Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
OMAKasus
dan Tonsilitis
Pembimbing :
Identitas Pasien
Nama
: An. H
Jenis kelamin : Perempuan
Umur
: 10 tahun
Alamat : Jl Raden Inten Kelurahan Duren Sawit
No. RM : 59-78-02
Tgl berobat
: 13 Oktober 2015
Anamnesis
Keluhan utama
Telinga kiri terasa sakit sejak 1 hari
sebelum masuk ke RSIJPK.
Keluhan tambahan
Telinga kanan dan kiri terasa gatal
Pilek
Batuk
Alloanamnesis dan Autoanamnesis tanggal 13
Oktober 2015
RPD
Tidak pernah menderita penyakit yang sama (-)
Riwayat amandel 1 tahun (+)
RPK
Di keluarga tidak ada yang menderita sakit telinga, tetapi
di keluarga (dirumah) ayah sedang menderita batuk, dan
pilek.
Riwayat Diabetes Mellitus, Hipertensi, dan Asma dalam
keluarga disangkal
R. Alergi
Riwayat alergi cuaca disangkal. Riwayat alergi makanan
disangkal, debu, dan obat-obatan disangkal.
R. pengbatan
Pasien belum pernah berobat untuk keluhan ini.
Pemeriksaan Fisik
KU
: tampak sakit ringan
Kesadaran : composmentis
Berat badan : 38 kg
Tanda Vital
Tekanan darah
: - mmHg
Pernafasan : 18 x/ menit
Nadi : 92 x/menit
Suhu : 37.0C
Status generalis
Kepala : normocephal
Mata: KA (-/-), SI (-/-), refleks pupil (+/+)
isokor, pergerakan mata kesegala arah
baik
Telinga
Thorax
Inspeksi :normochest, simetris, retraksi
dinding dada (-)
Palpasi: vokal fremitus teraba sama di
semua lapang paru
Perkusi : sonor pada semua lapang paru
Auskultasi :napas vesikuler (+/+),
ronkhi (-/-), wheezing(-/-)
Jantung
Inspeksi:ictus cordis tidak terlihat
Palpasi:ic teraba di ICS 5 linea
midclavicularis sinistra
Perkusi: batas jantung relatif dalam
batas normal
Auskultasi : bunyi jantung I dan II
regular, bising jantung(-)
Abdomen
Inspeksi: datar, supel, bekas trauma (-)
Palpasi : supel, nyeri tekan (-)
Perkusi:timpani pada seluruh kuadran
abdomen
Auskultasi:bising usus (+) normal
Ekstremitas
Superior: akral hangat, udem (-/-), RCT
< 2 detik
Inferior:akral hangat, udem (-/-), RCT <
2 detik
Status Lokalis
AD
(Telinga)
Normotia, hiperemis (-),
edema (-), helix sign (-),
tragus sign (-)
AS
Normotia, hiperemis (-),
edema (-), helix sign (-),
tragus sign (-)
Aurikula
Preaurikula
Retroaurikula
Tenang, udem(-), fistula(-),
nyeri tekan(-)
Rhinoskopi anterior
Sinistra
Hiperemis (-)
Mukosa
Hiperemis (+)
Sekret
Eutrofi
Konka inferior
Eutrofi
Deviasi (-)
Septum
Deviasi (-)
(-)
Massa
(-)
Sinus paranasal
Inspeksi
: Pembengkakan pada wajah (-), Pembengkakan daerah
atas orbita (-)
Palpasi : Nyeri tekan pipi (-), Nyeri tekan media orbita (-)
Transluminasi
Sinus maksilaris
: tidak dapat dilakukan
Sinus frontalis : tidak dapat dilakukan
Status Lokalis
(Tenggorokan)
Naofaring (Rhinoskopi posterior) (tidak dilakukan)
Konka superior
Torus tubarius
Fossa Rossenmuller
Plika salfingofaringeal
Pemeriksaan Orofaring
Dextra
Mulut
Hiperemis (-)
Kotor (-)
Hiperemis (-)
Karies (-)
Simetris
Tonsil
Tenang
T2-3
Tidak melebar
Faring
Tenang
-
Pemeriksaan Orofaring
Sinistra
Mukosa mulut
Lidah
Palatum molle
Gigi geligi
Uvula
Hiperemis (-)
Kotor (-)
Hiperemis (-)
Karies (-)
Simetris
Mukosa
Tenang
T2-3
Besar
Kripta
Detritus
Perlengketan
tidak melebar
-
Mukosa
Granula
Post nasal drip
Tenang
-
Pemeriksaan
Sinistra
Tiroid
Pembesaran (-)
Kelenjar submental
Pembesaran (-)
Kelenjar submandibula
Pembesaran (-)
Kelenjar jugularis
superior
Pembesaran (-)
Pembesaran (-)
Pembesaran (-)
Kelenjar suprasternal
Pembesaran (-)
Resume
Pasien datang dengan keluhan telinga kiri terasa sakit sejak 1 hari yang
lalu. Awalnya telinga kiri terasa penuh, dan pada malam hari nya pasien
menyatakan tiba-tiba telinga kiri terasa sakit, dan disertai keluhan telinga
kanan dan kirinya
mengeluh juga batuk berdahak dirasakan sejak 4 hari yang lalu, bersinbersin pada pagi hari (+).
Pada status generalisata tampak sakit ringan. Pada status lokalis THT
pada pemeriksaan telinga sinistra : serumen (+), membran tympani
sinistra intake (+), bulging (+), hiperemis (+). Telingan dektra : serumen
(+). Rhinoskopi anterior : hiperemis -/+, sekret -/+. Tonsil : T2-3//T2-3
tenang.
Diagnosis
kerja
Otitis media akut stadium
supuratif sinistra + Tonsilitis
Tatalaksana
Tindakan
ekstraksi
serumen
Miringotomi
Medikamentosa
Edukasi
meningkatkan
daya tahan tubuh
dan makan
makanan yang
bergizi.
tidak minum es/
minuman yang
dingin, gorengan,
dan makanan
yang pedaspedas )
Menggunakan
masker untuk
menghindari
debu
Menghindari
mengorek-ngorek
telinga
Prognosis
ad vitam : ad bonam (menurut perjalanan
penyakitnya secara alamiah tidak
menimbulkan kematian dan terapi yang
diberikan bermanfaat secara maksimal)
ad functionnam : ad bonam (menurut
perjalanan alamiah penyakitnya dengan
terapi yang diberikan tidak akan sampai
menimbulkan kecacatan)
ad sanationam : ad bonam (menurut
perjalanan penyakitnya kemungkinan
penyakit ini dapat kambuh kembali)
Tinjauan Pustaka
Otitis Media Akut
OTITIS MEDIA
Streptococcus hemoliticus
Haemophilus Influenzae
Staphylococcus aureus
Streptococcus Pneumoniae
Pneumococcus.
Sistem kekebalan
perkembangan.
tubuh
anak
masih
dalam
PATOMEKANISM
E
Oklusi
Hiperemis
Perforasi
Supurasi
Resolusi
STADIUM
OMA
Peradangan
mukosa hidun
&
nasopharing
ke mukosa
tuba
eustachius
dan cavum
timpani
gangguan
fungsi tuba
( ventilasi
dan
drainase )
menyempitka
n lumen tuba
eustachius
mukosa tuba
eustachius
udema
tekanan
udara
didalam
cavum
Peningkatan
permebilitas
dinding sel
retraksi membran
timpani
Terapi :
obat tetes hidung berupa HCl efedrin 0,5 %
dalam larutan fisiologik (anak <12 tahun) atau
HCl efedrin 1 % dalam larutan fisiologik untuk
yang berumur > 12 tahun dan pada orang
dewasa.
Otoskopi
Membran timpani
hiperemis
Posisi membran
timpani berubah
menjadi retraksi
( tertarik kearah
medial): tampak lebih
cekung, reflek cahaya
hilang atau berubah.
Kadang-kadang
membran timpani
tampak normal (tidak
ada kelainan) atau
berwarna keruh pucat
Stadium
Hiperemis
Stadium
Resolusi
Bila membran timpani tetap utuh,
maka perlahan-lahan akan normal
kembali
Bila terjadi perforasi, maka sekret
akan berkurang dan mengering
-
Tatalaksana
Stadium oklusi
Dapat diberikan obat tetes hidungberupa HCl
efedrin 0,5 % dalam larutan fisiologik (anak
<12 tahun) atau HCl efedrin 1 % dalam
larutan fisiologik untuk yang berumur > 12
tahun dan pada orang dewasa.
Stadium hiperemis
Pemberian antibiotik dianjurkan minimal
selam 7 hari. Bila pasien alergi terhadap
penisilin, maka diberikan eritromisin.
Stadium supurasi
Diberikan antibiotika dan lebih baik disertai
miringotomi, bila membran timpani masih utuh.
Dengan miringotomi gejala-gejala klinis lebih cepat
hilang dan ruptur dapat dihindari
Stadium perforasi
Pengobatan yang diberikan adalah obat cuci telinga
H2O2 3 % selama 3-5 hari serta antibiotika yang
adekuat
Stadum resolusi
Bila terdapat sekret mengalir di liang telinga luar
melalui perforasi di membran timpani. antibiotika
dapat dilanjutkan sampai 3 minggu.
Tinjauan pustaka
Tonsilitis
Anatomi
Fisiologi
Merupakan organ limfoid.
Mengeluarkan limfosit.
Mencegah invasi mikroorganisme &
cegah penyebaran jauh.
Cegah invasi mikroorganisme saluran
nafas.
Tonsilitis
Inflamasi tonsil palatina yang merupakan bagian dari
cincin Waldeyer tersusun atas kelenjar limfa yang
terdapat di dalam rongga mulut yaitu:
- tonsil faringeal (adenoid)
- tonsil palatina
- tonsil lingual (tonsil pangkal lidah)
- tonsil tuba eustachius (lateral band dinding
faring/Gerlachs tonsil)
Derajat pembesaran
Derajat
0
1
Klasifikasi
Tonsilitis
Akut
Membrano
sa
Kronis
Viral
Tonsilitis
akut
Bakterial
T
O
N
S
I
L
I
T
I
S
Etiologi
Epstein Barr
Hemofilus influenzae
Virus coxschakie
Gejala
Seperti common cold
Nyeri tenggorok
PF
Virus coxschakie: luka kecil pada palatum
Tonsil yang sangat nyeri
Terapi
Istirahat
Minum yang cukup
Analgetika
Antivirus berat.
V
I
R
A
L
T
O
N
S
I
L
I
T
I
S
Definisi
Radang akut tonsil yang disebabkan kuman
Etiologi
B
A
K
T
E
R
I
A
L
Patomekanisme
Infiltrasi bakteri
lapisan epitel
Bercak kuning
kuman mengikis
maka jaringan
limfoid superficial
bereaksi
Isi kriptus
(kumpulan
leukosit, bakteri
yang mati dan
epitel yang
terlepas.)
terjadi
pembendungan
radang dengan
infiltrasi leukosit
PMN
terbentuk
detritus
Klasifikasi berdasarkan
klinis
Tonsilitis
akut
Detritus (+)
Tonsilitis
folikularis
Detritus
bersatu
Tonsilitis
Lakunaris
Detritus
melebar
Pseudomeb
ran
Gejala
Pemeriksaan PF
Tonsil membengka & hiperemis
Detritus folikel, lakuna atau tertutup oleh membran
semu.
KGB submandibula membengkak + nyeri tekan.
Terapi
Antibiotil sprektrum luas ex:penisilin dan
eritromisin
Antipiretik
Obat kumur (desinfektan)
Komplikasi
OMA, sinusitis, abses peritonsil, abses
parafaring, sepsis, bronkitis,dll.
Hipertropi tonsil: mendengkur, sleep apnue,
nafas melalui mulut,dll.
Tonsilitis Membranosa
Tonsilitis
difteri
Infeksi jamur
moniliasis,
aktinomikosis dan
blastomikosis
Infeksi virus
morbili,
pertusis, dan
skarlatina.
Contoh
Penyakit
Tonsilitis
septic
proses
spesifik luas
dan
tuberculosis
Angina Plaut
Vincent
Penyakit kelainan
darah seperti
leukemia akut,
anemia pernisiosa,
neutropenia
maligna serta
infeksi
mononucleosis
Tonsilitis Difteri
Etiologi
Epidemiologi
Tertinggi 2 5 tahun
Dewasa mungkin terkena
Patomekanis
me
Umum
Lokal
Eksotoks
in
Demam subfebris,
nyeri kepala,
anoreksia, badan lemah, nadi lambat
serta
Jantung miokarditis
s/dekompensasi kordi
Saraf kranial kelumpuhan otot
palatum dan otot otot pernapasan
Ginjal albuminuria.
gambaran klinik
Sediaan langsungC.
Diphteriae.
Terapi
ADS 20.000 10.000 unit
Antibiotika penisilin atau
eritromisin 25 50 mg/kgbb
dibagi dalam 3 dosis
selama 14 hari.
Kortikosteroid 1,2 mg/kgbb/
hari.
Antipiretik
Diisolasi .
Perawatan harus istirahat
di tempat tidur selama 2 3
minggu.
Pencegahan
Higene yg baik
Imunisasi DPT
Tonsilitis Septik
Etiologi
Sterptokokus hemolitikus
Patomekanis
me
Susu yg tidak di
pasterisasi
mengandung Sh
tonsilitis
Pencegahan
Etiolo
gi
Gejal
a
Demam 39 C
Nyeri kepala, badan lemah,
kadang terdapat gangguan
pencernaan.
Nyeri di mulut, hipersalivasi, gigi
dan gusi mudah berdarah.
PF dan Terapi
PF
Mukosa mulut & faring
hiperemis
Membran putih
keabuan diatas tonsil,
uvula, dinding faring,
gusi serta prosesus
alveolaris,
KGB submandibula
membesar.
Terapi
Memperbaiki higiene
mulut
Antibiotika spektrum
luas 1 mgu
Vitamin C dan B
comp.
Leukimia
Gejal
a
PF
Epistasis.
Perdarahan.
Kulit kebiruan.
Nyeri tenggorokan
Pembengkakan tonsil
Faring /tonsil yang tertutup
membran semu.
Perdarahan.
Pembesaran KGB sumbandibulla.
Angina agranulositosis
Penyebabnya keracunan obat dari
golongan amidopirin , sulfa dan arsen.
PF THT tampak ulkus di mukosa mulut
dan faring serta di sekitar ulkus tampak
gejala radang.
Tonsilitis Kronik
Presdiposisi
Hygiene mulut
yang buruk
Pengobatan tidak
adekuat
Rangsangan
kronik karena
rokok/makanan
Radang
berulang
Diganti dgn
Jarinagn Parut
Jaringan
mengerut
sehingga kripta
melebar
Epitel
mukosa&limfoi
d
Jar.limfoid
Diisi detritus
Pemyembuhan
Perlekatan dgn
jar.sekitar fossa
tonsilaris
Terkikis
Terapi
Terapi
hygiene mulut
Terapi
radikal:tonsilektomi
Komplikasi
Rhinitis kronis
Sinusitis atau otitis media secara
perkontinuitatum
Endokarditis
Arthritis
Miositis
Nefritis
Uveitis, iridosiklitus
Dermatitis, pruritus, urtikaria, dan furunkulosis.
Tonsilektomi
TONSILEKTOMI
Bahasa latin tonsilia tiang tempat
menggantungkan sepatu
Bahasa yunani ektomi eksisi
Definisi Metode pengangkatan seluruh
tonsil
Indika
si
Absol
ut
Relati
f
Kontra indikasi
R.peny
perdarahan
Resiko anestesi
yang buruk /
riwayat penyakit
yang tidak
terkontrol
Anemia
Infeksi akut
Indikasi absolut
Indikasi relatif
Timbulnya kor
pulmonale karena
obstruksi jalan napas
yang kronis
Hipertrofi tonsil atau
adenoid dengan
sindroma apnea waktu
tidur
Hipertrofi berlebihan
yang menyebabkan
disfagia dengan
penurunan berat badan
penyerta.
Biopsi eksisi yang
dicurigai keganasan
(limfoma)
Abses peritonsilaris
berulang atau abses
yang meluas pada
Serangan tonsillitis
lebih dari 3 kali per
tahun walaupun telah
mendapatkan terapi
yang adekuat.
Halitosis akibat tonsilitis
kronik yang tidak
membaik dengan
pemberian terapi medis
Tonsilitis kronik atau
berulang pada karier
streptococcus
hemoliticus yang tidak
membaik dengan
pemberian antibiotik laktamase resisten.
TERIMA KASIH