Você está na página 1de 11

Revenue Recognition of Agricultural

Industry

Pendapatan (Revenue)
Pada dasarnya konsep pendapatan sulit untuk didefinisikan, hal ini
disebabkan

karena

pendapatan

sering

dikaitkan

dengan

prosedur

akuntansi tertentu, jenis-jenis perubahan nilai tertentu dan kaidah-kaidah


yang implisit mengenai kapan pendapatan harus dilaporkan. Karena itu,
tinjauan

akan

konsep

pendapatan

dari

aspek

akuntansi

meliputi

pengertian pendapatan, penetapan waktu pelaporan.


Pengakuan pendapatan pada perusahaan agricultural dapat ditentukan
dengan metode :
a. Accretion Basis
b. Completion of Production Basis
A. Accretion Basis
Cara yang paling baik untuk pengukuran pendapatan adalah
dengan nilai tukar barang dan jasa. Pengukuran menitikberatkan pada
harga pasar. Dimana harga pertukaran ditentukan melalui kesepakatan
yang

dicapai

masing-masing

pihak

yang

bersangkutan.

Dengan

demikian obyektivitas pengukuran lebih bisa dijamin, kecuali pada


transaksi yang terjadi diantara pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa.
Dua pendekatan yang dipakai dalam pengukuran pendapatan, yaitu :
a)

Pendekatan Aktivitas

Tugas Paper Lab AKM

Pendapatan ini lebih berorientasi pada nilai tambah (value added)


dalam arti ekonomis. Penekanan utama dari pendekatan ini adalah
deskripsi kegiatan dan bukan pada pelaporan transaksi. Dengan
demikian setiap penggantian tahap kegiatan perusahaan maka
pendapatan juga akan berubah, mulai dari pendirian perusahaan
melalui pengadaan fasilitas produksi dan faktor produksi lainnya,
sampai proses penjualan dan bahkan sampai penagihan piutang.
Pada dasarnya dalam penerapan, pendekatan ini merupakan
kelanjutan dari pendekatan atas dasar transaksi, karena pendekatan
ini pendapatan dapat diklasifikasikan sesuai dengan jenis operasi di
dalam perusahaan, misalnya pendapatan dari produksi dan penjualan
produk, pendapatan yang berasal dari pembelian dan penjualan surat
berharga.
b) Pendekatan Transaksi
Dalam pendekatan transaksi, perubahan atas assets dan liabilities
hanya dicatat karena akibat dari transaksi, baik transaksi intern
maupun ekstern. Transaksi ekstern timbul karena adanya hubungan
perusahaan dengan pihak luar perusahaan serta transfer aktiva
(assets) atau hutang (liabilities) kepada atau dari perusahaan lain.
Transaksi ekstern bersifat eksplisit karena didasarkan atas bukti
obyektif dari pihak ekstern.
Sedangkan transaksi intern, timbul karena adanya pengalokasian
atau pemakaian aktiva dalam suatu perusahaan. Berlawanan dengan
transaksi intern sifatnya implisit karena didasarkan bukti-bukti dari
dalam perusahaan dan lemah dari segi obyektifitas.
Pengukuran dengan pendekatan ini bertumpu pada realisasi, yaitu
pada saat terjadinya transaksi penjualan. Oleh karena itu prosedur
umum dalam pendekatan ini adalah mencatat semua pendapatan dan
biaya yang timbul dari transaksi intern.

Tugas Paper Lab AKM

1. Penetapan Waktu Pelaporan Pendapatan


Pendapatan harus menunjukkan sesuatu yang dapat diukur dan
bukan hanya sekedar pengetahuan bahwa pertambahan nilai sudah
terjadi. Pertambahan nilai merupakan suatu proses terus menerus yang
terjadi

selama

proses

produksi

sampai

barang

tersebut

dijual,

sedangkan cara yang sering dipakai dalam pengukuran pendapatan


adalah pendekatan atas dasar himpun dan kejadian krisis.
a)

Atas Dasar Himpun


Pendapat ini menyatakan bahwa pendapatan boleh dilaporkan
selama produksi (pendapatan dihitung secara proporsional dengan
tugas yang dikerjakan atau jasa yang dikeluarkan). Pada akhir
produksi, pada saat penjualan barang atau pada saat pengumpulan
hasil penjualan.

b) Atas Dasar Kejadian Krisis


Menurut pendekatan ini, waktu pengakuan pendapatan yang paling
tepat adalah pada saat keputusan yang paling kritis diambil, atau
pada saat tugas yang paling sulit dilaksanakan. Misalnya pada saat
penjualan, pada saat terselesainya produksi dan pada saat
penerimaan pembayaran setelah penjualan.

2. Pertumbuhan Alamiah Accretion


Pertumbuhan atau accretion merupakan salah satu metode
pengakuan pendapatan. Pertumbuhan itu sendiri adalah pertambahan
nilai yang merupakan suatu proses terus menerus yang terjadi selama
proses produksi secara alamiah lainnya, sebagai contoh adalah usaha
perkebunan, peternakan, dan proses penuaan atau aging process.

Tugas Paper Lab AKM

Berhubungan

dengan

pengertian

pertumbuhan

(accretion)

beberapa ahli mengemukakan pendapatnya, Hendriksen (1995:171)


mendefinisikannya sebagai berikut:
Yang berkaitan dengan pelaporan pendapatan selama produksi
adalah pengakuan kenaikan nilai yang timbul dari pertumbuhan alami
atau proses pertambahan umur. Pertumbuhan alami atau penuaan ini
sepanjang waktu hanyalah bagian proses produksi, ditinjau dari
pandangan ilmu ekonomi, sebagai proses perubahan bentuk barang.
Oleh sebab itu, dalam pengertian ekonomi pertumbuhan menimbulkan
pendapatan, contohnya antara lain pertumbuhan kayu, pembibitan
ternak, peternakan dan penyimpanan minuman keras dan anggur
dalam waktu lama.

Sedangkan menurut Suwardjono (2005:195), pertumbuhan adalah


sebagai berikut:
Sangat

erat

hubungannya

dengan

masalah

pengakuan

pendapatan sebagai fungsi kegiatan atau kemajuan produksi adalah


masalah pertambahan nilai akibat pertumbuhan fisik atau proses
alamiah

lainnya.

Pertambahan

nilai

ini

disebut

dengan

akresi

(accretion).
Menurut Tuanakotta (1985:160-161), pengertian accretion adalah
sebagai berikut:
Accretion ini adalah pelaporan revenue dalam masa produksi
dengan cara mengakui kenaikan nilai karena pertumbuhan alamiah
atau

karena

pertambahan

umur.

Pertumbuhan

alamiah

atau

pertambahan umur ini mengenai accretion ini dapat dilihat pada


peternakan, kehutanan, dan bertambahnya nilai karena proses penuaan
(aging Process) daripada anggur.

Tugas Paper Lab AKM

Dari definisi dan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa


pertumbuhan alamiah (accretion) adalah bagian dari konsep pengakuan
pendapatan. Dalam accretion, perubahan aktiva netto tercermin dari
kenaikan nilai aktiva tersebut sebagai akibat dari proses pertumbuhan
secara alamiah.

3. Sifat-Sifat Pertumbuhan Alamiah


Sifat

dari

pertumbuhan

alamiah

tidak

lepas

dari

sifat-sifat

pendapatan serta pendekatan tentang pendapatan seperti telah


dijelaskan di atas. Tuanakotta memberikan pendapat sebagai berikut :
Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep revenue yang
dapat ditemukan dalam literatur akuntansi. Pertama, pendekatan yang
memusatkan perhatian kepada arus masuk (inflow) daripada assets
yang ditimbulkan oleh kegiatan operasional perusahaan. Yang kedua
memusatkan perhatian kepada penciptaan barang dan jasa oleh
perusahaan dan transfer barang dan jasa tersebut kepada konsumen
atau produsen.
Kemudian Tuanakotta (1985:161) juga menjelaskan sebagai berikut :
namun dalam definisi-definisi tersebut tersirat bahwa produk
tersebut harus meninggalkan perusahaan (jadi merupakan outflow
concept.) Committee on Accounting Concepts and Standarts dari AAA
misalnya memberikan definisi: pendapatan adalah pernyataan sumber
moneter mengenai barang dan jasa yang ditransfer perusahaan kepada
langganan-langganannya dalam suatu jangka waktu tertentu.
Dari uraian tersebut pendapatan dari pertumbuhan hanya dapat diakui
melalui proses penilaian persediaan secara komperatif atau persediaan
dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih yang
lebih rendah untuk kepentingan pelaporan pendapatan pada waktu

Tugas Paper Lab AKM

tertentu, karena nilai dari persediaan dapat mencerminkan pendapatan


yang dikandungnya. Keadaan ini memungkinkan perspektif yang lebih
luas bagi proses pengukuran dan penetapan pendapatan, sedangkan
bila pertumbuhan diterapkan dengan pendekatan inflow, maka tidak
memungkinkan perspektif yang lebih luas bagi proses pengukuran dan
saat pelaporannya. Pada umumnya aktiva akan bertambah dan
kewajiban akan berkurang pada waktu penjualan atau penyerahan
barang

dan

jasa.

Pendekatan

arus

masuk

juga

mengharuskan

pernyataan yang teliti mengenai arus mana yang boleh dianggap


sebagai pendapatan. Jika pendapatan dirumuskan dengan cara ini maka
ada pengecualian, seperti pendapatan dilaporkan sebelum penjualan
dan sebelum arus masuk aktiva benar-benar terjadi.
Hal ini kurang sesuai diterapkan dalam pengakuan pendapatan
pertumbuhan. Dari penjelasan di atas definisi pendapatan sebagai
produk lebih unggul dibandingkan dengan konsep outflow.

4. Kriteria-Kriteria Pertumbuhan
Berhubungan

dengan

kriteria

yang

harus

dipenuhi

untuk

penerapan pengakuan pendapatan pertumbuhan ini, Hendriksen (1990:


176) mengemukakan sebagai berikut :
Kriteria yang penting adalah kepastian harga jual itu tambahan biaya
yang diperlukan untuk memungkinkan pertumbuhan optimum dan
persiapan penjualan. Jika pasar yang pantas tidak terjamin, atau jika
tambahan tidak pasti, maka pelaporan pendapatan dari pertumbuhan
sangat tidak tepat.
Jadi kriteria yang paling penting untuk diterapkannya konsep
pertumbuhan adalah adanya kepastian tentang harga jual akhir dari
produk dan biaya-biaya tambahan lainnya yang dari produk dan biayabiaya

tambahan

lainnya

yang

dibutuhkan

untuk

memungkinkan

Tugas Paper Lab AKM

pertumbuhan yang optimal dan persiapan-persiapan untuk melakukan


penjualan.
Pentingnya

penilaian

dalam

konsep

accretion

ini

karena

penekanannya diletakkan pada pengakuan dan pencatatan perubahan


nilai yang didukung dengan bukti terbaik dari nilai keluaran akhir
persediaan atau kas yang akhirnya diterima. Untuk dapat mendekati
nilai keluaran atas persediaan dalam konsep accretion, maka dianjurkan
memakai pendekatan nilai bersih yang dapat direalisasi (Net Realizable
Value/NVR). Pendekatan tersebut seperti telah dikemukakan oleh
Hendriksen maupun Tanakotta.
Dalam perhitungan ini maka menghitung pendapatan karena
pertumbuhan

alamiah

membandingkan

Net

atau

Realizable

accretion
Value

dilakukan

dengan

nilai

dengan
persediaan

sebelumnya. Pemakaian konsep nilai bersih yang dapat direalisasi


dalam pengukuran nilai persediaan bukan merupakan penyimpangan
dari prosedur penilaian yang lazim. Hal tersebut lebih merupakan upaya
guna memenuhi tujuan pokok akuntansi yaitu mendekatkan nilai
persediaan pada nilai output yang wajar.
Selanjutnya pengakuan pendapatan berdasarkan pertumbuhan
alamiah/acceretion dapat ditentukan dengan membandingkan nilai-nilai
persediaan dari periode ke periode. Sedangkan perhitungan untuk
menentukan pendapatan atau laba dari pertumbuhan dapat dipakai
seperti yang disebutkan dalam Bab I. Sehubungan dengan penentuan
waktu pengembangan maka untuk penilaian pendapatan dengan
pertumbuhan

alamiah/accretion

harus

memperhatikan

prinsip

konservatif. Dalam hal demikian perusahaan dapat mengukur nilai


persediaan dengan mengurangkan Normal Mark-Up dari nilai bersih
yang dapat direalisasi (Net Realizable Value). Nilai tersebut merupakan
input value dari persediaan, sedangkan nilai bersih yang direalisasi
merupakan nilai keluaran atau output value.

Tugas Paper Lab AKM

B. Completion of Production Basis


Dalam AICPA 85-3, sebuah kasus pendapatan dengan completion of
production basis, pendapatan diakui walaupun belum terjadi penjualan.
Contohnya seperti

logam mulia dan produk agricultural dengan harga

yang terjamin. Pendapatan dapat diakui ketika logam tersebut ditambang


atau pemanenan walaupun belum terjadi penjualan ataupun kontrak
dengan pembeli, karena harga jual sudah dijamin setiap unit dapat
dipertukarkan dan biaya dalam mendistribusikan produknya tidak terlalu
signifikan.
Hal ini berlaku untuk produk-produk pertanian dan mineral karena
(1) ada pasar siap untuk produk ini dengan harga yang cukup terjamin, (2)
satuan yang dipertukarkan, dan (3) menjual dan mendistribusikan tidak
melibatkan biaya signifikan. Ketika penjualan atau penerimaan kas
mendahului produksi dan serah terima, dalam kasus berlangganan
majalah, pendapatan dapat diakui pada saat produksi atau penyerahan.

C. Agricultural Menurut IFRS 141


a. Agriculture Industry
Dalam perusahaan agriculture produk yang dipanen adalah dari
aset-aset biologi. Aset-aset biologi dapat berupa suatu binatang atau
tanaman yang hidup.
Suatu asset biologi (atau hasil pertanian) diakui jika semua
kondisi-kondisi berikut terpenuhi:
1. Control: kesatuan mengendalikan asset
2. Future Economic Benefits: kemungkinan

untuk

menerima

manfaat ekonomi masa depan


3. Measurement: nilai wajar atau biaya asset itu dapat dipercaya,
diukur, terukur

Tugas Paper Lab AKM

b. Pengukuran Pendapatan Perusahaan Agriculture


suatu asset biologi di/terukur
pada nilai wajar -biaya-biaya penjualan yang diperkirakan
di titik pengenalan yang awal dan
pada akhir masing-masing periode pelaporan
hasil pertanian di/terukur
hampir dipanen
c. Keuntungan atau kerugian
Suatu keuntungan atau kerugian dari pengenalan awal termasuk
keuntungan atau kerugian
Suatu keuntungan atau kerugian dari suatu perubahan di dalam
nilai wajar -biaya-biaya penjualan yang diperkirakan termasuk
keuntungan atau kerugian
Suatu keuntungan atau kerugian dari pengenalan yang awal
termasuk di keuntungan atau kerugian
d. Penggolongan Aset-aset Biologi
1. Asset-asset biologi dewasa: sudah mencapai spesifikasi bisa
panenan dan dapat mendukung panenan regular
2. Asset-asset biologi belum dewasa

Analisis Pengakuan Pendapatan


Perusahaan London Sumatera Indonesia
Tugas Paper Lab AKM

Perusahaan ini bergerak dibidang industri perkebunan dengan


menanam dan memelihara tanaman kelapa sawit, karet, kakao, kelapa,
teh, dan kopi, serta mengolah hasil perkebunan tersebut dan menjual
hasilnya di dalam maupun di luar negeri, dengan proporsi pemasaran
lokal dan ekspor masing-masing sebesar 70% dan 30%.
Dalam menjalankan usahanya, perusahaan ini mengakui persediaan
sebesar yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi
bersih. Harga perolehan produk dalam proses dan produk jadi terdiri dari
semua biaya di kebun dan alokasi biaya tak langsung menggunakan luas
lahan sebagai dasar alokasi. Harga perolehan bahan penunjang dan suku
cadang terdiri dari harga pembelian ditambah dengan biaya angkut dan
asuransi. Harga perolehan ditentukan dengan menggunakan metode ratarata tertimbang. Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan
dalam kegiatan usaha normal dikurangkan estimasi biaya penyelesaian
dan biaya penjualan. Penyisihan untuk persediaan usang dan tidak lancar
ditentukan berdasarkan estimai penggunaan dan penjualan masingmasing jenis persediaan pada masa mendatang.
Perusahaan membedakan tanaman perkebunan menjadi tanaman
belum menghasilkan dan tanaman telah menghasilkan. Dan memasukkan
keduanya sebagai asset tidak lancar perusahaan. Biaya-biaya pembibitan,
persiapan lahan penanaman, pemupukan , pemeliharaan dan alokasi
biaya tidak langsung berdasarkan luas lahan di kapitalisasi ketanamanan
belum menghasilkan. Biaya-biaya tersebut termasuk kapitalisasi biaya
pinjaman dan rugi selisih kurs yang merupakan penyesuaian terhadap
biaya bunga yang timbul dari pinjaman yang digunakan untuk mendanai
tanaman belum menghasilkna selama periode periode tertentu.
Tanaman

belum

menghasilkan

di

reklafikasi

ketanaman

menghasilkan pada saat tanaman mulai menghasilkan dan mulai di


susutkan sejak saat pemindahan. Tanaman kelapa sawit dianggap dapat
menghasilkan bila sudah berumur tiga sampai 4 tahun, sedangkan untuk

Tugas Paper Lab AKM

tanaman karet sekitar 5-6 tahun. Jangka waktu tanamann dapat


menghasilkan ditentukan oleh pertumbuhan vegetative dan berdasarkan
tkasiran manajemen.
Tanaman telah menghasilkan dicatat sebesar biaya perolehan saat
rekalifikasi dilakukan dan disusutkan sesuai dengan metode garis lurus
dengan taksiran masa ekonomis selama 20 sampai 25 tahun.
Perusahaan hanya mengakui revenue pada saat penjualan dan
penyerahan barang dengan pelanggan telah dilakukan. Dan mengakui
beban pada saat terjadinya dengan menggunakan dasar accrual basis.
Revenue dilaporkan dalam laporan keuangan perusahaan, langsung
sebagai penjualan bersih, yaitu total penjualan dikurangi retur, pajak
ekspor, dan pajak penjualan tanpa merinci jumlah nominal masingmasing.
Perusahaan tidak menggunakan pengakuan pendapatan dengan
metode

Completion

of

Production

Basis

ataupun

Accretion

Basis.

Pertumbuhan aset-aset biologi seperti tumbuhan yang dimiliki perusahaan


belum diakui sebagai pendapatan. Perusahaan juga tidak melaporkan
semua hasil panen sebagai pendapatan perusahaan. Perusahaan hanya
mengakui hasil panen yang sudah terjual saja. Hal ini dilakukan, mungkin
dikarenakan belum ada Standar Akuntansi yang mengatur pengakuan
pendapatan perusahaan agricultural di Indonesia.

Tugas Paper Lab AKM

Você também pode gostar