Você está na página 1de 15

TINJAUAN

PUSTAKA

ANATOMI2

ANATOMI2

FISIOLOGI2
Tonsil dan adenoid berperan penting dalam
pertahanan tubuh, imunitas local, dan sebagai
pertahanan bagi infeksi yang menyerang
traktus aerodigestive.
Kriptus dikelilingi oleh
berbagai agregat mediator
inflamasi yang merupakan
agen pertahanan tubuh.
Jaringan
kriptus
menang
kap
rangsan
gan
antigen

Mediator
inflamasi
teraktiva
si

Antigen
diancurk
an

Sel
efektor
dan sel
memori
teraktiva
si

Pertahan
an tubuh
sistemik

DEFINISI
Adenotonsilitis adalah penyakit
yang ditandai dengan adanya
infeksi dan / atauCincin
hepertrofi
pada
Waldeyer terdiri atas
susunan
kelenjar
limfa yang
jaringan limfoid
pada
adenoid,
terdapat di dalam rongga mulut
tonsil faringeal2(adenoid),
tonsil, atauyaitu;
keduanya.
tonsil palatine, tonsil lingual)
tonsil palatine, tonsil lingual)

Tonsilitis adalah peradangan tonsil


palatine yang merupakan bagian
dari cincin Waldeyer.2

KLASIFIKASI
Tonsillitis difteri, Tonsillitis septik,
Angina Plaunt Vincent, Penyakit
kelainan darah, Proses spesifik lues
dan tuberculosis, Infeksi jamur
moniliasis,
aktinomikosis
dan
Faktor
predisposisi:
rangsangan
blastomikosis,
Infeksi
virus
morbili,
yang
menahun
dari
rokok,
Tonsilitis
Akut
pertusis
dan
skarlatina.
beberapa
jenis
makanan,
hygiene
mulut yang buruk, pengaruh cuaca,
Tonsilitis
kelelahan fisik, dan pengobatan
Membranosa
tonsillitis
akut yang tidak adekuat

TONSILITIS

Tonsilitis Kronik

EPIDEMIOLOGI2
Tahun
2006,
530.000
tonsilektomi dilakukan pada
anak yang berusia kurang dari
15 tahun di US.
Frekuensi
tonsilektomi
dan
adenoidektomi
meningkat
hampir dua kali lipat, indikasi
terbanyak
adalah
sleep
disordered breathing (SDB).
Insiden SDB meningkat pada
anak usia dini dan mengenai

ETIOLOGI2
rhinovirus, coronavirus,
adenovirus, herpes simplex
virus, parainfluenza virus,
Epstein-Barr virus, dan
cytomegalovirus

VIRU
BAKTE
S
RI

Aerobic: alpha and gamma-hemolytic


streptococci, Haemophilus influenzae,
Staphylococcus aureus, group A betahemolytic streptococci (GABA), and
Moraxella catarrhalis. Anaerobic:
Peptostreptococcus, Prevotella, dan

PATOFISIOLOGI2
Infeksi bakteri
atau virus
pada lapisan
epitel jaringan
tonsil

Jika proses
peradangan
timbul
berulang

Kumpulan leukosit,
Aktivasi
bakteri
yang mati dan
mediator
epitel
yang terlepas
inflamasi

jaringan
limfoid
juga akan
terkikis

menimbulkan
perlekatan dengan
jaringan di sekitar
fosa tonsilaris

Terbentuk
detritus

jaringan
limfoid diganti
oleh jaringan
parut

kriptus
menjadi
melebar, terus
membesar

DIAGNOSIS
INFEKSI
Viral

Bakteri

Anamnesis
serak, odinofagia, otalgia, sakit
kepala, dan demam.

Anamnesis
serak, odinofagia, otalgia, sakit
kepala, dan demam (dengan
keluhan yang lebih berat)

Pem. Fisik
- Sering juga tampak tonsilar yang
kemerahan disertai
- pembesaran tonsil dengan atau
tanpa keluarnya cairan eksudat.

Pem. Fisik
Pada infeksi yang kronik :
- Tonsilar bernanah, dan
- Fistula.

Pem. Penunjang
- lebih dari 10% akan tampak
limfosit atipikal pada
pemeriksaan darah tepi dan
- positif pada tes monospot
(Heterophile antibody)

Pem. Penunjang
- Kultur post op :
- Aerob : Alfa dan gammahemolytic streptococci,
Haemophilus influenza,
Staphyloccocus aureus, grup
A beta hemoliticus
Streptococci (GABA), dan
Moxarella catarrhalis.
- Anaerob diantaranya :

DIAGNOSIS
HEPERTROPI
Adenoid

Tonsillar

Anamnesis
Riwayat nasal discharge yang
kronis maupun berulang,
mendengkur, SDB (sleep
disorder breathing), otitis media
berulang, atau disfungsi saluran
tuba Eustachius

Anamnesis
Disfagia, SDB pada malam hari
dengan napas yang pendek,
perubahan suara, dan kelainan
gigi.
Gejala subjektif yang biasanya
timbul pada anak adalah
kesulitan menelan atau sensasi
penuh pada orofaringeal.

Pem. Fisik
bernapas melalui mulut,
kualitas suara yang
berkurang (hiponasal voice),
dan adenoid facies .
Rinoskopi anterior, untuk
membantu membedakan

Pem. Fisik
Ukuran tonsillar diukur
dengan skala :
- 1+ (0% sampai 25%
menghalangi jalan napas),
- 2+ (25% sampai 50% )
- 3+ (50% sampai 75% ),

PENATALAKSANAAN
Viral
Pada tonsillitis
akibat viral pasien
harus:
- Istirahat cukup,
- Minum yang
cukup,
- Pemberian
analgetik, dan
- Antiviral jika
diperlukan dan
hanya jika gejala

Bacterial
- Antibiotika
spectrum luas
penisilin,
eritromisin dapat
digunakan.
- Serta antipiretik
dan
- Obat kumur yang
mengandung
desinfektan
untuk tonsillitis

PENATALAKSANAAN
Kriteria Paradise untuk Tonsilektomi
Kriteria
Definisi
Frekuensi paling - Tujuh kali atau lebih adanya keluhan sore throats
sedikit dari nyeri
dalam setahun, ATAU
menelan
- Lima atau lebih episode lalu yang muncul dalam
dua tahun, ATAU
- Tiga atau lebih episode lalu yang muncul dalam
tiga tahun.
Gejala klinis
- Suhu tubuh >38.3 C, ATAU
utama (nyeri
- Limfadenopati servikal (konsistensi kenyal atau
menelan
ukuran > 2 cm), ATAU
ditambah adanya - Adanya tonsilar eksudat, ATAU
satu atau lebih
- Hasil kultur positif untuk grup A beta hemolitik
gejala lain)
streptococcus.
Dokumentasi
- Antibiotic diresepkan sesuai dosis konvensional,
pilihan
- Setiap episode dan gejala yang muncul dituliskan
pengobatan
pada rekam medis, ATAU
- Jika tidak terdokumentasikan dengan lengkap,
observasi yang berikutnya dari dua episode infeksi
tenggorokan dan frekuensi serta temuan klinis
yang konsisten dengan riwayat awal penyakit
( selama 12 bulan terakhir)

KOMPLIKASI
Tonsilektomi
Komplikasi post op :
- Perdarahan yang
terjadi dapat primer
(dalam 24 jam)
maupun sekunder( >
24 jam setelah
operasi).
- Komplikasi lainnya
termasuk:
- dehidrasi postoperasi,
- nyeri,
- mual, muntah,
- otalgia, dan
- komplikasi

Adenoidektomi
Komplikasi post op :
- Perdarahan postop,
- insufisiensi
velofaringeal,
- disfungsi tuba
eustachius yang
persisten dari
manipulasi iatrogenic,
- c-spine subluksasi
akibat dari
hiperekstensi selama
operasi.
- Bau napas yang
busuk dan menetap
selama kurang lebih

DAFTAR PUSTAKA
1. Hafil, A. F., Cahyono, A., Armiyanto, Hadiwikarta,
A., Roezin, A., Hermani, B., et al. (2014). Buku Ajar
Ilmu Kesehatan : Telinga, Hidung, Tenggorok,
Kepala dan Leher. Edisi Keenam. Jakarta:
FKUI.hal.199-203
2. Johnson, J. T., Rosen, C. A., Newlands, S., Amin, M.,
Yunker, W. K., Friedman, E. M., et al. (2014).
Bailey's
Head
and
Neck
Surgery.
OTOLARYNGOLOGY. Fifth edition. Philadelphia:
LWW; Fifth, Two Volume Set edition.
3. Lee, K. J., Sie, K. C., & Farrior, J. B. (2003).
Essesntial Otolaryngology. Head and Neck surgery.
Eight edition. New Heaven, Conneccticut: McGrawHill, Medical Publihing Division.

Você também pode gostar