Você está na página 1de 9

Etiologi:

LAPORAN
Komplikasi:
1.
2.

Perforasi
Peritonitis
3. Abses Apendik

Definisi:

1.
2.

Apendisitis adalah peradangan dari appendiks vermiformis,


dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering.
(Mansjoer, 2001 ).

Obstruksi lumen : fecalit


Infeksi kuman dari colon yang paling
sering adalah E. Coli dan streptococcus

Apendisitisadalah kondisi di mana infeksi terjadi di umbai


cacing dan penyebab paling umum inflamasi akut pada
kuadran bawah kanan rongga abdomen. (Smeltzer, 2002).
Klasifikai:
1. Apendisitis akut.
2. Apendisitis kronis

Penatalaksanaan:
1.

2.
3.
4.

Sebelum operasi observasi


Dalam 8-12 jam setelah timbulnya
keluhan, tanda dan gejala appendisitis
sering kali masih belum jelas. Dalam
keadaan ini observasi ketat perlu
dilakukan.Pasien diminta melakukan
tirah baring dan dipuasakan.
Anti biotik (ampisilin, gentamisin,
metronidazol, atau klindomisin)
Operasi appendiktomi
Pembedahan diindikasikan bila diagnosa
apendisitis telah ditegakkan.
Tindakan post operatif, satu hari pasca
bedah klien dianjurkan untuk duduk
tegak di tempat tidur, 3 hari berikutnya
bisa pulang

Apendisitis
Tanda dan gejala:
Pemeriksaan
Diagnostik:
1.
2.

Pemeriksaan darah lengkap


USG

Masalah Keperawatan :
1.
2.

Nyeri akut b/d agen injuri biologi


Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b/d penurunan intake makanan
3. Resiko kekurangan volume cairan b/d intake
cairan yang tidak adekuat
4. Hipertermi b/d adanya inflamasi pada apendik
5. Resiko infeksi b/d tidak adekuatnya pertahanan
utama pada apendisitis
6. Intoleransi aktivitas b/d fatigue

1.

Nyeri kuadran kanan bawah dan biasanya demam


ringan

2.

Mual, muntah

3.

Anoreksia

4.

Nyeri tekan lokal pada titik Mc. Burney

5.

Keram otot

6.

Konstipasi, diare

Pathw

Infeksi kuman, obstruksi rongga lumen


Produksi mucus meningkat
Elastisitas dinding apendik menurun
Peningkatan tekanan intra lumen dinding apendik
Tekanan akan menghambat aliran limfe
Edema, ulserasi mukosa
Inflamasi apendik

Peningkatan suhu tubuh

Hipertermi

Aliran darah dan cairan limfe tidak sempurna


Aliran darah terganggu
Terputusnya aliran darah

Apendik mengalami kerusakan dan pembusukan

Obtruksi vena, bakteri menembus dinding apendik

Apendik berisi nanah dan usus buntu bisa pecah

Distensi abdomen
Menekan gaster
Peningkatan produksi HCL
Mual, muntah

Resiko kekurangan volume cairan


Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Perforasi

Resiko Infeksi

Cemas Appendiktomy (Pembedahan)


Insisi bedah

Resiko Infeksi

Terputusnya kontuinitas jaringan


Nyeri

Intoleransi Aktifitas

Diagnosa Keperawatan Yang Sering Muncul

N
O
1

Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut b/d agen injuri biologi : peningkatan intra lumen
NOC
Pain Level : Nyeri berkurang
Kriteria Hasil :
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
Mampu mengenali nyeri (skala nyeri 0-2)
Tanda vital dalam rentang normal(TD sesuai umur, RR : 16-24x/menit, N : 60100x/menit, S : 36-37,5 0C)
NIC :
Atur posisi yang nyaman bagi klien : posisi fowler, semi fowler
Observasi nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, frekuensi dan
observasi reaksi non verbal klien
Pantau TTV
Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
Anjurkan klien untuk kompres hangat pada bagian perut yang sakit
Ajarkan tentang teknik non farmakologi : teknik distraksi, teknik relaksasi
Anjurkan untuk meningkatkan istirahat
Kolaborasi dengan ahli medis dalam pemberian analgetik
Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan intake makanan
NOC
Pasien dapat memenuhi kebutuhan nutrisi
Kriteria Hasil :
Beratbadan ideal (45-55 kg)
Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
Konjungtiva tidak anemis, nafsu makan meningkat
Makanan habis 1 porsi
Intervensi :
NIC :
Observasi adanya alergi makanan
Timbang BB pasien dan monitor adanya penurunan berat badan
Monitor mual dan muntah, konjungtiva
Pantau Hb, Ht
Auskultasi bising usus
Berikan makanan sedikit tapi sering
Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diit pasien rendah lemak
Kolaborasi dengan ahli medis dalam pemberian terapi anti emetic
Resiko kekurangan volume cairan b/d intake cairan yang tidak adekuat
NOC :
Resiko kekurangan volume cairan tidak terjadi

Kriteria Hasil :
Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal
TTV dalam batas normal (TD sesuai umur, RR : 16-24x/menit, N : 60-100x/menit,
S : 36-37,5 0C)
Elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang
berlebihan
Intervensi :
NIC :
Pantau intake dan output yang akurat
Monitor vital sign
Observasi membran mukosa, turgor kulit
Monitor intake oral
Monitor berat badan
Anjurkan klien untuk menambah masukan oral
Kolaborasikan pemberian cairan intravena IV
4

Hipertermi b/d adanya inflamasi pada apendik


NOC :
Suhu tubuh normal (36,50C-37,50C)
Kriteria Hasil :
TTV dalam rentang normal (TD sesuai umur, RR : 16-24x/menit, N : 60100x/menit, S : 36-37,5 0C)
Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing, merasa nyaman
Intervensi :
NIC :
Pantau TTV
Anjurkan klien untuk melakukan kompres pada lipat paha, dahi dan aksila
Monitor warna dan suhu kulit
Monitor intake dan output
Anjurkan pasien untuk banyak minum 1500-2000 cc/hari ( sesuai toleransi )
Tingkatkan tirah baring
Kolaborasikan dengan dokter mengenai pemberian cairan intravena dan pemberian
terapi anti piretik
Resiko infeksi b/d tidak adekuatnya pertahanan utama pada apendisitis
NOC :
Risk control : resiko infeksi dapat diatasi
Kriteria Hasil :
Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi (tidak bengkak, tidak panas, tidak
kemerahan, tidak nyeri, tidak fungsiolaesa)
Jumlah leukosit dalam batas normal (4500-11000/cmm)
Menunjukkan perilaku hidup sehat
NIC :
Batasi pengunjung bila perlu
Pantau TTV
Pantau hasil leukosit
Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan

Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung


Anjurkan meningkatkan intake nutrisi
Anjurkan istirahat
Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
Kolaborasi dengan ahli medis dalam pemberian terapi

Cemas
Kriteria Hasil :

Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas

Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk


mengontol cemas

Vital sign dalam batas normal


NIC :
Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)

Gunakan pendekatan yang menenangkan


Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
Pahami prespektif pasien terhdap situasi stres
Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis
Dorong keluarga untuk menemani anak
Dengarkan dengan penuh perhatian
Identifikasi tingkat kecemasan
Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
Barikan obat untuk mengurangi kecemasan
Intoleransi aktivitas b/d fatigue
NOC :
Energy conservation
Self Care : ADLs
Kriteria Hasil :
Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi
dan RR
Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri
NIC :
Energy Management

Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas


Dorong anak untuk mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan
Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan

Monitor nutrisi dan sumber energi tangadekuat


Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan
Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas
Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
Activity Therapy
Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalammerencanakan progran terapi yang
tepat.
Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yangsesuai dengan kemampuan fisik, psikologi
dan social
Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas
yang diinginkan
Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek
Bantu untu mengidentifikasi aktivitas yang disukai
Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang

Mual
NOC:
Comfort level
Hidrasil
Nutritional Status
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama . mual pasien teratasi dengan kriteria
hasil:
Melaporkan bebas dari mual
Mengidentifikasi hal-hal yang mengurangi mual
Nutrisi adekuat
Status hidrasi: hidrasi kulit membran mukosa baik, tidak ada rasa haus yang abnormal,
panas, urin output normal, TD, HCT normal
NIC :
Fluid Management
Pencatatan intake output secara akurat
Monitor status nutrisi
Monitor status hidrasi (Kelembaban membran mukosa, vital sign adekuat)
Anjurkan untuk makan pelan-pelan
Jelaskan untuk menggunakan napas dalam untuk menekan reflek mual
Batasi minum 1 jam sebelum, 1 jam sesudah dan selama makan
Instruksikan untuk menghindari bau makanan yang menyengat
Berikan terapi IV kalau perlu
Kelola pemberian anti emetik.

DAFTAR PUSTAKA
Doenges E, Marilynn, dkk. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk
Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC
Heather, H. (2010). Diagnosis Keperawatan: definisi dan klasifikasi 2009-2011. Jakarta:
EGC
Indra. (2001). Askep Apendik Akut.dalam http://wordpress.com, diakses tanggal 06Agustus
2012
Karnen, G. (2002). Pedoman Penatalaksanaan Apendisitis Akut Jakarta : CV Infomedika
Mansjoer, Arif., et all. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI Jakarta :
Media Aescullapius.
Smeltzer, Suzanna C. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner dan Suddart.
(Alih bahasa Agung Waluyo). Edisi 8. Jakarta: EGC
Suyanto, Ingen. (2003).Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NN. I DENGAN APENDISITIS AKUT


DI RUANG AL KAHFI RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL
YOGYAKARTA

Disusun Oleh :
KELOMPOK A1 dan A4

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH
YOGYAKARTA
2015

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M DENGAN HIPERTENSI


DI RUANG AL KAHFI RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL
YOGYAKARTA

Disusun Oleh :
KELOMPOK A1 dan A4

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH
YOGYAKARTA
2015

Você também pode gostar