Você está na página 1de 4

1.

Anamnesis
-

Identitas
Tinggi berat badan: untuk melihat apakah pasien ada potensi
menderita penyakit kardiovaskular atau menderita obesitasi(orang
obes memiliki kemungkinan menderita penyakit sendi karena berat
badannya)

Keluhan Utama

Riwayat penyakit sekarang :


Pernahkah pasien muntah darah atau ada butiran kopi? : untuk
melihat adanya perdarah pada SCA dan apakah perdarahan terjadi
pada daerah lambung.
Berapa banyak, berapa kali dan sejak kapan pasien muntah?: untuk
melihat seberapa berat dan lama pasien mengalami keluhan
Apakah muntah pertama mengandung darah atau hanya yang
berikutnya?(pertimbangkan kemungkinan perdarahan akibat robekan
Mallory-Weiss karena robekan esofagus setelah muntah)
Adakah gangguan pencernaan, nyeri dada, refluks asam atau nyeri
abdomen?adakah kehilangan darah per rektum atau melena(yang
menunjukan perdarahan gastrointestinal bagian atas)? Apakah darah
tercampur atau terpisah dengan tinja? Adakah perubahan kebiasaan
buang air besar? Adakah rasa nyeri saat defekasi? Adakah diare?
Apakah pasien pingsan atau pusing, khususnya saat duduk/berdiri
tegak?
Adakah gejala yang menunjukan anemia kronis (toleransi olahraga
menurun, lelah angina, sesak nafas dan lain-lain)
Lokasi keluhan (dimana?menyebar atau tidak?)
Onset/awitan dan kronologis (kapan terjadinya?berapa lama?)
Kuantitas keluhan (ringan?seberapa sering terjadi?)
Factor-faktor yan memperberat dan meringankan keluhan?
Nyeri (apakah nyeri?abagaimana sifat nyeri atau rasa tak enak yang
ada (misalnya terbakar,nyeri,atau menususk?) apakah nyeri menjalar?
apakah nyerinya hilang timbul?)
adakah mual,muntah perubahan buang air besar,tinja gelap/hitam?

Riwayat Penyakit Dahulu:


Apakah pernah mengalami penyakit saluran cerna sebelumnya?
Adakah riwayat kehilangan darah lewat saluran cerna sebelumnya,
anemia, kecendrungan perdarahan, penyakit hati(pertimbangkan
varices)?
Apakah pernah dilakukan operassi sebelumnya?

Obat yang pernah dikonsumsi pasien sebelumnya?


Pernahkah pasien mendapat terapi untuk peyakit saluran cerna,
termasuk terapi yang mungkin merupakan penyebab gejala(seperti
OAINS dan dispepsia)?
-

Riwayat Penyakit Keluarga:


adakah kondisi turunan yang mempengaruhi sistem gastrointestinal?
Adakah riwayat keganasan usus, kolitis, atau kondisi kerturunan yang
jarang seperti sindrom Osler-Weber-Rendu?

Riwayat Obat
: Penggunaan obat-obatan(OAINS, Fe dan obat
antikoagulan), Kebiasaan mengkonsumsi kopi dan alcohol,merokok
Jika konsumsi alkohol berlebihan, pertimbangkan gastritis akibat
alkohol, ulkus atau bahkan perdarahan varices

Pola makan dan diet


Pekerjaan dan gaya hidup

Anamnesis :
Faktor yang memperberat keluhan : Ditanyakan adakah faktor-faktor yang
memperberat sakit, seperti aktifitas makan, fisik, keadaan atau posisi tertentu.
Adakah makanan/ minuman tertentu yang menambah sakit, seperti makanan
pedas asam, kopi, alkohol panas, obat dan jamu. Bila aktifitas makan/ minum
menambah sakit menunjukkan proses di saluran cerna empedu dan pankreas.
Aktifitas fisik dapat menambah sakit pada pankreatitis, kholesistitis, apendisitis,
perforasi, peritonitis dan abses hati. Batuk, nafas dalam dan bersin menambah
sakit pada pleuritis.
Faktor yang meringankan keluhan: Ditanyakan adakah usaha penderita yang
dapat memperingan sakit, misalnya dengan minum antasida rasa sakit
berkurang, menunjukkan adanya inflamasi di saluran cerna bagian atas. Bila
posisi membungkuk dapat mengurangi sakit menunjukkan proses inflamasi dari
pankreas atau hati.
Gejala-gejala ulkus dapat hilang selama beberapa hari, minggu, atau beberapa
bulan dan bahkan dapat hilang hanya sampai terlihat kembali, sering tanpa
penyebab yang dapat diidentifikasi. Banyak individu mengalami gejala ulkus, dan
20-30% mengalami perforasi atau hemoragi yang tanpa adanya manifestasi
yang mendahului. Data subjektif berfokus pada keluhan yang dirasakan pasien
seperti
1. Nyeri : biasanya pasien dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul, seperti tertusuk
atau sensasi terbakar di epigastrium tengah atau di punggung. Hal ini diyakini
bahwa nyeri terjadi bila kandungan asam lambung dan duodenum meningkat
menimbulkan erosi dan merangsang ujung saraf yang terpajan. Teori lain
menunjukkan bahwa kontak lesi dengan asam merangsang mekanisme refleks
local yang mamulai kontraksi otot halus sekitarnya. Nyeri biasanya hilang
dengan makan, karena makan menetralisasi asam atau dengan menggunakan

alkali, namun bila lambung telah kosong atau alkali tidak digunakan nyeri
kembali timbul. Nyeri tekan lokal yang tajam dapat dihilangkan dengan
memberikan tekanan lembut pada epigastrium atau sedikit di sebelah kanan
garis tengah. Beberapa gejala menurun dengan memberikan tekanan local pada
epigastrium.
2. Pirosis (nyeri uluhati) : beberapa pasien mengalami sensasi luka bakar pada
esophagus dan lambung, yang naik ke mulut, kadang-kadang disertai eruktasi
asam. Eruktasi atau sendawa umum terjadi bila lambung pasien kosong.
3. Muntah : meskipun jarang pada ulkus duodenal tak terkomplikasi, muntah
dapat menjadi gejala ulkus peptikum. Hal ini dihubungkan dengan pembentukan
jaringan parut atau pembengkakan akut dari membran mukosa yang mengalami
inflamasi di sekitarnya pada ulkus akut. Muntah dapat terjadi atau tanpa
didahului oleh mual, biasanya setelah nyeri berat yang dihilangkan dengan
ejeksi kandungan asam lambung.
4. Konstipasi dan perdarahan : konstipasi dapat terjadi pada pasien ulkus,
kemungkinan sebagai akibat dari diet dan obat-obatan. Pasien dapat juga datang
dengan perdarahan gastrointestinal sebagian kecil pasien yang mengalami
akibat ulkus akut sebelumnya tidak mengalami keluhan, tetapi mereka
menunjukkan gejala setelahnya
2. Mekanisme kembung
Kembung dibedakan menjadi 2 bagian yaitu:
Berkelanjutan, biasanya akibat adanya massa atau pembesaran organ dalam
perut seperti tumor, cairan (asites), atau jaringan lemak (kegemukan)
Sementara/hilang timbul , yang berhubungan dengan peningkatan gas atau
cairan dalam lambung, usus halus maupun usus besar.
Penyebab kembung:
Produksi gas yang berlebihan
Produksi gas yang berlebihan biasanya disebabkan oleh bakteri, melalui 3
mekanisme. Pertama, jumlah gas yang dihasilkan oleh setiap individu tidak sama
sebab ada bakteri tertentu yang menghasilkan banyak gas sementara yang
lainnya tidak. Kedua, makanan yang sulit dicerna dan diabsorbsi di usus halus
menyebabkan banyaknya makanan yang sampai di usus besar sehingga
makanan yang harus dicerna bakteri akan bertambah dan gas yang dihasilkan
bertambah banyak. Contohnya adalah pada kelainan intoleransi laktosa,
sumbatan pancreas, dan saluran empedu. Ketiga, karena keadaan tertentu
bakteri tumbuh dan berkembang di usus halus dimana biasanya seharusnya di
usus besar. Biasanya hal ini berpotensi meningkatkan flatus (buang angin/kentut)
Sumbatan mekanis
Sumbatan dapat terjadi di sepanjang lambung sampai rectum, jika bersifat
sementara dapat menyebabkan kembung yang bersifat sementara. Contohnya
adalah adanya parut di katub lambung yang dapat mengganggu aliran dari
lambung ke usus. Sesudah makan makanan bersama udara tertelan, kemudian
setelah 1-2 jam lambung mengeluarkan asam dan cairan dan bercampur dengan
makanan untuk membantu pencernaan. Jika terdapat sumbatan yang tidak
komplit makan makanan dan hasil pencernaan dapat masuk ke usus dan dapat
mengatasi kembung. Selain itu kondisi feces yang terlalu keras juga dapat
menjadi sumbatan yang dapat memperparah kembung.

Sumbatan fungsional
Yang dimaksud sumbatan fungsional adalah akibat kelemahan yang tejadi pada
otot lambung dan usus sehingga gerakan dari saluran cerna tidak baik yang
menyebabkan pergerakan makanan menjadi lambat sehingga terjadi kembung.
Hal ini bisa terjadi pada penyakit gastroparesis, irritable bowel syndrome(IBS)
dan Hirschprung's. Selain itu faktor makanan seperti lemak juga akan
memperlambat pergerakan makanan, gas, dan cairan ke saluran cerna bawah
yang juga berakibat kembung. Serat yang digunakan untuk mengatasi sembelit
juga dapat menyebabkan kembung tanpa adanya peningkatan jumlah gas,
namun adanya kembung ini disebabkan oleh melambatnya aliran gas ke usus
kecil akibat serat.
Hipersensitifitas saluran cerna
Beberapa orang ada yang memang hipersensitif terhadap kembung , mereka
merasakan kembung padahal jumlah makanan, gas, dan cairan di saluran cerna
dalam batas normal, biasanya bila mengkonsumsi makanan yang mengandung
lemak.
Otto sindra tjhie
120111110
Otto_parameter@yahoo.co.id

Você também pode gostar