Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN
I.
DATA DEMOGRAFI
A. BIODATA
Nama
: TnR
Usia
: 33 Tahun
Jenis kelamin
: laki-laki
Alamat
: Desa Sambo
Suku/Bangsa
: Kaili/Idonesia
Status Pernikahan
: Kawin
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Tani
Diagnosa medis
: Bronkhitis
No. Medical record : 286874
Tanggal masuk
: 29-02-2012
Tanggal Pengkajian : 06-03-2012
B. PENAGGUNG JAWAB
Nama
: NyJ
Usia
: 58 Tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: URT
Hub. Dengan klien : Orang tua klien
II.
KELUHAN UTAMA
Klien masuk rumah sakit dengan keluhan panas 6 hari
III.
RIWAYAT KESEHATAN
A. Riwayat kesehatan sekarang
Waktu timbulnya penyakit sekitar 6 hari yang lalu.
Awal munculnya tiba-tiba klien merasa panas, batuk dan muntah. Usaha yang dilakukan untuk
mengurangi keluhan dengan kompres air hangat, banyak minum air putih dan banyak istirahat
tetapi keluhan belum teratasi dan klien merasa kurang nafsu makan sehingga klien dibawah
kerumah sakit.
Keadan penyakit pada saat dikaji, panas masih ada, pusing, sakit dada klien merasa sakit-sakit
bagian tubuh serta batuk-batuk berdahak
Kondisi saat dikaji
P : klien mengeluh nyeri dada karena adanya refleks batuk dikarenakan penumpukan sekret di
V.
dengan keluarga dan tetanggahnya baik serta interaksi klien dengan perawat baik.
RIWAYAT SPRITUAL
Sebelum sakit klien mengatakan sering beribadah, setelah sakit klien hanya sering berdoa dalam
hati agar cepat di beri kesembuhan oleh Tuhan.
VI.
PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum : Lemah
Tanda-tanda distres : klien tampak stres, klien selalu bertanya-tanya tentang penyakitnya.
Penampilan : Baik
Eksperesi wajah : Meringis
Kebersihan : kurang bersih
Tinggi badan :165, BB :70 kg, gaya berjalan : baik
Kesadaran : Komposmentis
B. Tanda-tanda vital
TD :110/90 mmhg
Nadi : 92 x/ mnt
Suhu : 37,5
RR : 24 x / mnt
C. Sistem pernafasan
Hidung : keadaan suptum nasal simetris antara kanan dan kiri tidak terdapat sekret, tidak ada
pernapasan cuping hidung fungsi penciuman baik dapat membedakan bau tidak terdapat nyeri
katub antriventrikuler
Ukuran jantung manusia mendekati ukuran kepalan tangannya atau dengan ukuran panjang
nyeri lepas serta tidak terdapat pembesaran limfe, kuadran kanan bawah tidak ada nyeri tekan
pada daerah appendik dan kuadran kiri bawa tidak terdapat massa.
Anus : Kondisi anus baik, spinkter ani baik
F. Sistem Indra
1. Mata : Bentuk mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva tidak anemis sclera tidak ikterus,
2.
pengeluaran sekret, dapat membedakan bau serta tidak ada nyeri tekan pada daerah hidung.
3. Telinga : Simetris kiri dan kanan, bentuk seperti huruf C, kebersihan telinga baik, membran
timpani dan fungsi pendengaran baik, dan tidak terdapat nyeri tekan pada mastoid.
G. Sistem Saraf
1. Fungsi cerebral
a) Status mental : orientasi, dayat ingat, perhatian dan perhitungan baik.
b) Kesadaran : komposmentis
c) Bicara : ekspresive dan resiptive : kurang baik ( seperti terlihat gagap, apa yang
diucapkan kurang jelas ).
2. Funsi kranial ( saraf kranial I s/d XII )
a) Olfaktorius : saraf penciuman ( baik )
b) Oftikus : saraf penglihatan, infut refleks fokusing, dan kontraksi pupil dilimbidik ( baik )
c) Okulomotorius : Mengatur peergerakan bola mata, elepasi alis, konstriksi pupil dan
d)
e)
j)
menelan (baik)
Vagus : saraf mengatur menelan, monitor kadar O2 dan CO2, tekanan darah, kegiatan
sense (baik)
Hipoglosius : Mengatur pergerakan lidah saat biscara ( kurang baik, karena nampak kaku
saat berbicara) mengunyah muskule sense (baik)
3. Fungsi Motorik ( masa, tonus, dan kekuatan) kurang baik karena klien tidak mampu
menggenggam tangan perawat
4. Fungsi sensorik : baik, dapat merasakan nyeri, getaraan posisi
5. Fungsi cerebellum : kurang baik (kordinasi dan keseimbangan) karena klien tidak mempu
melakukan gerakan dengan seimbang.
6. Refleks : ekstremitas atas dan bawah (baik)
7. Tidak terdapat iritasi meningen kaku kuduk
H. Sistem Muskuloskeletal
1. Kepala : bentuk kepala Bracheacepalus
2. Vertebra : Bentuk Normal (tegak)
3. Pelvis (normal)
4. Lutut (nirmal)
ROM :
Fleksi : menggerakan tumit kearah belakang paha rentang 120-130o
K. Sistem Imun
Tidak ada alergi (cuaca,debu, bulu binatang, zat kimia)
Imunisasi : tidak pernah
Tidak ada penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca
Tidak ada riwayat tranfusi
VII.
No
Jenis kegiatan
Nutrisi
Saat sakit/ di RS
Jenis makanan
Frekwensi
3x sehari
3x sehari
Porsi makan
Baik
-
Kurang baik
Air putih
8 gelas / hari
Sebelum sakit/dirumah
Nafsu makan
Cairan
-
Jenis minuman
Frekuensi minum
Air putih
8 gelas / hari
Eliminasi
BAB:
2x/ hari
Frekuensi
Kuning
Tidak menentu
Warna
Khas
Kuning
Bau
Padat
Khas
konsistensi
Padat
BAK:
4x sehari
Frekuensi
Kuning
Warna
Amoniak
Bau
Pola istirahat
Tidak menentu
Tidur siang
Tidak menentu
Tidur malam
Olah raga
Tidak menentu
Tidak menentu
Tidak menetu
Kuning
Amoniak
Tidak menentu
Tidak menentu
Tidak ada
Tidak ada
Merokok
Alkohol
Merokok
Obat-obatan
Tidak pernah
Tidak pernah
Kecandauan kopi
Tidak pernah
Tidak pernah
Tidak
Tidak pernah
Tidak
Personal hygene
Mandi
Cuci rambut
2x / hari
Sikat gigi
2 hari sekali
Tidak pernah
Gunting kuku
2x / hari
Tidak pernah
2x / bulan
Tidak pernah
Tidak pernah
Kesulitan pergerakan
Rekreasi
-
Tampa bantuan
Dengan bantuan
Tidak ada
Tidak ada
Iya
Tiap hari
untuk rekreasi
Tidak
Tidak
Iya,
biasa
melakukan -
Tidak
VIII.
TES DIAGNOSTIK
Hasil pemeriksaan LAB
Nama : Tn R
Umur : 33 Tahun
Jenis kelamin : laki-laki
CBC
RESULT
UNIT
HGB
13.5
g/dl
14 18
HCT
40.1
42 52
MCV
78.6
Fl
80 94
MCH
26.5
Pg
27 31
RPW-CV
15.0 +
11.5 14.5
DIFFERELNTIA
L
MXD %
MICROCOPY
3.4
4 18
MONO
3.9
103/ul
1 3,7
BASO
LYMP #
KIMIA DARAH
HASIL
NILAI RUJUKAN
SGOT
78
6 30 u/i
SGPT
94
7 32 u/i
FAAL GINJAL
IX.
KLAFIKASI DATA
Data subjektif
Data objektif
Skala nyeri 6
TTV :
tengah
-
berdahak
ANALISA DATA
R : 24 x / menit
Berkeringat
NO
DATA
PENYEBAB
1.
DS :
Hemophilus
Klien
mengatakan
batuk-
MASALAH
Influenza, Bersihan Jalan Nafas
Streptococus Pneumoni
Tidak efektif
batuk berdahak
DO :
-
Saluran nafas
Klien
tampak
batuk
Terpasang IVFD RL 20
tts/mnt
-
Inflamasi bronkus
Peningkatan
aliran
darah
didaerah inflamasi
TTV
TD : 110/90 mmhg
Suhu
: 37,5oC
Peningkatan sekret
Penumpukan sputum jalan
Nadi : 64x/mnt
nafas
RR : 24x/mnt
-
ronki
-
Berkeringat
Perkusi
lapang
paru
Hiperresonan
2
DS :
Peningkatan sekret
Gangguan
nyaman nyeri
rasa
bagian tengah
nafas
DO :
-
Ekspresi
tampak meringis
efektif
Skala nyeri 6
Kegiatan
hari
dengan bantuan
TTV :
Iritasi
TD : 110/90 mmhg,
S :
37,50C
N : 64 x / menit,
R : 24 x
Nyeri dada
/ menit
PRIORITAS MASALAH
1.
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret.
2.
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya peradangan pada pleura.
Tujuan
1.
Intervensi
2x24
Rasional
Obsevasi TTV
jam
diharapkan
mesalah
keperawatan
bersihan
intervensi berikutnya
Batuk
teratasi
Sekret
2.
dapat
dikeluarkan
-
Ajarkan
untuk
Klien
melakukan
batuk efektif
Suara
tambahan (-)
-
KU: Baik
memudahkan
membantu
menurunkan
normal
-
dapat
dengan
kriteria hasil :
-
efektif
napas 3.
Dorong/bantu
4.
Tingkatkan
masukan
cairan
5.
Atur
klien
mungkin
posisi
senyaman
keluhan
dan
6.
Kolaborasi
dengan
tim
dalam
medis
pemberian
obat/ terapy
2.
Setelah
dilakukan 1.
tindakan keperawatan
keperawatan
Observasi TTV
Untuk
memberikan
kenyamanan
kriteria hasil:
pada klien
Nyeri
Ekspresi wajah
TTV
4.
Ajarkan
nyeri
Untuk
yang nyaman
tidak meringis
-
3.
tekhnik
membantu
proses
penyembuhan klien
relaksasi
dalam
batas normal
5.
Anjurkan
klien
untuk
klien
6.
medis
dalam
obat/terapy
pemberian
proses
IMLEMENTASI
Tanggal
Jam
No DP
Imlementasi
Hasil
07/03/2012
06.00
1.
Mengukur TTV
TD : 110/80 mmhg
N : 74 x/mnt
S : 36,50C
R : 22x/mnt
Klien batuk dengan efektif
2.
07.00
batuk efektif
dengan
menekan
bagian
bawah/perut
Klien
dapat
bernapas
dengan mulut
Mengajarkan
klien
latihan
nafas
merasa
nyaman
4.
Menganjurkan
klien
Mengatur
posisi
Melayani Injeksi
klien
senyaman
20 tetes/menit
07.15
01.00
08/03/2012
07.00
II
1.
2.
mengobservasi TTV
18.00
N : 78x/menit
S : 36,5oC
R : 22 x/menit
3.
memberikan
nyaman
Klien
posisi
yang
4.
18.30
merasa
senang
18.35
5.
mendampingi klien
6.
Melayani Injeksi
19.00
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal
No DP
Jam
Evaluasi
08/03/201
08.00
S:
A:
Masalah bersihan jalan nafas belum teratasi sepenuhnya
P:
Intervensi 2 dan 4 Dilanjutkan
1.
2.
08/03/201
2
II
21.00
S:
Klien mengatakan nyeri berkurang
O:
Keadaan umum membaik, ekspresi wajah tampak rileks
skala nyeri 0-1 Vital sign (TD: 110/80 mmhg, N: 74
x/menit, S: 36,5oC, R: 22 x/menit)
A:
Masalah belum teratasi sepenuhnya
P:
Lanjutkan intervensi 2 dan 6
1.
Observasi TTV
2.
obat/terapy
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada aplikasi asuhan keperawatan pada klien Tn R dengan kasus Bronkhitis di Rumah SakitUmum
Anutapura palu ditemukan adanya kesenjangan antara teori dengan aplikasi askep :
A.
Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian, data seharusnya diperoleh melalui data primer (langsung dari klien) dan
data sekunder yang diperoleh melalui keluarga dan tenaga kesehatan. Namun dalam melakukan
pengkajian ini, data yang kami peroleh lebih pada data primer yaitu keterangan dari klien tapi lebih
banyak pada data sekunder yaitu keluarga. Ini dikarenakan klien belum mampu untuk berbicara banyak
dan masih dibantu oleh keluarganya. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara persistem mulai dari
inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi.
B.
Pada
Diagnosa
asuhan
keperawatan
teori
terdapat 8 masalah
keperawatan
pada
klien
dengan bronkhitisyaitu bersihan jalan nafas tidak efektif, nyeri, kerusakan pertukaran gas, pola nafas
tidak efektif, gangguan nutrisi, infeksi, intoleransi dan ansietas. Ada beberapa asuhan keperawatan teori
yang tidak diangkat oleh kelompok, ini didasari dari hasil pengkajian yang telah dilakukan pada Tn. R.
Hal ini disebabkan karena kondisi klien yang tidak selalu sama sehingga kebutuhan perawatannya pun
berbeda. Diagnosa keperawatan ditegakkan berdasarkan hasil pengkajian dan analisa data. Kemudian
diagnosa keperawatan disusun berdasarkan urutan prioritas penyelesaian masalah aktual dan potensial.
Diagnosa keperawatan yang diperoleh setelah pengkajian ada 2, yakni bersihan jalan nafas dan
nyeri. Bersihan jalan nafas diangkat karena Tn. R mengeluh sering batuk-batuk berdahak dan
klien mengeluh rasa nyeri pada dadanya saat batuk dan tingkat nyeri yang dideritanya adalah 6 sehingga
diangkat masalah diagnosa nyeri.
C.
Perencanaan
Perencanaan disusun berdasarkan diagnosa yang diperoleh. Intervensi yang dilakukan meliputi intervensi
mandiri dan kolaboratif yang disusun berdasarkan urutan intervensi diagnostic, treatmentdan educative.
Rencana tindakan/ intervensi keperawatan dibuat berdasarkan apa yang menjadi kebutuhan klien saat ini,
sesuai dengan masalah yang ada. Perencanaan yang dibuat memiliki tujuan dan kriteria hasil sebagai tolak
ukur pada evaluasi yang akan dilakukan diakhir program, atau disebut evaluasi keperawatan.
D.
Imlementasi
Implementasi yang dilakukan disesuaikan dengan rencana keperawatan yang telah disusun serta kondisi
klien saat ini. Perawat melakukan intervensi dan melaporkan hasil yang diperoleh. Kegiatan ini dilakukan
selama 2 hari dan secara kontinue untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sehingga setiap
implementasi yang telah dilakukan mendatangkan kebaikan bagi klien.
E.
Evaluasi
Hal yang dievaluasi adalah keberhasilan tindakan-tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien dan
dinilai secara subjektif maupun objektif. Evaluasi ini dilakukan setiap hari setelah implementasi untuk
menetapkan rencana keperawatan hari berikutnya. Bagi diagnosa yang masalahnya telah teratasi, maka
rencana tidak perlu ditulis lagi untuk diimplementasikan.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bronkhitis penyakit saluran pernafasan , biasanya penyakit ini didahului oleh infeksi saluran nafas atas,
bronkhitis seringkali diderita oleh masyarakat paa pengantian musim, dari musim hujan kemusim
panas.banyak polusi udara jugamenjadi faktor ekstrinsik bronkhitis, dimulai dari invasi lewas nafas dan
mulut, kuman bakteri virus masuk kedalam tubuh (saluran pernafasan) didukung dengan keadaan
imunitas tubuh yang menuru, maka terjadi pada inflamasi pada bronkus, sehingga timbul gejalah dini
seperti suara serat, stridor, dan nafas berbunyi.
Bronchitis merupakan radang pada bronkus (bagian system pernafasan yang mengangkut oksigen ke
paru-paru sehingga mengeluarkan lender. Lendir akan memicu terjadinya batuk-batuk untuk
menyingkirkan kelebihan lender. Bronkitis ditandai dengan batuk yang terus-menerus disertai dengan
dahak dan bercak darah.
Bronkhitis akut, disebabkan oleh pilek dan flu, yang umumnya akan sembuh dalam 1-2 minggu,
sedangkan penyebab bronchitis kronis adalah zat iritan, rokok, infeksi saluran pernafasan, atau alaergi.
B.
Saran
1.
Agar selalu dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik khususnnya dalam peroses
pemberian asuhan keperawatan serta selalu memberi perawatan yang intensif khususnya pada penderita
bronkhitis
2.
Untuk mahasiswa
Mahasiswa harus lebih memperdalam ilmu pengetahuan serta keterampilan dengan cara terus membaca
dan berlatih agar kualitas asuhan yang diberikan pada klien lebih baik.
3.
Pihak akademik diharapkan dapat menyediakan buku sumber yang lebih lengkap untuk mempermudah
mahasiswa mencari literatur yang diperlukan dalam meningkatkan ilmu pengetahuannya.terutama buku
sumber yang berkaitan dengan kasus Bronkhitis.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Smeltzer, Suzanne C, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth, ; alih
3.
Doenges, Marilynn E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, ; alih bahasa, I Made Kariasa ; editor, Monica Ester, Edisi 3, EGC ;
Jakarta.
4.
Tucker, Susan Martin, 1998, Standar Perawatan Pasien; Proses Keperawatan, Diagnosis dan
Soeparman, Sarwono Waspadji, 1998, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Penerbit FKUI, Jakarta.
6.
7.
PRICE, Sylvia Anderson, 1994, Patofisiologi; Konsep Klinis Proses Proses Penyakit, EGC,
Jakarta.
8.
LAMPIRAN OBAT
Ranitidine
Komposisi : ranitidine 150 mg/tab. 25 mg/Ampul
Indikasi : Pemgobatan jangka pendek tukaka duodenum aktif, tukaka lambung aktif, mengurangi gejala
refluks oesofagitis, terapi pemeliharaaan setelah penyembuha tukaka duodenum dan lambung sindroma
zolingger-ellison.
Dosis : tukaka duodenum: sehari 2x150 mg (pagi dan malam) atau sehari1x300 mg sudah makan malam
atau sebelumt tidur selama, 4-8 minggu,tukaka lambung aktif : sehari 2x150 mg (pagi dan malam) selama
2 minggu. Tetapai pemeliharaan penyembuhan tukak duodenum dan tukak lambung : 150 mg malam
sebelum tidur. Sindroma zolliger-ellison. Sehari 2x150 mg. Dosis hingga 6 g sehari dapat diberikan pada
penyakit yang berat. Refluks gastro esofagitis: sehari 2x150 mg esofagitis erosif: sehari 4x150 mg.
Pemeliharaan dan penyembuhan eso fagitis erosif: sehari 2x150 mg. Dosis pada penderita pada gangguan
fungsi ginjal : bersihan kreatinin < 50 ml/mnt: 150 mg/24 jam. Bila perlu dosis dapat ditingkatkan secara
hati-hati setiap 12 jam atau kurang tergantung kondisis penderita. Inj 50 mg im/iv suntikan lambat /iv
infus setiap 6-8 jam.
Kemasan : Dus 100 tab 150 mg, ampul 50 mg/2 ml
Ceftriaxone
Komposisi : seftriaksone Na 1g
Indikasi : infeksi yang disebabkan oleh bakteri patogen pada saluran nafas, THT, sepsis, maningitis,
tulang, sendi dan jaringan lunak, intra abdominal, genital, profilaksis prioperatif dan infeksi pada pasien
dengan gangguan kekebalan tubuh.
Dosis : dewasa dan anak >12 tahun dan anak dengan BB>50 kg: sehari 1x1-2 g, dapat dinaikan sampai
sehari 4 g: bayi s/d 14 hari: 1x20-50 mg /kg BB, tidak boleh lebih dari 50 mg/kg BB, bayi 15 hari s/d
anak 12 tahun: sehari 1x20-80 mg/kg BB. Dosis iv 50 mg/kg/BB atau lebih, harus di berikan melalui
infus paling cepat 30 menit.
Kemasan : 2xvial 10 ml.
Pacetik (PCT)
Komposisi : Paracetamol 600 mg
Indikasi : Meringankan rasa sakit kepala, gigi dan menurunkan demam
Dosis : Dewasa 3-4 x 1 / hari, anak-anak 3-4 x -1 tablet/hari
Kemasan : Dus 10x10 tab.