Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ABSTRACT
Water is the source of life and is considered as the most important of natural
resources. However, only about 0,036% of the planet's total water supply is
accessible in lakes and rivers. Lahor River in Jalan Lahor, Kelurahan Bunulrejo,
Kecamatan Blimbing, Kota Malang has functions and values for human welfare.
Human activities in using river water and dumping waste to the river could
decrease water quality of Lahor River. The aim of this research was to analysis
water quality based on Water Quality Criteria pursuant to Local Regulation of
East Java Province No.2/2008. Parameters that must be analyzed are physic,
organic chemistry. The quality of river water is analyzed at 3 (three) points of
water sampling. Results indicate if Lahor River has experienced pollution caused
by household waste disposal activities (domestic). The results are: (1) The quality
of Lahor River water for the parameters DO in three sample points based on the
classification of Miller (2007) suggests lightly polluted river with DO (4,5 to 6,7
mg / L) (2) For TSS parameters in three sample point has exceeded the water
quality criteria for class I according to the East Java Provincial Regulation No. 2
of 2008 amounted to 50 mg / L.
Keywords: water pollution, water quality, water quality status
PENDAHULUAN
Air adalah sumber kehidupan dan dianggap sebagai yang paling penting
dari sumber daya alam. Air meliputi sebagian besar di sekitar kita. Namun, sekitar
98% dari air ini adalah air laut dan tidak dapat digunakan untuk minum karena
konsentrasi garam yang tinggi. Sekitar 2% air di planet ini segar, tetapi 1,6%
terkunci di es kutub dan gletser. 0,36% lainnya ditemukan di bawah tanah di
akuifer dan sumur. Oleh karena itu, hanya sekitar 0,036% dari total pasokan air
planet dapat diakses di danau dan sungai (Reddy&Lee, 2012).
Sungai Lahor melintasi jalan Lahor, Kelurahan Bunulrejo, Kecamatan
Blimbing, Kota Malang. Sungai ini memiliki fungsi dan nilai yang sangat tinggi
bagi kehidupan masyarakat, masyarakat sekitar Sungai Lahor khususnya di
wilayah Jalan Lahor Gang II RT 03 RW 04 masih memanfaatkan fasilitas WC
umum yang letaknya di bibir sungai. Sungai Lahor dimanfaatkan sebagai tempat
pembuangan air limbah dari aktivitas rumah tangga seperti MCK.
Pemanfaatan sungai sebagai tempat pembuangan air limbah yang
dilakukan oleh masyarakat tersebut dapat menyebabkan terjadinya penurunan
kualitas air sungai. Suatu sungai dikatakan terjadi penurunan kualitas air, jika air
tersebut tidak dapat digunakan sesuai dengan status mutu air secara normal. Status
mutu air adalah tingkat kondisi mutu air yang menunjukan kondisi cemar atau
kondisi baik pada suatu sumber air dalam waktu tertentu dengan membandingkan
dengan baku mutu air yang ditetapkan (Ali, et al., 2013).
Penelitian bertujuan untuk menganalisis kualitas air Sungai Lahor
berdasarkan Kriteria Mutu Air menurut Perda Provinsi Jawa Timur Nomor 2
Tahun 2008 dengan parameter yang dianalisis adalah fisik (suhu, kekeruhan), dan
kimia organik (pH, DO).
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas : kelas I, air yang
peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan
lain yang mempersyaratkan mutu air yang sarna dengan kegunaan tersebut
(Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 61 Thn 2010).
No
Parameter Air
Satua
Hasil Analisis
n
1
2
3
4
Temperatur
pH
Kekeruhan (TSS)
DO
TP 1
TP 2
TP 3
C
23,2
23,2
23
7,72
7,79
7,89
mg/L
1595
1862
2391
mg/L
5,6
5,7
6,5
Tabel 1. Hasil Analisis Air Sungai Lahor.
Deviasi 3
6-9
50
6
23.25
23.2
23.2
23.2
23.15
23.1
Suhu (C) 23.05
23
23
Column2
22.95
22.9
22.85
Titik Sampel
7.95
7.89
7.9
7.85
7.79
7.8
pH 7.75
7.72
Column2
7.7
7.65
7.6
Titik Sampel
3000
2391
2500
2000
1595
1862
1000
500
0
Titik Sampel
sendiri yang disisi kanan dan kiri (daerah bibir sungai) rapat dengan rumah warga
sekitar. DO air sungai Lahor di titik pertama, kedua, ketiga berturut-turut sebesar
5,6 mg/L; 5,7 mg/L; 6,5 mg/L (Gambar 5.). Sesuai klasifikasi Miller (2007),
kualitas air Sungai Lahor dari ketiga titik yaitu tercemar ringan (4,5-6,7 mg/L).
Menurut Salmin (2005), suatu perairan dapat dikatakan baik dan
mempunyai tingkat pencemaran yang rendah jika kadar oksigen terlarutnya (DO)
lebih besar dari 5 mg/L. Namun, apabila kita bandingkan batas oksigen terlarut
minimal yang diijinkan agar dapat memenuhi kriteria mutu air kelas I adalah 6
mg/L untuk parameter DO berdasarkan Perda Provinsi Jawa Timur No. 2 tahun
2008, maka kondisi kualitas air sungai Lahor tidak sesuai dengan peruntukannya
dikarenakan ada dua titik sampel yang menunjukkan adanya DO di bawah batas
minimal (6 mg/L) yakni 5,6 mg/L dan 5,7 mg/L.
Konsentrasi DO meningkat secara signifikan dengan adanya penurunan
suhu. Aktivitas mikroorganisme dan air limbah rumah tangga memberikan
kontribusi dalam mengendalikan konsentrasi DO dalam air sungai serta faktor
suhu. (Aris, et al., 2014).
6.5
6.6
6.4
6.2
6
DO (mg/L) 5.8
5.6
5.6
5.7
Column2
5.4
5.2
5
Titik Sampel
ketiga titik sampel menunjukkan bahwa sungai tercemar ringan dengan DO (4,56,7 mg/L). Konsentrasi DO di dua titik sampel tidak sesuai dengan peruntukannya
jika dibandingkan dengan Perda Jatim No 2/2008 karena berada di bawah batas
minimum DO yang dianjurkan. Untuk konsentrasi kekeruhan/TSS di tiga titik
sampel telah melebihi kriteria mutu air Kelas I yang telah ditetapkan berdasarkan
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2008.
Saran
Penelitian ini dapat dilakukan lebih lanjut terhadap kualitas air sungai pada
kondisi kemarau sehingga dapat dibandingkan tingkat pencemarannya, sangat
diperlukan upaya pengendalian pencemaran air sungai Lahor dan dilakukan
dengan memperhatikan kondisi kualitas air sungai serta meningkatkan
pengetahuan masyarakat yang berada di sekitar sungai Lahor tentang sumber daya
air.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Laboratorium Ekologi lantai
1, Jurusan Biologi, Universitas Negeri Malang atas izinnya dalam menggunakan
alat laboratorium untuk keperluan pengambilan dan pengujian sampel air sungai.
Kepada semua teman-teman Offering A PBIO 2014, serta saudara Charisna
Fidiansyah terima kasih saya ucapkan atas pemberian bantuan, dan dukungan
yang telah diberikan dalam penelitian ini. Terakhir saya ucapkan terima kasih
pada bapak Pairun selaku ketua RW 04 di Jalan Lahor Gang II yang memberikan
akses kemudahan dalam pengambilan sampel air sungai.
DAFTAR RUJUKAN
Ali, A. Soemarno & Mangku, P. 2013. Kajian Kualitas Air dan Status Mutu Air
Sungai Metro di Kecamatan Sukun Kota Malang. Jurnal Bumi Lestari,
Vol 13 No. 2 hlm: 265-274
Aris, A.Z. Wan, Y.L. Sarva, M.P & Mohd, K.Y. 2014. Water Quality Status of
Selected Rivers in Kota Marudu, Sabah, Malaysia and its Suitability for
Usage. Journal Sains Malaysiana, Vol 43 Issue 3 page: 377-388
Miller, G.T. 2007. Living in the Environment: Principles, Connections, and
Solutions. Canada: Thompson Brooks/Cole
Oana, V.V. Ioan, O & Andrei, F. 2010. Types of Water Pollution: Point Source and
Nonpoint Source. International Journal of the Bioflux Society, Vol 3
Issue 5 page: 393-397
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Pencemaran air di Provinsi
Jawa Timur
Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 61 Tahun 2010 tentang Penetapan Kelas
Air pada Air Sungai di Provinsi Jawa Timur
Reddy, D.H.K & Lee, S.M. 2012. Water Pollution and Treatment Technologies.
Journal Environmental & Analytical Toxicology, Vol 2 Issue 5
Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD)
sebagai Salah Satu Indikator Untuk Menentukan Kualitas Perairan.
Jurnal Oseana, Vol 30. hlm:21-26
Yuliastuti, E. 2011. Kajian Kualitas Air Sungai Ngringo Karangannyar dalam
Upaya Pengendalian Pencemaran Air. Tesis. Semarang: Universitas
Diponegoro