaternal, formulir rekam medis kematian, formulir rekam
medis kematian ibu perantara, formulir pengkaji maternal, dan formulir ringkasan pengkaji
maternal. Namun hal yang sering dikeluhkan petugas adalah tidak adanyatransportasi khusus
petugas ke rumah warga yang mereka kunjungi. Selama ini, petugas memakai kendaraan
masing-masing ke rumah warga yang terkadang tidak diberi biaya transportasi.d. MetodeDi
Puskesmas Kampus kegiatan pendataan komplikasi kehamilan masih belum bekerja sama
dengan kader kesehatan di puskesmas pembantu, pejabatterkait, seperti ketua RT dan lurah
dan tenaga medis di wilayah kerja PuskesmasKampus, seperti dokter kandungan, dokter
anak, bidan, perawat. Hal inimenyebabkan pelaporan kematian maternal dan neonatal di
wilayah kerja
puskesmas berasal dari Dinas Kesehatan Kota Palembang yang diperoleh melaluilaporan
langsung atau sms dari warga serta laporan dari tetangga korban sehingga proses audit sering
kali berjalan lambat dan tidak optimal.Di puskesmas pada daerah yang terpencil, AKI sulit
untuk dihitung secaraakurat dan kadang kala kurang reliabel. Hal ini disebabkan oleh
lemahnya sistemregistrasi yang merupakan tantangan tersendiri bagi dinas kesehatan
dalammengumpulkan data, misalnya kematian ibu yang terjadi saat persalinan dengandukun
kampung sering tidak dilaporkan, wanita yang pulang kerumah setelah perawatan di Rumah
Sakit atau layanan kesehatan lain lalu meninggal ataumengalami komplikasi sering juga tidak
dilaporkan.Di pesisir selatan Sumatera Barat, program autopsi verbal untuk neonataldan
balita diselenggarakan oleh bidang P2M. Padahal, seharusnya program inidilakukan oleh
bidang KIA.
19
Selain itu, untuk mencari akar penyebab masalah dapat menggunakan
Fishbone diagram
seperti tertera dalam gambar berikut:
Gambar 4.1
Fishbone
diagram permasalahan pendataan AKI di PuskesmasKampus
Sikap warga sekitar yang tidak acuhterhadap kematianmaternal.
Masih adanyahambatan dalampelaksanaanmendeteksi AngkaKematian Ibu diwilayah
kerjaPuskesmas Kampus
Dana puskesmasuntuk kegiatanterbatas
Manusia
Kerjasama tim ygditunjuk utk melakukan pendataan dengan pihak tenaga medis, pejabatdaerah,
dan kader kesehatan kurang
Petugas belum paham apasaja yang dilakukan untuk pendataan AKI
Petugas KIAmerangkaptugas lain
LingkunganMetode
Belum dimasukkannyaanggaran danakunjungan rumah padadana BOK
Sarana Dana
Transportasikhusus ke rumahwarga tidak ada

Penyelesaian Masalah
Berikut ini merupakan tabel penyelesaian masalah mengenai pendataanAngka Kematian Ibu
di Puskesmas Kampus
Tabel 4.2
Tabel Cara Penyelesaian Masalah
PrioritasMasalahPenyebab Masalah Alternatif PenyelesaianMasalahPenyelesaianMasalah
TerpilihMasihadanyahambatandalam pelaksanaan pendataanAKI diwilayah
kerjaPuskesmasKurangnya petugasdalam pelaksaan pendataan AKIakibat
petugasmerangkap pekerjaan lain.

Membentuk timuntuk pendataanAKI dengankunjungankerumah.

Kepala Puskesmasmelakukanevaluasi bulanan/triwulanterhadap pelaksanaan pendataan


AKIdan pendataankomplikasi sertaresiko tinggi padaibu hamil.

Menyediakanfolmulir guna pendataan ibudengan komplikasikehamilan baik yang datang


ke puskes dan yangtidak datang ke puskes.

Membentuk timuntuk pendataanAKI.Menggunakankader di setiapRT yang adadiwilayah


kerjaPuskesmas untuk mendeteksi dinifaktor resikoterhadap ibuhamil.Dari tabel di atas
prioritas penyelesaian masalah yang terpilih untuk pelaksanaan pendataan AKI di Puskesmas
Kampus Palembang adalah membentuk tim pendataan yang melakukan pendataan mengenai
ibu hamil yang mengalamikomplikasi selama kehamilan setra ibu hamil yang mengalami
faktor resiko dalamkehamilan. Sasarannya adalah semua ibu hamil, baik yang datang
berkunjung ke

Puskesmas Kampus maupun yang datang ke sarana pelayanan kesehatan yangdibawah


wilayah kerja Puskesmas Kampus. Pembentukan tim pendataan AKI danseteksi faktor resiko
serta komplikasi dalam kehamilan bisa juga dilakukandengan bantuan kader yang ada
disetiap RT agar melakukan pendataan dan pengecekan terhadap ibu hamil di
wilayahnya.Pemilihan penyelesaian masalah ini dianggap lebih efektif baik dalam hal biaya
dan juga waktu. Penyelesaian masalah ini juga diharapkan memilikidampak yang lebih cepat
dibandingkan penyelesaian masalah yang lainnyasehingga pelaksanaan pendataan AKI dan
pendataan komplikasi dalamkehamilan di Puskesmas Kampus dapat berjalan dengan optimal.
Sehingga bilaterdeteksi ibu yang mengalami komplikasi selama kehamilan dapat
ditanggulangiagar tidak terjadi kematian maternal.

Job Board

About

Press

Blog

Stories

We're hiring!

Help

Terms

Privacy

Copyright

Send us Feedback

Academia 2014

http://jurnalasia.com/2014/02/26/sepanjang-2013-angka-kematian-ibumelahirkan-menurun/
di unduh hari sabtu 29 november 2014

Rabu, 26 Februari 2014 | 09:02:36


Medan | Jurnal Asia
Angka kematian ibu saat melahirkan menurun sepanjang tahun 2013. Data yang diperoleh
dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumatera Utara (Sumut) tahun 2013 mengenai indikator
kesehatan ibu di Sumut disebutkan, sebanyak 249 per 100 ribu jumlah kematian ibu. Dari
jumlah ini, Kabid Pelayanan Kesehatan Dinkes Sumut dr Retno Sari Dewi menyebutkan,
sekitar 120 angka kematian ibu.
Jumlah sekitar 120 itu dari jumlah 249 per 100 ribu kelahiran yang dibagi dua, kata dr
Retno Sari Dewi kepada wartawan, Selasa (25/2).
Dijelaskannya, faktor penyebab kematian ibu antara lain, terjadinya komplikasi atau
eklamsia, perdarahan, infeksi, partus macet, abortus dan lainnya seperti SDM. Upaya yang
kita lakukan mengupayakan dari hulu ke hilir agar ibu hamil memeriksakan dirinya sampai
empat kali, karena semakin terkontrol akan lebih cepat tertangani dan akan lebih baik,
sebutnya.
Untuk itu, ia mengimbau kepada para ibu agar mengenal dan memahami 4T, yaitu jangan

terlalu tua melahirkan, terlalu muda melahirkan, terlalu sering melahirkan dan terlalu banyak
anak. Juga pahami 3T, yaitu jangan terlambat mengenali gejala sebelum terjadi gawat
darurat. Jangan terlambat datang ke tempat pelayanan kesehatan agar cepat ditangani dan
jangan terlambat penanganan gawat darurat, ungkap Retno.
Sementara dr Aswan Nasution, staf bidang pelayanan kesehatan Dinkes Sumut
menambahkan, jumlah kematian ibu di Sumut itu lebih rendah dari hasil Survei Demografi
Kesehatan Indonesia tahun 2012 di mana AKI 359 per 100 ribu kelahiran. Jumlah kematian
ibu 249 per 100 ribu kelahiran dan jumlah lahir hidup 217.158. Sedangkan target MDGs
tahun 2015 untuk AKI yaitu 102 per 100 ribu kelahiran, katanya.
Mengurangi faktor penyebab itu, ujar Aswan, maka dilakukan penguatan penggunaan rujukan
dari Puskesmas ke rumah sakit dan peningkatan pengetahuan serta kemampuan tim medis
agar lebih baik lagi melakukan pertolongan dalam kasus komplikasi yang dialami ibu hamil.
Jumlah tenaga medis baik perawat dan dokter sudah cukup.
Disebutkannya, dari indikator kesehatan ibu di Sumut ada 313.724 ibu hamil, 299.478 yang
bersalin atau nifas, dan 23.040 yang menggunakan Jampersal. Namun, hanya 266. 109 yang
memeriksakan kehamilannya 4 kali atau 84,8 % dan 258.175 yang menjalani persalinan (86,2
%). Kematinan ibu itu bisa di waktu hamil, waktu bersalin ataupun saat nifas, kata Aswan.
(Irwan)
- See more at: http://jurnalasia.com/2014/02/26/sepanjang-2013-angka-kematian-ibumelahirkan-menurun/#sthash.H8Akyvba.dpuf

Upaya Menekan Angka Kematian Ibu (AKI)

Angka kematian ibu akibat persalinan di Indonesia masih sangatlah tinggi di


bandingkan dengan negara-negara di asia lainnya, ini dibuktikan oleh hasil
survey Demografi dan Kesehatan Indonesia pada tahun 2007, terlihat angka
kematian ibu (AKI) mencapai 228 per 100 ribu kelahiran hidup. Angka ini jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan negara Vietnam (59 per 100 ribu), dan di Cina
(37 per 100 ribu) hasil inilah yang menempatkan posisi Indonesia paling tinggi
dalam angka kasus kematian ibu di Asia.
Penyebab masih tingginya kasus di Indonesia ini adalah kurangnya kesadaran
dari pasangan suami istri yang masuk ke dalam kategori usia subur akan
pentingnya penggunaan kontrasepsi. Khususnya para suami atau laki-laki yang
masih ragu atau tidak mau untuk menggunakan alat kontrasepsi, yang sering
dianjurkan oleh pemerintah melalui BKKBN (Badan Kependudukan Keluarga
Berencana Nasional) dan sudah pasti perempuanlah yang paling dirugikan dalam

kasus ini. Masih menurut BKKBN penggunaan kontrasepsi pada pasangan usia
subur tidak mengalami kenaikan berarti dalam lima tahun terakhir, angka
kenaikannya hanya 0,5% selama lima tahun terakhir dari 61,4% (2007) menjadi
61,9% (2012).
Maka untuk menekan semakin tingginya angka kematian ibu (AKI) di Indonesia,
dibutuhkan kesadaran semua pihak baik pemerintah, pemuka agama, dan juga
pasangan suami istri itu sendiri.
(Disarikan Oleh Hasan Ramadhan dari Media Indonesia, Rabu 17 Juli 2013)
Jurnal Perempuan memiliki Bundel Kliping setiap bulan dari berbagai surat kabar.
Kliping ini berisi tentang isu-isu perempuan yang telah kami kategorisasi. Apabila
Anda berminat dengan Kliping kami silakan hubungi:
hasan@jurnalperempuan.com atau 021 8370 2005
https://www.jurnalperempuan.org/upaya-menekan-angka-kematian-ibu-aki.html
di unduh tgl 29 november 2014

Você também pode gostar

  • Blok 27
    Blok 27
    Documento16 páginas
    Blok 27
    Ika Salamah
    Ainda não há avaliações
  • Blok 27
    Blok 27
    Documento18 páginas
    Blok 27
    Ika Salamah
    Ainda não há avaliações
  • GAKY-Pentingnya Yodium untuk Tumbuh Kembang
    GAKY-Pentingnya Yodium untuk Tumbuh Kembang
    Documento15 páginas
    GAKY-Pentingnya Yodium untuk Tumbuh Kembang
    Meidy Lim
    Ainda não há avaliações
  • Sken 8
    Sken 8
    Documento12 páginas
    Sken 8
    Ika Salamah
    Ainda não há avaliações
  • Sken 8
    Sken 8
    Documento25 páginas
    Sken 8
    Ika Salamah
    Ainda não há avaliações
  • Kecelakaan Kerja
    Kecelakaan Kerja
    Documento15 páginas
    Kecelakaan Kerja
    Ika Salamah
    Ainda não há avaliações
  • Kecelakaan Kerja
    Kecelakaan Kerja
    Documento9 páginas
    Kecelakaan Kerja
    Ika Salamah
    Ainda não há avaliações
  • PBL Blok 27
    PBL Blok 27
    Documento22 páginas
    PBL Blok 27
    Ika Salamah
    Ainda não há avaliações
  • Sken 8
    Sken 8
    Documento12 páginas
    Sken 8
    Ika Salamah
    Ainda não há avaliações
  • Sken 8
    Sken 8
    Documento13 páginas
    Sken 8
    Ika Salamah
    Ainda não há avaliações
  • GAKY-Pentingnya Yodium untuk Tumbuh Kembang
    GAKY-Pentingnya Yodium untuk Tumbuh Kembang
    Documento15 páginas
    GAKY-Pentingnya Yodium untuk Tumbuh Kembang
    Meidy Lim
    Ainda não há avaliações
  • Sken 8
    Sken 8
    Documento25 páginas
    Sken 8
    Ika Salamah
    Ainda não há avaliações
  • GAKY-Pentingnya Yodium untuk Tumbuh Kembang
    GAKY-Pentingnya Yodium untuk Tumbuh Kembang
    Documento15 páginas
    GAKY-Pentingnya Yodium untuk Tumbuh Kembang
    Meidy Lim
    Ainda não há avaliações
  • PBL Blok 27
    PBL Blok 27
    Documento22 páginas
    PBL Blok 27
    Mohd Shahmin Mat Ghani
    Ainda não há avaliações
  • SK 5
    SK 5
    Documento25 páginas
    SK 5
    Ika Salamah
    Ainda não há avaliações
  • B 23
    B 23
    Documento20 páginas
    B 23
    Ika Salamah
    Ainda não há avaliações
  • SK 5
    SK 5
    Documento25 páginas
    SK 5
    Ika Salamah
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Family Folder
    Laporan Family Folder
    Documento14 páginas
    Laporan Family Folder
    Ika Salamah
    Ainda não há avaliações
  • Makalah b18 SK 1
    Makalah b18 SK 1
    Documento20 páginas
    Makalah b18 SK 1
    Ika Salamah
    Ainda não há avaliações
  • Angka Kematian Ibu Bersalin
    Angka Kematian Ibu Bersalin
    Documento11 páginas
    Angka Kematian Ibu Bersalin
    Ika Salamah
    Ainda não há avaliações
  • Blok 3
    Blok 3
    Documento17 páginas
    Blok 3
    Ika Salamah
    Ainda não há avaliações
  • Ika Salamah 102014151
    Ika Salamah 102014151
    Documento18 páginas
    Ika Salamah 102014151
    Ika Salamah
    Ainda não há avaliações
  • PBL Adaptasi Sel
    PBL Adaptasi Sel
    Documento7 páginas
    PBL Adaptasi Sel
    Ika Salamah
    Ainda não há avaliações
  • Blok 5
    Blok 5
    Documento19 páginas
    Blok 5
    Ika Salamah
    Ainda não há avaliações
  • Blok 8
    Blok 8
    Documento1 página
    Blok 8
    Ika Salamah
    Ainda não há avaliações
  • Pengaruh Hormon Pertumbuhan Pada Pertumbuhan Tinggi Badan: Ika Salamah 1020014151
    Pengaruh Hormon Pertumbuhan Pada Pertumbuhan Tinggi Badan: Ika Salamah 1020014151
    Documento17 páginas
    Pengaruh Hormon Pertumbuhan Pada Pertumbuhan Tinggi Badan: Ika Salamah 1020014151
    Ika Salamah
    Ainda não há avaliações
  • Blok 5
    Blok 5
    Documento11 páginas
    Blok 5
    Ika Salamah
    Ainda não há avaliações
  • Blok 18
    Blok 18
    Documento8 páginas
    Blok 18
    Ika Salamah
    Ainda não há avaliações
  • Fisio
    Fisio
    Documento24 páginas
    Fisio
    Ika Salamah
    Ainda não há avaliações
  • Blok 6 SK 4
    Blok 6 SK 4
    Documento19 páginas
    Blok 6 SK 4
    Ika Salamah
    Ainda não há avaliações