Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ketiga
disebut
ion
exchange
(pertukaran
ion),
terjadi
karena
gaya
elektrostatis.
Bagaimana terjadinya fenomena adsorpsi itu? Ahli pengolahan air membagi adsorpsi menjadi tiga
langkah, yaitu (1) makrotransport: perpindahan zat pencemar, disebut juga adsorbat (zat yang diadsorpsi),
di dalam air menuju permukaan adsorban; (2) mikrotransport: perpindahan adsorbat menuju pori-pori di
dalam adsorban; (3) sorpsi: pelekatan zat adsorbat ke dinding pori-pori atau jaringan pembuluh kapiler
mikroskopis.
Ada sejumlah hal yang mempengaruhi efektivitas adsorpsi, yaitu: (1) jenis adsorban, apakah berupa arang
batok, batubara (antrasit), sekam, dll; (2) temperatur lingkungan (udara, air, cairan): proses adsorpsi
makin baik jika temperaturnya makin rendah; (3) jenis adsorbat, bergantung pada bangun molekul zat,
kelarutan zat (makin mudah larut, makin sulit diadsorpsi), taraf ionisasi (zat organik yang tidak terionisasi
lebih mudah diadsorpsi). Berdasarkan jenis adsorbatnya, tingkat adsorpsi digolongkan menjadi tiga, yaitu
lemah (weak), terjadi pada zat anorganik kecuali golongan halogen (salah satunya adalah klor). Adsorpsi
menengah (medium), terjadi pada zat organik alifatik dan adsorpsi kuat (strong) terjadi pada senyawa
aromatik (zat organik yang berbau (aroma) dengan struktur benzena, C6H6).
Adsorpsi atau penjerapan adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida, cairan maupun gas ,
terikat kepada suatu padatan atau cairan (zat penjerap, adsorben) dan akhirnya membentuk suatu lapisan
tipis atau film (zat terjerap, adsorbat) pada permukaannya. Berbeda dengan absorpsi yang merupakan
penyerapan fluida oleh fluida lainnya dengan membentuk suatu larutan.
b. Absorbsi
Absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas dengan cara pengikatan bahan tersebut
pada permukaan absorben cair yang diikuti dengan pelarutan. Kelarutan gas yang akan diserap dapat
disebabkan hanya oleh gaya-gaya fisik (pada absorpsi fisik) atau selain gaya tersebut juga oleh ikatan
kimia (pada absorpsi kimia). Komponen gas yang dapat mengadakan ikatan kimia akan dilarutkan lebih
dahulu dan juga dengan kecepatan yang lebih tinggi. Karena itu absorpsi kimia mengungguli absorpsi
fisik.
Absorben
Absorben adalah cairan yang dapat melarutkan bahan yang akan diabsorpsi pada permukaannya, baik
secara fisik maupun secara reaksi kimia.Absorben sering juga disebut sebagai cairan pencuci.
Persyaratan absorben :
1. Memiliki daya melarutkan bahan yang akan diabsorpsi yang sebesar mungkin (kebutuhan akan
cairan lebih sedikit, volume alat lebih kecil).
2. Selektif
3. Memiliki tekanan uap yang rendah
4. Tidak korosif.
5. Mempunyai viskositas yang rendah
6. Stabil secara termis.
7. Murah
Jenis-jenis bahan yang dapat digunakan sebagai absorben adalah air (untuk gas-gas yang dapat larut, atau
untuk pemisahan partikel debu dan tetesan cairan), natrium hidroksida (untuk gas-gas yang dapat bereaksi
seperti asam) dan asam sulfat (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti basa).
Absorbsi merupakan salah satu operasi pemisahan dalam industri kimia dimana suatu campuran gas
dikontakkan dengan suatu cairan penyerap yang sesuai, sehingga satu atau lebih komponen dalam
campuran gas larut dalam cairan penyerap.
Sistem absorbsi menyerap uap tekanan rendah dari evaporator ke dalam zat cair penguap (absorbing
liquid) yang cocok pada absorber. Pada komponen ini terjadi perubahan fasa dari uap menjadi cair, karena
proses ini sama dengan kondensasi, maka selama proses berlangsung terjadi pelepasan kalor. Tahap
berikutnya adalah menaikan tekanan zat cair tersebut dengan pompa dan membebaskan uap dari zat cair
penyerap dengan pemberian kalor. Pada sistem kompresi uap, siklus yang terjadi dioperasikan oleh kerja
(work-operated cycle) karena kenaikan tekanan refrigeran pada saluran discharge dilakukan oleh
kompresor. Sedangkan pada sistem absorbsi, siklusnya dioperasikan oleh kalor (heat-operated cycle)
karena hampir sebagian besar operasi berkaitan dengan pemberian kalor untuk melepaskan uap refrigeran
dari zat cair yang bertekanan tinggi pada generator. Sebenarnya pada sistem ini juga membutuhkan kerja
atau usaha untuk menggerakan pompa namun relatif lebih kecil dibandingkan dengan sistem kompresi
uap.
Monmorilonit atau bentonit merupakan mineral aluminosilikat (Al-silikat) yang banyak digunakan
sebagai bahan baku untuk pembuatan berbagai produk di berbagai industri, salahsatunya adalah katalis,
penyangga katalis (catalyst support). Pada saat ini belum dimanfaatkan untuk bahan baku tersebut.
Perubahan sifat kimia maupun fisika akibat perlakuan fisika maupun kimia menyebabkan adanya
perbedaan pemanfaatannya.
Untuk dapat digunakan sebagai bahan yang mempunyai fungsi tersebut di atas, monmorilonit
memerlukan perlakuan awal untuk menghilangkan atau memisahkan pengotornya yang berasosiasi secara
alami dengan monmorilonit. Pemisahan pengotor dilakukan secara fisika (dengan memanfaat- kan
perbedaan sifat-sifat fisis antara monmorilonit dan pengotornya), dan secara kimia (dengan melarutkan
pengotor dan memisahkannya), baik dengan basa maupun asam, tanpa merusak struktur kristal
monmorilonitnya. Pemisahan pengotor secara kimia dan fisika tersebut sesung-guhnya membuat lempung
aluminosilikat tersebut memiliki porositas (porosity) dan luas permukaan spesifik (spesific surface area)
yang besar sehingga akan memiliki sifat penyerapan (adsorption) yang besar pula.
1. Mineral montmorilonit dan Mineral Kaolonit
a. Mineral montmorilonit
Al2,Si2,O5(O4) 4
unsur essential
Al,H,O,Si.
Al,H,O,Si.
Pengontrol
Fe,Mg,Na,K,Ti,Ca,H2O.
Karakteristik fisik:
Crystal habit : jarang sebagai kristal, plati tipis,atau ditumpuk,lebih umum seperti piring
peseudohexagonal mikroskopis dan kelompok pelt,agregasi kedalam kelompok masa claylike
killap : mutiara
cerat : putih
pecahan :sub-conchoidal
mengalami sifat-sifat besi atau baja pada umumnya,tetapi unsur zat karbon yang paling besar
pengaryhnya terhadap besi atau baja terutama kekerasannya.
Feri adalah merupakan Fe2O3, atau besi (III) oksida yang merupakan tata senyawa poliantik
(terbentuk lebih dari dua unsur yang berbeda).
Ferrum adalah zat besi yang sangat penting untuk membentuk Hemoglobin (sel darah merah)
pengambil zat oksigen dari udara dan mengedarkannya keseluruh tubuh. Pada keadaan
normaldiperkirakan sekitar 0,5Mg -3,0 Mg setiap hari. Kekuranngan ferrum akan menyebabkan
seseorang kurang darah (anemia).
Unsur Fero dan Feri terdapat perbedaan satu elektron antara atom natrium dan ion natrium,sedangkan fe
(besi murni ) perbedaannya di elektronnyadan Ferrum dan Fero itu pada slope penurunan sisa kandungan
sulfatnya.
Disusun Oleh :
Nama
NIM
: Yuni. A. Safitri
: 2009-32-066