Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
an installment of some indicators can help operators to know OLTC oil in main
oil tank.
Keywords: OLTC, OLTC oil, arcing, sudden pressure.
1. PENDAHULUAN
Pada sistem tenaga listrik, penggunaan jenis beban yang berbeda
(kapasitif atau induktif), akan mempengaruhi kestabilan tegangan pada
sistem interkoneksi tenaga listrik.
Pada suatu sistem interkoneksi jika tegangan output generator tidak
stabil maka tegangan pada sisi tegangan tinggi UST (Unit Service
Transformator) juga tidak stabil. Untuk mengatasi kondisi tersebut maka
pengaturan tegangan dilaksanakan dengan menggunakan On Load Tap
Changer (OLTC) sehingga dapat mengurangi jatuh tegangan (drop
voltage) dan dapat mempertahankan tegangan di sisi keluaran agar tetap
stabil.
OLTC dioperasikan pada saat berbeban, karena tegangan keluaran
generator yang tidak selalu dalam keadaan konstan maka OLTC akan
berganti-ganti tap untuk melaksanakan penstabilan. Proses perpindahan
tap sering menimbulkan arcing (bunga api) yang dapat menyebabkan
gas-gas yang ada pada minyak di OLTC terdekomposisi dan berakibat
turunnya kemampuan tegangan tembus minyak OLTC. Hasil pantuan dari
kondisi dari kandungan gas yang terdapat dalam minyak OLTC dapat
dilihat dari hasil tes DGA (Dissolved Gas Analysis). Selain itu, arcing
atau percikan bunga api juga akan mengakibatkan panas dan tiba-tiba
menimbulkan gas yang bertekanan besar di dalam minyak OLTC, yang
dapat berakibat timbulnya sudden pressure. Dalam tulisan ini akan
dibahas faktor-faktor penyebab terjadinya Sudden Pressure tanpa
membahas secara khusus setting dari masing-masing relay proteksi.
Selain itu akan dibahas pula akibat yang terjadi dengan Sudden Pressure
beserta alternatif pemecahan masalahnya.
2. KAJIAN PUSTAKA
2.1 On Load Tap Changer (OLTC)
OLTC digunakan untuk pengaturan tegangan pada saat kondisi
transformator berbeban dan perubahan posisi tap tersebut tidak
mempengaruhi kerja operasi transformator. Kontak selector di desain
sedemikan rupa untuk menghindari adanya loss contact, meskipun kontak
penghubung diposisikan di antara kedua tap yang akan dipindah
posisinya.
3. METODOLOGI
3.1 Dissolved Gas Analysis (DGA)
DGA (Dissolved Gas Analysis) adalah salah satu metode diagnosa
kondisi suatu transformer yang dapat dilakukan dalam kondisi trafo
beroperasi. Hasil diagnosa DGA diharapkan mampu mengindikasikan
kondisi trafo melalui kandungan gas yang terdeteksi di dalam minyak
trafo. Ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan dalam
pengujian DGA yaitu :
a. metode pengambilan sample,
b. alat pengujian yang digunakan
c. metode interpretasi hasil.
Pada trafo minyak (oil-filled transformer), analisis terhadap
pembentukan gas-gas yang dalam trafo merupakan metode yang sangat
efektif untuk memantau kondisi trafo dikarenakan pada trafo minyak,
hampir semua bagian trafo terendam dalam minyak. Jika terjadi fault atau
ketidak normalan pada trafo, maka akan berimbas pula pada minyak trafo
karena terjadi dekomposisi minyak maupun bahan selulosa dan
membentuk gas-gas tertentu yang terlarut dalam minyak trafo.
3.1.1 Dekomposisi Minyak
Fault yang terjadi pada trafo dapat mengakibatkan dekomposisi pada
minyak trafo dan menghasilkan gas-gas tertentu yang mudah terbakar
(combustible gas). Diantara gas-gas yang terbentuk adalah hidrogen (H2),
metana (CH4), ethane (C2H6), ethylene (C2H4) dan acethylene (C2H2).
Gas-gas tersebut mulai terbentuk pada temperatur yang berbeda-beda.
Hubungan antara temperatur dan gas yang terbentuk dapat dilihat pada
grafik gambar 4.
melebihi batas normal CO (2500 ppm) dan CO 2 (350 ppm). Dari data
tersebut dapat diketahui bahwa kandungan CO2 dan CO ada pada kondisi
2 sedangkan kandungan C2H2 dan H2 masih dalam batas normal. Kondisi
tersebut di atas diperkirakan terjadi karena adanya thermal fault pada
selulosa yaitu arcing dengan temperatur tinggi yang mengakibatkan
kertas isolasi dari lead yang menghubungkan kontak diveter switch ke tap
selector mengalami degradasi selulosa dan menghasilkan CO.
Tabel 3. Data test DGA
DATE
23-Jun-04
7-Mar-05
14-Jul-05
10-Aug-05
14-Oct-06
23-Jan-07
16-Aug-07
15-Dec-08
7-Jul-08
CO2
2500
(ppm)
1986
895
1923
2518
CO
350
(ppm)
82.6
88
43.8
0
212
312
117
293
387
H2
100
(ppm)
5.9
2
9.7
1
16.1
18.6
8.6
10.7
17
CH4
120
(ppm)
4.9
0
2.7
1
3.6
7.5
1.5
2.4
5.5
C2H6
65
(ppm)
7.8
3
3.6
1
9
12.1
3.6
3.4
4
C2H4
50
(ppm)
2.1
1
0.83
0
6.8
16.7
4.8
10.4
19.9
C2H2
35
(ppm)
0.59
1
3.9
0
2.4
4.1
4.8
6.4
10.4
TDCG
REMARKS
720
IEEESTD.
(ppm) C57.104-1991
103.89
kondisi 1
95
kondisi 1
64.53
kondisi 1
3
After reclamation
250
kondisi 1
371
kondisi 1
138
kondisi 1
326
kondisi 1
444
kondisi 2
150 kV BUSBAR A
500 kV BUSBAR A
TO GANDUL
IB T 5 0 0 /1 5 0 k V
SST3
1 5 0 /6 ,3
kV
150 kV BUSBAR B
SST4
1 5 0 /6 ,3 k V
500 kV BUSBAR B
GST
2 3 /5 0 0 k V
6 ,3 k V S T A R T -U P B U S B A R A
6 ,3 k V S T A R T -U P B U S B A R B
IP B 2 3 k V
U N IT S E R V IC E
TRANSFORM ER
2 3 /6 ,3 k V
W ith O n L o a d T a p
C h a n g e r (O L T C )
GS
6 ,3 k V S W G R A
M A IN G E N E R A T O R
400M W , 23 kV
6 ,3 k V S W G R B
3,3 kV SWGR B
ASH TR B
BOILER LVS B
PCP TR B
TURBIN LVS B
3,3 kV SWGR A
CW LVS A
ASH TR A
PCP TR A
TURBIN LVS A
M
M OTOR
6 kV A
ID F
FDF
PAF
CWP
CEP
M OTOR
6 kV B
ID F
FDF
PAF
CWP
CEP