Você está na página 1de 27

Pengampu Keterampilan Medik:

Agriana Rosmalina Hidayati,


Farm. Apt.

M.

Resep awal :
dr. Gatot
SIP No: 300/123/UP/DINKES
Praktek:
Jl. Mawar no. 1 Mataram
Mataram, 1 Juni 2011
R/ Captopril 25 mg
S 2 dd I tab

no. XX tab
Paraf

R/ Salbutamol 4 mg
S 3 dd I tab

no. X tab
Paraf

R/ Prednison
S 3 dd I tab

no. X tab
Paraf

R/ Gliseril Guaikolat
S 3 dd I tab

no. X tab
Paraf

Pro
: Basuki
Umur : 45 tahun
Alamat: Jl. Tulip Mataram

A. ANALISIS STRUKTUR RESEP

Identitas dokter
Superscriptio Nama, alamat,

LENGKAP/

BENAR

TIDAK

(JELAS)/

Lengkap
Tidak lengkap

TIDAK
Benar
Benar

KETERANGAN

Tidak dicantumkan nomor

nomor izin

telepon dokter yang bisa

praktek dokter
Tempat dan

dihubungi
Ket:

Lengkap

Benar

tanggal

Mataram, 1 Juni 2011

penulisan
resep
Simbol R/
Nama, umur,
Inscriptio

alamat pasien
R/1
R/2
R/3

Lengkap
Tidak lengkap
Lengkap
Lengkap
Lengkap

Benar

Simbol R/ sudah tercantum

Tidak

pada tiap resep


Tidak dicantumkan nomor

Jelas
Jelas
Jelas

rumah pasien
Meskipun dosis obat tidak
dicantumkan namun peresepan
obat sudah benar dan jelas,
karena prednisone hanya

R/4

Tidak lengkap

tersedia dalam dosis 5 mg.


Tidak benar - Penulisan nama obat sedikit
keliru, seharusnya Gliseril
Guaiakolat
- Dosis obat tidak dicantumkan.
GG tersedia dalam bentuk

Subscriptio

R/1
R/2
R/3
R/4

Lengkap

Jelas

tablet 50 mg dan 100 mg.


Nama sediaan obat (tablet) dan
jumlah BSO sudah tercantum
dengan lengkap dan jelas.
Angka sudah ditulis dalam
angka romawi.

Signatura

Paraf/Tanda
tangan

R/1

Tidak

Tidak benar

Seharusnya ditulis:

R/2

Lengkap
Tidak

Tidak benar

S. 2 d.d I tab u.h a.c


Seharusnya ditulis:

R/3

Lengkap
Tidak

Tidak benar

S.p.r.n 3 d.d I tab p.c


Seharusnya ditulis:

R/4

Lengkap
Tidak lengkap

Tidak benar

S. 3 d.d I tab p.c


Seharusnya ditulis:

R/1

Lengkap

Benar

S.p.r.n 3 d.d I tab p.c


Tiap resep obat sudah diberi
paraf dokter penulis resep.

R/2

Tidak ada obat-obatan


R/3

narkotika yang harus diberi

R/4
Identitas

tanda tangan.
Lengkap

pasien

Tidak benar

Nomor rumah pasien tidak


dicantumkan

B. FORMULA RESEP
1. Macam Formula
R/1
: Formula Spesialistis
R/2
: Formula Spesialistis
R/3
: Formula Spesialistis
R/4
: Formula Spesialistis
2. Resep formula Magistralis tidak ada
3. Resep formula Officinalis tidak ada
4. Resep formula Spesialistis
a. Captopril
Komposisi : captopril
Fungsi

: terapi hipertensi ringan, sedang dan berat yang resisten terhadap


pengobatan lain; gagal jantung kongestif; pasca infark miokard,
nefropati diabetik.

b. Salbutamol
Komposisi : salbutamol/albuterol
Fungsi
: terapi asma dan kondisi lain yang berkaitan dengan obstruksi
saluran napas yang reversibel.
c. Prednison

Komposisi : prednison
Fungsi
: terapi untuk menekan reaksi radang dan alergi.
d. Gliseril guaiakolat
Komposisi : gliseril guaiakolat
Fungsi
: termasuk golongan ekspektoran yang bekerja merangsang
pengeluaran dahak dari saluran nafas (ekspektorasi).
5. Resep dari obat golongan narkotika tidak ada

C. OBAT
1. Dosis Obat
a. Dosis obat dalam resep
R/1
Dalam resep dituliskan berikan captopril 25 mg sebanyak 20 tablet, dengan aturan
pakai dua kali sehari masing-masing satu tablet. Berarti:
Setiap kali minum 1 tablet = 25 mg
Dalam satu hari 2 tablet = 2 x 25 = 50 mg
R/2
Dalam resep dituliskan berikan salbutamol 4 mg sebanyak 10 tablet, dengan aturan
pakai tiga kali sehari masing-masing satu tablet. Berarti:
Setiap kali minum 1 tablet = 4 mg
Dalam satu hari 3 tablet = 3 x 4 = 12 mg
R/3
Dalam resep dituliskan berikan prednison sebanyak 10 tablet, dengan aturan pakai
tiga kali sehari masing-masing satu tablet. Berarti:
Setiap kali minum 1 tablet = 5 mg
Dalam satu hari 3 tablet = 3 x 5 = 15 mg
R/4
Dalam resep dituliskan berikan gliseril guaiakolat sebanyak 10 tablet, dengan aturan
pakai tiga kali sehari masing-masing satu tablet. Berarti:
Setiap kali minum 1 tablet = 50 mg atau 100 mg
Dalam satu hari 3 tablet = 3 x 50 atau 3 x 100 = 150 mg atau 300 mg

Dalam resep tidak dicantumkan dokter memberikan GG dengan dosis 50


atau 100 mg. Dosis terapi GG adalah 200-400 mg per hari.
2. Jadwal pemberian
NAMA OBAT
Captopril

INTERVAL
2 x sehari

DURASI
Setiap 12 jam

KETERANGAN
Sebaiknya diberikan 1 jam
sebelum makan, karena
makanan dapat menurunkan
absorpsi obat sehingga efek

Salbutamol
Prednison

3 x sehari
3 x sehari

Setiap 8 jam

terapinya akan berkurang.


Diberikan pada saat terjadi

Setiap 8 jam

serangan asma.
Dapat diberikan sebelum atau
sesudah makan, namun
sebaiknya setelah makan untuk

Gliseril guaiakolat

3 x sehari

Setiap 8 jam

menghindari iritasi lambung.


Diberikan setelah makan.

3. Interaksi obat
tidak ada interaksi antara R/1, R/2, R/3 dan R/4

D. BENTUK SEDIAAN OBAT


Bentuk sediaan obat yang dipilih
R/1, R/2, R/3, R/4
a.
b.
c.
d.

Spesifikasi tablet
Keuntungan lebih stabil dalam penyimpanan
Kerugian tidak efektif pada pasien dengan kesulitan minum obat
Ketepatan pemilihan Sebaiknya salbutamol yang diberikan adalah dalam sediaan
inhalasi, yang efeknya jauh lebih efektif pada saat serangan asma jika dibandingkan
dengan sediaan oral.

E. DIAGNOSIS

Pasien Bapak Basuki mendapat terapi berupa ACE inhibitor (captopril), 2-agonis
(salbutamol), kortikosteroid (prednison) dan ekspektoran (gliseril guaiakolat).
- ACE inhibitor merupakan salah satu golongan obat yang digunakan dalam terapi
hipertensi. Mekanisme kerjanya adalah dengan menghambat perubahan angiotensin I
-

menjadi angiotensin II, sehingga tidak terjadi vasokonstriksi pembuluh darah.


2-agonis merupakan golongan obat yang memiliki efek bronkodilator, sehingga
dapat melonggarkan saluran napas (bronkus) yang mengalami spasme saat terjadi

serangan asma.
Kortikosteroid merupakan

obat

yang

memiliki

efek

antinflamasi.

Dalam

penggunaannya, kortikosteroid salah satunya dimanfaatkan untuk terapi radang


kronis, misalnya asma. Pada asma, kortikosteroid digunakan sebagai controller
jangka panjang, yang dapat mencegah intensitas kekambuhan serta memperbaiki
-

kondisi saluran napas.


Ekspektoran merupakan salah satu golongan obat yang digunakan untuk terapi batuk,
yaitu batuk berdahak.

Berdasarkan peresepan obat tersebut, kami menyimpulkan bahwa pasien mengalami


eksaserbasi asma dengan hipertensi.

F. KESIMPULAN DAN SARAN


a. Kesimpulan
Peresepan yang diberikan oleh dokter tersebut belum rasional karena pemberian
captopril (ACE inhibitor) dan gliseril guaiakolat (ekspektoran) memilliki efek yang
saling berlawanan, yaitu captopril menimbulkan efek samping berupa batuk,
sedangkan gliseril guaiakolat sendiri ditujukan untuk mengatasi batuk.
b. Saran Peresepan
Sebaiknya obat antihipertensi yang diberikan pada pasien tidak berasal dari golongan
ACE inhibitor, mengingat adanya efek samping dari inhibisi pemecahan bradikinin
berupa batuk kering yang dapat memperberat keluhan asma pasien. Pilihan obat
dapatdiganti dengan golongan calcium channel blocker, misalnya nifedipine. Harus
pula

dihindari

pilihan

antihipertensi

dari

golongan

beta-blocker,

dikontraindikasikan bagi pasien asma karena dapat menyebabkan bronkospasme.

yang

SARAN PERESEPAN

dr. Gatot
SIP No: 300/123/UP/DINKES
Praktek:
Jl. Mawar no. 1 Mataram
(0370) 645321
Mataram, 1 Juni 2011
R/ Nifedipine 10 mg
S. 3 d.d I caps p.c

no. XX caps
Paraf

R/ Salbutamol 4 mg
S.p.r.n 3 d.d I tab p.c

no. X tab
Paraf

R/ Prednison
S. 3 d.d I tab p.c

no. X tab
Paraf

R/ Gliseril Guaikolat 100 mg no. X tab


S.p.r.n 3 d.d I tab p.c
Paraf
Pro
Umur
Alamat

: Basuki
: 45 tahun
: Jl. Tulip no 17 Mataram

KETERANGAN
1. R/ Nifedipine 10 mg

no. XX caps

S. 3 d.d I caps p.c


Artinya: berikan nifedipine 10 mg sebanyak 20 kapsul, dengan aturan pakai tiga kali
sehari masing-masing satu tablet, diminum setelah makan.
2. R/ Salbutamol 4 mg
no. X tab
S.p.r.n 3 d.d I tab p.c
Artinya: berikan bila perlu (saat terjadi serangan) salbutamol 4 mg sebanyak 10
tablet, dengan aturan pakai tiga kali sehari masing-masing satu tablet, diminum
setelah makan.
3. R/ Prednison
no. X tab
S. 3 d.d I tab p.c
Artinya: berikan prednison sebanyak 10 tablet, dengan aturan pakai tiga kali sehari
masing-masing satu tablet, diminum setelah makan.
4. R/ Gliseril Guaikolat 100 mg
no. X tab
S.p.r.n 3 d.d I tab p.c
berikan bila perlu (selama pasien masih batuk) gliseril guaiakolat sebanyak 10 tablet,
dengan aturan pakai tiga kali sehari masing-masing satu tablet, diminum setelah
makan.

Resep Awal

dr. NUGROHO B
SIP No : 2007/123/UP/DINKES
Praktek :
Jl.Pulau Seram No.8A Mataram
Tlp: 0370 640555
Mataram,6 Juni 2011
R/ Acetosal
Codein HCl
CTM
GG
S.L
m.f pulv.d.t.d No. XV
da in caps
S.t.d.d.caps.l
_______________

500 mg
20 mg
4 mg
50 mg
q.s

_ paraf

Pro
: Aminuddin
Umur : 30 thn
Alamat: Jl. Kelimutu No.12 Tj. Karang

A. Kelengkapan Resep

Superscriptio Nama, alamat,

LENGKAP/

BENAR

TIDAK

(JELAS)/

Lengkap

TIDAK
Benar

Lengkap

Benar

KETERANGAN

nomor izin
praktek dokter
Tempat dan
tanggal

Ket:
Mataram, 6 Juni 2011

penulisan

Inscriptio

resep
Simbol R/
Nama, umur,

Lengkap
Lengkap

Benar
Benar

Simbol R/ sudah tercantum.


-

alamat pasien
R/1

Lengkap

Benar

Meskipun nama obat disingkat


menjadi CTM dan GG, namun
pada

dasarnya

sudah

dapat

dimengerti dan digunakan secara


umum. Begitu pula dengan S.L.
yang sudah dimengerti sebagai
Subscriptio

R/1

Lengkap

Jelas

Saccharum lactis.
-

Signatura

R/1

Lengkap

Benar

Paraf/Tanda

R/1

Tidak

Tidak benar

Resep obat harus diberi tanda

tangan

lengkap

Identitas

Lengkap

tangan dokter penulis resep.


Jelas

pasien

B. Formula resep
1. Macam Formula yang digunakan adalah Formula Magistralis.

2. Resep formula Magistralis :


Remidium
Cardinale
Ajuvan

Nama Bahan Obat


Acetosal
Codein HCl

Khasiat/Fungsi
Analgetik
Antitusive

CTM

Antihistamin

Corrigensia

GG
Saccharum lactis

Ekspektoran
Sebagai bahan tambahan untuk

Constituent

mengurangi rasa pahit pada obat


-

3. Resep formula Officinalis : tidak ada


4. Uraian resep formula Spesialitis : tidak ada
5. Resep dari obat golongan narkotika
Codein HCl adalah golongan narkotika
C. Obat
1. Dosis Obat
a) Acetosal
Dosis perkali minum 500 mg
Dosis sehari 3 x 500 mg = 1500 mg
b) Codein HCl
Dosis perkali minum 20 mg
Dosis sehari 3 x 20 mg = 60 mg
c) CTM
Dosis perkali minum 4 mg
Dosis sehari 3 X 4 mg = 12 mg
d) GG
Dosis perkali minum 50 mg
Dosis sehari 3 X 50 mg = 150 mg
2. Jadwal Pemberian
NAMA OBAT
Acetosal
Codein HCl
CTM

INTERVAL
3 x sehari
3 x sehari
3 x sehari

DURASI
Setiap 8 jam
Setiap 8 jam
Setiap 8 jam

KETERANGAN
Analgetik-antipiretik
Analgesia dan narkosis
Dapat diberikan sebelum

atau

sesudah makan, namun sebaiknya


setelah makan untuk menghindari
Gliseril guaiakolat

3 x sehari

Setiap 8 jam

iritasi lambung.
Diberikan setelah makan

3. Interaksi Obat
Tidak ada interaksi obat sehingga dapat diberikan bersamaan.
D. Bentuk Sediaan Obat
1) BSO yang dipilih :
a.
Spesifikasi bentuk kapsul
b.
Keuntungan lebih mudah disimpan, rasa obat tidak terasa.
c.
Kerugian tidak efektif pada pasien dengan kesulitan minum obat
d. Ketepatan pemilihan bagi pasien berusia 30 tahun yang
tidak ada kesulitan menelan obat, bentuk kapsul sudah
tepat diberikan daripada dibiarkan dalam bentuk puyer.
2) Cara persiapan/peracikan BSO
Bersihkan mortal dan stamper
Keringkan
Masukkan bahan obat dari ukuran terkecil atau dosis terkecil
Tambahkan bahan obat dengan ukuran atau dosis lebih besar, sebanding dengan

jumlah bahan sebelumnya. Dihancurkan hingga merata.


Masukkan sisa bahan obat lainnya
Setelah semua tercampur, baru ditambahkan Saccharum lactis
Dosis dibagi sesuai jumlah yang ditentukan dokter

E. Diagnosis
Pasien diberikan acetosal, codein HCl, CTM, dan GG. Kemungkinan pasien
mengalami rhinitis (common cold). Biasanya disebabkan oleh infeksi virus (Rhinovirus
tersering, RSV Parainfluenza, Coronavirus). Gejala klinis biasanya berupa demam, sekret
pada hidung encer dan jernih (lebih kental dan purulen jika terjadi infeksi sekunder oleh
bakteri), nyeri tenggorok, batuk, rewel, gangguan tidur, dan penurunan nafsu makan.
F. Kesimpulan dan Saran
- Kesimpulan
Peresepan yang diberikan oleh dokter tersebut belum rasional karena :
Pemberian obat antitusive (codein) dan ekspektoran (gliseril guaiakolat) secara
bersamaan, sehingga tidak diketahui secara jelas tujuan dari peresepan obat tersebut.
Selain itu, CTM yang merupakan golongan antihistamin memang dapat
menghilangkan keluhan tenggorokan gatal pada common cold, namun efek lainnya

adalah dahak atau sekret saluran napas akan mengental. Oleh karena itu, perlu
pemilihan obat yang lebih rasional.
Acetosal yang berisi aspirin dalam dosis 500 mg memiliki efek analgetik antipiretik.
Perlu diperhatikan bahwa aspirin sensitif terhadap cahaya dan udara, sehingga
sebaiknya tidak diberikan dalam bentuk puyer, karena dikhawairkan kandungan obat
-

akan menjadi rusak dan efek terapinya berkurang.


Saran
Pada peresepan, penulisan resep juga perlu diperbaiki. Terkait codein HCl adalah
golongan narkotika, perlu diberi ne iter pada pojok kiri atas agar tidak terjadi
pengulangan tanpa sepengetahuan dokter. Nama obatnya pun harus digarisbawahi lalu
ditandatangani.

dr. NUGROHO B
SIP No : 2007/123/UP/DINKES
Praktek :
Jl.Pulau Seram No.8A Mataram
Tlp: 0370 640555
Mataram,6 Juni 2011
Ne iter
R/ Acetosal 500 mg

no. X tab

S. p.r.n. 3 dd 1 tab
paraf
R/ Codein HCl

20 mg tanda tangan

Chlorpheniramin maleat

4 mg

Gliseril Guaiakolat

50 mg

Sacch. Lact.

q.s

m.f .l.a pulv.d.t.d No. XV


da in caps
S.t.d.d.caps.l
_____________________ tanda tangan
Pro

: Aminuddin

Umur : 30 thn
Alamat: Jl. Kelimutu No.12 Tj. Karang

Kasus I
Seorang perempuan, dalam keadaan hamil 7 bulan, dibawa ke Puskesmas dengan keluhan
demam menggigil dan sakit kepala, nyeri otot disertai mual, sehingga dia merasa sangat lemas
dan sehingga tidak mampu bangkit dari tempat tidurnya. Sejak tadi pagi, matanya terlihat agak
kuning. Sejak demam, dia hanya meminum obat sakit kepala yang dijual di warung. Dari
anamnesis, urin terlihat lebih gelap dari biasanya, BAB normal. Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, pernapasan 20x/menit, suhu 39,4 C, peristaltic kesan
normal, ikterus +. Hasil pemeriksaan fisik lainnya dalam batas normal. Hasil pemeriksaan
laboratorium darah tepi + plasmodium falciparum. Oleh dokter yang memeriksanya, pasien ini
didiagnosis mengalami infeksi malaria dan diberi parasetamol dan kloroquin.
a.
b.
c.
d.

Jelaskan cara kerja obat yang diresepkan


Jelaskan tujuan pemberian masing-masing obat
Rasionalkah resep tersebut? Jelaskan dengan singkat
Buatlah resep yang benar dan rasional

Daftar Masalah :
Anamnesis
- hamil 7 bulan
- demam menggigil dan sakit kepala, nyeri otot disertai mual
- mata agak kuning
- urin gelap
Pemeriksaan Fisik
- TD 110/70 mmHg
- RR 20x/menit
- Suhu 39,40 C
- Ikterus +
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan hapusan darah tepi + plasmodium falciparum
Diagnosis
Malaria
Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera dan primata lain, hewan melata
dan hewan pengerat, yang disebabkan infeksi protozoa dari genus plasmodium. Malaria mudah
dikenali dari gejala meriang (panas dingin menggigil) serta demam berkepanjangan.
Resep yang diberikan : parasetamol dan kloroquin
Tujuan pemberian obat :
1. Memberikan efek antipiuretik dan analgesic pada pasien yang mengalami demam dan
sakit kepala

2. Memberikan obat yang paling aman pada ibu hamil, karena belum adanya bukti obat ini
dapat menyebabkan kecacatan pada sang janin
3. Menekan pertumbuhan dan perkembangan dari gejala yang ditimbulkan oleh plasmodium
falciparum
4. Mencegah terjadinya komplikasi malaria yang lebih berat
No

Nama Obat

Cara Kerja Obat

Tujuan Pemberian

1.

Parasetamol

Terutama inhibisi COX-3 pada otak

2.

Kloroquin

Klorokuin menetralkan suasana asam

Meredakan demam/antipiretik
Menghilangkan nyeri/analgetik

Membunuh parasit Plasmodium

dalam lisosom Plasmodium sintesis


enzim protease gagal hemoglobin
tidak bisa hancur enzim lisosomal
hidrolase terdegaradasi parasit
kekurangan nutrisi parasit mati.

No
1.

Nama Obat
Parasetamol

Dosis dewasa
Dosis anak
Dewasa & anak >12 thn; oral 650 310 mg/hari tiap 4-6 jam bila
mg atau 1 g tiap 4-6 jam bila perlu, perlu

maksimum 4 g per hari


Pada
ibu
hamil,

umumnya

diberikan 500 mg (1 tablet) tiga


2.

Kloroquin

kali sehari (3 x 500 mg)


Klorokuin dosis 25-30 mg/kgBB untuk Dosis awal Klorokuin basa 10
3 hari. SP 3 tablet dosis tunggal untuk mg/kg, dilanjutkan dengan dosis

orang dewasa, atau 25 mg/1,25 mg tunggal sebesar 5 mg/Kg yang


kgBB.

diberikan

setelah

jam,

kemudian dosis tunggal sebesar


5 mg/Kg/hari selama 2 hari.
Rasionalitas
1. Parasetamol
Farmakokinetik
Diabsorpsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna; konsentrasi tertinggi plasma
dicapai dalam waktu setengah jam, waktu paro 1-13 jam; 25% terikat dalam protein
plasma, metabolism oleh enzim mikrosom hati, 80% dikonjugasi dengan asam
glukuronat; ekskresi melalui ginjal; 3% dalam bentuk parasetamol, sebagian besar

dalam bentuk terkonjugasi


Farmakodinamik
Efek analgetik ringan sedang; terutama untuk meredakan nyeri dan demam
Indikasi
Digunakan sebagai analgetik dan antipiretik sehingga meredakan demam sebagai
reaksi inflamasi (tidak memiliki efek antinflamasi yang berarti sehingga tidak

mengiritasi lambung)
Precaution
Gangguan hati atau ginjal, ketergantungan alcohol, defisiensi G6PD
Efek samping
Nausea, alergi, ruam kulit, NTA, fatal (jarang) : diskrasia darah (trombositopenia,

leukopenia, neutropenia, agranulositosis, kerusakan hepar)


Keamanan
Jarang, kecuali pemakaian jangka panjang : ruam kulit, pancreatitis akut, kelainan

darah
Interaksi obat
Menurunkan absorpsi kolestiramin dalam 1 jam pemberian, ditingkatkan absorpsinya
oleh metoklopramid, diturunkan efeknya oleh barbiturar, karbamazepin, hidantoin,
rifampisin, dan sulfinpirazon, parasetamol dapat meningkatkan efek warfarin. Fatal :
meningkatkan risiko kerusakan hati pada alkoholik kronis, meningkatkan risiko
toksisitas dari obat hepatotoksin lain atau obat yang menginduksi enzim mikrosom
hati (barbiturate, karbamazepin, hidantoin, rifampisin, sulfinpirazon)

2. Kloroquin
Klorokuin telah menjadi obat pilihan untuk pengobatan dan kemoprofilaksis malaria yang
disebabkan P. vivak, P. malaria, P. ovale, dan P. falcifarum yang sensitif (P. falcifarum
yang tidak resisten terhadap Klorokuin). Kloroquin dengan cepat mengakhiri demam
(dalam 24 48 jam) dan membersihkan parasitemia (48 72 jam) yang disebabkan oleh
parasit yang sensitif. Selain untuk pengobatan Klorokuin juga merupakan agen
kemoprofilaksis yang lebih disukai pada wilayah malaria tanpa malaria falcifarum yang
resisten.Klorokuin merupakan kontraindikasi pada pasien dengan psoriasis atau porfuria,
karena berpotensi mencetuskan serangan akut dari penderita tersebut. Secara umum,
sebaiknya Klorokuin tidak digunakan pada pasien dengan kelainan retina atau miopati.
Agen antidiare kaolin dan antasida yang mengandung kalsium dan magnesium
menganggu penyerapan Klorokuin dan sebaiknya tidak diberikan bersama-sama
Klorokuin. Kloroquin juga merupakan golongan obat yang masuk dalam kategori C bagi
ibu hamil, jadi masih dianggap aman. Klorokuin tersedia dalam bentuk tablet 100 mg dan
150 mg.

Jadi resep yang diberikan dan kombinasi obatnya rasional karena :


-

Tidak terdapat interaksi obat antara parasetamol dengan kloroquin


Tidak menimbulkan intoksikasi dari sang janin maupun ibu

Resep
dr. Kania Sutisnawinata
SIP.DU-2011/IV/2010
Alamat Praktek :
Jalan Untung Surapati, No.7 Cakranegara-NTB
Tlp: 0370-646860
Cakranegara, 8 Juni 2011
R/ Chloroquin 150 mg no.X
s. u. n.

paraf

R/ Paracetamol 500 mg no.XV


s.t.d.d. tab.I
paraf
Pro
: Elin Teguhwongso
Alamat: JL.Cempaka 17, Perumahan Bukit Mutiara
Umur : 27 tahun

CATATAN untuk pasien :


Obat diminum 4 kali sehari,
masing-masing 1 tablet pada hari
pertama dan kedua.
Pada hari ketiga, obat diminum 2
kali, masing-masing satu tablet.

Pemberian Kloroquin
Untuk wanita hamil Kloroquin aman diberikan. Dosis yang dibutuhkan untuk wanita hamil
adalah 10 mg/kgBB peroral sekali sehari selama 2 hari diikuti 5 mg/kg BB mulai hari ketiga.
Sediaan generik yang ada untuk Kloroquin adalah tablet 100 mg dan 150 mg.
Dianggap BB ibu hamil = 60 kg
Jadi untuk hari ke-1 dan 2 , perharinya perlu = 10 mg x 60 kg = 600 mg
Diperlukan 4 tablet kloroquin dalam 1 hari. Jadi untuk kasus diberikan 4 tablet pada hari
pertama dan kedua dan 2 tablet pada hari ketiga.
Sediaan generiknya : Tablet 100 mg dan 150 mg. Yang dipilih adalah sediaan yang 150 mg, jadi
hanya 4 tablet yang diminum per hari.
Pemberian Parasetamol
Sediaan generik : tablet 100 mg dan 500 mg/tablet
Tidak boleh diberikan dalam 5 dosis dalam 24 jam bila pada nak-anak. Untuk meudahkan
penderita dipilih tablet sediaan yang 500 mg. Total dosis harian tidak boleh melebihi 4000 mg.

Dosis 10 mg/kg BB , jadi diperlukan dalam 1 hari adalah 600 mg paracetamol per harinya. Jadi
dalam sehari dapat diberikan 2-3 tablet dalam sehari. Diberikan selama 3 hari

KASUS 5
Ny. Ani datang berobat ke praktek dokter swasta, dengan keluhan demam tinggi sejak kemarin
dan muncul bintik berair di badan. Bintik tersebut terasa gatal dan panas. Pasien mempunyai
riwayat kontak dengan penderita cacar air. Dokter mendiagnosis Ny. Ani menderita infeksi
Varicella zoster (cacar air) dan oleh dokter diberikan asiklovir sistemik dan lokal serta
paracetamol.
Dr. Metha Riri Satriana
SIP : SS-2008/VI/2011
Alamat rumah / Praktek :
Jl. Sukses terus 17
Mataram
Mataram, 9 Juni 2011
R/ Paracetamol 500 mg no.XII
s.t.d.d.tab.I.p.c.p.r.n
_______________________________ Paraf
R/ Asiklovir Hexpharm 400 mg no.LVI
s.q.d.d.tab.II.q.q.h
___________________________

Paraf

R/ Vircovir cr.5 g Tub.III


s.u.c
_______________________________ Paraf
Pro

: Ny. Ani

Alamat

: Jl. Semangat 45, Mataram

Umur

: 35 tahun

Nama

Mekanisme kerja

Khasiat

Efek samping

Sediaan

Dosis

obat
Paraseta-

menghambat zat

Antipiretik dan

Reaksi alergi

Tersedia sbg Dewasa: 300mg- 1

mol

siklooksigenasi sehingga

analgetik

(urtikaria,

obat tunggal

1gr/kali; maks:

konversi asam arakidonat

eritema), metHb,

atau sediaan

4gr/hr

menjadi PG2 terganggu

sulfHb.

kombinasi.

6-12th: 150-

Sbg obat

300mg/kali,

tunggal :

maks: 1,2gr/hr;

tablet

1-6th:60-

500mg,

120mg/kali,

sirup

maks:6xpemberi

120mg/5mL

an
<1th:60mg,
maks:6xpemberi

Acyclo-

Asiklovir merupakan

infeksi HSV1 dan

Oral:mual, diare,

Tablet: 400

an
herpes genital:

vir

analog 2-deoksiguanosin.

HSV2, baik lokal

ruam, atau sakit

mg dan 800

5x sehari 200mg

Asiklovir adalah prodrug

maupun

kepala dan

mg.

tab

yang baru memiliki efek

sistemik(termasuk

sangat jarang

Kapsul: 200

H. Zooster 4x

antivirus setelah

keratitis herpetik,

menyebabkan

mg

sehari 400mg

dimetabolisme mjd

herpetik

insufisiensi renal

Cream:3%

H.Encepalitis,

asiklovir trifosfat yang

ensefalitis, herpes

dan

dan 5%

HSV berat lainya

menghambat DNA

genitalia, herpes

neurotoksisitas

dan infeksi

polimerase virus.

neonatal, dan

Topikal: iritasi

VZV:acyclovir

herpes labialis)

mukosa dan rasa

intravena

dan infeksi VZV

terbakar

30mg/KgBB/hari

(varisella dan
herpes zooster)

Você também pode gostar