Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Meskipun tidak ada penyebab tumor tulang yang pasti, ada beberapa factor
yang berhubungan dan memungkinkan menjadi factor penyebab terjadinya
tumor tulang yang meliputi:
Genetik.
Radiasi.
Keganasan jaringan lunak dapat terjadi pada daerah tubuh yang terpapar
radiasi seperti pada klien karsinoma mamma dan limfoma maligna yang
mendapat radioterapi.Halperin dkk.memperkirakan resiko terjadinya sarcoma
pada klien penyakit Hodgkin yang diradiasi adalah 0,9 %. Terjadinya
keganasan jaringan lunak dan bone sarcoma akibat pemaparan radiasi sudah
dketahui sejak 1922. Walaupun jarang ditemukan, prognosisnya buruk dan
umumnya high grade.Tumor yang sering ditemukan akibat radiasi adalah
malignant fibrous histiocytoma (MFH) dan angiosarkoma atau
limfangiosarkoma.Jarak waktu antara rdiasi dan terjadinya sarcoma
diperkirakan sekitar 11 tahun.
Bahan Kimia.
Trauma
Limfedema kronis.
Infeksi.
Keganasan pada jaringan luank dan tulang dapat juga disebabkan oleh infeksi
parasit, yaitu filariasis.Pada klien limfedema kronis akibat obstruksi, filariais
dapat menimbulkan limfangiosrakoma.
Patofisiologi Osteoma
Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi oleh sel
tumor. Timbul reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik yaitu proses
destruksi atau penghancuran tulang dan respon osteoblastik atau proses
pembentukan tulang. Terjadi destruksi tulang lokal.. Pada proses osteoblastik,
karena adanya sel tumor maka terjadi penimbunan periosteum tulang yang
baru dekat tempat lesi terjadi, sehingga terjadi pertumbuhan tulang yang
abortif.
Adanya tumor tulang Jaringan lunak di invasi oleh tumor, Reaksi tulang
normal, Osteolitik (destruksi tulang), Osteoblastik (pembentukan tulang)
destruksi tulang lokal, Periosteum tulang yang baru dapat tertimbun dekat
tempat lesi, Pertumbuhan tulang yang abortif.
Asymptomatis
Pertumbuhan lambat, sehingga pasien datang ke dokter sudah dalam
keadaan yang lanjut. Perabaan keras seperti tulang dan bertangkai.
Tidak nyeri pada tumor.
Tidak terjadi perubahan pada bentuk wajah kecuali jika lesi tersebut
telah meluas dan membesar .
Osteoma tulang temporal pada umumnya tanpa gejala, Gejala klinik osteoma
tulang temporal tergantung pada lokasi dan ukuran tumor. Jika pada tulang
skuamosa atau mastoid, akan menimbulkan kelainan bentuk berupa benjolan
keras pada retroaurikula, tidak nyeri, dan tumbuh lambat. Pemeriksaan
makroskopis menggambarkan zona yang berbatas tegas dengan hiperostosis
homogen dengan karakteristik pertumbuhan keluar lempeng tulang yang
padat, tunggal, permukaan rata, bertangkai dan tidak infiltratif.
Osteoma pada sinus maksilaris ini tumbuh lambat dan tidak memberikan /
menunjukkan gejala khusus, tetapi dapat menunjukkan gejala juga
tergantung pada lokasi dan onset. Pada daerah anterior, akan menunjukkan
deformitas pada wajah. Bila pertumbuhan terus berlanjut, dapat
menyebabkan obstruksi ostium sinus atau cavum nasi yang nantinya dapat
menjadi mukokel. Selain itu akan muncul pula gejala nyeri, bengkak, sinusitis
Pada banyak kasus jarang didapati gejala, tapi dapat juga ditemukan bahwa
pasien mengeluh tersedak, mual dan sulit makan (disfagia).
Osteoma biasanya tidak menimbulkan keluhan, tapi tidak jarang juga ditemui
pasien yang mengeluh sakit kepala, invasi dan deformitas orbita,
pneumocephalus dengan rhinorrhe dan meningitis (Haddad et al., 1997).
Terapi untuk osteoma ini adalah bedah reseksi dan diulangi sampai tidak ada
sisa lagi.
Penatalaksanaan tergantung pada tipe dan fase dari tumor tersebut saat
didiagnosis.Tujuan penatalaksanaan secara umum meliputi pengangkatan
tumor, pencegahan amputasi jika memungkinkan dan pemeliharaan fungsi
secara maksimal dari anggota tubuh atau ekstremitas yang sakit.
Penatalaksanaan meliputi :
Pembedahan
Kemoterapi
Radioterapi
Terapi kombinasi.
Manajemen nyeri
Pendidikan kesehatan
Osteoma pada tulang temporal jarang ditemukan dan biasanya terjadi pada
wanita yang dalam suatu kasus didapati osteoma pada telinga bagian
tengah. Secara mikroskopik, osteoma di tandai dengan lamela densa dengan
kanalis haversian. Stroma intratrabekular mengandung osteoblas, fibroblas
dan giant sel tanpa sel hemaptopetik (Fenton et al,. 1996).
Sedangkan pada pemeriksaan radiografi, osteoma dapat ditegakkan dengan
ct-scan. CT-scan 3D mempunyai visualisasi yang sangat baik untuk melihat
osteoma. Potongan aksial dan koronal menunjukkan lokasi pasti osteoma.
Komplikasi Osteoma
Osteoma mempunyai prognosis yang baik. Tumor ini jarang rekuren dan tidak
berpotensi menjadi ganas.
Komplikasi dapat terjadi di luar sinus seperti diplopia, ephipora, dan
kebutaan. Pembedahan osteoma biasanya dapat mengembalikan penglihatan
menjadi normal lagi.
Apabila tumor telah bermetastase (menyebar), maka akan dapat menyerang
organ tubuh sekitar sehingga akan terjadi keabnormalan fungsi seluruh
organ.
Bagi tumor ganas, akan dapat mengakibatkan kematian yang dikarenakan
merusak semua sel organ tubuh.
Tomi (14 th) adalah murid sekolah sepak bola. Dengan tinggi badan 165cm
dengan BB awal 50. Sejak 4 bulan ini timbul bengkak di lutut kanan Tomi
dengan BB saat ini 45 kg. Awalnya tomi jatuh saat main bola. Kemudian
timbul pembengkakan diatas lututnya dan ditambah keluhan nyeri saat
beraktifitas. Orang tuanya menganggap lutut tomi terkilir, dan dibawa
berurut kedukun .Semakin lama pembengkakan itu semakin besar dan badan
semakin kurus.
Melihat keadaan tomi yang semakin memburuk, ayah Tomi membawanya
berobat kerumah sakit. Dokter melakukan pemeriksaan dan mendapat
adanya pembengkakan diatas lutut tomi dengan diameter 20 cm, keras dan
terlihat adanya venektasia. Pada pangkal paha kanan belum terdapa
tpembengkakan kelenjar limfe. Dokter menduga tomi menderita tumor ganas
tulang, sehingga dokter memeriksa seluruh tubuh tomi untuk mencari
apakah ada metastase ke organ lainnya.
Selanjutnya dokter menyarankan untuk melakukan pemeriksaan rontgen
paha, lutut dan dada.Dokter radiologi melihat adanya gambaran sun ray
appereance dan codman triangle. Dokter kemudian merencanakan open
biopsy, sehingga nanti bias ditentukan diagnosis dan penatalaksanaan yang
lebih tepat.