Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian dijadikan sebagai salah satu indikator keberhasilan pelayanan
kesehatan suatu negara. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah indikator di bidang
kesehatan ibu. Sekitar 800 wanita meninggal setiap harinya dengan penyebab yang
berkaitan dengan kehamilan dan persalinan. Hampir seluruh kematian maternal terjadi
di negara berkembang dengan tingkat mortalitas yang lebih tinggi di area pedesaan
dan komunitas miskin dan berpendidikan rendah (WHO, 2012).
Meningkatkan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium
Development Goals (MDGs) yang diadopsi pada tahun 2000. Di bawah MDGs,
negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka kematian ibu sampai tiga
perempat dalam kurun waktu 1990 dan 2015, yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 2015. Sejak tahun 1990, kematian ibu di seluruh dunia telah turun 47%.
Antara tahun 1990 dan 2010, rasio kematian ibu sedunia menurun hanya 3,1% per
tahun, meskipun di Asia dan Afrika Utara telah membuat kemajuan yang besar. Ini
jauh dari penurunan tahunan 5,5% yang dibutuhkan untuk mencapai MDGs (WHO,
2012).
Angka kematian ibu yang tinggi di beberapa wilayah dunia mencerminkan
ketidakadilan dalam akses untuk jasa-jasa kesehatan, dan menyoroti kesenjangan
antara kaya dan miskin. Hampir semua kematian (99 %) terjadi di negara
berkembang. Negara maju melaporkan 16 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup,
sedangkan di negara berkembang melaporkan 240 kematian ibu per 100.000 kelahiran
hidup. Setengah dari kematian ibu terjadi di sub-Sahara Afrika dan sepertiga lainnya
di Asia Selatan (WHO, 2012).
AKI mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan,
persalinan, dan nifas. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007
menyebutkan bahwa AKI untuk periode 5 tahun sebelum survei (2003-2007) sebesar
228 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini lebih rendah dibandingkan AKI hasil
SDKI tahun 2002-2003 yang mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup (Kemkes RI,
2011).
Angka kematian ibu melahirkan di Jawa Tengah hingga akhir 2012 masih
tinggi yaitu 675 kasus, dan tahun 2013 pada bulan Maret AKI berjumlah 174 kasus.
Penyebabnya antara lain dikarenakan pendarahan, hipertensi, infeksi, abortus dan
1
partus lama disamping itu juga dikarenakan infeksi virus, bakteri, dan parasit,
penyakit darah, organ pembentukan darah serta gangguan mental. Kematian ibu
melahirkan yang disebabkan karena lain lain sebesar 42,96%, hipertensi 35,26%,
dan pendarahan mencapai 16,44%.
B. Perumusan Masalah
Bagaimana Manajemen Penurunan Angka Kematian Ibu Di Puskesmas Kartasura
Kabupaten Sukoharjo periode 1 Januari 31 Juli 2013?
C. Tujuan
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui Manajemen Penurunan Angka Kematian
Ibu Di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo periode 1 Januari 31 Juli 2013
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Dapat memberikan informasi mengenai Manajemen Penurunan Angka Kematian
Ibu Di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo periode 1 Januari 31 Juli 2013
2. Institusi Pendidikan
Bermanfaat bagi perkembangan studi tentang kematian ibu dan perkembangan
ilmu pengetahuan selanjutnya.
3. Puskesmas
Bermanfaat sebagai bahan evaluasi mengenai program kesehatan ibu di puskesmas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kematian Maternal
1. Definisi
Pada International Statistical Classification of Diseases and Related Health
Problems, Tenth Revision, 1992 (ICD-10), WHO mendefinisikan kematian maternal
adalah kematian seorang wanita saat masa hamil sampai dengan dalam 42 hari setelah
2
terminasi kehamilan, terlepas dari durasi dan lokasi kehamilan, dari setiap penyebab
yang berhubungan dengan atau diperburuk oleh kehamilan atau pengelolaannya,
tetapi bukan dari sebab-sebab kebetulan atau insidental (WHO, 2007).
Tabel 2.1. Definisi alternatif kematian maternal pada ICD-10
Pregnancy-related
death
Late maternal
kematiannya.
Kematian seorang wanita karena penyebab langsung atau
death
(Prawirohardjo, 2008).
Klasifikasi kematian ibu ada tiga, yaitu kematian ibu langsung, kematian ibu
tidak langsung, dan kematian nonmaternal. Kematian ibu langsung mencakup
kematian ibu akibat penyulit obstetri pada kehamilan, persalinan, atau masa nifas, dan
akibat dari intervensi, kelalaian, kesalahan terapi, atau rangkaian kejadian yang
disebabkan oleh faktor-faktor tersebut. Contohnya adalah kematian ibu akibat
perdarahan karena ruptur uteri.
Kematian ibu tidak langsung mencakup kematian ibu yang tidak secara
langsung disebabkan oleh kausa obstetri, melainkan akibat penyakit yang sudah ada
sebelumnya, atau suatu penyakit yang timbul saat hamil, melahirkan, atau masa nifas,
tetapi diperberat oleh adaptasi fisiologis ibu terhadap kehamilannya. Contohnya
adalah kematian ibu akibat penyulit stenosis mitral. Kematian nonmaternal adalah
kematian ibu yang terjadi akibat kecelakaan atau kausa insidental yang tidak berkaitan
dengan kehamilan. Contohnya adalah kematian akibat kecelakaan lalu lintas
(Cunningham, 2005).
3. Ukuran Kematian Maternal
Jumlah kematian maternal pada dasarnya ditentukan oleh dua faktor, yaitu:
risiko kematian yang berhubungan dengan kehamilan atau persalinan itu sendiri, dan
jumlah kehamilan atau persalinan yang dialami oleh wanita usia reproduktif (WHO,
2007).
Tabel 2.2. Ukuran statistik kematian maternal
Maternal Mortality Ratio
meninggal selama masa kehamilan, persalinan, atau dalam waktu enam minggu
kehamilan (WHO, 2007).
4) Reproductive-age mortality studies (RAMOS)
Pendekatan ini meliputi identifikasi dan investigasi penyebab semua kematian
wanita usia reproduktif pada suatu area populasi dengan menggunakan sumber
data yang beragam. Data tersebut diperoleh dari wawancara anggota keluarga,
registrasi vital, rekam medik, surat pemakaman, pelayanan persalinan tradisional,
dan memenuhi beberapa kriteria tertentu (WHO, 2007).
5) Verbal autopsies (Otopsi Verbal)
Pendekatan ini menentukan penyebab kematian melalui wawancara dengan
anggota keluarga atau anggota masyarakat, jika sertifikasi medis yang memuat
penyebab kematian tidak tersedia.
belum
memiliki
sistem
statistik
secara
langsung
untuk
untuk menurunkan angka kematian ibu hingga tiga per empat dalam kurun waktu
5
1990-2015. Sejak tahun 1990, kematian ibu di seluruh dunia telah turun 47%.
Berdasarkan data Maternal Mortality 2005 yang dikeluarkan oleh
UNICEF, UNFPA and The World Bank
WHO,
kematian maternal di dunia setiap tahunnya. Antara tahun 1990 dan 2010, rasio
kematian ibu sedunia menurun hanya 3,1% per tahun. Ini jauh dari penurunan
tahunan 5,5% yang dibutuhkan untuk mencapai MDGs (WHO, 2012).
AKI menurun dari 390 pada tahun 1991 menjadi 228 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2007, namun perlu kerja keras dan perhatian khusus untuk
mencapai target MDG sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015
(BAPPENAS, 2010). Dengan kata lain, kematian ibu masih tinggi. Sekitar 800
wanita di seluruh dunia setiap hari meninggal karena kehamilan atau persalinan.
Pada tahun 2010, 287.000 wanita meninggal selama dan setelah kehamilan dan
persalinan. Hampir semua kematian terjadi di negara berkembang, dan sebagian
besar dapat dicegah. Tingginya jumlah kematian ibu di beberapa wilayah di dunia
mencerminkan ketidakadilan dalam akses terhadap pelayanan kesehatan, dan
menyoroti kesenjangan antara kaya dan miskin. Hampir semua kematian ibu
(99%) terjadi di negara berkembang. Lebih dari separuh kematian ini terjadi di
sub-Sahara Afrika dan sepertiga terjadi di Asia Selatan (WHO, 2012).
Rasio kematian ibu di negara berkembang adalah 240 per 100.000 kelahiran,
sedangkan di negara maju 16 per 100.000 kelahiran. Ada perbedaan besar dalam
suatu negara, antara masyarakat berpenghasilan tinggi dan rendah, serta perbedaan
antara orang yang tinggal di daerah pedesaan dan perkotaan (WHO, 2012).
Di negara berkembang jumlah rata-rata wanita hamil lebih banyak daripada di
negara maju, dan lifetime risk karena kehamilan yang juga lebih tinggi. Risiko
kematian ibu tertinggi adalah remaja perempuan di bawah 15 tahun, 1 dalam
3.800 di negara maju, dibandingkan 1 dalam 150 di negara berkembang.
Komplikasi pada kehamilan dan persalinan merupakan penyebab utama kematian
di kalangan remaja perempuan (WHO, 2012).
5. Penyebab Kematian Maternal
Menurut Mochtar (1998), penyebab kematian maternal dapat dikelompokkan
menjadi:
a. Sebab Obstetri Langsung
Sebab obstetri langsung adalah kematian ibu karena akibat langsung dari
penyakit penyulit pada kehamilan, persalinan, dan nifas; misalnya karena infeksi,
eklampsi, perdarahan, emboli air ketuban, trauma anastesi, trauma operasi, dan
sebagainya.
b. Sebab Obstetri Tidak Langsung
Sebab obstetri tidak langsung adalah kematian ibu akibat penyakit yang
timbul selama kehamilan, persalinan, dan nifas. Misalnya anemia, penyakit
kardiovaskular, serebrovaskular, hepatitis infeksiosa, penyakit ginjal, dan
sebagainya. Termasuk juga penyakit yang sudah ada dan bertambah berat selama
kehamilan.
Penyebab kematian ibu terbanyak adalah perdarahan, eklampsia atau tekanan
darah
tinggi
saat
kehamilan,
infeksi,
partus
lama,
komplikasi
aborsi
(Prawirohardjo, 2008).
6. Faktor Yang Mempengaruhi Kematian Maternal
Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian ibu adalah sebagi berikut
(Mochtar, 1998).
Faktor Umum
Perkawinan, kehamilan, dan persalinan di luar kurun waktu reproduksi yang
sehat, terutama pada usia muda. Risiko kematian pada kelompok umur di bawah
20 tahun dan pada kelompok di atas 35 tahun adalah tiga kali lebih tinggi dari
kelompok umur reproduksi sehat, yaitu 20-34 tahun.
Faktor Paritas
Ibu dengan riwayat hamil dan bersalin lebih dari enam kali (grandemultipara)
berisiko delapan kali lebih tinggi mengalami kematian.
Faktor Perawatan Antenatal
Kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan kandungannya masih rendah. Hal
ini menyebabkan faktor risiko yang sebenarnya dapat dicegah menjadi meningkat
atau memperburuk keadaan ibu.
Faktor Penolong
Sekitar 70-80% persalinan masih ditolong oleh dukun beranak. Setelah
persalinan terlantar dan tidak dapat maju dengan disertai komplikasi kemudian
dikirim ke fasilitas kebidanan yang memadai.
Faktor Sarana dan Fasilitas
Sarana dan fasilitas rumah sakit, penyediaan darah dan obat-obatan yang
murah masih ada yang belum terjangkau oleh masyarakat.
Faktor Sistem Rujukan
7
Identifikasi kematian ibu adalah langkah awal proses surveilans. Ibu mungkin
meninggal di rumah, perjalanan, dan fasilitas kesehatan. Mereka meninggal
sebelum, selama, dan sesudah persalinan, bahkan di awal kehamilan (abortus dan
kehamilan ektopik). Untuk mendapatkan gambaran yang sebenarnya tentang
penyebab kematian maternal, diperlukan kisah lengkap wanita yang meninggal
(Hanum, 2008).
Tabel 2.3. Metode identifikasi dan pengkajian kematian maternal
Titik awal
pengkajian
Otoritas pemerintah
Masyarakat
Fasilitas kesehatan
Otopsi verbal
Identifikasi
International Conference on
9
health care
seeking behaviour.
B. PUSKESMAS
I.
Pengertian
Puskesmas adalah Suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang
pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai
pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu
wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan
kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek pembiayaan. (Ilham Akhsanu Ridlo,
2008)
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja
Pengertian Puskesmas yang akan diketengahkan di sini menunjukkan adanya
perubahan yang disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan pelayanan kesehatan
dewasa ini, diantaranya adalah:
S.K.N (1969 )
12
13
menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat yang tinggal di suatu wilayah kerja
tertentu.
II.
Fungsi Puskesmas
1. Pusat pengerak pembangunan berwawasan kesehatan
Puskesmas
selalu
berupaya
menyelenggarakan
dan
memantau
dari
peyelenggaraan
setiappprogram
pembangunan
di
wilayah
selalu
masyarakat,keluarga
dan
berupaya
agar
masyarakat
perorangan
termasuk
terutama
pemuka
usaha
memiliki
dunia
dan
tersebut
pemulihan
antara
kesehatan.pelayanan
lain
adalah
promosi
kesehatan
kesehatan
14
,memberantas
penyakit,kesehatan
lingkungan,perbikan
Jenis Pelayanan
15
1. Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Dasar
2. Penyelenggaraan pelayanan
kesehatan rujukan dan penunjang
remaja
Pelayanan kesehatan usia subur
Pelayanan kesehatan usia lanjut
Pelayanan imunisasi
Pelayanan kesehatan jiwa masyarakat
Pelayanan pengobatan / perawatan
yang
dan
jaminan
kesehatan
Penyelenggaraan penyelidikan epidemiologi
dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa
(KLB)
Pencegahan dan pemberantasan penyakit polio
Pencegahan dan pemberantasan penyakit TB
paru
Pencegahan
dan
pemberantasan
penyakit
malaria
Pencegahan
dan
pemberantasan
penyakit
kusta
Pencegahan
dan
pemberantasan
penyakit
ISPA
Pencegahan dan pemberantasan penyakit HIVAIDS
Pencegahan
dan
pemberantasan
penyakit
DBD
Pencegahan dan pemberantasan penyakit diare
Pencegahan dan pemberantasan penyakit
16
fliariasis
5. Penyelenggaraan promosi
kesehatan
6. Penyelenggaraan kesehatan
lingkungan dan sanitasi dasar
pelayanan
program
prioritas
sampai pemeliharaan.
Tujuan
Tujuan Umum
Kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan bertujuan terwujudnya kualitas
lingkungan yang lebih sehat agar dapat melindungi masyarakat dari segala
kemungkinan resiko kejadian yang dapat menimbulkan gangguan dan bahaya
18
kesehatan menuju derajat kesehatan keluarga dan masyarakat yang lebih baik.
Tujuan Khusus
1.
Meningkatkan mutu lingkungan yang dapat menjamin masyarakat
2.
3.
4.
5.
C.
kelompok
masyarakat,
tempat
sarana
sanitasi
pembuatan/penjualan
Puskesmas meliputi:
1. Penyehatan air
2. Penyehatan makanan dan minuman.
3. Pengawasan pembuangan kotoran mannusia.
4. Pengawasan dan pembuangan sampah dan limbah.
5. Penyehatan pemukiman.
6. Pengawasan sanitasi tempat umum.
7. Pengamanan polusi industri
8. Pengamanan pestisida
9. klinik sanitasi
3. Pencegahan pemberantasan penyakit menular
Penanggulangan
Kejadian
Luar
Biasa
Penyakit
Menular
(P2M)
c.
dsb.
Melakukan kegiatan pendukung yaitu penyuluhan , pengamatan/ pemantauan
19
Kesehatan Reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh.
Bukan hanya bebas dari penyakit dan kecacatan, dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.(WHO)
B. Tujuan
Tujuan Umum
Meningkatkan kesadaran kemandirian wanita dan keluarganya dalam
mengatur biologik keluarga termasuk fungsi reproduksinya serta berperan serta
aktif dalam mencegah dan menyelesaikan masalah kesehatan keluarga serta
meningkatkan kualitas hidup keluarga
Tujuan Khusus
1. Peran serta aktif wanita dan keluarganya dalam mencegah dan memecahkan
masalah kesehatan keluarga dan masalah reproduksi
2. Memberikan informasi, edukasi terpadu mengenai seksualitas dan
kesehatan reproduksi, manfaat dan resiko dari: obat, alat, perawatan,
3.
4.
5.
6.
tidak
dikehendaki
7. Pelayanan infertilitas
8. Informasi secara menyeluruh tentang pengaruh defisiensi hormon di usia
lanjut pada usia lanjut penapisan masalah malignasi
5. Perbaikan gizi masyarakat
A. Pengertian
Adalah kegiatan untuk mengupayakan peningkatan status gizi masyarakat
dengan pengelolaan terkoordinasi dari berbagai profesi kesehatan serta
B.
4.
PUSKESMAS KARTASURA
1. Letak Geografis
Puskesmas Kartasura merupakan salah satu Puskesmas di Kabupaten Sukoharjo,
Provinsi Jawa Tengah. Puskesmas ini terletak di Kecamatan Kartasura yang luas
wilayahnya terkecil, tapi letaknya sangat strategis karena berbatasan langsung dengan 2
kabupaten dan 1 kotamadya. Wilayah kerja Puskesmas Kartasura terdiri dari 10 desa
dan 2 kelurahan. Luas wilayah seluruhnya tercatat 1.923 Ha.
Berikut adalah batas wilayah kecamatan kartasura:
Utara : Kab.Karanganyar, Kec.Colomadu.
Selatan : Kec.Gatak.
Barat : Kab.Boyolali, Kec.Sawit.
Timur : Kab.Surakarta, Kec.Laweyan.
2. Keadaan Penduduk
Berdasarkan data dari BPS jumlah penduduk tahun 2013 adalah 105.147 jiwa,
dengan distribusi penduduk laki-laki 44.526 jiwa dan perempuan 60.149 jiwa.
a. Sumber Daya Kesehatan
Jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas Kartasura mencapai 88
orang dengan proporsi:
Dokter Umum
: 7 Orang.
Dokter Gigi
: 4 Orang.
Bidan 33 orang
: 13 bidan desa, 20 bidan puskesmas.
Perawat 18 orang : 14 perawat umum, 3 perawat gigi.
Hiperkes
: 1 orang.
Farmasi
: 3 orang.
PKL
: 3 orang.
Staf
: 11 orang.
Petugas Laborat : 2 orang.
Petugas Gizi
: 2 orang.
Petugas Fisioterapi : 1 orang.
Perekam Medik
: 1 orang.
b.
Upaya Pengobatan.
21
c.
desa
8) Pembuatan dan Penandatanganan Amanat Persalinan
d. Rekapitulasi pelaporan
e. Forum Komunikasi
2. Peningkatan Pelayanan Antenatal Care Terintegrasi.
Program-program yang di integrasikan dalam pelayanan Antenatal
terintegrasi meliputi :
a. Maternal Neonatal Tetanus Elimination (MNTE)
b. Antisipasi Defisiensi Gizi dalam Kehamilan (Andika)
c. Pencegahan dan Pengobatan IMS/ISR dalam Kehamilan (PIDK)
d. Eliminasi Sifilis Kongenital (ESK) dan Frambusiae.
e. Pencegahan dan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi (PMTCT)
f. Pencegahan Malaria dalam Kehamilan (PMDK)
23
Indicator SPM
Cakupan peserta KB aktif
e.
1.
Target
77,5%
81,0%
99,54%
MANAJEMEN
Definisi Manajemen
Menurut Griffin (2000), manajemen diartikan ebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya
untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat
dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada
2.
untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan
sistematis yang dilaksanakan oleh Puskesmas membentuk fungsi- fungsi manajemen.
Ada tiga fungsi manajemen Puskesmas yang dikenal yakni Perencanaan,
Pelaksanaan dan Pengendalian, serta Pengawasan dan Pertanggungjawaban (pada
masa sebelumnya fungsi manajemen ini lebih dikenal dengan P1, P2, P3 yaitu P1
sebagai Perencanaan, P2 sebagai Penggerakan Pelaksanaan dan P3 sebagai
Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian). Semua fungsi manajemen tersebut harus
dilaksanakan secara terkait dan berkesinambungan.
BAB III
METODE PENERAPAN KEGIATAN
Data-data yang digunakan dalam penulisan ini dikumpulkan dari data yang yang
dicatat oleh petugas kesehatan keluarga di Puskesmas Kecamatan Kartasura. Data yang
diperoleh selanjutnya di analisis untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan pravelensi
angka kematian ibu serta mencari faktor apa yang berpengaruh terhadapnya.
Data yang didapatkan dari petugas kesehatan keluarga di Puskesmas Kecamatan
Kartasura antara lain data jumlah ibu hamil, jumlah ibu melahirkan, jumlah ibu hamil risti,
dan jumlah kematian ibu. Data tersebut diambil dalam rentang waktu Januari 2013 Juli
25
2013. Dari data tersebut kemudian dilakukan penghitungan untuk menentukan seberapa besar
penignkatan pravelensi kematian ibu di Puskesmas Kecamatan Kartasura.
Tahap-tahap dalam penjaringan dan pelacakan kematian ibu di Puskesmas Kecamatan
Kartasura mencakup kegiatan sebagai berikut (Unit Kesga Puskesmas Kartasura, 2013).
A. Metode Penerapan Kegiatan
Metode penerapan kegiatan yang digunakan dalam pembuatan laporan ini adalah sebagai
berikut :
1. Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam laporan ini diperoleh dari data laporan kerja
Puskesmas wilayah Kartasura antara bulan Januari sampai dengan bulan Juli tahun
2013 :
a. Jumlah Penduduk Kartasura sebanyak 105.147 jiwa.
b. Sasaran dan Jumlah Ibu Hamil
c. Sasaran dan Jumlah Ibu Bersalin
d. Sasaran dan Jumlah Ibu Resiko Tinggi
e. Jumlah kematian ibu melahirkan
2. Pendeskripsian Data
Sasaran Ibu ( Meninggal, Hamil, Bersalin, RESTI ) diperoleh berdasarkan
angka penjaringan data puskesmas. Dan juga jumlah kasus dan angka penemuan
kasus kematian ibu dengan risti, jumlah ibu hamil dan bersalin.
a. Angka Ibu hamil
Adalah jumlah sasaran yang terdeteksi diantara 100.000 penduduk pada
suatu wilayah tertentu dalam 1 tahun. Angka ini digunakan untuk mengetahui
akses pelayanan dan upaya penemuan pasien dalam suatu wilayah tertentu,
dengan memperhatikan kecenderungannya dari waktu ke waktu ( triwulan /
tahunan ) yaitu didapat :
tidak
27
28
Hubungan
pasien
dengan
keluarga
dan
pandangan kabur, sakit kepala hebat, dan tekanan darah yang tinggi,
sebelum melahirkan.
Pada riwayat persalinan terdahulu didapatkan posisi bayi
adalah persentasi bokong, dengan berat bayi 4300 gr yang dilahirkan
secara section caesarea, di RS oleh dokter spesialis obgyn. Dan juga
terjadi perdarahan yang banyak pasca melahirkan yang pertama kali.
Ibu meninggal pada periode sesudah melahirkan di RS.
Dan terjadi perdarahan yang banyak pada waktu melahirkan dimana
plasenta sudah dilahirkan.
Saat operasi ibu mendapat 3 kantong darah, dan saat
masuk ICU ibu belum sadarkan diri dan juga mendapat 3 kantong
darah lagi.
2. Personal
Ibu tidak pernah menunda pengobatan dan dirawat saat
telah mendapat advis dari dokter SpOG di RS. Untuk riwayat
antenatal care ibu, ibu melakukannya dengan rutin. 2 kali dengan
bidan dan 6 kali dengan dokter spesialis obgyn.
3. Keadaan keluarga
Hubungan pasien dengan keluarga dan masyarakat baik,
tetapi keluarga cukup tanggap dalam mencari bantuan dan tidak
jarang pula menemani ibu dalam memeriksakan kandungannya dan
asuhan antenatal care. Dimana pada status sosial ekonomi masih
dalam taraf yang cukup.
4. Pelayanan
Ibu mendapat asuhan antenatal care yang rutin di RS dan
Bidan praktek swasta. Yang diberikan oleh Dokter spesialis dan
bidan. Dimana pelayanan yang didapat berupa pencarian penyakit,
promosi kesehatan, persiapan persalinan, dan persiapan kedaruratan,
dan didapatkan penyakit lain berupa myoma uteri.
Saat datang ke RS ibu datang dengan TD 200/100 lalu ibu
mondok di RS. Dan dipersiapkan untuk operasi melahirkan bayi,
pengangkatan sebagian rahim, dan appendicitis.
5. Tempat tinggal
Ibu tinggal di rumah sendiri, jarak rumah ke RS terdekat
sekitar 3 km yang bisa ditempuh selama 10 menit. Dan untuk jarak
rumah dengan bidan atau puskesmas terdekat sekitar 2,5 km yang
bisa ditempuh dalam 8 menit.
30
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. ANALISIS SITUASI
Dari data yang dikumpulkan dari Puskesmas Kartasura didapatkan jumlah penduduk
di Kecamatan kartasura Kabupaten Sukoharjo pada pertengahan tahun 2013 adalah
105.147 jiwa., target sasaran ibu hamil salama satu tahun untuk tahun 2013 sebesar 1949
ibu, jumlah ibu yang melakukan kunjungan atau kontak pertama dengan petugas kesehatan
yaitu pada trimester pertama ( K1 ) adalah 1156 ibu dan jumlah ibu yang melakukan
kunjungan atau kontak dengan petugas kesehatan pada trimester 3 ( K4 ) adalah 1111 ibu.
Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:
TABEL 4.1.
ANGKA SASARAN IBU HAMIL TAHUN 2013,
JUMLAH KUNJUNGAN IBU, DETEKSI IBU RESTI OLEH NAKES DAN JUMLAH
IBU MELAHIRKAN DI WILAYAH PUSKESMAS KARTASURA HINGGA
PERTENGAHAN TAHUN 2013
Ibu
Ibu ResTi
Jumlah Sasaran K1 Jan-Jul K4 Jan-Jul
Bersalin
No
Desa
Jan-Jul
Ibu Hamil
2013
2013
Jan-Jul
2013
2013
1.
Ngemplak
68
23
23
3
20
2.
Pucangan
249
73
72
12
69
3.
Kartasura
320
95
89
14
85
4.
Ngabean
86
25
24
4
22
5.
Wirogunan
88
26
24
4
23
33
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Kertonatan
Makamhaji
Gumpang
Ngadirejo
Pabelan
Gonilan
Singopuran
JUMLAH
69
327
177
196
127
120
122
1949
21
96
52
58
38
35
36
578
21
92
50
57
35
34
34
555
3
15
4
8
3
9
6
85
20
92
50
54
34
30
31
530
Angka ibu melahirkan dari data survey kader puskesmas hingga pertengahan tahun
2013 adalah berjumlah 1061 ibu, dan di wilayah puskesmas kartasura antara bulan januari
- juli 2013 terdeteksi ibu resiko tinggi oleh tenaga kesehatan sebesar 170 ibu atau sebesar
43,58%. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:
TABEL 4.2.
PENCAPAIAN PROGRAM KESEHATAN MATERNAL PUSKESMAS KARTASURA
HINGGA PERTENGAHAN TAHUN 2013
NO
1
2
3
4
KEGIATAN
TARGET HASIL
SASARAN
/ Tahun
1949
578
1949
555
1858
530
171
85
%
29,65%
28,48%
28,52%
22,84%
Daftar masalah
I
P
ES
RI
DU
SB
PB
PC
jumlah
IxTxR
34
1.
128000
2.
standar (K1)
Pel.Kesehatan Bumil sesuai
311040
standar (K4)
3.
Persalinan Nakes
84000
4.
300000
5.
2560000
Keterangan:
I : importance
SB : social benefits
P : prevalence
PB : public concern
ES : easy solving
PC : political climate
S : severity
T : technology
RI : rate of increase
R : resources
Penyebab
Faktor kesehatan
belum mencapai
ditetapkan
36
Efisiensi
(C)
Jumlah
MxIxV
C
16
37
Meningkatkan kelengkapan
sarana antenatal dan perinatal di
puskesmas
2.
pemeriksaan kehamilan.
1. Peningkatan pengetahuan ibu,
33,3
39
3. Analisis SWOT
a.
40
b.
Tipe Strategi
2) Strategi SO/ Strength-Opportunities
Dengan Sumber Daya yang cukup banyak dan ditunjang sarana
prasarana dan sumber dana yang cukup, serta adanya kerjasama dengan balai
pengobatan swasta, kegiatan UKBM yang dimiliki puskesmas dan juga
dukungan dari organisasi swasta, keluarga, dokter dokter ahli, program
41
42
P4K adalah suatu kegiatan yang difasilitasi oleh bidan di desa dalam rangka
peningkatan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan
persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi bagi ibu hamil, termasuk
perencanaan dan penggunaan KB pasca persalinan dengan menggunakan stiker
sebagai media notifikasi sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu
pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir.
Dimana P4K itu sendiri memiliki tujuan Meningkatnya cakupan dan mutu
pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan bayi baru lahir melalui peningkatan peran
aktif keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan aman dan persiapan
menghadapi komplikasi dan tanda bahaya kebidanan bagi ibu sehingga melahirkan
bayi yang sehat.
Tahap kegiatan P4K
a.
b.
c.
d.
Ibu
Kementerian
KesehatanRepublik Indonesia
Manfaatkan pertemuan bulanan di tingkat desa/kelurahan
Mengaktifkan Forum Peduli KIA
Kontak dengan ibu hamil dan keluarga dalam pengisian stiker
Pemasangan stiker di rumah ibu hamil
Pendataan jumlah ibu hamil di wilayah desa
Pengelolaan donor darah dan sarana transportasi/ambulans desa
Pembuatan dan Penandatanganan Amanat Persalinan
1) Rekapitulasi pelaporan
2) Forum Komunikasi
2. Peningkatan Pelayanan Antenatal Care Terintegrasi.
Program-program yang di integrasikan dalam pelayanan Antenatal terintegrasi
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
meliputi :
a. Maternal Neonatal Tetanus Elimination (MNTE)
b. Antisipasi Defisiensi Gizi dalam Kehamilan (Andika)
c. Pencegahan dan Pengobatan IMS/ISR dalam Kehamilan (PIDK)
d. Eliminasi Sifilis Kongenital (ESK) dan Frambusiae.
e. Pencegahan dan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi (PMTCT)
f. Pencegahan Malaria dalam Kehamilan (PMDK)
g. Penatalaksanaan TB dalam Kehamilan (TB-ANC) dan Kusta
h. Pencegahan Kecacingan dalam Kehamilan (PKDK)
3. Kerjasama Lintas Program Dan Lintas Sektoral.
4. Tersedianya Pelayanan Obstetric Dan Neonatologi Dasar ( PONED ) Di Puskesmas
Kartasura.
43
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kematian ibu atau kematian maternal adalah kematian ibu karena kehamilan,
melahirkan atau selama masa nifas dengan acuan perhitungan adalah jumlah kematian
maternal. Dimana pada puskesmas kartasura di tahun 2012 tidak didapatkan kematian
ibu, begitujuag pada tahun sebelumnya. Tetapi pada tahun ini tahun 2013 baru pada
periode Januari Juli sudah terdapat kematian ibu sebanyak 2 ibu.
Dimana Penyebab kematian ibu adalah perdarahan oleh karena penyakit pada
ibu seperti pre-ekslamsia atau gangguan akibat tekanan darah tinggi saat kehamilan,
myoma uteri, dan appendicitis, dan infeksi dari penyakit sebelum kehamilan ibu
seperti TBC sehingga terjadi abortus yang tidak aman. Data dari beberapa sumber
menyebutkan kasus kematian ibu karena perdarahan mencapai 45% dari seluruh kasus
kematian ibu dan merupakan penyebab terbesar kematian ibu.
Selain itu pada matrikulasi prioritas masalah didapatkan permasalahan dengan
point terpenting pada program kesehatan ibu di puskemas kartasura sendiri adalah
44
keatian ibu tersebut, yang mungkin saja bisa dikarenakan keterlambatan memperoleh
pelayanan kesehatan serta keterlambatan merujuk.
Sementara menurut laporan rutin Kecamatan Kartusuro antara bulan januari juli 2013, di kartasura ada 2 kematian ibu maternal, terdiri dari 1 kematian ibu hamil,
1 kematian ibu bersalin dan 0 kematian ibu nifas dari 1061 kelahiran hidup dengan
penyebab adalah Pre-Eklampsia dan Ibu dengan TB.
Berdasarkan data Depkes RI diketahui
menunjukan penurunan yang signifikan dari 270 per 100.000 KH pada tahun 2004
menjadi 248 per 100.000 KH di tahun 2007. Sementara target MDGs untuk penurunan
AKI sebesar 110 per 100.000 KH di tahun 2015.
B. SARAN
1. Internal
a.
b.
Ketajaman dokter/ paramedis yang medeteksi ibu dengan resiko tinggi dan
merujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih mumpuni.
c.
di
wilayah
kerja
puskesmas
tiap
bulannya
serta
mencari
penyelesaiannya.
2. Ekternal
a.
Kerjasama antara institusi pemerintah dan swasta, atau institusi pemerintah dan
pemerintah, memiliki potensi untuk memperluas dan memelihara kesinambungan
strategi upaya kesehatan ibu dan anak. UPK swasta (RS, dokter umum, spesialis)
memiliki potensi meningkatkan penjaringan ibu resiko tinggi, maupun
penanganan ibu dengan resiko tinggi dengan program upaya kesehatan ibu dan
anak.
b.
Kader kader kesehatan dan bidan desa mengusulkan agar kelas ibu hamil dibuat
lebih representatif, dan adanya kebijakan pemeriksaan laboratorium di tiap desa.
c.
d.
DAFTAR PUSTAKA
Afriani, I., 2011. Prevalensi Persalinan Seksio Sesarea Atas Indikasi Plasenta Previa di RSUD
dr. Pirngadi Medan Tahun 2010, Karya Tulis Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas
Badan
Sumatera Utara.
Perencanaan Pembangunan
Nasional,
2010.
Laporan
Pencapaian
Tujuan
Angka
Kematian
Ibu.
Diperoleh
dari:
http://dinkessulsel.go.idnewimagesmnurpolicy%20brief%20kes%20ibu%20ok.pdf
[Diakses tanggal 25 April 2012].
46
Hanum, N.S., 2008. Karakteristik dan Faktor-Faktor Penyebab Kematian Maternal dan
Perinatal di RSUP H. Adam Malik dan RSUD dr. Pirngadi Medan Januari 2003
Desember 2007,
Surakarta.
Diperoleh
dari:
Diperoleh
content/uploads/downloads/
dari:
http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/wp-
2011/08/Analisis-Kematian-Ibu-di-Indonesia-Tahun-
dari:
http://www.depkes.go.id/downloads/PROFIL_KESEHATAN_INDONESIA_2010.pdf
[Diakses tanggal 04 Juni 2012].
Lubis, I.K., 2011. Pengaruh Paritas terhadap Perdarahan Postpartum Primer di RSUD dr.
Pirngadi Medan 2007 2010, Karya Tulis Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara. Mochtar, R., 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Operatif, Obstetri
Sosial. Jakarta: EGC.
Mukhtar, Z., dkk, 2011. Desain Penelitian Klinis dan Statistika Kedokteran.Medan: USU
Press.Prawirohardjo, S., 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Pusianawati, D., 2012. Safe Motherhood. Dalam: Martaadisoebrata, D. & Susiarno, H., ed.
Obstetri Ginekologi Sosial: Wawasan, Kebijakan, Kompetensi. Bandung: Departemen
Obstetri Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.
Sastroasmoro, S., 2008. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: CV Sagung Seto.
Tambunan, J.N., 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kematian
Maternal dan Nyaris Mati Maternal di RSUD Dr. Pirngadi Medan 1 Januari 2007- 31
Desember
2007.
Diperoleh
dari:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6444/1/08E00482.pdf
Wahyuni, A.S., 2008. Statistika Kedokteran. Jakarta: Bamboedoea Communication. WHO,
UNICEF, UNFPA, and The World Bank, 2007. Maternal Mortality in 2005. Diperoleh
dari: http://www.who.intwhosismme_2005.pdf [Diakses tanggal 25 April 2012].
47
WorldHealth
Organization,
2012.
Maternal
Mortality.
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs348/en/index.html
Diperoleh
dari:
[Diakses tanggal 9
Januari 2013].
Zulfayanti, 2012. Millenium Development Goals. Dalam: Martaadisoebrata, D. & Susiarno,
H., ed. Obstetri Ginekologi Sosial: Wawasan, Kebijakan, Kompetensi. Bandung:
Departemen Obstetri Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.
48