Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
M.
Resep awal :
dr. Gatot
SIP No: 300/123/UP/DINKES
Praktek:
Jl. Mawar no. 1 Mataram
Mataram, 1 Juni 2011
R/ Captopril 25 mg
S 2 dd I tab
no. XX tab
Paraf
R/ Salbutamol 4 mg
S 3 dd I tab
no. X tab
Paraf
R/ Prednison
S 3 dd I tab
no. X tab
Paraf
R/ Gliseril Guaikolat
S 3 dd I tab
no. X tab
Paraf
Pro
: Basuki
Umur : 45 tahun
Alamat: Jl. Tulip Mataram
Identitas dokter
Superscriptio Nama, alamat,
LENGKAP/
BENAR
TIDAK
(JELAS)/
Lengkap
Tidak lengkap
TIDAK
Benar
Benar
KETERANGAN
nomor izin
praktek dokter
Tempat dan
dihubungi
Ket:
Lengkap
Benar
tanggal
penulisan
resep
Simbol R/
Nama, umur,
Inscriptio
alamat pasien
R/1
R/2
R/3
Lengkap
Tidak lengkap
Lengkap
Lengkap
Lengkap
Benar
Tidak
Jelas
Jelas
Jelas
rumah pasien
Meskipun dosis obat tidak
dicantumkan namun peresepan
obat sudah benar dan jelas,
karena prednisone hanya
R/4
Tidak lengkap
Subscriptio
R/1
R/2
R/3
R/4
Lengkap
Jelas
Signatura
Paraf/Tanda
tangan
R/1
Tidak
Tidak benar
Seharusnya ditulis:
R/2
Lengkap
Tidak
Tidak benar
R/3
Lengkap
Tidak
Tidak benar
R/4
Lengkap
Tidak lengkap
Tidak benar
R/1
Lengkap
Benar
R/2
R/4
Identitas
tanda tangan.
Lengkap
pasien
Tidak benar
B. FORMULA RESEP
1. Macam Formula
R/1
: Formula Spesialistis
R/2
: Formula Spesialistis
R/3
: Formula Spesialistis
R/4
: Formula Spesialistis
2. Resep formula Magistralis tidak ada
3. Resep formula Officinalis tidak ada
4. Resep formula Spesialistis
a. Captopril
Komposisi : captopril
Fungsi
b. Salbutamol
Komposisi : salbutamol/albuterol
Fungsi
: terapi asma dan kondisi lain yang berkaitan dengan obstruksi
saluran napas yang reversibel.
c. Prednison
Komposisi : prednison
Fungsi
: terapi untuk menekan reaksi radang dan alergi.
d. Gliseril guaiakolat
Komposisi : gliseril guaiakolat
Fungsi
: termasuk golongan ekspektoran yang bekerja merangsang
pengeluaran dahak dari saluran nafas (ekspektorasi).
5. Resep dari obat golongan narkotika tidak ada
C. OBAT
1. Dosis Obat
a. Dosis obat dalam resep
R/1
Dalam resep dituliskan berikan captopril 25 mg sebanyak 20 tablet, dengan aturan
pakai dua kali sehari masing-masing satu tablet. Berarti:
Setiap kali minum 1 tablet = 25 mg
Dalam satu hari 2 tablet = 2 x 25 = 50 mg
R/2
Dalam resep dituliskan berikan salbutamol 4 mg sebanyak 10 tablet, dengan aturan
pakai tiga kali sehari masing-masing satu tablet. Berarti:
Setiap kali minum 1 tablet = 4 mg
Dalam satu hari 3 tablet = 3 x 4 = 12 mg
R/3
Dalam resep dituliskan berikan prednison sebanyak 10 tablet, dengan aturan pakai
tiga kali sehari masing-masing satu tablet. Berarti:
Setiap kali minum 1 tablet = 5 mg
Dalam satu hari 3 tablet = 3 x 5 = 15 mg
R/4
Dalam resep dituliskan berikan gliseril guaiakolat sebanyak 10 tablet, dengan aturan
pakai tiga kali sehari masing-masing satu tablet. Berarti:
Setiap kali minum 1 tablet = 50 mg atau 100 mg
Dalam satu hari 3 tablet = 3 x 50 atau 3 x 100 = 150 mg atau 300 mg
INTERVAL
2 x sehari
DURASI
Setiap 12 jam
KETERANGAN
Sebaiknya diberikan 1 jam
sebelum makan, karena
makanan dapat menurunkan
absorpsi obat sehingga efek
Salbutamol
Prednison
3 x sehari
3 x sehari
Setiap 8 jam
Setiap 8 jam
serangan asma.
Dapat diberikan sebelum atau
sesudah makan, namun
sebaiknya setelah makan untuk
Gliseril guaiakolat
3 x sehari
Setiap 8 jam
3. Interaksi obat
tidak ada interaksi antara R/1, R/2, R/3 dan R/4
Spesifikasi tablet
Keuntungan lebih stabil dalam penyimpanan
Kerugian tidak efektif pada pasien dengan kesulitan minum obat
Ketepatan pemilihan Sebaiknya salbutamol yang diberikan adalah dalam sediaan
inhalasi, yang efeknya jauh lebih efektif pada saat serangan asma jika dibandingkan
dengan sediaan oral.
E. DIAGNOSIS
Pasien Bapak Basuki mendapat terapi berupa ACE inhibitor (captopril), 2-agonis
(salbutamol), kortikosteroid (prednison) dan ekspektoran (gliseril guaiakolat).
- ACE inhibitor merupakan salah satu golongan obat yang digunakan dalam terapi
hipertensi. Mekanisme kerjanya adalah dengan menghambat perubahan angiotensin I
-
serangan asma.
Kortikosteroid merupakan
obat
yang
memiliki
efek
antinflamasi.
Dalam
dihindari
pilihan
antihipertensi
dari
golongan
beta-blocker,
yang
SARAN PERESEPAN
dr. Gatot
SIP No: 300/123/UP/DINKES
Praktek:
Jl. Mawar no. 1 Mataram
(0370) 645321
Mataram, 1 Juni 2011
R/ Nifedipine 10 mg
S. 3 d.d I caps p.c
no. XX caps
Paraf
R/ Salbutamol 4 mg
S.p.r.n 3 d.d I tab p.c
no. X tab
Paraf
R/ Prednison
S. 3 d.d I tab p.c
no. X tab
Paraf
: Basuki
: 45 tahun
: Jl. Tulip no 17 Mataram
KETERANGAN
1. R/ Nifedipine 10 mg
no. XX caps
Resep Awal
dr. NUGROHO B
SIP No : 2007/123/UP/DINKES
Praktek :
Jl.Pulau Seram No.8A Mataram
Tlp: 0370 640555
Mataram,6 Juni 2011
R/ Acetosal
Codein HCl
CTM
GG
S.L
m.f pulv.d.t.d No. XV
da in caps
S.t.d.d.caps.l
_______________
500 mg
20 mg
4 mg
50 mg
q.s
_ paraf
Pro
: Aminuddin
Umur : 30 thn
Alamat: Jl. Kelimutu No.12 Tj. Karang
A. Kelengkapan Resep
LENGKAP/
BENAR
TIDAK
(JELAS)/
Lengkap
TIDAK
Benar
Lengkap
Benar
KETERANGAN
nomor izin
praktek dokter
Tempat dan
tanggal
Ket:
Mataram, 6 Juni 2011
penulisan
Inscriptio
resep
Simbol R/
Nama, umur,
Lengkap
Lengkap
Benar
Benar
alamat pasien
R/1
Lengkap
Benar
dasarnya
sudah
dapat
R/1
Lengkap
Jelas
Saccharum lactis.
-
Signatura
R/1
Lengkap
Benar
Paraf/Tanda
R/1
Tidak
Tidak benar
tangan
lengkap
Identitas
Lengkap
pasien
B. Formula resep
1. Macam Formula yang digunakan adalah Formula Magistralis.
Khasiat/Fungsi
Analgetik
Antitusive
CTM
Antihistamin
Corrigensia
GG
Saccharum lactis
Ekspektoran
Sebagai bahan tambahan untuk
Constituent
INTERVAL
3 x sehari
3 x sehari
3 x sehari
DURASI
Setiap 8 jam
Setiap 8 jam
Setiap 8 jam
KETERANGAN
Analgetik-antipiretik
Analgesia dan narkosis
Dapat diberikan sebelum
atau
3 x sehari
Setiap 8 jam
iritasi lambung.
Diberikan setelah makan
3. Interaksi Obat
Tidak ada interaksi obat sehingga dapat diberikan bersamaan.
D. Bentuk Sediaan Obat
1) BSO yang dipilih :
a.
Spesifikasi bentuk kapsul
b.
Keuntungan lebih mudah disimpan, rasa obat tidak terasa.
c.
Kerugian tidak efektif pada pasien dengan kesulitan minum obat
d. Ketepatan pemilihan bagi pasien berusia 30 tahun yang
tidak ada kesulitan menelan obat, bentuk kapsul sudah
tepat diberikan daripada dibiarkan dalam bentuk puyer.
2) Cara persiapan/peracikan BSO
Bersihkan mortal dan stamper
Keringkan
Masukkan bahan obat dari ukuran terkecil atau dosis terkecil
Tambahkan bahan obat dengan ukuran atau dosis lebih besar, sebanding dengan
E. Diagnosis
Pasien diberikan acetosal, codein HCl, CTM, dan GG. Kemungkinan pasien
mengalami rhinitis (common cold). Biasanya disebabkan oleh infeksi virus (Rhinovirus
tersering, RSV Parainfluenza, Coronavirus). Gejala klinis biasanya berupa demam, sekret
pada hidung encer dan jernih (lebih kental dan purulen jika terjadi infeksi sekunder oleh
bakteri), nyeri tenggorok, batuk, rewel, gangguan tidur, dan penurunan nafsu makan.
F. Kesimpulan dan Saran
- Kesimpulan
Peresepan yang diberikan oleh dokter tersebut belum rasional karena :
Pemberian obat antitusive (codein) dan ekspektoran (gliseril guaiakolat) secara
bersamaan, sehingga tidak diketahui secara jelas tujuan dari peresepan obat tersebut.
Selain itu, CTM yang merupakan golongan antihistamin memang dapat
menghilangkan keluhan tenggorokan gatal pada common cold, namun efek lainnya
adalah dahak atau sekret saluran napas akan mengental. Oleh karena itu, perlu
pemilihan obat yang lebih rasional.
Acetosal yang berisi aspirin dalam dosis 500 mg memiliki efek analgetik antipiretik.
Perlu diperhatikan bahwa aspirin sensitif terhadap cahaya dan udara, sehingga
sebaiknya tidak diberikan dalam bentuk puyer, karena dikhawairkan kandungan obat
-
dr. NUGROHO B
SIP No : 2007/123/UP/DINKES
Praktek :
Jl.Pulau Seram No.8A Mataram
Tlp: 0370 640555
Mataram,6 Juni 2011
Ne iter
R/ Acetosal 500 mg
no. X tab
S. p.r.n. 3 dd 1 tab
paraf
R/ Codein HCl
20 mg tanda tangan
Chlorpheniramin maleat
4 mg
Gliseril Guaiakolat
50 mg
Sacch. Lact.
q.s
: Aminuddin
Umur : 30 thn
Alamat: Jl. Kelimutu No.12 Tj. Karang
Kasus I
Seorang perempuan, dalam keadaan hamil 7 bulan, dibawa ke Puskesmas dengan keluhan
demam menggigil dan sakit kepala, nyeri otot disertai mual, sehingga dia merasa sangat lemas
dan sehingga tidak mampu bangkit dari tempat tidurnya. Sejak tadi pagi, matanya terlihat agak
kuning. Sejak demam, dia hanya meminum obat sakit kepala yang dijual di warung. Dari
anamnesis, urin terlihat lebih gelap dari biasanya, BAB normal. Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, pernapasan 20x/menit, suhu 39,4 C, peristaltic kesan
normal, ikterus +. Hasil pemeriksaan fisik lainnya dalam batas normal. Hasil pemeriksaan
laboratorium darah tepi + plasmodium falciparum. Oleh dokter yang memeriksanya, pasien ini
didiagnosis mengalami infeksi malaria dan diberi parasetamol dan kloroquin.
a.
b.
c.
d.
Daftar Masalah :
Anamnesis
- hamil 7 bulan
- demam menggigil dan sakit kepala, nyeri otot disertai mual
- mata agak kuning
- urin gelap
Pemeriksaan Fisik
- TD 110/70 mmHg
- RR 20x/menit
- Suhu 39,40 C
- Ikterus +
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan hapusan darah tepi + plasmodium falciparum
Diagnosis
Malaria
Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera dan primata lain, hewan melata
dan hewan pengerat, yang disebabkan infeksi protozoa dari genus plasmodium. Malaria mudah
dikenali dari gejala meriang (panas dingin menggigil) serta demam berkepanjangan.
Resep yang diberikan : parasetamol dan kloroquin
Tujuan pemberian obat :
1. Memberikan efek antipiuretik dan analgesic pada pasien yang mengalami demam dan
sakit kepala
2. Memberikan obat yang paling aman pada ibu hamil, karena belum adanya bukti obat ini
dapat menyebabkan kecacatan pada sang janin
3. Menekan pertumbuhan dan perkembangan dari gejala yang ditimbulkan oleh plasmodium
falciparum
4. Mencegah terjadinya komplikasi malaria yang lebih berat
No
Nama Obat
Tujuan Pemberian
1.
Parasetamol
2.
Kloroquin
Meredakan demam/antipiretik
Menghilangkan nyeri/analgetik
No
1.
Nama Obat
Parasetamol
Dosis dewasa
Dosis anak
Dewasa & anak >12 thn; oral 650 310 mg/hari tiap 4-6 jam bila
mg atau 1 g tiap 4-6 jam bila perlu, perlu
umumnya
Kloroquin
diberikan
setelah
jam,
mengiritasi lambung)
Precaution
Gangguan hati atau ginjal, ketergantungan alcohol, defisiensi G6PD
Efek samping
Nausea, alergi, ruam kulit, NTA, fatal (jarang) : diskrasia darah (trombositopenia,
darah
Interaksi obat
Menurunkan absorpsi kolestiramin dalam 1 jam pemberian, ditingkatkan absorpsinya
oleh metoklopramid, diturunkan efeknya oleh barbiturar, karbamazepin, hidantoin,
rifampisin, dan sulfinpirazon, parasetamol dapat meningkatkan efek warfarin. Fatal :
meningkatkan risiko kerusakan hati pada alkoholik kronis, meningkatkan risiko
toksisitas dari obat hepatotoksin lain atau obat yang menginduksi enzim mikrosom
hati (barbiturate, karbamazepin, hidantoin, rifampisin, sulfinpirazon)
2. Kloroquin
Klorokuin telah menjadi obat pilihan untuk pengobatan dan kemoprofilaksis malaria yang
disebabkan P. vivak, P. malaria, P. ovale, dan P. falcifarum yang sensitif (P. falcifarum
yang tidak resisten terhadap Klorokuin). Kloroquin dengan cepat mengakhiri demam
(dalam 24 48 jam) dan membersihkan parasitemia (48 72 jam) yang disebabkan oleh
parasit yang sensitif. Selain untuk pengobatan Klorokuin juga merupakan agen
kemoprofilaksis yang lebih disukai pada wilayah malaria tanpa malaria falcifarum yang
resisten.Klorokuin merupakan kontraindikasi pada pasien dengan psoriasis atau porfuria,
karena berpotensi mencetuskan serangan akut dari penderita tersebut. Secara umum,
sebaiknya Klorokuin tidak digunakan pada pasien dengan kelainan retina atau miopati.
Agen antidiare kaolin dan antasida yang mengandung kalsium dan magnesium
menganggu penyerapan Klorokuin dan sebaiknya tidak diberikan bersama-sama
Klorokuin. Kloroquin juga merupakan golongan obat yang masuk dalam kategori C bagi
ibu hamil, jadi masih dianggap aman. Klorokuin tersedia dalam bentuk tablet 100 mg dan
150 mg.
Resep
dr. Kania Sutisnawinata
SIP.DU-2011/IV/2010
Alamat Praktek :
Jalan Untung Surapati, No.7 Cakranegara-NTB
Tlp: 0370-646860
Cakranegara, 8 Juni 2011
R/ Chloroquin 150 mg no.X
s. u. n.
paraf
Pemberian Kloroquin
Untuk wanita hamil Kloroquin aman diberikan. Dosis yang dibutuhkan untuk wanita hamil
adalah 10 mg/kgBB peroral sekali sehari selama 2 hari diikuti 5 mg/kg BB mulai hari ketiga.
Sediaan generik yang ada untuk Kloroquin adalah tablet 100 mg dan 150 mg.
Dianggap BB ibu hamil = 60 kg
Jadi untuk hari ke-1 dan 2 , perharinya perlu = 10 mg x 60 kg = 600 mg
Diperlukan 4 tablet kloroquin dalam 1 hari. Jadi untuk kasus diberikan 4 tablet pada hari
pertama dan kedua dan 2 tablet pada hari ketiga.
Sediaan generiknya : Tablet 100 mg dan 150 mg. Yang dipilih adalah sediaan yang 150 mg, jadi
hanya 4 tablet yang diminum per hari.
Pemberian Parasetamol
Sediaan generik : tablet 100 mg dan 500 mg/tablet
Tidak boleh diberikan dalam 5 dosis dalam 24 jam bila pada nak-anak. Untuk meudahkan
penderita dipilih tablet sediaan yang 500 mg. Total dosis harian tidak boleh melebihi 4000 mg.
Dosis 10 mg/kg BB , jadi diperlukan dalam 1 hari adalah 600 mg paracetamol per harinya. Jadi
dalam sehari dapat diberikan 2-3 tablet dalam sehari. Diberikan selama 3 hari
KASUS 5
Ny. Ani datang berobat ke praktek dokter swasta, dengan keluhan demam tinggi sejak kemarin
dan muncul bintik berair di badan. Bintik tersebut terasa gatal dan panas. Pasien mempunyai
riwayat kontak dengan penderita cacar air. Dokter mendiagnosis Ny. Ani menderita infeksi
Varicella zoster (cacar air) dan oleh dokter diberikan asiklovir sistemik dan lokal serta
paracetamol.
Dr. Metha Riri Satriana
SIP : SS-2008/VI/2011
Alamat rumah / Praktek :
Jl. Sukses terus 17
Mataram
Mataram, 9 Juni 2011
R/ Paracetamol 500 mg no.XII
s.t.d.d.tab.I.p.c.p.r.n
_______________________________ Paraf
R/ Asiklovir Hexpharm 400 mg no.LVI
s.q.d.d.tab.II.q.q.h
___________________________
Paraf
: Ny. Ani
Alamat
Umur
: 35 tahun
Nama
Mekanisme kerja
Khasiat
Efek samping
Sediaan
Dosis
obat
Paraseta-
menghambat zat
Antipiretik dan
Reaksi alergi
mol
siklooksigenasi sehingga
analgetik
(urtikaria,
obat tunggal
1gr/kali; maks:
eritema), metHb,
atau sediaan
4gr/hr
sulfHb.
kombinasi.
6-12th: 150-
Sbg obat
300mg/kali,
tunggal :
maks: 1,2gr/hr;
tablet
1-6th:60-
500mg,
120mg/kali,
sirup
maks:6xpemberi
120mg/5mL
an
<1th:60mg,
maks:6xpemberi
Acyclo-
Asiklovir merupakan
Oral:mual, diare,
Tablet: 400
an
herpes genital:
vir
analog 2-deoksiguanosin.
mg dan 800
5x sehari 200mg
maupun
kepala dan
mg.
tab
sistemik(termasuk
sangat jarang
Kapsul: 200
H. Zooster 4x
antivirus setelah
keratitis herpetik,
menyebabkan
mg
sehari 400mg
dimetabolisme mjd
herpetik
insufisiensi renal
Cream:3%
H.Encepalitis,
ensefalitis, herpes
dan
dan 5%
menghambat DNA
genitalia, herpes
neurotoksisitas
dan infeksi
polimerase virus.
neonatal, dan
Topikal: iritasi
VZV:acyclovir
herpes labialis)
intravena
terbakar
30mg/KgBB/hari
(varisella dan
herpes zooster)