Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Tugas Akhir
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Teknik Sipil
Oleh :
SUPRIAWAN
F1A 109 086
Artikel Ilmiah
ii
Artikel Ilmiah
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat
dan hidayat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini
dengan judul Analisis Keseragaman Tetesan Pada Susunan Pipa Paralel Pada
Sistem Irigasi Tetes tugas akhir ini merupakan salah satu prasyarat wajib akademis
yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Mataram
sebagai syarat ke tahap selanjutnya untuk memperoleh gelar sarjana.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai
pihak sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan penyusunan selanjutnya.
Semoga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan sebagaimana mestinya.
Sehingga nantinya diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pihak-pihak yang
membutuhkan, Amin.
Mataram,
Oktober 2015
Penulis
iv
Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi mahluk hidup, seiring perkembangan zaman,
kebutuhan akan air juga semakin meningkat khususnya dalam pemanfaatan air dalam bidang Irigasi.
Pemanfaatan air dalam memenuhi kebutuhan air tanaman sangat berpengaruh terhadap hasil yang
diperoleh petani. Salah satu sistem yang cocok untuk diterapkan dalam mengatasi permasalahan diatas
adalah sistem irigasi tetes. Sistem irigasi tetes ini memanfaatkan tekanan gravitasi untuk menghasilkan
tetesan air melalui lubang emitter yang langsung membasahi perakaran. Volume dan keseragaman tetesan
merupakan suatu tujuan utama yang penting dalam perancangan sistem irigasi ini, Sehingga penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah pipa dalam skala panjang yang sama namun disusun secara parallel
(2x8 m dan 4x4 m) akan memperoleh keseragaman tetesan yang berbeda.
Madel fisik irigasi tetes dibuat dengan tinggi penyangga tandon 3 meter dan dihubungkan dengan
susunan pipa parallel 2x8 meter dan 4x4 meter kemudian diberikan lubang penetes (emitter). Diameter
lubang emitter yang digunakan 0.5 mm dengan jarak antar lubang 50 cm. Selanjutnya dilakukan analisis
tingkat keseragaman tetesan dan aspek hidrolis dalam kondisi ujung pipa tertutup, dengan
membandingkan dua variabel yaitu variasi kemiringan pipa (0%, 0.2%, 0.3%) dan waktu penetesan (15
menit, 30 menit, 60 menit, 90 menit dan 120 menit).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi kemiringan pipa, waktu penetesan dan model susunan
pipa dengan tinggi head 3.8 meter berpengaruh terhadap keseragaman tetesan dan aspek hidrolis.
Keseragaman tetesan rata-rata tertinggi diperoleh pada susunan pipa 2x8 meter yaitu sebesar 96.914%.
Sedangkan pada susunan pipa paralel 4x4 meter keseragaman tetesan rata-rata diperoleh sebesar
91.612%. Dapat disimpulkan bahwa dari hasil analisis data, susunan pipa paralel 2x8 meter memiliki
keseragaman tetesan yang lebih baik daripada pipa yang disusun paralel 4x4 meter. Pada perhitungan
aspek hidrolis kehilangan tenaga terbesar terjadi pada susunan panjang pipa 4x4 meter sebesar 0.0295
meter. Untuk tinggi tekanan dipengaruhi oleh kemiringan dan panjang pipa. Tinggi tekanan terbesar terjadi
pada kemiringan 0.3% dengan susunan panjang pipa 2x8 meter sebesar 3295.902 kgf/m.
Kata kunci : Koefisien keseragaman, Kemiringan pipa, Susunan pipa.
1. PENDAHULUAN
Air merupakan salah satu kebutuhan yang
sangat penting bagi seluruh mahluk hidup.
Seiring dengan perkembangan pembangunan
dan pertambahan penduduk, jumlah air yang
dibutuhkan
akan
semakin
meningkat
sedangkan ketersediaan air terbatas. Dengan
demikian pentingnya pemanfaatan dan
pengelolaan air yang baik merupakan salah
satu cara yang bisa diterapkan dalam hal
tersebut.
Pemanfaatan air irigasi merupakan salah
satu hal yang sangat penting mengingat bahwa
kebutuhan air tanaman harus terpenuhi untuk
(
)
) .(1)
..(2)
dengan :
Cu = Koefisien keseragaman (%),
D
= deviasi standar,
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Jelek
Tidak layak
95% - 100%
85 % - 90%
75% - 80%
65% - 70%
< 60%
94% - 100%
81% - 87%
68% - 75%
56% - 62%
< 50%
Z+
= Z +
(3)
+ ..(4)
Z+
= Z +
dengan :
Z = energi statis batas (m),
= energi tekanan (m),
$ =
%'
(
(6)
dengan :
$
= kehilangan tenaga (m),
$
= koefisien gesekan pipa,
L
= panjang pipa (m),
V
= kecepatan aliran (m/det),
D
= diameter pipa (m).
Dimana koefisien gesekan ( f ) pipa di dapatkan
dari persamaan (Triatmodjo B, 2003) berikut ini:
Rumus empiris untuk pipa halus adalah:
a. Apabila aliran pada pipa bersifat laminer
(Re<2000) maka koefisien gesekan dapat
dicari menggunakan persamaan :
$=
)*
+,
... (7)
.. (8)
- = Kb ...(9)
dengan :
he
= kehilangan tekanan (m),
g
= gravitasi bumi (m/det),
Kb
= koefisien,
V
= kecepatan aliran pada pipa (m/det).
Nilai dari koefisien (Kb) adalah koefisien
kehilangan tenaga pada belokan yang dapat
dilihat pada Table 2 sudut yang terjadi pada
belokan dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini:
Kb
20
0,05
40
0,14
60
0,36
80
0,74
90
0,98
3. METODE PENELITIAN
Tahap Perencanaan Model Fisik Irigasi Tetes
Pada tahap ini dilakukan perencanaan
model alat uji irigasi tetes. Tinggi penyangga
tandon/bak penampang direncanakan 3 m. Bak
penampung berupa tangki/drum dengan kapasitas
200 liter. Pipa-pipa lateral sebagai saluran
distribusi menggunakan pipa paralon/PVC 1.27
cm () dengan susunan pipa parelal 2x8 m dan
4x4 m. Pipa-pipa tersebut diberi lubang-lubang
penetes/emitter dengan jarak masing-masing
penetes/emitter adalah 500 mm, diameter emitter
yang direncanakan adalah 0,5 mm.
V1
(ml)
V2
(ml)
Kemiringan 0.2%
V3
(ml)
V1
(ml)
V2
(ml)
V3
(ml)
V2
(ml)
V3
(ml)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Z2
(m)
Panjang Pipa
(m)
Hf
(m)
He
(m)
Htot
(m)
P2
(m)
1
2
3
4
5
32
Keterangan :
Z1
= Energi statis batas 1 (m),
Z2
= Energi statis batas 2 (m),
hf
= Kehilangan tenaga primer (m),
htot = Total kehilangan tenaga (m),
P
= Tekanan (m).
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
32
Rata-rata
Z1
(m)
No
hasil
Kemiringan 0.3%
V1
(ml)
Volume
(m)
Waktu Pengisian
(Detik)
2
3 4
1. Debit Pipa
Analisis debit pipa dimaksudkan untuk
mengetahui debit air yang dikeluarkan oleh pipa.
Debit pipa digunakan untuk menganalisis
kecepatan air pada pipa dan analisis kehilangan
tenaga (tenaga primer dan tenaga sekunder).
Dari hasil penelitian waktu rata-rata = 54.04 detik,
maka besarnya debit ditentukan dengan
persamaan :
Q=
Q=
Debit
(Detik)
(m/Detik)
1.*3* 4 156
= 8.031 x 10) m/detik
7*.1*
Volume Wadah
(m)
0.434 x 10
Waktu Pengisian
(Detik)
54.1
54.5
53.4
54.2
Waktu Rata-rata
(Detik)
Debit
(m/detik)
54.04
8.031 x 10
54
Waktu Rata-rata
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Kemiringan 0%
Pipa B
Pipa A
V1
(ml)
V2
(ml)
V3
(ml)
49
76
40
30
30
32
35
46
58
57
73
48
52
44
38
66
52
77
56
42
46
47
48
41
55
52
76
34
50
42
46
76
64
66
48
85
60
56
66
44
48
42
67
46
74
91
52
68
Rata2
Vr l
(ml)
55.000
73.000
48.000
52.333
45.333
45.000
49.667
43.667
53.667
50.333
72.000
42.667
58.667
59.000
45.333
70.000
863.667
53.979
V1
(ml)
V2
(ml)
V3
(ml)
69
64
54
38
42
40
38
56
50
63
41
46
58
40
58
64
70
60
48
51
50
56
40
48
59
64
68
49
56
40
68
80
60
58
48
54
66
54
64
46
42
53
56
54
52
58
48
66
Vr l
(ml)
66.333
60.667
50.000
47.667
52.667
50.000
47.333
50.000
50.333
60.000
55.000
49.667
55.333
46.000
58.000
70.000
869.000
54.313
Pipa A
V1
(ml)
V2
(ml)
V3
(ml)
88
85
72
67
58
54
70
60
82
64
70
54
53
68
60
50
83
88
79
54
66
50
69
58
77
58
65
53
55
68
59
56
78
72
66
49
62
56
66
56
75
53
64
46
58
52
61
58
Kemiringan 0.2%
Pipa B
Vr 2
(ml)
83.000
81.667
72.333
56.667
62.000
53.333
68.333
58.000
78.000
58.333
66.333
51.000
55.333
62.667
60.000
54.667
1021.667
63.854
V1
(ml)
V2
(ml)
V3
(ml)
92
62
68
60
64
84
58
65
70
72
60
64
62
64
60
54
78
69
64
60
58
88
65
67
74
76
56
58
64
65
62
62
84
58
58
58
54
76
60
62
66
69
54
50
64
52
60
54
Vr 2
(ml)
84.667
63.000
63.333
59.333
58.667
82.667
61.000
64.667
70.000
72.333
56.667
57.333
63.333
60.333
60.667
56.667
1034.667
64.667
Pipa A
V1
(ml)
V2
(ml)
V3
(ml)
84
88
76
78
86
80
84
84
80
80
76
82
79
78
85
92
88
93
82
73
80
80
87
82
83
86
87
84
81
78
80
90
80
86
85
76
82
76
84
81
78
85
82
84
84
78
86
88
Kemiringan 0.3%
Pipa B
V2
(ml) V1
Vr 3
84.000
89.000
81.000
75.667
82.667
78.667
85.000
82.333
80.333
83.667
81.667
83.333
81.333
78.000
83.667
90.000
1320.333
82.521
(ml)
(ml)
V3
(ml)
84
88
74
82
86
87
85
76
84
80
93
82
80
92
95
96
90
90
78
84
86
90
73
77
88
80
98
90
84
82
94
88
88
96
82
84
82
90
70
78
86
80
90
90
90
84
94
82
Vr 3
(ml)
87.333
91.333
78.000
83.333
84.667
89.000
76.000
77.000
86.000
80.000
93.667
87.333
84.667
86.000
94.333
88.667
1367.333
85.458
Gambar 5a. Grafik volume tetesan pada masingmasing penetes pada kemiringan pipa 0% pada
pipa A.
Gambar 5b. Grafik volume tetesan pada masingmasing penetes pada kemiringan pipa 0% pada
pipa B.
9)3.)):
)
= 53.979 ml
Pipa
Pipa A
Pipa B
Pipa A
Pipa B
Pipa A
Pipa B
Pipa A
Pipa B
Pipa A
Pipa B
0.0%
53.979
54.313
105.563
106.104
208.771
211.563
313.417
315.854
413.979
417.250
Kemiringan Pipa
0.2%
63.854
64.667
126.938
128.125
238.750
246.417
349.000
359.354
456.292
468.771
0.3%
82.521
85.458
164.500
167.979
329.375
340.396
489.333
505.917
643.750
663.375
Vr rerata (ml)
66.785
68.146
132.333
134.069
258.965
266.125
383.917
393.708
504.674
516.465
(y-)
y
55.000
73.000
48.000
52.333
45.333
45.000
49.667
43.667
53.667
50.333
72.000
42.667
58.667
59.000
45.333
70.000
863.667
53.979
Kemiringan 0%
Pipa A
(y-)
1.021
19.021
-5.979
-1.646
-8.646
-8.979
-4.313
-10.313
-0.313
-3.646
18.021
-11.313
4.687
5.021
-8.646
16.021
(y-)
1.042
361.792
35.750
2.709
74.750
80.625
18.598
106.348
0.098
13.292
324.750
127.973
21.973
25.209
74.750
256.667
1526.326
= 1526.326 ml
Deviasi =
7).3)
)
CU = 100% (1 = 100% (1 -
= 7.017 ml
:.1:
Volume tertampung/keluar
= 10300.00 ml + 10614.00 ml
= 20914.00 ml
= 20.914 x 103 m
Volume masuk (pada Tabel 6) = 0.434 x 103 m
selama 54.04 detik,
73.>:>
= 87.001 %
30
60
90
120
Kemiringan
Pipa
(%)
0.0
0.2
0.3
0.0
0.2
0.3
0.0
0.2
0.3
0.0
0.2
0.3
0.0
0.2
0.3
Persentase Keseragaman
Pipa A
Pipa B
(%)
(%)
87.001
91.027
88.922
90.738
96.914
95.476
89.766
90.521
89.389
91.271
96.548
96.488
89.520
91.035
90.356
91.685
96.504
95.743
90.441
91.237
91.470
91.756
96.438
95.538
90.824
91.423
92.427
91.958
96.425
95.406
30
60
90
120
Kemiringan
Pipa
(%)
0.0
0.2
0.3
0.0
0.2
0.3
0.0
0.2
0.3
0.0
0.2
0.3
0.0
0.2
0.3
Pipa A
(%)
85.968
93.234
87.858
86.482
92.952
87.720
87.621
93.175
87.906
87.640
93.262
88.084
87.220
93.612
88.371
Persentase Keseragaman
Pipa B
Pipa C
(%)
(%)
92.309
90.229
94.088
93.723
91.347
89.533
92.799
94.371
94.811
94.498
93.895
91.658
91.996
92.431
94.107
93.997
92.861
90.463
91.299
90.864
93.847
93.791
92.295
89.821
90.949
91.449
93.584
93.539
91.839
89.237
Pipa D
(%)
89.985
94.194
86.841
95.880
95.937
93.223
93.051
95.396
89.969
91.815
95.136
88.611
90.794
95.108
88.016
dengan, Q =
=
V=
=
1311.111 IJ
1 IKL
1.11311 I
:11 N O
.*3 4 15P
.): 4 15Q
= 0.0113 m/detik
Re =
=
4(
0
1.13 4 1.1:
1.::7* 4 15P
= 185.079
= 0.346
% 4 ' 4
( 4
V=H=
.*3 4 15T
:.>: 4 15Q
.919
he = 0.5 x
4 >.9
= 0.0833 m
U 4 ()V.W
C = 0.90 x V
= 0.90 x (0.0113)1.3
= 1.562
1.3
1.13
he = (
.7) 4 ( 4 >.9)V.W
) = 2.667 x10)
1.13
4 >.9
= 6.3780 x 10) m
he total akibat belokan = 6.3780 x10) x 3
= 1.9134 x107 m.
= 2.0125 x 10 m
, dengan K = 1
1.13
=1x
4 >.9
= 6.5082 x10) m
he akibat lubang pengeluaran
= 6.5082 x10) x 16
= 1.0413 x10* m
5. Kehilangan
penampang
tenaga
akibat
perubahan
h ! = (_ - _ +
h ! YJ = hf + he
= 2.0125 x 10 + 0.0834
= 0.0854 m
D. Perhitungan Besar Tekanan (P)
Perhitungan kehilangan tenaga dengan
persamaan Bernoulli digunakan untuk mengetahui
besar tekanan yang terjadi pada jaringan pipa.
Contoh perhitungan kehilangan tenaga dengan
persamaan Bernoulli untuk mengetahui besar
tekanan yang terjadi pada pipa paralon dengan
kemiringan pipa 0% dan susunan pipa 2x8 meter
adalah sebagai berikut :
Diketahui :
- Kehilangan tenaga primer (hf)
= 2.0125 x 10 m
- Kehilangan
tenaga
sekunder
(he)
= 0.0834 m
- Kehilangan tenaga total
= hf + he
= 2.0125 x 10 + 0.0834
= 0.0854 m
- Elevasi 1 (Z1)
= 3.8 m
- Elevasi 2 (Z2)
= 0.5 m
- Berat Jenis Air Z = 1000 kgf/m
Karena penampang konstan maka V1 = V2 untuk
mencari besarnya tekanan yang terjadi digunakan
persamaan:
\
h ! = Z +
[
\
[1
]
\
0.0854 = (3.30 + )
111
- P2 = (0.0854 3.30) x 1000
P2 = 3214.588 kgf/m
Dengan cara perhitungan yang sama,
untuk hasil perhitungan berikutnya dengan variasi
kemiringan dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12 Hasil perhitungan besar tekanan pada
tiap variasi kemiringan pada pipa A.
Kemiringan
Pipa
(%)
0.0%
0.2%
0.3%
Beda
Tinggi
Z1-Z2
(m)
3.300
3.316
3.324
Berat
Kehilangan
Jenis air Tenaga Primer
(kgf/m)
1000
1000
1000
hf
(m)
0.0020
0.0020
0.0020
Kehilangan Kehilangan
Besar
Tenaga
Tenaga
Tekanan
Sekunder
Total
he
htot
P2
(m)
(m)
(kgf/m)
0.0834
0.0854 3214.5875
0.0834
0.0854 3230.5875
0.0834
0.0854 3238.5875
htot
]
^
variasi
% 4 ' 4
( 4
1.3*) 4 .37 4 1.13
1.1: 4 4 >.9
= 2.0124 x 10-3 m
1.13
4 >.9
= 6.5082 x10) m
\
= Z1 (Z2 +
+h!)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Z1
(m)
3.8
3.8
3.8
3.8
3.8
3.8
3.8
3.8
3.8
3.8
3.8
3.8
3.8
3.8
3.8
3.8
Z2
(m)
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
Panjang Pipa
(m)
3.850
4.350
4.850
5.350
5.850
6.350
6.850
7.350
7.850
8.350
8.850
9.350
9.850
10.350
10.850
11.350
hf
(m)
0.0007
0.0008
0.0009
0.0009
0.0010
0.0011
0.0012
0.0013
0.0014
0.0015
0.0016
0.0017
0.0017
0.0018
0.0019
0.0020
he
(m)
0.0833
0.0833
0.0833
0.0833
0.0833
0.0833
0.0833
0.0833
0.0834
0.0834
0.0834
0.0834
0.0834
0.0834
0.0834
0.0834
htot
(m)
0.0840
0.0841
0.0842
0.0843
0.0844
0.0845
0.0846
0.0847
0.0847
0.0848
0.0849
0.0850
0.0851
0.0852
0.0853
0.0854
P2
(m)
3.2160
3.2159
3.2158
3.2157
3.2156
3.2155
3.2154
3.2153
3.2152
3.2152
3.2151
3.2150
3.2149
3.2148
3.2147
3.2146
Z1
(m)
3.8
3.8
3.8
3.8
3.8
3.8
3.8
3.8
3.8
3.8
3.8
3.8
3.8
3.8
3.8
3.8
Z2
(m)
0.499
0.498
0.497
0.496
0.495
0.494
0.493
0.492
0.491
0.490
0.489
0.488
0.487
0.486
0.485
0.484
Panjang Pipa
(m)
3.850
4.350
4.850
5.350
5.850
6.350
6.850
7.350
7.850
8.350
8.850
9.350
9.850
10.350
10.850
11.350
hf
(m)
0.0007
0.0008
0.0009
0.0009
0.0010
0.0011
0.0012
0.0013
0.0014
0.0015
0.0016
0.0017
0.0017
0.0018
0.0019
0.0020
he
(m)
0.0833
0.0833
0.0833
0.0833
0.0833
0.0833
0.0833
0.0833
0.0834
0.0834
0.0834
0.0834
0.0834
0.0834
0.0834
0.0834
htot
(m)
0.0840
0.0841
0.0842
0.0843
0.0844
0.0845
0.0846
0.0847
0.0847
0.0848
0.0849
0.0850
0.0851
0.0852
0.0853
0.0854
P2
(m)
3.217
3.218
3.219
3.220
3.221
3.222
3.222
3.223
3.224
3.225
3.226
3.227
3.228
3.229
3.230
3.231
10
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Z1
(m)
3.8
3.8
3.8
3.8
3.8
3.8
3.8
3.8
3.8
3.8
3.8
3.8
3.8
3.8
3.8
3.8
Z2
(m)
0.499
0.497
0.496
0.494
0.493
0.491
0.490
0.488
0.487
0.485
0.484
0.482
0.481
0.479
0.478
0.476
Panjang Pipa
(m)
3.850
4.350
4.850
5.350
5.850
6.350
6.850
7.350
7.850
8.350
8.850
9.350
9.850
10.350
10.850
11.350
hf
(m)
0.0007
0.0008
0.0009
0.0009
0.0010
0.0011
0.0012
0.0013
0.0014
0.0015
0.0016
0.0017
0.0017
0.0018
0.0019
0.0020
he
(m)
0.0833
0.0833
0.0833
0.0833
0.0833
0.0833
0.0833
0.0833
0.0834
0.0834
0.0834
0.0834
0.0834
0.0834
0.0834
0.0834
htot
(m)
0.0840
0.0841
0.0842
0.0843
0.0844
0.0845
0.0846
0.0847
0.0847
0.0848
0.0849
0.0850
0.0851
0.0852
0.0853
0.0854
P2
(m)
3.218
3.219
3.220
3.222
3.223
3.225
3.226
3.227
3.229
3.230
3.232
3.233
3.234
3.236
3.237
3.239
DAFTAR PUSTAKA
Gambar 11a. Sketsa garis tenaga dan garis
tekanan pada kemiringan 0%.
%
0.0
15
0.2
0.3
0.0
30
0.2
0.3
0.0
0.2
60
0.3
0.0
90
0.2
0.3
0.0
120
0.2
0.3
Rata-rata
Susunan Pipa
Kemiringan
Pipa
(meter)
(%)
0.0
2 x8
0.2
0.3
0.0
4 x4
0.2
0.3
D
89.985
94.194
86.841
95.880
95.937
93.223
93.051
95.396
89.969
91.815
95.136
88.611
90.794
95.108
88.016
Nama
Pipa
Pipa A
Pipa B
Pipa A
Pipa B
Pipa A
Pipa B
Pipa A
Pipa B
Pipa C
Pipa D
Pipa A
Pipa B
Pipa C
Pipa D
Pipa A
Pipa B
Pipa C
Pipa D
(meter)
0.09057
0.08541
0.09057
0.08541
0.09057
0.08541
1.01694
0.00100
0.00086
0.00104
1.01694
0.00100
0.00086
0.00104
1.01694
0.00100
0.00086
0.00104
Besar
Tekanan
(P)
(Kgf/m)
3209.4344
3214.5875
3225.4344
3230.5875
3233.4344
3238.5875
2283.0591
3298.9951
3299.1420
3298.9607
2291.0591
3306.9951
3307.1420
3306.9607
2295.0591
3310.9951
3311.1420
3310.9607
11
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
2011.
Irigasi
Tetes,
http://repository.usu.ac.id/bitstream/
123456789/ 19349/ 4/ Chapter%2011. Pdf,
di unduh pada 10 Februari 2015.
Erizal, 2003. Aplikasi Teknologi Irigasi Sprinkler
dan Drip. Lembaga Penelitian. IPB, Bogor.
Hamzanwadi, R., 2015. Pengaruh Variasi
Kemiringan Dan Waktu Penetesan
Terhadap Keseragaman Tetesan Pada
Sistem Irigasi Tetes. Mataram.
Hardiyanti, E., 2012. Pengaruh Kemiringan dan
Panjang
Pipa
Lateral
Terhadap
12