Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama
Usia
Jenis kelamin
Alamat
Nama orang tua
Pekerjaan
Pendidikan
Agama
Suku/bangsa
No. Registrasi
Tanggal MRS
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
F. Pola Aktivitas
Sebelum sakit pola aktivitas sehari- hari klien normal , namun saat
sakit pasien lemas dan hanya bisa berbaring di tempat tidur.
G. Riwayat Nutrisi
Nafsu makan disertai dengan mual dan muntah.
H. Pola Eliminasi
Konsistensi feses lembek sebagai upaya tubuh mengkompensasi
panas.
I.
J. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : lemas
Kesadaran : compos mentis
TTV
Tekanan darah
Suhu (normal )
Nadi (mungkin melambat)
RR
:: 36,5 37,5C
: 100- 120 x/ menit (normal)
: 20- 30x/menit (normal)
pendengaran baik
f. Leher
: dikaji apakah ada pembesaran tiroid
3. Thorak & dada
a. Jantung
-Inspeksi
- Palpasi
- Perkusi
-Auskultasi
:
:
:
: tidak terdengar suara jantung tambahan,
b. Paru
-
Inspeksi
dan kanan
- Palpasi
:
- Perkusi
: resonan
- Auskultasi : tidak ada ronchi dan suara tambahan.
4. Payudara & ketiak
Dikaji ukuran, kesimetrisan, warna kemerahan karena infeksi
5. Punggung & tulang belakang
6. Abdomen
- Inspeksi
- Palpasi
- Perkusi
- Auskultasi
Antibiotik
ANALISA DATA
Data
Etiologi
DO :
-kulit kemerahan
-peningkatan suhu tubuh
Masalah
Keperawatan
Hipertermia
leukosit karena
terangsang
diatas normal
-takikardi
-kulit teraba hangat
-kejang
mikroorganisme
Inflamasi
DS :
-klien mengeluh panas
Merangsang hipotalamus
Merangsang IL-1
dan lemas
Set poit
Suhu dalam tubuh
demam
Hipertermia
DO :
-penurunan TD
-penurunan nadi
-penurunan turgor kulit
-membran mukosa kering
-kulit kering
-peningkatan suhu tubuh
-kelemahan
-peningkatan nadi
DS :
-klien
mengeluh
lemas
Set poit
aktivitas
-klien sering mual dan
muntah
demam
Hipertermia
Peningkatan metabolisme
Kekurangan
volume cairan
basal
Tubuh banyak
mengeluarkan keringat
Dehidrasi
Kekurangan volume
cairan
DO :
-suhu
klien
Resiko infeksi
leukosit karena
terangsang
mikroorganisme
DS :
-klien mengeluh panas
dan lemas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertemi b.d reaksi imun tubuh
2. Kekurangan volume cairan b.d output berlebih melalui keringat
3. Resiko infeksi b.d penurunan sistem kekebalan tubuh
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Hipertemi b.d reaksi imun tubuh
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1X24 jam suhu
tubuh kembali normal (36-37OC)
Kriteria hasil:
- Demam turun atau berkurang
- Suhu tubuh berangsur normal (36-37OC)
RASIONAL
Mandiri :
Berikan kompres hangat
Kompres
hangat
dapat
atau
tingkatkan
intake Dengan
memberikan
meningkatkan
diharapkan
intake
dapat
atau
cairan
membentu
terjadinya evaporasi
Observasi tanda vital : suhu tubuh, Tanda
nadi, dan pernapasan
vital
merefleksikan
memonitor
status
kesehatan klien
Kolaborasi :
Antipiretik
Pemberian antipiretik
digunakan
untuk
yang
dibuktikan
oleh
tanda-tanda
vital
stabil,
RASIONAL
Mandiri :
Evaluasi,
laporkan,
dan
catat
Perkiraan
kehilangan
cairan
Membantu
menentukan
beratnya
kehilangan
cairan,
meskipun
sianosis
dan
perubahan
pada
pemberian
cairan
peroral
Peninkatan
cairan
peroral
membantu
dapat
meningkatkan
relevan
dengan
keseimbangan
Meningkatkan
volume
darah
indikasi
RASIONAL
Mandiri :
Berikan isolasi/pantau pengunjung Isolasi luka/linen dan mencuci tangan
sesui dengan indikasi
untuk
drainase
pengunjung
luka/pembatasan
dibutuhkan
untuk
melindungi pasien
dan mengurangi
kemungkinan infeksi.
Cuci tangan sebelum dan sesudah Mengurangi kontaminasi silang
melakukan tindakan
Gunakan tehnik steril pada
waktu Mencegah
masuknya
bakteri,
Demam
38.5-
40C
efek
hipotalamus
Hipotermia tanda penurunan perfusi
Amati
adanya
menggigil
diaphoresis
jaringan
dan Menggigil
seringkali
memuncaknya
suhu
mendahului
adanya
infeksi
umum
Kolaborasi :
Pemeriksaan spesimen urine, darah, Identifikasi terhadap portal entry dan
sputum,
luka
dalam
gram, kultur
dalam pengobatan
EVALUASI KEPERAWATAN
1. Hipertemi b.d reaksi imun tubuh
S : klien mengatakan demam berkurang
O : Suhu tubuh menunjukkan normal (36,5C) dan akral klien
teraba hangat
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi . Berikan antipiretik sesuai dengan indikasi
dokter , jika perlu kolaborasi pemberian antibiotik
2. Kekurangan volume cairan b.d output berlebih melalui keringat