Você está na página 1de 28

BAB III

TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN
I.
DATA DEMOGRAFI
A. BIODATA
Nama
: TnR
Usia
: 33 Tahun
Jenis kelamin
: laki-laki
Alamat
: Desa Sambo
Suku/Bangsa
: Kaili/Idonesia
Status Pernikahan
: Kawin
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Tani
Diagnosa medis
: Bronkhitis
No. Medical record : 286874
Tanggal masuk
: 29-02-2012
Tanggal Pengkajian : 06-03-2012
B. PENAGGUNG JAWAB
Nama
: NyJ
Usia
: 58 Tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: URT
Hub. Dengan klien : Orang tua klien

II.

KELUHAN UTAMA
Klien masuk rumah sakit dengan keluhan panas 6 hari

III.
RIWAYAT KESEHATAN
A. Riwayat kesehatan sekarang
Waktu timbulnya penyakit sekitar 6 hari yang lalu.
Awal munculnya tiba-tiba klien merasa panas, batuk dan muntah. Usaha yang dilakukan untuk
mengurangi keluhan dengan kompres air hangat, banyak minum air putih dan banyak istirahat
tetapi keluhan belum teratasi dan klien merasa kurang nafsu makan sehingga klien dibawah

kerumah sakit.
Keadan penyakit pada saat dikaji, panas masih ada, pusing, sakit dada klien merasa sakit-sakit
bagian tubuh serta batuk-batuk berdahak
Kondisi saat dikaji
P : klien mengeluh nyeri dada karena adanya refleks batuk dikarenakan penumpukan sekret di

jalan nafas sehingga bersihan jalan nafas tidak efekti.


Q : nyeri dirasakan seperti tertekan, klien tidak pernah merasakan nyeri seperti itu sebelumnya,
R : keluhan dapat lebih baik jika klien mengatur posisi dengan semifowler
S : dengan menggunakan skala nyeri 0 10, nyeri terdapat pada angka 6
T : keluhan nyeri dirasakan pada saat klien batuk.
B. Riwayat kesehatan lalu
Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang sama sebelumnya dan tidak pernah
dirawat di rumah sakit yang sama dan klien juga mengatakan tidak memiliki riwayat alergi obat.
C. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang pernah mengalami penyakit yang sama
IV.

dengan klien (bronkhitis) dan tidak ada memiliki penyakit keturunan.


RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Klien mengatakan ingi cepat sembuh dan cepat pulang kerumah klien juga mengatakan hubungan

V.

dengan keluarga dan tetanggahnya baik serta interaksi klien dengan perawat baik.
RIWAYAT SPRITUAL
Sebelum sakit klien mengatakan sering beribadah, setelah sakit klien hanya sering berdoa dalam
hati agar cepat di beri kesembuhan oleh Tuhan.

VI.
PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum : Lemah
Tanda-tanda distres : klien tampak stres, klien selalu bertanya-tanya tentang penyakitnya.
Penampilan : Baik
Eksperesi wajah : Meringis
Kebersihan : kurang bersih
Tinggi badan :165, BB :70 kg, gaya berjalan : baik
Kesadaran : Komposmentis
B. Tanda-tanda vital
TD :110/90 mmhg
Nadi : 92 x/ mnt
Suhu : 37,5
RR : 24 x / mnt
C. Sistem pernafasan
Hidung : keadaan suptum nasal simetris antara kanan dan kiri tidak terdapat sekret, tidak ada
pernapasan cuping hidung fungsi penciuman baik dapat membedakan bau tidak terdapat nyeri

tekan pada sinus etmoidali, maksilaris dan frontalis.


Leher : tidak terjadi pembesaran pada kelenjar tiroid atau tumor, tidak ada peningkatan vena

jagularis, dan arteri carotis teraba


Dada: Bentuk dada datar simetris antara kiri dan kanan, terdapat nyeri pada dada bagian
tengah pada saat batuk, ekspansi dada seimbang antara kanan dan kiri, terdengar bunyi nafas
bronkial, nafas tambahan ronkhi, retraksi dada minimal, perkusi hyperresonan pada area paru

dan tidak terdapat clubbing finger.


D. Sistem Cardiovaskuler
Konjungtiva (anemi/tidak) bibir (pucat/sianosis)
Iktus cordis tidak terlihat
Bunyi jantung pekak
Suara jantung : ICS 3 - 4 parasternal dextra merupakan bunyi jantung II yaitu menutupnya
katub aorta, ICS 3 4 parasternal sinistra merrupakan bunyi jantung II yaitu menutupnya
katub pulmonal, ICS 5 6 parasternal sinistra merupakan bunyi jantung I yaitu menutupnya

katub antriventrikuler
Ukuran jantung manusia mendekati ukuran kepalan tangannya atau dengan ukuran panjang

kira-kira 5" (12cm) dan lebar sekitar 3,5" (9cm).


Capillary retilling time < 2 detik
E. Sistem Pencernaan
Sclera tidak ikterus
Bibir kering
Mulut : tidak terjadi stomatitis, jumlah gigi lengkap 32 buah, fungsi menelan baik, fungsi
mengunyah baik tidak terdapat pembesaran tonsil.
Gaster: tidak kembung, bunyi timpani, tidak ada nyeri tekan epigastrium
Abdomen: bentuk abdomen datar, peristaltik usus 10 x/menit, tidak terdapat adanya luka dan
tidak nampak asites. Pada kuadran kanan atas dilpalpasi tidak terdapat nyeri tekan dan nyeri
lepas serta tidak terdapat pembesaran hepar, kuadran kiri atas tidak terdapat nyeri tekan dan

nyeri lepas serta tidak terdapat pembesaran limfe, kuadran kanan bawah tidak ada nyeri tekan
pada daerah appendik dan kuadran kiri bawa tidak terdapat massa.
Anus : Kondisi anus baik, spinkter ani baik
F. Sistem Indra
1. Mata : Bentuk mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva tidak anemis sclera tidak ikterus,
2.

fungsi penglihatan baik tidak terdapat nyeri tekan, pupil isokor.


Hidung : fungsi penciuman baik, bentuk simetris, hidung dalam bersih dan tidak ada

pengeluaran sekret, dapat membedakan bau serta tidak ada nyeri tekan pada daerah hidung.
3. Telinga : Simetris kiri dan kanan, bentuk seperti huruf C, kebersihan telinga baik, membran
timpani dan fungsi pendengaran baik, dan tidak terdapat nyeri tekan pada mastoid.
G. Sistem Saraf
1. Fungsi cerebral
a) Status mental : orientasi, dayat ingat, perhatian dan perhitungan baik.
b) Kesadaran : komposmentis
c) Bicara : ekspresive dan resiptive : kurang baik ( seperti terlihat gagap, apa yang
diucapkan kurang jelas ).
2. Funsi kranial ( saraf kranial I s/d XII )
a) Olfaktorius : saraf penciuman ( baik )
b) Oftikus : saraf penglihatan, infut refleks fokusing, dan kontraksi pupil dilimbidik ( baik )
c) Okulomotorius : Mengatur peergerakan bola mata, elepasi alis, konstriksi pupil dan
d)
e)

memfokuskan lensa (baik)


Koclrearis : mengatur pergerakan bola mata kebawa baik
Trigeminus :
S. Input dari kornea, rongga hidung bagian atas,, kulit kepala bagian frontal, dahi,

bagian atas alis, konjungtiva, kelenjar airmata (baik)


S. Maksilaris, saraf input dari dagu, bibir atas, gigi atas, mukosa rongga hidung,

platum, faring (baik)


Saraf mandibularis, saraf yang mengatur inful dari lidah (bukan pengecapan) gigi

bawah, kulit dibawah dagu mengunyah baik


f) Abdusen : mengatur pergerakan kelateral
g) Fasialis : saraf mengatur pengecapan, salivasi, lakrimasi, pergerakan otot wajah ( kurang
baik tampak pada wajah terjadi ketegangan pada otot wajah)
h) Vestibulogkoklearis : vastibular untuk keseimbangan ( kurang baik, tampak gemetaran )
i)

koklearis untuk pendengaran baik.


Glusofaringeus : Saraf mengatur penyerapan, sensasi lain dari lidah salivasi, dan

j)

menelan (baik)
Vagus : saraf mengatur menelan, monitor kadar O2 dan CO2, tekanan darah, kegiatan

organ viseral lai ( baik )


k) Aksesirius : mengatur produksi suara dilaring, pergerrakan kepala dan bahu, muskule
l)

sense (baik)
Hipoglosius : Mengatur pergerakan lidah saat biscara ( kurang baik, karena nampak kaku
saat berbicara) mengunyah muskule sense (baik)

3. Fungsi Motorik ( masa, tonus, dan kekuatan) kurang baik karena klien tidak mampu
menggenggam tangan perawat
4. Fungsi sensorik : baik, dapat merasakan nyeri, getaraan posisi
5. Fungsi cerebellum : kurang baik (kordinasi dan keseimbangan) karena klien tidak mempu
melakukan gerakan dengan seimbang.
6. Refleks : ekstremitas atas dan bawah (baik)
7. Tidak terdapat iritasi meningen kaku kuduk
H. Sistem Muskuloskeletal
1. Kepala : bentuk kepala Bracheacepalus
2. Vertebra : Bentuk Normal (tegak)
3. Pelvis (normal)
4. Lutut (nirmal)
ROM :
Fleksi : menggerakan tumit kearah belakang paha rentang 120-130o

Ekstensi : mengembalikan tungkai kelantai rentang 120-130o ulang gerakan berturut-turut


sebanyak 4 kali
5. Kaki simetris antara kiri dan kanan, jumlah jari lengkap 10 buah/jari. Rom: Inpersi memutar
telapak kaki kesamping dalam, rentang 10
epersi memutar telapak kaki kesamping luar, rentang 10o ulang gerakan berturut-turut sebanyak
4 kali
6. Keadaan tangan simetris kiri dan kanan, jumlah jari lengkap 10 buah terpasang infus RL 20
tetes/menit pada punggung tangan sebelah kanan.
Sistem Integumen
7. Penyebaran rambut merata, tekstur rambut berwarna hitam, kulit kepala /rambut kotor. Tekstur
kulit kasar, warna sawo matang, kulit lembab tidak ada perubahan warna, berkeringat
berlebihan. Warna kuku merah muda, kotor dan tidak mudah patah.
Sistem Endokrin
Kelenjar tiroid baik, tidak ada pembesaran kelenjar
Tidak ada gejala kreatinisme atau gigantisme.
Ekresi urin tidak terdapat polidipsi dan polipagi
Suhu tubuh hipertermi, keringat berlebihan, leher tidak kaku
Tidak ada riwayat air seni dikelilingi semut
J. Sistem Perkemihan
Tidak ada edema pelpebra

Tidak moon face


Keadaan kandung kemih baik
Nokturia disuria , kencing batu tidak ada
Penyakit hubungan seksual tidak ada
I.

K. Sistem Imun
Tidak ada alergi (cuaca,debu, bulu binatang, zat kimia)
Imunisasi : tidak pernah
Tidak ada penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca
Tidak ada riwayat tranfusi

VII.

Aktivitas Sehari - hari

No

Jenis kegiatan

Nutrisi

Saat sakit/ di RS

Jenis makanan

Nasi, sayur, dan lauk

Bubur sayur dan lauk

Frekwensi

3x sehari

3x sehari

Porsi makan

Porsi makan dihabiskan

porsi tidak dihabiskan

Baik
-

Kurang baik

Air putih

8 gelas / hari

Sebelum sakit/dirumah

Nafsu makan

Cairan
-

Jenis minuman

Frekuensi minum

Air putih

8 gelas / hari

Eliminasi
BAB:

2x/ hari

Frekuensi

Kuning

Tidak menentu

Warna

Khas

Kuning

Bau

Padat

Khas

konsistensi

Padat

BAK:

4x sehari

Frekuensi

Kuning

Warna

Amoniak

Bau

Pola istirahat

Tidak menentu

Tidur siang

Tidak menentu

Tidur malam

Olah raga

Tidak menentu

Program olah raga

Tidak menentu

Berapa lama melakukan

Tidak menetu
Kuning

Amoniak

Tidak menentu

Tidak menentu

Tidak ada

Tidak ada

Rokok/ alkohol/ obat-obatan


6

Merokok

Alkohol

Merokok

Obat-obatan

Tidak pernah

Tidak pernah

Kecandauan kopi

Tidak pernah

Tidak pernah

Tidak

Tidak pernah

Tidak

Personal hygene

Mandi

Cuci rambut

2x / hari

Sikat gigi

2 hari sekali

Tidak pernah

Gunting kuku

2x / hari

Tidak pernah

2x / bulan

Tidak pernah

Tidak pernah

Aktivitas/ mobilitas fisik


-

Kegiatan sehari- hari

Pengaturan jadwal harian

Penggunaan alat bantu

Kesulitan pergerakan

Rekreasi
-

Tampa bantuan

Dengan bantuan

Tidak ada

Tidak ada

Iya

Tiap hari

Waktu luang dilakukan

untuk rekreasi

Tidak

Tidak

Iya,

biasa

melakukan -

rekreasi kepantai Dengan keluarga

Tidak

VIII.

TES DIAGNOSTIK
Hasil pemeriksaan LAB
Nama : Tn R
Umur : 33 Tahun
Jenis kelamin : laki-laki

No. Lab : 363


Tgl/Jam : 29 - 02- 2012/ 18:55

CBC

RESULT

UNIT

NORMAL RANGE LAKI-LAKI

HGB

13.5

g/dl

14 18

HCT

40.1

42 52

MCV

78.6

Fl

80 94

MCH

26.5

Pg

27 31

RPW-CV

15.0 +

11.5 14.5

DIFFERELNTIA
L
MXD %

MICROCOPY
3.4

4 18

MONO

3.9

103/ul

1 3,7

BASO

LYMP #

KIMIA DARAH

HASIL

NILAI RUJUKAN

SGOT

78

6 30 u/i

SGPT

94

7 32 u/i

FAAL GINJAL

IX.

THERAPY SAAT INI


IVFD RL 20 tts/ mnt

Inj. Ranitidin 1 amp/12/ jam


Inj. Ceftriaxone 1 gram/12 jam
PCT 3x1
PENGUMPULAN DATA

Klien mengatakan pusing dan panas


Klien mengatakan nyeri dada bagian tengah
Klien tampak batuk dengan sputum
Keadaan umum lemah
Ekspresi wajah meringis
Skala nyeri 6
Terpasang IVFD RL 20 tts/mnt
TTV
TD : 110/90 mmhg Suhu : 37,5oC
Nadi : 92x/mnt
RR : 24x/mnt
Klien mengatakan batuk-batuk berdahak
Suara nafas bronchial
Suara nafas tamban ronki
Restraksi dada minimal
Kegiatan sehari-hari dengan bantuan
Berkeringat
Perkusi lapang paru Hiperresonan

KLAFIKASI DATA

Data subjektif

Data objektif

Klien mengatakan pusing dan panas

Klien tampak batuk dengan sputum

Klien mengatakan nyeri dada bagian

Keadaan umum lemah

Ekspresi wajah tampak meringis

Skala nyeri 6

Terpasang infus RL 20 tts / menit

TTV :

tengah
-

Klien mengatakan batuk batuk

berdahak

TD : 110/90 mmhg, S : 37,50C


N : 92 x / menit,
-

ANALISA DATA

R : 24 x / menit

Suara nafas bronkhial

Suara nafas tambahan ronchi

Retraksi dada minimal

Kegiatan sehari-hari dengan bantuan

Berkeringat

Perkusi lapang paru Hiperresonan

NO

DATA

PENYEBAB

1.

DS :

Hemophilus

Klien

mengatakan

batuk-

MASALAH
Influenza, Bersihan Jalan Nafas

Streptococus Pneumoni

Tidak efektif

batuk berdahak
DO :
-

Saluran nafas

Klien

tampak

batuk

berdahak dengan sputum


-

Keadaan Umum Lemah

Terpasang IVFD RL 20

tts/mnt
-

Inflamasi bronkus

Peningkatan

aliran

darah

didaerah inflamasi

TTV

TD : 110/90 mmhg

Suhu

: 37,5oC

Peningkatan sekret
Penumpukan sputum jalan

Nadi : 64x/mnt

nafas

RR : 24x/mnt
-

Suara nafas bronkhial

Suara nafas tamban efektif

Bersihan jalan nafas tidak

ronki
-

Restraksi dada minimal

Berkeringat

Perkusi

lapang

paru

Hiperresonan
2

DS :

Peningkatan sekret

Klien mengatakan sakit dada

Penumpukan sputum jalan

Gangguan
nyaman nyeri

rasa

bagian tengah

nafas

DO :
-

Ekspresi

wajah Bersihan jalan nafas tidak

tampak meringis

efektif

Skala nyeri 6

Kegiatan

hari

dengan bantuan

TTV :

sehari- Rangsangan refleks batuk

Iritasi

TD : 110/90 mmhg,

S :

37,50C
N : 64 x / menit,

R : 24 x

Nyeri dada

/ menit

PRIORITAS MASALAH
1.

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret.

2.

Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya peradangan pada pleura.

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


DX

Rencana Tindakan Keperawatan

Tujuan
1.

Intervensi

Setelah dilakukan tindakan 1.


keperawatan

2x24

Rasional

Obsevasi TTV

jam

diharapkan

mesalah

keperawatan

bersihan

intervensi berikutnya
Batuk

teratasi

Sekret

2.
dapat

dikeluarkan
-

Jalan nafas bersih

TTV dalam batas

Ajarkan

untuk

Klien

melakukan

batuk efektif

Suara

tambahan (-)
-

KU: Baik

memudahkan

Memberikan cara untuk mengatasi dan


mengontrol dispnue dan menurunkan
jebakan udara
Hidrasi

membantu

menurunkan

kekentalan sekret dan mempermudah


pengeluaran

normal
-

dapat

dengan

kriteria hasil :
-

efektif

pengeluaran sekret didalam

janan nafas tidak efektif


dapat

Sebagai indikator untuk melanjutkan

napas 3.

Dorong/bantu

klien latihan nafas


abdomen atau bibir

Pengiriman O2 dapat diperbaiki dengan


posisi duduk tinggi dan latihan nafas
untuk menurunkan kolaps jalan nafas
dispnue dan kerja nafas
Mengurangi

4.

Tingkatkan

masukan

cairan

sampai 3000 ml/hari

5.

Atur

klien
mungkin

posisi
senyaman

keluhan

mempermudah proses penyembuhan

dan

6.

Kolaborasi

dengan

tim

dalam

medis

pemberian

obat/ terapy

2.

Setelah

dilakukan 1.

Kaji tingkat nyeri

tindakan keperawatan

yang dirasakan klien

2x24 jam diharapkan


masalah

Untuk mengetahui perkembangan

keperawatan

gangguan rasa nyeri


dapat teratasi denga

Untuk mengetahui tingkat nyeri

keadaan umum klien


2.

Observasi TTV

Untuk

memberikan

kenyamanan

kriteria hasil:

pada klien

Agar klien tidak terfokus pada rasa

Nyeri

berkurang atau hilang


dengan skala 0-1
-

Ekspresi wajah

TTV

Berikan Klien posisi

4.

Ajarkan

nyeri
Untuk

yang nyaman

tidak meringis
-

3.

tekhnik

membantu

proses

penyembuhan klien

relaksasi
dalam

batas normal
5.

Anjurkan

klien

untuk

keluarga Untuk mengurangi keluhan dan


mendampingi mempermudah
penyembuhan

klien
6.

Kolaborasi dengan tim

medis

dalam

obat/terapy

pemberian

proses

IMLEMENTASI
Tanggal

Jam

No DP

Imlementasi

Hasil

07/03/2012

06.00

1.

Mengukur TTV

TD : 110/80 mmhg
N : 74 x/mnt
S : 36,50C
R : 22x/mnt
Klien batuk dengan efektif

2.
07.00

mengajarkan Klien untuk melakukan

batuk efektif

dengan

menekan

bagian

bawah/perut
Klien

dapat

bernapas

dengan mulut

Klien menambah porsi dan


3.

Mengajarkan

klien

latihan

nafas

abdomen atau mulut

frekwensi minum perhari


Klien

merasa

nyaman

dengan posisi semifowler


07.05

4.

Menganjurkan

klien

untuk Klien terpasang infus RL

meningkatkan masukan cairan sampai 3000


ml/hari
5.

Mengatur

posisi

mungkin (semi fowler)


6.
07.10

Melayani Injeksi

Ranitidin 1 A/12 Jam


Ceptiaxone 1gr/12 Jam

klien

senyaman

20 tetes/menit

07.15

01.00

08/03/2012

07.00

II

1.

Mengkaji tingkat nyeri

Nyeri pada skala


(0-1)

2.

mengobservasi TTV

TD: 110/80 mmhg

18.00

N : 78x/menit
S : 36,5oC
R : 22 x/menit
3.

memberikan

nyaman

Klien

posisi

yang

Klien merasa nyaman


Mengurangi rasa nyeri dan

4.
18.30

Mengajarkanjarkan tekhnik relaksasi

tarik nafas dalam

klien tidak terfokus pada


nyeri
Klien

merasa

senang

berada didekat keluarganya

18.35

5.

menganjurkan keluarga klien untuk

mendampingi klien
6.

Melayani Injeksi

Ranitidin 1 A/12 Jam


Ceptiaxone 1gr/12 Jam

19.00

Klien terpasang Infus RL


20 tts/mnt

CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal

No DP

Jam

Evaluasi

08/03/201

08.00

S:

Klien mengatakan batuk menetap


O:
-

Keadaan Umum Klien mulai membaik

Klien tidak tampak sering batuk

Sekret dapat dikeluarkan

A:
Masalah bersihan jalan nafas belum teratasi sepenuhnya
P:
Intervensi 2 dan 4 Dilanjutkan
1.

mengajarkan Klien untuk melakukan batuk efektif

2.

Menganjurkan klien untuk meningkatkan masukan

cairan sampai 3000 ml/hari

08/03/201
2

II

21.00

S:
Klien mengatakan nyeri berkurang
O:
Keadaan umum membaik, ekspresi wajah tampak rileks
skala nyeri 0-1 Vital sign (TD: 110/80 mmhg, N: 74
x/menit, S: 36,5oC, R: 22 x/menit)
A:
Masalah belum teratasi sepenuhnya
P:
Lanjutkan intervensi 2 dan 6
1.

Observasi TTV

2.

Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian

obat/terapy

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada aplikasi asuhan keperawatan pada klien Tn R dengan kasus Bronkhitis di Rumah SakitUmum
Anutapura palu ditemukan adanya kesenjangan antara teori dengan aplikasi askep :
A.

Pengkajian

Dalam melakukan pengkajian, data seharusnya diperoleh melalui data primer (langsung dari klien) dan
data sekunder yang diperoleh melalui keluarga dan tenaga kesehatan. Namun dalam melakukan
pengkajian ini, data yang kami peroleh lebih pada data primer yaitu keterangan dari klien tapi lebih
banyak pada data sekunder yaitu keluarga. Ini dikarenakan klien belum mampu untuk berbicara banyak
dan masih dibantu oleh keluarganya. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara persistem mulai dari
inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi.

B.
Pada

Diagnosa
asuhan

keperawatan

teori

terdapat 8 masalah

keperawatan

pada

klien

dengan bronkhitisyaitu bersihan jalan nafas tidak efektif, nyeri, kerusakan pertukaran gas, pola nafas
tidak efektif, gangguan nutrisi, infeksi, intoleransi dan ansietas. Ada beberapa asuhan keperawatan teori
yang tidak diangkat oleh kelompok, ini didasari dari hasil pengkajian yang telah dilakukan pada Tn. R.
Hal ini disebabkan karena kondisi klien yang tidak selalu sama sehingga kebutuhan perawatannya pun
berbeda. Diagnosa keperawatan ditegakkan berdasarkan hasil pengkajian dan analisa data. Kemudian
diagnosa keperawatan disusun berdasarkan urutan prioritas penyelesaian masalah aktual dan potensial.
Diagnosa keperawatan yang diperoleh setelah pengkajian ada 2, yakni bersihan jalan nafas dan
nyeri. Bersihan jalan nafas diangkat karena Tn. R mengeluh sering batuk-batuk berdahak dan
klien mengeluh rasa nyeri pada dadanya saat batuk dan tingkat nyeri yang dideritanya adalah 6 sehingga
diangkat masalah diagnosa nyeri.

C.

Perencanaan

Perencanaan disusun berdasarkan diagnosa yang diperoleh. Intervensi yang dilakukan meliputi intervensi
mandiri dan kolaboratif yang disusun berdasarkan urutan intervensi diagnostic, treatmentdan educative.
Rencana tindakan/ intervensi keperawatan dibuat berdasarkan apa yang menjadi kebutuhan klien saat ini,
sesuai dengan masalah yang ada. Perencanaan yang dibuat memiliki tujuan dan kriteria hasil sebagai tolak
ukur pada evaluasi yang akan dilakukan diakhir program, atau disebut evaluasi keperawatan.

D.

Imlementasi

Implementasi yang dilakukan disesuaikan dengan rencana keperawatan yang telah disusun serta kondisi
klien saat ini. Perawat melakukan intervensi dan melaporkan hasil yang diperoleh. Kegiatan ini dilakukan
selama 2 hari dan secara kontinue untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sehingga setiap
implementasi yang telah dilakukan mendatangkan kebaikan bagi klien.

E.

Evaluasi

Hal yang dievaluasi adalah keberhasilan tindakan-tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien dan
dinilai secara subjektif maupun objektif. Evaluasi ini dilakukan setiap hari setelah implementasi untuk
menetapkan rencana keperawatan hari berikutnya. Bagi diagnosa yang masalahnya telah teratasi, maka
rencana tidak perlu ditulis lagi untuk diimplementasikan.

BAB IV
PENUTUP
A.

Kesimpulan

Bronkhitis penyakit saluran pernafasan , biasanya penyakit ini didahului oleh infeksi saluran nafas atas,
bronkhitis seringkali diderita oleh masyarakat paa pengantian musim, dari musim hujan kemusim
panas.banyak polusi udara jugamenjadi faktor ekstrinsik bronkhitis, dimulai dari invasi lewas nafas dan

mulut, kuman bakteri virus masuk kedalam tubuh (saluran pernafasan) didukung dengan keadaan
imunitas tubuh yang menuru, maka terjadi pada inflamasi pada bronkus, sehingga timbul gejalah dini
seperti suara serat, stridor, dan nafas berbunyi.
Bronchitis merupakan radang pada bronkus (bagian system pernafasan yang mengangkut oksigen ke
paru-paru sehingga mengeluarkan lender. Lendir akan memicu terjadinya batuk-batuk untuk
menyingkirkan kelebihan lender. Bronkitis ditandai dengan batuk yang terus-menerus disertai dengan
dahak dan bercak darah.
Bronkhitis akut, disebabkan oleh pilek dan flu, yang umumnya akan sembuh dalam 1-2 minggu,
sedangkan penyebab bronchitis kronis adalah zat iritan, rokok, infeksi saluran pernafasan, atau alaergi.

B.

Saran

1.

Untuk RSU Anutapura Palu

Agar selalu dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik khususnnya dalam peroses
pemberian asuhan keperawatan serta selalu memberi perawatan yang intensif khususnya pada penderita
bronkhitis
2.

Untuk mahasiswa

Mahasiswa harus lebih memperdalam ilmu pengetahuan serta keterampilan dengan cara terus membaca
dan berlatih agar kualitas asuhan yang diberikan pada klien lebih baik.

3.

Untuk Pihak Akademik

Pihak akademik diharapkan dapat menyediakan buku sumber yang lebih lengkap untuk mempermudah
mahasiswa mencari literatur yang diperlukan dalam meningkatkan ilmu pengetahuannya.terutama buku
sumber yang berkaitan dengan kasus Bronkhitis.

DAFTAR PUSTAKA

1.

Smeltzer, Suzanne C, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth, ; alih

bahasa, Agung Waluyo; editor Monica Ester, Edisi 8, EGC; Jakarta.


2.

Carolin, Elizabeth J, Buku Saku Patofisiologi, EGC, Jakarta, 2002.

3.

Doenges, Marilynn E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan

Pendokumentasian Perawatan Pasien, ; alih bahasa, I Made Kariasa ; editor, Monica Ester, Edisi 3, EGC ;
Jakarta.
4.

Tucker, Susan Martin, 1998, Standar Perawatan Pasien; Proses Keperawatan, Diagnosis dan

Evaluasi, Edisi 5, EGC, Jakarta.


5.

Soeparman, Sarwono Waspadji, 1998, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Penerbit FKUI, Jakarta.

6.

Long, Barbara C, 1998, Perawatan Medikal Bedah, 1998, EGC, Jakarta.

7.

PRICE, Sylvia Anderson, 1994, Patofisiologi; Konsep Klinis Proses Proses Penyakit, EGC,

Jakarta.
8.

Keliat, Budi Anna, Proses Keperawatan

LAMPIRAN OBAT

Ranitidine
Komposisi : ranitidine 150 mg/tab. 25 mg/Ampul
Indikasi : Pemgobatan jangka pendek tukaka duodenum aktif, tukaka lambung aktif, mengurangi gejala
refluks oesofagitis, terapi pemeliharaaan setelah penyembuha tukaka duodenum dan lambung sindroma
zolingger-ellison.
Dosis : tukaka duodenum: sehari 2x150 mg (pagi dan malam) atau sehari1x300 mg sudah makan malam
atau sebelumt tidur selama, 4-8 minggu,tukaka lambung aktif : sehari 2x150 mg (pagi dan malam) selama

2 minggu. Tetapai pemeliharaan penyembuhan tukak duodenum dan tukak lambung : 150 mg malam
sebelum tidur. Sindroma zolliger-ellison. Sehari 2x150 mg. Dosis hingga 6 g sehari dapat diberikan pada
penyakit yang berat. Refluks gastro esofagitis: sehari 2x150 mg esofagitis erosif: sehari 4x150 mg.
Pemeliharaan dan penyembuhan eso fagitis erosif: sehari 2x150 mg. Dosis pada penderita pada gangguan
fungsi ginjal : bersihan kreatinin < 50 ml/mnt: 150 mg/24 jam. Bila perlu dosis dapat ditingkatkan secara
hati-hati setiap 12 jam atau kurang tergantung kondisis penderita. Inj 50 mg im/iv suntikan lambat /iv
infus setiap 6-8 jam.
Kemasan : Dus 100 tab 150 mg, ampul 50 mg/2 ml

Ceftriaxone
Komposisi : seftriaksone Na 1g
Indikasi : infeksi yang disebabkan oleh bakteri patogen pada saluran nafas, THT, sepsis, maningitis,
tulang, sendi dan jaringan lunak, intra abdominal, genital, profilaksis prioperatif dan infeksi pada pasien
dengan gangguan kekebalan tubuh.
Dosis : dewasa dan anak >12 tahun dan anak dengan BB>50 kg: sehari 1x1-2 g, dapat dinaikan sampai
sehari 4 g: bayi s/d 14 hari: 1x20-50 mg /kg BB, tidak boleh lebih dari 50 mg/kg BB, bayi 15 hari s/d
anak 12 tahun: sehari 1x20-80 mg/kg BB. Dosis iv 50 mg/kg/BB atau lebih, harus di berikan melalui
infus paling cepat 30 menit.
Kemasan : 2xvial 10 ml.
Pacetik (PCT)
Komposisi : Paracetamol 600 mg
Indikasi : Meringankan rasa sakit kepala, gigi dan menurunkan demam
Dosis : Dewasa 3-4 x 1 / hari, anak-anak 3-4 x -1 tablet/hari
Kemasan : Dus 10x10 tab.

Você também pode gostar