Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Puji dan syukur kita haturkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat perlindunganNya
dan seizinNya maka kita dapat berkumpul untuk menyelenggarakan suatu momen penting bagi
roda organisasi PPTSB yaitu Musyawarah Besar Parsadaan Pomparan Toga Sinaga dohot Boruna
se Indonesia yang keduabelas (Mubes XII PPTSB) dari tanggal 28 s/d 31 Oktober bertempat di
Hotel Gorat, Urat-Samosir, Sumatera Utara, yang dihadiri oleh seluruh saudara-saudara kami
peserta MUBES XII PPTSB yang berasal dari berbagai cabang di seluruh penjuru Indonesia.
Hasil MUBES XII PPTSB se Indonesia ini kami persiapkan dengan tujuan untuk dapat
digunakan oleh segenap para peserta MUBES XII PPTSB, Pimpinan Pusat PPTSB, Pimpinan
Wilayah, Pimpinan Cabang, dan seluruh warga PPTSB sebagai acuan untuk mencapai visi, misi,
dan tujuan PPTSB 4 tahun ke depan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam menghadirkan
hasil MUBES XII PPTSB ini, baik kekuranglengkapan, kesalahan redaksi, kekurang sempurnaan
kalimat, untuk itu dengan segala kerendahan hati Panitia memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian hasil MUBES XII PPTSB se Indonesia ini kami sampaikan, semoga bermanfaat untuk
mendorong kemajuan warga PPTSB dalam segala aspek kehidupan dan profesi.
Terima kasih
Horas, horas, horas
Urat, Samosir, 31 Oktober 2010
Panitia MUBES XII PPTSB se Indonesia
Ketua
Sekretaris
DAFTAR ISI
1. Keputusan Mubes XII PPTSB se Indonesia Nomor: 01/MUBES XII/PPTSB/X/2010 tentang
Jadwal Acara Mubes XII PPTSB se Indonesia.
2. Keputusan Mubes XII PPTSB se Indonesia Nomor: 02/MUBES XII/PPTSB/X/2010 tentang
Tata Tertib Mubes XII PPTSB se Indonesia.
3. Keputusan Mubes XII PPTSB se Indonesia Nomor: 03/MUBES XII/PPTSB/X/2010 tentang
Pimpinan Sidang Mubes XII PPTSB se Indonesia.
4. Keputusan Mubes XII PPTSB se Indonesia Nomor: 04/MUBES XII/PPTSB/X/2010 tentang
Pengesahan Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Pusat PPTSB Periode 2006-2010.
5. Mubes XII PPTSB se Indonesia Nomor: 05/MUBES XII/PPTSB/X/2010 tentang
Pembentukan Formatur kepengurusan Hasil Mubes XII PPTSB 2010.
6. Keputusan Mubes XII PPTSB se Indonesia Nomor: 06/MUBES XII/PPTSB/X/2010 tentang
Penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPTSB se Indonesia.
7. Keputusan Mubes XII PPTSB se Indonesia Nomor: 07/MUBES XII/PPTSB/X/2010 tentang
Program Kerja Pengurus Pusat PPTSB Periode Tahun 2010-2014.
a. Bidang Tata Kelola Organisasi/ Kelembagaan
b. Bidang Parartaon/Aset PPTSB
c. Bidang Pemberdayaan Ekonomi dan Pendidikan
d. Bidang Sosial, Budaya, dan Politik
8. Keputusan Formatur Mubes XII PPTSB se Indonesia Nomor: 01/FORMATUR/MUBES
XII/PPTSB/I/2010 Hasil Sidang-Sidang Komisi Mubes XII PPTSB se Indonesia Tahun 2010.
9. Keputusan Mubes XII PPTSB se Indonesia Nomor: 08/MUBES XII/PPTSB/X/2010 tentang
Ketua Umum, Komposisi dan Personalia Kepengurusan PPTSB se Indonesia Periode 20102014.
10. Pidato Pimpinan Sidang Tentang Penutupan Sidang Paripurna Mubes Ke XII
KEPUTUSAN
MUSYAWARAH BESAR XII
PARSADAAN POMPARAN TOGA SINAGA DOHOT BORUNA (PPTSB)
Nomor: 01/MUBES/XII/PPTSB/X/2010
TENTANG
JADWAL ACARA MUSYAWARAH BESAR XII PPTSB SE INDONESIA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MUSYAWARAH BESAR XII PPTSB SE INDONESIA
MENIMBANG
1.
2.
MENGINGAT
1.
2.
MEMPERHATIKAN
MENETAPKAN
Jadwal Acara Musyawarah Besar XII PPTSB se Indonesia secara lengkap seperti terdapat pada
lampiran 1 keputusan ini yang merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan keputusan
ini.
Pasal 2
Jadwal acara sebagaimana dimaksud dalam diktum pertama adalah pedoman dalam
melaksanakan musyawarah besar XII PPTSSB se Indonesia pada tanggal 28 s/d 31 Oktober 2010
di Urat, Samosir.
Pasal 3
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan akan berakhir dengan
sendirinya setelah musyawarah besar XII PPTSB se Indonesia selesai dilaksanakan.
Sekretaris
TAHUN 2010
HARI/WA
ACARA
KTU
Kamis, 28
Okt 2010
15.00Pendaftaran/penerimaan peserta
18.00
18.00Makan malam
19.30
19.30Ramah tamah dan perkenalan.
20.30
Hiburan
20.3022.30
22.30
Rapat Pleno I
12.0013.30
13.3014.00
14.0014.30
14.3015.00
15.0015.30
15.30-
TEMP
AT
OC
Panitia
Seksi
Hiburan
SC
Jumat, 29
Okt 2010
07.00Sarapan Pagi
08.00
08.00Upacara Pembukaan Mubes XII PPTSB Se
10.00
Indonesia:
- Ibadah Singkat
- Upacara Nasional
- Mars Toga Sinaga
- Laporan Ketua Mubes XII
- Sambutan Tokoh Sinaga/Anak Rantau
- Sambutan Penasehat
- Sambutan Ketua Umum PPTSB Sekaligus
membuka Mubes
10.0012.00
PELAKSAN
A
OC
Seksi
Kerohanian
Prof. Dr. Jon
Piter
Sinaga
Ir. Sahat M.
Sinaga
OC
Seksi
Adat/Hibura
n
16.00
16.3017.30
17.3019.00
19.0022.30
19.0020.30
20.3021.30
21.3022.30
22.30-
OC
Pimpinan
Sidang
Pimpinan
Sidang
SC/OC
SC/OC
Istirahat
Sabtu, 30
Okt 2010
07.00Sarapan Pagi
08.00
08.00Rapat Komisi-Komisi:
12.00
- Komisi I
: Bidang Tata Kelola
Organisasi/Kelembagaan
- Komisi II : Bidang Parartaon/Aset PPTSB
- Komisi III : Bidang Pemberdayaan Ekonomi,
Pendidikan
- Bidang IV : AD/ART PPTSB
- Bidang V : Bidang Sosial Budaya dan Politik
12.00Makan Siang
13.00
13.00Rapat Pleno III
16.00
Penyampaian Hasil dan rangkuman Sidang
Komisi:
- Komisi I
: Bidang Tata Kelola
Organisasi/Kelembagaan
- Komisi II : Bidang Parartaon/Aset PPTSB
- Komisi III : Bidang Pemberdayaan Ekonomi,
Pendidikan
- Bidang IV : AD/ART PPTSB
Bidang V : Bidang Sosial, Budaya dan Politik
16.00Pemilihan Tim Fomateur Mubes XII PPTSB
17.30
17.30Istirahat dan Makan Malam
19.00
19.00Rapat Tim Formateur
20.00
20.00Penyampaian Sidang Rapat Formateur Mubes
21.00
XII PPTSB
21.00Rapat Pleno IV:
22.30
- Penetapan Keputusan Sidang Mubes XII PPTSB
- Penutupan Sidang Mubes XII PPTSB
OC
22.30-
Istirahat
Minggu,
31
Okt
2010
07.0008.00
08.0009.30
09.3013.00
Serapan Pagi
Kebaktian Minggu
Upacara Penutupan dan pelantikan Pengurus
Pusat PPTSB Periode 2010-2014:
- Pelantikan Pengurus Pusat PPTSB Periode
2010-2014.
- Penyerahan Hasil-Hasil Keputusan Mubes XII
PPTSB.
- Kata-kata Sambutan:
1. Ketua Panitia Mubes XII PPTSB
2. Ketua Cabang PPTSB Kabupaten Samosir
3. Pengurus Pusat PPTSB Periode 2006-2010
4. Pengurus Pusat PPTSB Periode 2010-2014
5. Penasehat PPTSB sekaligus menutup Mubes
XII PPTSB.
6. Manortor Bersama
7. Makan Siang
8. Doa Penutupan Mubes
KEPUTUSAN
MUSYAWARAH BESAR XII
PARSADAAN POMPARAN TOGA SINAGA DOHOT BORUNA (PPTSB)
Nomor: 02/MUBES/XII/PPTSB/X/2010
TENTANG
TATA TERTIB MUSYAWARAH BESAR XII PPTSB SE INDONESIA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MUSYAWARAH BESAR XII PPTSB SE INDONESIA
MENIMBANG
1.
2.
MENGINGAT
1.
2.
MEMPERHATIKAN
1.
Rapat pleno pendahuluan musyawarah besar PPTSB seIndonesia pada tanggan 28 Oktober 2010 pukul 21.00 Wib di
Hotel Gorat Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir.
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN
Pasal 1
Tata Tertib Musyawarah Besar XII PPTSB se Indonesia secara lengkap seperti terdapat pada
lampiran keputusan ini yang merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan keputusan
ini.
Pasal 2
Tata Tertib sebagaimana dimaksud dalam diktum pertama adalah pedoman dalam melaksanakan
musyawarah besar XII PPTSSB se Indonesia pada tanggal 28 s/d 31 Oktober 2010 di Urat,
Samosir.
Pasal 3
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan akan berakhir dengan
sendirinya setelah musyawarah besar XII PPTSB se Indonesia selesai dilaksanakan.
Ditetapkan di : Urat, Samosir
Pada tanggal : 28 Nopember 2010
MUSYAWARAH BESAR XII PPTSB SE INDONESIA
Pimpinan Sidang Sementara,
Ketua
Sekretaris
Lampiran 1
Musyawarah Besar ke XII PPTSB yang selanjutnya dalam tata tertib ini disebut Mubes
XII adalah wadah tertinggi dalam organisasi PPTSB untuk mengambil keputusan strategis
demi kemajuan PPTSB seluruh Indonesia yang diselenggarakan 1 (satu) kali dalam 4
tahun sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPTSB.
(2)
Panitia adalah Panitia Mubes XII yang terdiri dari Panitia Pengarah dan Panitia Pelaksana
yang bertugas, berperan, berfungsi dan bertangung jawab atas penyelenggaraan Mubes
XII, baik bersifat teknis, taktis dan yang bersifat strategis baik yang berkaitan langsung
maupun tidak langsung dengan penyelenggaraan Mubes XII.
BAB II
TUGAS DAN WEWENANG MUBES
Pasal 2
Mubes XII PPTSB se- Indonesia mempunyai tugas dan wewenang untuk:
(1) Meminta pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dewan pimpinan pusat PPTSB periode
2006 2010 untuk selanjutnya dilakukan penilaian.
(2) Menilai laporan pertangungjawaban pelaksanaan tugas dewan pimpinan pusat PPTSB 20062010 untuk selanjutnya menetapkan diterima atau ditolak
(3) Meneliti ulang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang sudah ada untuk
selanjutnnya dilakukan Amandemen bila menurut penilaian ditemukan hal hal yang sudah
tidak sesuai dengan perkembangan jaman dan/atau bila ditemukan definisi definisi yang
kurang atau bisa menimbulkan multi tafsir.
(4) Memilih dan mengangkat Pengurus Pusat PPTSB serta Penasehat PPTSB Pusat Periode 2010
2014.
BAB III
PESERTA DAN PENINJAU MUBES
Pasal 3
Musyawarah besar PPTSB yang ke XII dihadiri oleh peserta dan peninjau yang terdiri dari:
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(1)
Tata cara untuk mengajukan usul, pendapat, pertanyaan dan koreksi disampaikan dalam
bahasa yang jelas singkat dan to the point.
(2)
Dalam hal dipandang perlu isi dari usul atau pendapat atau pertanyaan atau koreksi yang
akan disampaikan oleh perserta atau oleh peninjau terlalu panjang maka pimpinan sidang
menganjurkan kepada yang bersangkutan untuk membuat secara tertulis dan diserahkan
kepada pimpinan sidang.
Pasal 6
(1) Setiap peserta dan peninjau wajib menjadi salah satu anggota komisi Mubes sesuai dengan
kemampuan dan kompetensi yang dimilikinya.
(2) Jumlah anggota masing-masing komisi disusun secara proporsional.
(3) Seluruh peserta dan peninjau wajib mematuhi segala ketentuan yang dikeluarkan oleh panitia
pelaksana Mubes.
BAB V
ALAT-ALAT KELENGKAPAN MUBES
Pasal 7
Alat-alat kelengkapan Mubes terdiri dari:
(1) Dewan Penasehat Panitia Penyelenggara;
(2) Panitia Penyelenggara
(3) Pimpinan sidang pleno
(4) Pimpinan sidang paripurna
(5) Komisi komisi
(6) Tim editing hasil - hasil persidangan
(7) Formator
Pasal 8
Pimpinan Sidang paripurna dipilih dari dan oleh peserta/ peninjau berjumlah 5 (lima) orang
yang bersifat kolektif yang terdiri dari :
(1)
(2)
(3)
(4)
Pimpinan Sidang Paripurna mempunyai tugas dan kewajiban memelihara dan menjalankan
seluruh isi dari tata tertib serta berhak mengarahkan, memperingatkan dan bila dianggap perlu
melakukan teguran kepada peserta sidang paripurna dalam hal dianggap atau patut diduga akan
menghambat jalannya persidangan.
BAB VI
KOMISI DAN TUGAS TUGAS KOMISI
Pasal 10
Komisi komisi terdiri dari :
(1) Komisi I : Bidang Tata Kelola Organisasi/Kelembagaan.
11
(2)
(3)
(4)
(5)
(1)
(2)
(3)
(4)
BAB VII
SIDANG DAN RAPAT
Pasal 12
Didalam musyawarah besar PPTSB mempunyai kegiatan yang menyangkut substansi adalah :
(1) Sidang Pleno/ Sidang komisi
(2) Sidang Paripurna
(3) Rapat Formator
Pasal 13
(1) Sidang Pleno/ sidang komisi bertugas untuk mengambil keputusan terhadap materi yang
sudah disepakati melalui rapat komisi untuk selanjutnya dilaporkan didalam sidang paripurna
(2) Sidang Paripurna bertugas untuk mengambil keputusan terhadap laporan komisi komisi
termasuk laporan formator setelah mendapat persetujuan dari mayoritas peserta/ peninjau
Mubes.
(3) Rapat Formator bertugas untuk memilih pengurus dan penasehat PPTSB pusat perode 2010
2014 untuk selanjutnya dilaporkan dalam sidang paripurna.
BAB VIII
TATA CARA BERBICARA
Pasal 14
Demi tertibnya sidang dan demi lancarnya persidangan maka tata cara berbicara diatur sebagai
berikut :
(1) Setiap peserta / peninjau mempunyai kesempatan yang sama untuk mengutarakan/
menyampaikan pertanyaan, usul, pendapat dan koreksi.
(2) Kesempatan berbicara diatur sedemikian rupa oleh pimpinan sidang paripurna sehingga
tepat waktu dan tepat sasaran.
12
(3) Setiap pembicara yang telah diberi kesempatan oleh pimpinan sidang paripurna wajib
mempergunakan waktu se efisien dan se efek mungkin.
(4) Setiap pembicara wajib memperhatikan etika berbicara untuk tidak menyalahi norma adat
dan norma susila termasuk kewajiban untuk tidak menyinggung perasaan pribadi pribadi
peserta lainnya.
Pasal 15
(1) Apabila seorang pembicara menyimpang dari pokok pokok materi amaka pimpinan sidang
paripurna dapat memberi arahan dan atau memberi peringatan
(2) Apabila pembicara dalam berbicara menggunakan kata kata yang Menyinggung pribadi
seseorang atau Menganjurkan melakukan perbuatan perbuatan yang bertentangan dengan
norma hukum, norma agama dan norma susila, maka pimpinan sidang paripurna dapat
memberikan nasehat atau peringatan.
BAB IX
QUORUM DAN TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 16
Pengambilan keputusan dalam sidang paripurna dilakukan berdasarkan asas demokrasi, asas
persaudaraan, semangat gotong royong dan musyawarah untuk mufakat dengan tidak menutup
kemungkinan dilakukannya pemungutan suara (voting).
Pasal 17
(1). Sidang paripurna dinyatakan syah bila dihadirioleh lebih (setengah) jumlah
peserta/peninjau.
(2). Dalam hal maksud ayat (1) tidak tercapai maka sidang ditunda untuk paling lama 2(dua)
kali 15(lima belas) menit dan apabila setelah ditunda sebanyak 2x15 menit maka sidang
dapat dilanjutkan dan dianggap sah untuk mengambil keputusan.
(2). Dalam hal pengambilan keputusan tidak ditemukan kata sepakat berdasarkan asas
musyawarah untuk mufakat maka ditempuh jalan pemungutan suara.
(3). Dalam hal pengambilan keputusan ditempuh melalui pemungutan suara maka putusan
yang diambil adalah sah bila jumlah suara meliputi (setengah) plus 1 (satu) dari suara
yang sah.
Pasal 18
(1). Dalam hal pasal 17 ayat (3) tidak tercapai maka sidang ditunda paling lama 15 (lima
belas) menit untuk kali yang pertama.
(2). Apabila penundaan yang kali pertama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak
tercapai maka sidang ditunda untuk kali kedua paling lama 15 (lima belas) menit.
13
(3). Apabila penundaan yang kali kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berhasil
maka putusan dianggap sah atas dasar asas kebersamaan dan atas dasar asas
efisiensi/efektifitas waktu.
Pasal 19
Pengambilan keputusan yang didasarkan atas pemungutan suara maka yang punya hak suara
hanyalah peserta itu sendiri (tidak termasuk peninjau) yang tidak bolah diwakilkan kepada
siapapun dan dengan cara apapun.
BAB X
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGURUS PUSAT PPTSB
SE INDONESIA PERIODE 2006-2010
Pasal 20
(1). Laporan pertanggungjawaban Pengurus Pusat PPTSB se Indonesia periode 2006-2010
disampaikan dalam sidang paripurna.
(2). Laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat secara tertulis
dan dibacakan oleh Ketua Umum didepan sidang paripurna.
(3). Penilaian terhadap Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Pusat PPTSB se Indonesia
disampaikan melalui pemandangan umum Ketua-ketua Wilayah dan/ atau oleh ketua
ketua cabang PPTSB seluruh Indonesia didepan sidang paripurna.
Pasal 21
(1). Terhadap pandangan umum yang disampaikan Ketua-ketua Wilayah dan/atau Ketua ketua
Cabang PPTSB seluruh Indonesia, Ketua Umum wajib mempergunakan hak jawab didepan
sidang paripurna.
(2). Hak jawab sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibuat secara tertulis dan dibacakan oleh
Ketua Umum atau yang ditunjuk itu didepan sidang paripurna.
(3). Setelah hak jawab dibacakan didepan sidang paripurna maka selanjutnya laporan
pertanggung jawaban pengurus PPTSB Pusat periode 2006-2010 berikut pemandangan
umum yang disampaikan Ketua Wilayah dan/atau ketua-ketua Cabang PPTSB seluruh
Indonesia diserahkan kepada komisi yang ditugaskan untuk itu.
(4). Penilaian konkrit tehadap Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Pusat PPTSB se Indonesia
dilakukan oleh komisi yang bertugas untuk itu dan hasilnya dilaporkan didalam sidang
paripurna.
(5). Laporan hasil penilaian komisi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) oleh pimpinan sidang
paripurna ditawarkan kepada peserta/peninjau apakah diterima atau ditolak yang selanjutnya
dituangkan dalam surat keputusa.
BAB X
PENGURUS PUSAT PPTSB
PERIODE 2010-2014
Pasal 22
Susunan Pengurus Pusat PPTSB menurut pasal 15 AD/ART amandemen tahun 2006 terdiri dari:
14
(2). Bakal calon ketua umum ditetapkan menjadi calon tetap bila didukung setidak tidaknya
3(tiga) cabang PPTSB.
Pasal 26
Pemilihan ketua umum dilakukan secara langsung oleh peserta yang punya hak suara dalam
sidang paripurna terbuka dengan memeberikan suara secara tertutup.
Pasal 27
(1). Penetapan ketua umum PPTSB periode 2010-2014 adalah calon tetap yang memperoleh
suara 50 % plus 1 (satu) dari suara yang sah.
(2). Dalam hal calon tetap hanya terdiri dari (1) satu orang, pemilihan langsung tetap
dilaksanakan untuk mengetahui tingkat kepercayaan peserta kepada calon tetap dengan tidak
terikat kepada persentasi yang diatur pada ayat (1).
Pasal 28
Calon terpilih secara otomatis(serta merta) menjadi ketua Formateur yang bertugas dan
berwenang untuk memilih para pengurus lainnya dalam rapat Formateur.
BAB XII
PEMILIHAN FORMATEUR DAN TUGAS FORMATEUR.
Pasal 29
(1).Formateur dipilih dari dan oleh peserta di dalamsidang pleno.
(2). Komposisi Formateur terdiri dari seorang Ketua Formateur merangkap anggota, seorang
Sekretaris merangkap anggota dan anggota-anggota Formateur yang terdiri dari:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
(3)
(4) Formateur mempunyai kewenangan penuh untuk menyusun dan menetapkan penasehat,
pengurus Pusat PPTSB se Indonesia periode 2010-2014.
Pasal 30
Dengan terbentuknya Formateur, maka Pengurus Pusat PPTSB se Indonesia periode 2006-2010
dinyatakan demisioner.
16
BAB XIII
RISALAH
Pasal 31
Untuk setiap sidang harus dibuat risalah, yakni laporan jalannya sidang secara tertulis yang
berisi:
a. Tempat dan acara sidang
b. Hari, tanggal, dan jam dilaksanakannya sidang
c. Pimpinan sidang
d. Nama-nama utusan yang hadir
e. Juru bicara dan pendapat masing-masing
f. Keputusan dan kesimpulan sidang
g. Keterangan lain yang dianggap perlu
BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 32
Segala sesuatu yang belum diatur dalam tata tertib ini akan diputuskan oleh Mubes XII PPTSB
sejauh tidak bertentangan dengan AD/ART PPTSB.
Pasal 33
1. Ketentuan yang diatur dalam Tata Tertib ini merupakan putusan yang tidak dapat diganggu
gugat.
2. Tata Tertib ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Urat, Samosir
Pada tanggal : 28 Nopember 201
MUSYAWARAH BESAR XII PPTSB SE INDONESIA
Pimpinan Sidang Sementara,
Ketua
Sekretaris
17
KEPUTUSAN
MUSYAWARAH BESAR XII
PARSADAAN POMPARAN TOGA SINAGA DOHOT BORUNA
(PPTSB)
Nomor: 03/MUBES/XII/PPTSB/X/2010
TENTANG
PIMPINAN SIDANG TETAP MUSYAWARAH BESAR XII PPTSB
SE INDONESIA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MUSYAWARAH BESAR XII PPTSB SE INDONESIA
MENIMBANG
1.
2.
MENGINGAT
1.
2.
MEMPERHATIKAN
MENETAPKAN
Pasal 1
Pimpinan sidang bertugas merangkum seluruh pembicaraan, mendudukkan persoalan,
meluruskan pembicaraan serta berusaha mempertemukan pendapat sesuai dengan Acara
Persidangan.
Pasal 2
Mengambil Keputusan terhadap sesuatu yang menyangkut materi sidang paripurna setelah
mendapat persetujuan dari peserta sidang paripurna.
Pasal 3
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan akan berakhir dengan
sendirinya setelah Musyawarah Besar XII PPTSB se Indonesia selesai dilaksanakan.
Sekretaris
KEPUTUSAN
MUSYAWARAH BESAR XII
PARSADAAN POMPARAN TOGA SINAGA DOHOT BORUNA
(PPTSB)
Nomor: 04/MUBES/XII/PPTSB/X/2010
TENTANG
PENGESAHAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGURUS PUSAT
PPTSB SE INDONESIA PERIODE 2006-2010
MENGINGAT
1.
2.
1.
2.
MEMPERHATIKAN
1.
2.
Indonesia.
Keputusan Musyawarah Besar XII PPTSB se Indonesia.
Laporan pertanggungjawaban Pengurus Pusat PPTSB se
Indonesia Periode 2010-2014.
Tanggapan peserta Musyawarah Besar terhadap Laporan
Pertanggungjawaban tersebut.
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN
Menerima Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Pusat PPTSB se Indonesia Periode 20062010 yang disampaikan pada sidang pleno Musyawarah Besar XII PPTSB se Indonesia.
Pasal 2
Laporan pertanggungjawaban Pengurus Pusat PPTSB se Indonesia Periode 2006-2010 seperti
dimaksud pada pasal 1 keputusan ini dapat dipergunakan sebagai bahan bagi Pengurus Pusat
PPTSB se Indonesia yang dipilih dalam Musyawarah Besar XII se Indonesia, untuk selanjutnya
meningkatkan kegiatan organisasi.
Pasal 3
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
( ..)
21
Sekretaris
( ..)
Anggota
( ..)
Anggota
( ..)
Anggota
( ..)
KEPUTUSAN
MUSYAWARAH BESAR XII
PARSADAAN POMPARAN TOGA SINAGA DOHOT BORUNA (PPTSB)
Nomor: 05/MUBES/XII/PPTSB/X/2010
TENTANG
PEMBENTUKAN FORMATEUR KEPENGURUSAN HASIL MUBES XII PPTSB
SE INDONESIA
1.
2.
3.
MENGINGAT
1.
2.
MEMPERHATIKAN
1.
2.
MENETAPKAN
Membentuk Formateur yang terdiri dari 9 (sembilan) orang dengan komposisi sebagai berikut:
Unsur Penasehat
: 1 orang
Unsur Pengurus Demisioner
: 1 orang
Unsur Cabang Sumatera Utara
: 2 orang
Unsur Cabang Luar Sumatera Utara
: 2 orang
Unsur Cabang Samosir
: 1 orang
Unsur PASS
: 1 orang
Unsur Wilayah
: 1 orang
Pasal 2
Formateur sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 (satu) diberikan tugas dengan mandat penuh
untuk dan atas nama Musyawarah Besar XII PPTSB se Indonesia guna memilih, menyusun, dan
menetapkan komposisi personalia Pengurus Pusat PPTSB se Indonesia Periode 2010-2014.
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana disebutkan dalam pasal 2 (dua) Formateur wajib
memegang teguh pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPTSB serta didasari rasa
kekeluargaan dan kebersamaan.
Pasal 4
Formateur melaporkan hasil pelaksanaan tugas tentang penyusunan komposisi dan personalia
Pengurus Pusat PPTSB se Indonesia Periode 2010-2014 kepada sidang pleno Mubes untuk
mendapat pengesahan.
Pasal 5
Tugas Formateur dengan sendirinya berakhir setelah komposisi personalia Pengurus Pusat
PPTSB se Indonesia periode 2010-2014 terbentuk dan disahkan dalam sidang Pleno Mubes.
Pasal 6
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
23
( ..)
Sekretaris
( ..)
Anggota
( ..)
Anggota
( ..)
Anggota
( ..)
KEPUTUSAN
MUSYAWARAH BESAR XII
PARSADAAN POMPARAN TOGA SINAGA DOHOT BORUNA (PPTSB)
Nomor: 06/MUBES/XII/PPTSB/X/2010
TENTANG
AMANDEMEN KE -II ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
PPTSB SE INDONESIA
1.
2.
MENGINGAT
1.
2.
MEMPERHATIKAN
Indonesia.
Keputusan-keputusan pada Musyawarah Besar PPTSB se
Indonesia.
Saran-saran dan pendapat yang timbul serta keputusan yang
diambil dalam Sidang Pleno pada Musyawarah Besar XII
PPTSB se Indonesia yang membahas perubahan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPTSB se Indonesia.
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN
Pasal 1
Amandemen ke-II Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPTSB se Indonesia secara
lengkap seperti terdapat pada lampiran keputusan ini yang merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan dengan keputusan ini.
Pasal 2
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Urat, Samosir
Pada tanggal : 30 Oktober 2010
MUSYAWARAH BESAR XII PPTSB SE INDONESIA
PIMPINAN SIDANG
Ketua
( ..)
Sekretaris
( ..)
Anggota
( ..)
Anggota
( ..)
Anggota
( ..)
25
ANGGARAN DASAR
PARSADAAN POMPARAN TOGA SINAGA DOHOT BORU
(PPTSB)
PEMBUKAAN
Bahwa sesungguhnya persatuan dan kesatuan antar suku dan etnis yang ada pada
masyarakat Indonesia adalah salah satu syarat keutuhan bangsa, berdasarkan Pancasila dan
Undang-undang Dasar 1945
Suku dan etnis Batak yang bercirikan marga, sebagai bagian integral yang tidak
terpisahkan dari bangsa Indonesia, sangat mendambakan persatuan dan kesatuan dalam
kehidupan sehari-hari.
Marga Sinaga yang merupakan bagian dari suku dan etnis Batak, sudah sejak lama
memupuk persatuan dan kesatuan baik di kalangannya sendiri maupun antara marga lain
termasuk juga dengan suku-suku lain yang ada di masyarakat Indonesia. Marga Sinaga
menyadari sepenuhnya persatuan dan kesatuan bukanlah tujuan akhir, tapi adalah merupakan
sasaran antara untuk meningkatkan kualitas hidupnya sehari-hari.
Dengan persatuan dan kesatuan, rasa senasib sepenanggungan dapat dipupuk dan
dikembangkan kearah solidaritas yang tinggi dengan suatu kesadaran, orang yang lebih tua
26
menjadi panutan, yang lebih muda disiapkan menjadi generasi penerus, yang pintar menjadi nara
sumber, yang tertinggal menjadi pintar, yang kaya membantu yang miskin, yang miskin menjadi
kaya dan demikian seterusnya sampai ketemunya kesejajaran sesama anak bangsa dan sesama
ciptaan Tuhan.
Untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan sebagai sasaran, upaya yang ditempuh tidak
lagi cukup hanya berdasarkan ingatan belaka menurut adat kebiasaan hidup sehari-hari, tapi
dituntut adanya produk tertulis sebagai sumber hukum di kalangan sendiri dan perlu diteladani
ajaran nenek moyang Raja Sinaga tentang PARHATIAN NASORA MONGGAL
PARNINGGALA SIBOLA TALI, yang di dalamnya tercermin sikap tindak yang adil, arif, dan
bijaksana dalam setiap aspek kehidupan.
Memahami akan pentingnya produk tertulis sebagai pedoman dan sekaligus sebagai
pegangan, disusunlah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, maka atas Rahmat Tuhan
Yang Maha Esa, kami turunan Marga Sinaga dan boru bertekad bulat untuk berhimpun dalam
suatu organisasi yang dinamakan Parsadaan Pomparan Toga Sinaga dohot Boru (PPTSB) yang
merupakan kelanjutan dari Parsadaan Pomparan Toga Sinaga (PPTSB) yang dilahirkan pada
tanggal 15 Desember 1940, dengan Anggaran Dasar sebagai berikut:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Anggaran Dasar ini yang dimaksud dengan:
1. Parsadaan Pomparan Toga Sinaga dohot Boruna selanjutnya disingkat dengan PPTSB adalah
persatuan seluruh marga Sinaga baik laki-laki maupun perempuan yang didasarkan atas
hubungan darah.
2. Anggota PPTSB adalah Pomparan Toga Sinaga baik laki-laki maupun perempuan yang
syarat administratif formal akan diatur berdasarkan anggaran dasar.
3. Bona pasogit adalah Urat Pulo Samosir yang menurut historis merupakan daerah asal marga
Sinaga sedangkan Simalungun adalah salah satu daerah Hasusuran.
4. Pengurus adalah anggota tertentu yang dipilih dan diangkat berdasarkan ketentuan yang
diatur dalam anggaran dasar.
5. Pengurus pusat adalah pengurus yang mempunyai wilayah kerja meliputi seluruh wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan luar negeri.
6. Pengurus wilayah adalah pengurus yang mempunyai wilayah kerja meliputi tingkat propinsi,
atau gabungan beberapa propinsi yang sesuai dengan kondisi kebutuhan.
7. Pengurus cabang adalah pengurus yang mempunyai wilayah kerja meliputi daerah kabupaten
dan atau kota sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
8. Pengurus sektor adalah pengurus yang mempunyai wilayah kerja meliputi tingkat kecamatan
atau gabungan dari beberapa kecamatan atau suatu daerah yang kurang dari satu kecamatan
karena mempertimbangkan jumlah warga, dan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan.
BAB II
NAMA, KEDUDUKAN, DAN WAKTU
Pasal 2
27
Nama
Persatuan ini bernama Parsadaan Pomparan Toga Sinaga dohot Boru yang selanjutnya
disingkat dengan PPTSB.
Pasal 3
Kedudukan
PPTSB berkedudukan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan berkantor pusat di
Medan Propinsi Sumatera Utara.
Pasal 4
Waktu
PPTSB didirikan sejak tanggal 15 Desember 1940 hingga batas waktu yang tidak ditentukan.
BAB III
AZAS DAN SIFAT
Pasal 5
Azas
PPTSB didirikan berazaskan Pancasila dan UUD tahun 1945 serta adat budaya Batak
Pasal 6
Sifat
PPTSB bersifat sosial kekeluargaan dan sisada lulu anak, sisada lulu boru
BAB IV
VISI DAN MISI
Pasal 7
Visi
Visi adalah terwujudnya PPTSB yang sejahtera.
Pasal 8
Misi
Meningkatkan kesejahteraan anggota melalui berbagai bentuk kegiatan yang sifatnya tidak
bertentangan dengan norma adat istiadat yang berlaku secara internal bagi bangso Batak dan
norma hukum yang berlaku secara universal bagi bangsa Indonesia.
BAB V
LAMBANG
Pasal 9
1. Untuk menggambarkan jati diri PPTSB dibuat sebuah lambang yang diwujudkan dengan
gambar dan/atau lukisan.
28
2. Gambar dan/atau lukisan yang dimaksud dalam ayat (1), dibuat sedemikian rupa sehingga
secara fisik menggambarkan motto PPTSB yang berbunyi PARHATIAN NASORA
MONGGAL, PARNINGGALA SIBOLA TALI, yang bentuk dasarnya dilambangkan dalam
bentuk Tugu PPTSB yang ada di Desa Urat Samosir.
3. Bagian-bagian dari gambar dan lukisan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2),
selanjutnya akan diatur dengan keputusan rapat pengurus pusat PPTSB.
BAB VI
SYARAT, HAK, DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 10
Syarat Menjadi Anggota
1. Syarat-syarat untuk menjadi anggota adalah:
a. Memenuhi syarat material dan/atau syarat formal.
b. Syarat material merupakan syarat punya marga yaitu Sinaga, karena keturunan atau
karena diangkat berdasarkan adat batak.
c. Syarat formal merupakan syarat formal administratif yaitu terdaftar dalam buku register
PPTSB.
d. Syarat formal sebagaimana dimaksud dalam huruf (c) dikecualikan bagi yang tinggal di
suatu daerah yang karena sesuatu hal belum memungkinkan untuk mendaftarkan diri.
2. Bagi yang memenuhi syarat material tapi bukan Warga Negara Indonesia, ditetapkan sebagai
anggota kehormatan.
Pasal 11
Hak-Hak Anggota
1. Hak-hak anggota yang sudah terdaftar adalah:
a. Mendapat perlindungan dan bantuan dalam pelaksanaan adat istiadat orang Batak.
b. Membela dan dibela dalam sidang organisasi.
c. Mengajukan pendapat, saran, dan usul baik lisan maupun tertulis demi kemajuan
organisasi.
d. Memperoleh kesempatan pendidikan dan pelatihan dalam hal organisasi membuat
program untuk itu.
e. Berhak dipilih dan memilih menjadi pengurus, sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART).
2. Bagi anggota yang belum/tidak terdaftar, hanya berhak mendapat perlindungan dan
pembelaan dalam pelaksanaan adat istiadat orang Batak.
Pasal 12
Kewajiban Anggota
1. Kewajiban anggota yang sudah terdaftar adalah:
a. Mentaati anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART), serta keputusankeputusan organisasi.
b. Membela dan menjunjung tinggi nama baik organisasi.
c. Membayar uang pangkal dan iuran.
d. Berperan aktif dalam setiap kegiatan organisasi.
2. Bagi anggota yang belum/tidak terdaftar, berkewajiban melaporkan hal-hal yang dibutuhkan
di bidang adat kepada pengurus organisasi setempat untuk mendapat perlindungan dan
29
bantuan untuk itu, anggota yang belum terdaftar ini sekaligus mendaftarkan diri sebagai
anggota terdaftar.
BAB VII
SUSUNAN ORGANISASI DAN KEPENGURUSAN
Pasal 13
Susunan Organisasi
Susunan organisasi disusun sebagai berikut:
1. Pada tingkat Nasional disebut PPTSB Pusat yang meliputi daerah kerja di seluruh wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan di luar wilayah NKRI yang dipimpin seorang
Ketua Umum.
2. Pada tingkat Propinsi, disebut PPTSB wilayah yang meliputi daerah kerja di seluruh wilayah
propinsi yang dipimpin oleh Ketua Wilayah.
3. Pada tingkat Kabupaten dan/atau tingkat kota disebut PPTSB cabang, yang meliputi daerah
kerja di seluruh wilayah kabupaten dan/atau di seluruh wilayah kota yang dipimpin seorang
Ketua Cabang.
4. Pada tingkat Kecamatan dan/atau gabungan beberapa kecamatan dan/atau yang kurang dari
satu Kecamatan atas dasar pertimbangan jumlah warga disebut PPTSB sektor yang dipimpin
seorang Ketua Sektor, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan.
Pasal 14
Kepengurusan
Kepengurusan PPTSB terdiri dari Dewan Penasehat, Dewan Pemangku Adat, dan Pengurus di
setiap tingkatan organisasi.
Pasal 15
Dewan Penasehat, Dewan Pemangku Adat, dan Pengurus Harian
1. a. Dewan penasehat terdiri dari seorang Ketua merangkap anggota, seorang sekretaris
merangkap anggota dan beberapa orang anggota yang dibentuk dan diangkat di semua
tingkat organisasi.
b. Dewan Pemangku Adat terdiri dari Ketua Pemangku Adat yang disesuaikan dengan
kebutuhan.
2. Pengurus pada tingkat pusat terdiri dari:
a. Ketua Umum
b. Ketua Harian
c. Ketua I, Ketua II dan Ketua III
d. Ketua Bidang terdiri dari:
1) Organisasi dan Keanggotaan
2) Pemberdayaan Ekonomi/Koperasi
3) Adat dan Tarombo
4) Politik
5) Aset dan Parartaon
6) Pendidikan dan Tenaga Kerja
7) Generasi Muda
30
Sekretaris Umum
Sekretaris I, Sekretaris II dan Sekretaris III
Bendahara Umum
Bendahara I, Bendahara II dan Bendahara III
Departemen terdiri dari:
1) Organisasi dan Keanggotaan
2) Pemberdayaan Ekonomi/Koperasi
3) Adat dan Tarombo
4) Politik
5) Aset dan Parartaon
6) Pendidikan dan Tenaga Kerja
7) Generasi Muda
8) Hukum dan HAM
9) Infokom
d. Serendah-rendahnya sudah berumur 45 (empat puluh lima) tahun atau yang dianggap
layak sesuai dengan harkat dan martabat di masyarakat
e. Tidak pernah mendapat hukuman dari Negara yang mempunyai kekuatan hukum tetap
f. Tidak sedang menjalani hukuman dari Negara yang mempunyai kekuatan hukum yang
tetap
g. Tidak pernah mendapat sanksi adat atau tidak sedang menjalani sanksi adat dari Raja-raja
adat.
2. Syarat-syarat menjadi pengurus pusat PPTSB adalah:
a. Warga Negara Republik Indonesia
b. Sudah berumur serendah-rendahnya 21 (dua puluh satu) tahun dan berumah tangga
c. Tidak pernah mendapat hukuman dari Negara yang mempunyai kekuatan hukum tetap
d. Tidak sedang menjalani hukuman dari Negara yang mempunyai kekuatan hukum yang
tetap
e. Tidak pernah mendapat sanksi adat atau tidak sedang menjalani sanksi adat dari Raja-raja
adat
f. Susunan pengurus mengakomodir Pomparan Sinaga Sitolu Ompu
3. Tata cara pemilihan pengurus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) selanjutnya
akan diatur dalam tata tertib tersendiri.
Pasal 17
Masa Bakti Pengurus
1. Masa bakti Dewan Penasehat dan Pemangku Adat dan masa bakti Pengurus Harian diatur
dalam periode yang bersamaan.
2. Pengurus pusat mempunyai masa bakti selama 4 (empat) tahun.
3. Pengurus wilayah mempunyai masa bakti selama 4 (empat) tahun.
4. Pengurus cabang mempunyai masa bakti selama 4 (empat) tahun.
5. Pengurus sektor mempunyai masa bakti selama 4 (empat) tahun.
6. Pengurus yang dimaksud pada pasal ini, dapat dipilih dan diangkat hanya untuk satu periode
berikutnya.
7. Pergantian antar waktu dilakukan apabila:
a. Mengundurkan diri
b. Berhalangan tetap
Pergantian antar waktu dilakukan melalui Rapat Pengurus Lengkap sesuai tingkatannya.
Pasal 18
Hak-Hak Pengurus
1. Pengurus di semua tingkatan berhak memutuskan hal-hal yang bersifat memajukan
organisasi dengan tetap berpedoman kepada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
serta memperhatikan nasehat dari Dewan Penasehat.
2. Pengurus di semua tingkatan berkewajiban untuk melaksanakan kewajiban sebagaimana
kewajiban anggota organisasi ditambah dengan kewajiban menyelenggarakan musyawarah
dan rapat-rapat kerja yang diatur menurut Anggaran Dasar.
3. Pengurus di masing-masing daerah sesuai tingkatannya memberi rekomendasi kepada warga
PPTSB dalam hal peningkatan karir dan profesi masing-masing dengan mengutamakan azas
kebersamaan
BAB VIII
MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA
32
Pasal 19
Musyawarah
1. Musyawarah diselenggarakan pada semua tingkat organisasi guna:
a. Melakukan periodesasi pengurus
b. Melakukan evaluasi kinerja kepengurusan untuk selanjutnya menentukan program kerja
satu periode berikutnya
c. Mengusulkan amandemen terhadap anggaran dasar dan anggaran rumah tangga bila
dianggap perlu melalui Mubes PPTSB.
2. Musyawarah untuk tingkat nasional disebut Musyawarah Besar yang dihadiri oleh semua
pengurus pusat ditambah dengan ketua wilayah berikut 5 (lima) orang pengurus wilayah dan
ketua-ketua cabang atau yang mewakili
3. Musyawarah untuk tingkat propinsi disebut Musyawarah Wilayah yang berstatus dan jumlah
pesertanya disesuaikan dengan kondisi daerah.
4. Musyawarah untuk tingkat kabupaten/kota disebut musyawarah cabang dengan jumlah
peserta disesuaikan dengan kondisi daerah.
5. Musyawarah untuk tingkat kecamatan atau yang sejenis disebut musyawarah sektor yang
status dan jumlah peserta disesuaikan dengan kondisi daerah.
6. Musyawarah sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) difasilitasi oleh Pengurus Pusat dan
untuk memfasilitasimusyawarah tingkat wilayah, tingkat cabang, dan tingkat sektor akan
diatur oleh masing-masing daerah.
Pasal 20
Rapat Kerja
1. Rapat kerja tingkat nasional diselenggarakan minimal satu kali dalam dua tahun, yang
dihadiri seluruh pengurus pusat ditambah dengan ketua wilayah dan ketua cabang atau yang
mewakili.
2. Rapat kerja selain disebut pada ayat (1), diselenggarakan menurut kebutuhan organisasi pada
semua tingkatan. Rapat kerja sebagaimana disebut pada ayat (1), difasilitasi oleh pengurus
pusat.
BAB IX
KEUANGAN
Pasal 21
Sumber Keuangan dan Pengelolaan
1. Guna mewujudkan visi dan misi PPTSB dibutuhkan sejumlah dana yang cukup besar.
2. Dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari:
a. Uang pangkal dari satu keluarga atau per rumah tangga, yang penyetorannya dilakukan
pada saat pendaftaran masuk anggota.
b. Uang iurantiap bulan dari tiap keluarga/rumah tangga, disetor langsung oleh anggota dan
atau dipungut langsung oleh pengurus pada tingkat organisasi sektor.
c. Sumbangan yang berbentuk uang dari berbagai pihak yang sifatnya tidak mengikat secara
hukum.
d. Sisa hasil usaha dan/atau bagi hasil dari kegiatan bisnis koperasi, perseroan terbatas
dan/atau kegiatan lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
33
3. Pengelolaan uang sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) selanjutnya akan diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga dan dengan Keputusan Ketua Umum.
BAB X
BADAN USAHA DAN YAYASAN
Pasal 22
Badan Usaha
1. Untuk meningkatkan pendapatan anggota PPTSB, dapat didirikan badan-badan usaha yang
berbentuk koperasi dan/atau perseroan terbatas.
2. Koperasi dan/atau perseroan terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didirikan
berdasarkan kemampuan organisasi pada semua tingkatan dan tetap berpedoman kepada
peraturan perundang-undangan yang mengatur.
3. Kepengurusan koperasi dan/atau perseroan terbatas selanjutnya akan diatur dalam tata tertib
sendiri.
Pasal 23
Yayasan
1.
2.
3.
1.
2.
3.
Dalam rangka melaksanakan peran dan fungsi sosial, PPTSB dapat member dan/atau
menerima bantuan dari/kepada semua pihak di luar organisasi, baik swasta maupun
pemerintah, baik dalam negeri maupun luar negeri.
Penerimaan dan/atau pemberian bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
atas keputusan pengurus PPTSB di semua tingkatan.
Tata cara penerimaan dan/atau pemberian bantuan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
(2), selanjutnya diatur dengan keputusan Rapat Pengurus PPTSB di semua tingkatan.
Pasal 25
Hubungan Kerja
1.
2.
3.
Hubungan dan kerjasama PPTSB dengan badan, lembaga, serta instansi di dalam dan luar
negeri dapat dilakukan atas dasar saling menguntungkan dan saling menghormati.
Hubungandan kerjasama dilakukan terutama dengan badan-badan usaha dan lembaga sosial,
baik dalam negeri maupun luar negeri.
Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2), selanjutnya akan
diatur dengan keputusan rapat pengurus.
BAB XII
KETENTUAN PERALIHAN
34
Pasal 26
Perubahan
1.
2.
3.
Perubahan Anggaran Dasar ini, hanya dapat dilakukan dalam Musyawarah Besar melalui
Tim Perumus yang diberi mandat untuk itu.
Segala ketentuan yang ada sebelum anggaran dasar ini dibuat dan disahkan, masih tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan anggaran dasar ini.
Hal-hal yang belum diatur di dalam Anggaran Dasar ini yang sifatnya lebih teknis,
selanjutnya akan diatur di dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 27
Peralihan
Pada saat Anggaran Dasar ini dietapkan, maka Anggaran Dasar sebelumnya dinyatakan tidak
berlaku.
Pasal 28
Anggaran Dasar ini mulai berlaku pada tanggal disahkan.
Agar setiap anggota Organisasi PPTSB mengetahuinya, Pengurus Pusat membukukan dan
mensosialisasikannya.
Ditetapkan di : Urat, Samosir
Pada tanggal : 30 Oktober 2010
( ..)
Sekretaris
( ..)
Anggota
( ..)
Anggota
( ..)
Anggota
( ..)
35
Anggota biasa mempunyai hal dan kewajiban sebagaimana yang telah diatur di dalam
Anggaran Dasar.
Anggota kehormatan mempunyai hak dan kewajiban yang akan diatur kemudian dengan
keputusan Ketua Umum.
36
Pasal 3
Prosedur Administrasi untuk menjadi Anggota
1.
2.
3.
Setiap Pomparan marga Sinaga dohot Boruna yang menjadi anggota PPTSB sebagai
organisasi, mengisi formulir pendaftaran yang disiapkan oleh pengurus sektor.
Formulir yang telah diisi diserahkan kepada pengurus dengan disertai kartu keluarga.
Calon anggota yang sudah mengisi formulir dan sudah mengembalikannya kepada pengurus,
kepadanya dapat diberikan Kartu Anggota bila yang bersangkutan telah membayar uang
pangkal yang besarnya ditentukan masing-masing pengurus sektor.
Pasal 4
Sanksi
1.
2.
Setiap anggota yang nyata-nyata terbukti melanggar adat Batak yang sangat prinsip, seperti
halnya melakukan perkawinan sesame marga Sinaga, dijatuhkan sanksi berupa pemecatan
dari keluarga besar PPTSB.
Bagi anggota yang sudah dipecat dari keluarga besar PPTSB tidak lagi memperoleh hak
pelayanan adat dan hak pelayanan lainnya.
Pasal 5
Berakhirnya Keanggotaan
Keanggotaan berakhir karena:
Meninggal dunia
a. Diberhentikan karena nyata-nyata terbukti telah melanggar adat Batak yang sangat prinsip.
BAB II
PENGURUS
Pasal 6
Tata Cara Pemilihan Pengurus
1.
2.
3.
4.
Forum resmi yang berwenang memilih pengurus adalah forum musyawarah besar pada
tingkat nasional, forum musyawarah wilayah pada tingkat propinsi, forum musyawarah
cabang pada tingkat kabupaten/kota dan forum musyawarah sektor pada tingkat kecamatan
atau yang setara dengan itu.
Pemilihan pengurus disemua tingkatan dilakukan dengan sistem musyawarah/mufakat,
langsung dan atau formatur.
Apabila Pemilihan Calon Ketua Umum/Ketua Wilayah/Ketua Cabang/Ketua Sektor
dilakukan dengan secara langsung, maka yang memperoleh suara 50% (lima puluh persen)
plus satu adalah merupakan pemenang pemilihan.
Dalam hal tidak ada calon yang berhasil memperoleh suara 50% (lima puluh persen) plus
satu, maka pemilihan akan diulang kembali pada seketika itu juga, dengan peserta pemilihan
suara terbanyak pertama dan kedua
37
5.
6.
Untuk melengkapi struktur kepengurusan lainnya akan dilakukan dengan sistem Formatur
Ketua Umum terpilih bersama-sama Formatur diberi wewenang untuk memilih dan
mengangkat pengurus lainnya dengan tetap memperhatikan aspirasi peserta musyawarah.
Pasal 7
Pengukuhan Pengurus
Pengukuhan pengurus dengan segala kelengkapannya pada semua tingkatan dilakukan
sebagai berikut:
(1) Pengurus tingkat pusat dikukuhkan oleh Pimpinan Sidang Musyawarah Besar PPTSB.
(2) Pengurus tingkat wilayah dikukuhkan dengan surat keputusan Pengurus Pusat PPTSB
(3 Pengurus tingkat cabang dikukuhkan dengan surat keputusan Pengurus Wilayah.
(4) Pengurus cabang yang tidak memiliki pengurus wilayah, ketua cabang berikut pengurus
lainnya dikukuhkan dengan surat keputusan Pengurus Pusat PPTSB.
(5) Pengurus tingkat sektor dikukuhkan melalui surat keputusan Pengurus Cabang.
Pasal 8
Pelantikan Pengurus
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pelantikan pengurus pada tingkat pusat dilakukan oleh Dewan Penasehat Pusat dalam
sebuah upacara resmi.
Pelantikan pengurus pada tingkat wilayah dilakukan oleh pegurus pusat PPTSB dalam
sebuah upacara resmi.
Pelantikan pengurus pada tingkat cabang di daerah yang memiliki pengurus wilayah
dilakukan oleh Pengurus Wilayah dalam sebuah upacara resmi.
Pelantikan pengurus pada tingkat cabang di daerah yang tidak memiliki Pengurus Wilayah
dilakukan oleh Pengurus Pusat PPTSB atau yang mewakilinya.
Pelantikan pengurus pada tingkat sektor dilakukan oleh Pengurus Cabang.
Tata cara pelantikan diatur sesuai dengan kondisi setempat dengan tata cara tersendiri.
Pasal 9
Pemberhentian Pengurus
Pasal 11
Pelaksanaan Musyawarah
(1) Untuk melaksanakan agenda musyawarah, dibentuk panitia pelaksana.
(2) Panitia pelaksana dibentuk berdasarkan surat keputusan ketua umum tingkat nasional, ketua
wilayah untuk tingkat wilayah, ketua cabang untuk tingkat cabang, dan ketua sektor untuk
sektor.
(3) Susunan dan keanggotaan panitia pelaksana terdiri dari beberapa orang pengurus dan
beberapa orang yang bukan pengurus.
(4) Panitia pelaksana yang sudah terbentuk, sesegera mungkin menyusun sebuah proposal untuk
mendapat persetujuan ketua umum untuk tingkat nasional, dari pengurus ketua wilayah untuk
tingkat wilayah, dari ketua cabang untuk tingkat cabang dan dari ketua sektor untuk tingkat
sektor.
(5) Segala yang timbul sebagai akibat terbentuknya panitia pelaksana menjadi tanggung jawab
PPTSB pada semua angkatan dan dalam hal tidak terpenuhi, panitia pelaksana melakukan
swadaya yang bertanggung jawab.
(6) Dalam melaksanakan tugasnya, panitia pelaksana bertanggung jawab kepada peserta
musyawarah secara kolektif pada sidang paripurna dan secara administratif melaporkan
kepada ketua terpilih.
Pasal 12
Pelaksanaan Rapat Kerja
(1) Rapat kerja wajib dilaksanakan di semua tingkat organisasi sebagaimana telah diamanatkan
Anggaran Dasar.
(2) Pimpinan dan penanggung jawab pelaksanaan rapat kerja, adalah ketua umum pada tingkat
nasional, ketua wilayah pada tingkat wilayah, ketua cabang pada tingkat cabang, dan ketua
sektor pada tingkat sektor.
(3) Dalam hal, ketua-ketua yang dimaksud dalam ayat (2) berhalangan, pimpinan rapat kerja
didelegasikan kepada pengurus lain dengan memperhatikan hirarki jabatan.
(4) Segala biaya yang timbul sebagai akibat pelaksanaan rapat kerja dibebankan kepada
Anggaran Pendapatan PPTSB pada semua tingkatan dan dalam hal tidak terpenuhi, pengurus
melakukan swadaya yang bertanggung jawab.
BAB IV
KEUANGAN
Pasal 13
Pemungutan dan Penyetoran
(1) Pemungutan dan penyetoran uang pangkal dan uang iuran dilakukan oleh pengurus
organisasi pada tingkat sektor.
(2) Dalam hal pengurus sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), tidak efektif dan tidak efisien,
pengurus menunjuk dan mengangkat seorang atau beberapa orang anggota organisasi yang
bukan pengurus untuk melakukan pemungutan dan penyetoran.
(3) Pemungutan dan penyetoran yang dimaksud dalam ayat (2) diberikan uang insentif yang
layak dan bertanggung jawab.
39
Pasal 14
Penyimpanan
1.
2.
Penyimpanan uang bersumber dari segala sumber sebagaimana telah diatur dalam Anggaran
Dasar dilakukan di Bank Negeri dan/atau Bank Swasta untuk semua tingkat organisasi dalam
bentuk rekening giro.
Penyimpanan uang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh Bendahara atas
nama dan untuk PPTSB di semua tingkatan organisasi.
Pasal 15
Penggunaan dan Penyaluran
1.
2.
1.
2.
3.
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini, selanjutnya akan diatur dalam
peraturan organisasi di semua tingkatan dengan tetap berpedoman kepada Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 18
40
Pada saat Anggaran Rumah Tangga ini mulai berlaku, maka Anggaran Rumah Tangga
sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal 19
Anggaran Rumah Tangga ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Urat, Samosir
Pada tanggal : 30 Oktober 2010
MUSYAWARAH BESAR XII PPTSB SE INDONESIA
PIMPINAN SIDANG,
Ketua
( ..)
Sekretaris
( ..)
Anggota
( ..)
Anggota
( ..)
Anggota
( ..)
KEPUTUSAN
MUSYAWARAH BESAR XII
PARSADAAN POMPARAN TOGA SINAGA DOHOT BORUNA
(PPTSB)
Nomor: 07/MUBES/XII/PPTSB/X/2010
TENTANG
PROGRAM KERJA PENGURUS PUSAT PPTSB
SE INDONESIA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MUSYAWARAH BESAR XII PPTSB SE INDONESIA
MENIMBANG
1.
2.
MENGINGAT
1.
2.
MEMPERHATIKAN
Indonesia.
Keputusan Musyawarah Besar X PPTSB se Indonesia.
Permusyawaratan dan keputusan sidang pleno dalam
Musyawarah Besar XII PPTSB se Indonesia yang membahas
rancangan Program Kerja Pengurus Pusat PPTSB se Indonesia.
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN
Program Kerja Pengurus Pusat PPTSB se Indonesia masa bakti 2010-2014 yang merupakan
pedoman bagi penyelenggaraan tugas-tugas organisasi, secara lengkap seperti terdapat pada
lampiran keputusan ini yang merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan keputusan
ini.
Pasal 2
Menugaskan kepada Pengurus Pusat PPTSB se Indonesia masa bakti 2010-2014 sebagai
pelaksana tertinggi program kerja tersebut.
Pasal 3
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Urat, Samosir
Pada tanggal : 29 Oktober 2010
MUSYAWARAH BESAR XII PPTSB SE INDONESIA
PIMPINAN SIDANG,
Ketua
( ..)
Sekretaris
( ..)
Anggota
( ..)
Anggota
( ..)
42
Anggota
Lampiran:
I.
( ..)
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
PPTSB yang telah terbentuk sejak 15 Desember 1940 pada dasarnya mempunyai
satu keinginan luhur yaitu dapat mempersatukan dan mengikat seluruh keuarga
besar PPTSB. Di dalam proses perkembangannya, keluarga besar PPTSB
mengalami pergeseran-pergeseran nilai di dalam kehidupan sehari-hari. Terutama
dihadapkan dengan perubahan yang terjadi di sekeliling kita, baik yang bersifat
lokal, regional maupun global. Keadaan ini tentunya hanya dapat dihadapi oleh
warga PPTSB dengan menyesuaikan diri kepada perkembangan zaman dan
situasi. Penyesuaian dalam rangka mengejar tujuan akhir yaitu terwujudnya
keluarga yang sejahtera lahir dan batin namun tetap di dalam kebersamaan. Rasa
kebersamaan ini tercermin dari falsafah nenek moyang kita Toga Sinaga yaitu:
PARHATIAN SO RA MONGGAL, PARNINGGALA SI BOLA TALI serta
peribahasa yang mengatakan: TAMPAK NA DO TAJOMNA, RIM NI TAHI
DO GOGONA.
b. Maksud dan Tujuan
Program Kerja Pengurus Pusat PPTSB yang dituangkan dalam suatu keputusan
ini, disusun dengan maksud untuk dijadikan sebagai acuan atau pedoman dalam
melaksanakan tugas-tugas organisasi dan disertai dengan tujuan untuk lebih
43
II.
PPTSB sebagai organisasi massa saat ini tidak perlu didaftarkan ke kementerian dalam
negeri karena keuntungan dibandingkan dengan kerugiannya lebih banyak kerugiannya.
Bila didaftarkan maka pemerintah akan berhak untuk mengawasi kegiatan kegiatan
PPTSB dan bahkan dapat membubarkan PPTSB secara resmi sesuai dengan UU No.5
Tahun 1985. Yang Perlu didaftarkan adalah Logo dan Motto PPTSB Parhatian so ra
monggal, parninggala sibola tali sebagai hak cipta kepada Dirjen HKI Kementerian
Hukum & HAM. Untuk itu diperlukan AD/ART yang telah diaktekan dan SK pengurus.
III.
IV.
44
dan jumlah anggota yang telah banyak maka dapat dibentuk lebih dari satu cabang
dalam satu kota dan atau kabupaten dengan usulan serta persetujuan cabang induknya
dan diputuskan oleh pengurus wilayah (bila Pengurus Wilayah ada di daerah tersebut)
dan Pengurus Pusat PPTSB.
3. PPTSB Sektor berkedudukan di kecamatan atau di desa atau di kelurahan dibentuk
bila PPTSB cabang berkeinginan untuk membentuk sektor dan harus mempunyai
pengurus minimal Ketua, Sekretaris, Bendahara . Dan apabila dianggap perlu dengan
memadang kemampuan dan potensi dan jumlah anggota yang telah banyak maka
dapat dibentuk lebih dari satu sektor dalam satu kecamatan tersebut.
V.
Pelaksanaan MUBES dilaksanakan 4 ( empat ) tahun sekali dan atau per periode
kepengurusan dan dapat dilaksanakan secara bergantian di wilayah - wilayah atau cabang
- cabang.
Pelaksanaan RAKERNAS dilaksanakan minimal dua kali dalam satu periode
kepengurusan dan dapat dilaksanakan secara bergantian di wilayah wilayah atau cabang cabang.
KEGIATAN
TAHUN
PELAKSANAAN
01
*Menginventarisasi
dan melegalisasi
seluruh aset PPTSB
02
03
PELAKSANAAN
O4
Fungsi Gedung
PPTSB Medan
*. Pemagaran
pasanggrahan di
lokasi Tugu yang
juga milik PPTSB
*Pembangunan
pasanggrahan
Program
PEMBERDAYAAN EKONOMI
Kegiatan
Tahun Pelaksanaan
2011
1. Membentuk dan
Membangun Koperasi
PPTSB berskala Nasional
(Koperasi Primer).
o
Cabang-cabang
seluruh Indonesia
merupakan
perpanjangan tangan
Koperasi Pusat
o
Leading sektor
yang digarap adalah:
SIMPAN PINJAM,
RETAIL,
PENDIDIKAN,
AGROBISNIS/PERKE
BUNAN DAN
INDUSTRI
o
Strategi: Agar
seluruh Cabang
menginventarisasi
leading sektor bisnis
yang dimiliki, paling
lambat 1 bulan setelah
pelantikan dan dikirim
ke pengurus pusat
koperasi.
o
Pengurus Inti
Koperasi Diharapkan
2012
2013
2014
Pelaksana
Pengurus
Pusat &
Cabang
Pengurus
Koperasi
46
PEMBERDAYA
PENDIDIKAN
(Meningkatkan
SDM Warga
Sinaga Melalui
Pendidikan)
I. Bidang Sosial:
1. Memberikan beasiswa kepada putra/I Sinaga yang kurang mampu,salah satunya melalui
gerakan orang tua asuh
2. Membuka rekening Sinaga Peduli untuk membantu keluarga PPTSB yang mengalami
musibah bencana
3. Membentuk Lembaga Bantuan Hukum di pusat dan tiap cabang PPTSB
4. PPTSB Pusat wajib mensosialisasikan bursa tenaga kerja
II. Bidang Budaya :
1. Pelaksanaan Musyaarah Besar ( Mubes ) PPTSB harus dilaksanakan di Samosir dan
dibarengi dengan Pesta Budaya dari berbagai budaya anggota PPTSB
2. Kegiatan mengadopsi atau mangain wajib terlebih dahulu dikonsultasikan kepada
pengurus cabang atau sector
3. Mempertegas Sitolu Ompu Sisia Ama di Paradaton
III. Bidang Politik
Setiap anggota PPTSB yang maju mencalonkan diri menjadi anggota legislative, kepala
daerah dan wakil kepala daerah agar terlebih dahulu mengkonsultasikan kepada pengurus
cabang dan wilayah setempat setahun sebelum di gelarnya pemilihan
Dengan mempertimbangkan unsur-unsur :
1.
2.
3.
4.
Kemampuan politik
Figur public
Kapabilitas dan loyalitas
Persatuan dan kesatuan PPTSB
48
KEPUTUSAN
FORMATEUR MUSYAWARAH BESAR XII PPTSB SE INDONESIA
Nomor: 01/FORMATEUR/MUBES XII/PPTSB/X/2010
TENTANG
KOMPOSISI DAN PERSONALIA PENGURUS PUSAT PPTSB
SE INDONESIA PERIODE 2010-2014
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MUSYAWARAH BESAR XII PPTSB SE INDONESIA
MENIMBANG
1.
2.
MENGINGAT
1.
2.
MEMPERHATIKAN
:
Hasil musyawarah dan pemilihan Pengurus Pusat PPTSB se
Indonesia yang dilaksanakan Formateur.
49
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN
:
Keputusan Formateur Musyawarah Besar XII PPTSB se
Indonesia tentang Komposisi dan Personalia Pengurus
Pusat PPTSB se Indonesia Periode 2010-2014.
Pasal 1
Komposisi dan Personalia Pengurus Pusat PPTSB se Indonesia periode 2010-2014 adalah
sebagaimana tersebut pada lampiran yang merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan
keputusan ini.
Pasal 2
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
: Mangihut Sinaga,SH
( ..)
: Drs.Osberth Sinaga,M.Si
( ..)
3. Anggota
: S.K. Sinaga
( ..)
4. Anggota
: E.B. Sinaga
( ..)
5. Anggota
: Pinondang Sinaga
( ..)
6. Anggota
: Togi Sinaga
( ..)
7. Anggota
: R. Sinaga
( ..)
8. Anggota
: Jannus Sinaga
( ..)
9. Anggota
: Abad Sinaga
( ..)
10.Anggota
: Ringgas Sinaga
( ..)
50
Lampiran
: Surat Keputusan Formatur Nomor :
08/MUBES/PPTSB/XII/2010
tentang Komposisi dan Personalia Pengurus Pusat PPTSB se Indonesia Periode 2010
2014
KOMPOSISI DAN PERSONALIA PENGURUS PUSAT PPTSB SE INDONESIA
PERIODE 2010 2014
I.
DEWAN PENASEHAT
1. Ketua
2. Anggota
3. Anggota
4. Anggota
5. Anggota
6. Anggota
7. Anggota
8. Anggota
9. Anggota
10.Anggota
11.Anggota
12.Anggota
13.Anggota
14.Anggota
15.Anggota
16.Anggota
17.Anggota
18.Anggota
19.Anggota
20.Anggota
21.Anggota
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
S.K. Sinaga
Ir. Sahat Maruli Sinaga
DR.MGR.A.B.Sinaga ( Uskup Agung Medan )
Manaek Sinaga
J.B. Sinaga
Jannus Sinaga
Parlindungan Sinaga, SH, MBA
Ir. Mangadap Sinaga
Ir. Aliwongso H. Sinaga
Amazon Sinaga, SH
Irjen Pol. Drs. Alpiner Sinaga
Brigjen Pol. Jimmy Palmer Sinaga, SH, MH
Brigjen Pol. Desmon Sinaga, SH
Edison Sinaga, SE, Ak
Drs. Oloan Sinaga
Drs. H. Maknur Sinaga
Dr. Kastorius Sinaga
Dr. Payaman Sinaga
Syarifuddin Sinaga, SH
Hot Bonar Sinaga
Drs. Rudolf Sinaga, MBA
51
22.Anggota
23.Anggota
24.Anggota
25.Anggota
26.Anggota
27.Anggota
28. Angggota
29. Anggota
30. Anggota
II.
:
:
:
:
:
:
:
:
:
PENGURUS HARIAN
A. Ketua Umum
B. Ketua Harian
C. Ketua 1
Ketua 2
Ketua 3
E. Sekretaris Umum
F. Sekretaris 1
Sekretaris 2
Sekretaris 3
G. Bendahara Umum
H. Bendahara 1
Bendahara 2
Bendahara 3
: S. Lumbantobing, SE
: Santo Sinaga
: Ir. Remon Simatupang, M. Sc
53
: Mangihut Sinaga,SH
( ..)
: Drs.Osberth Sinaga,M.Si
( ..)
3. Anggota
: S.K. Sinaga
( ..)
4. Anggota
: E.B. Sinaga
( ..)
5. Anggota
: Pinondang Sinaga
( ..)
6. Anggota
: Togi Sinaga
( ..)
7. Anggota
: R. Sinaga
( ..)
8. Anggota
: Jannus Sinaga
( ..)
9. Anggota
: Abad Sinaga
( ..)
10.Anggota
: Ringgas Sinaga
( ..)
54
KEPUTUSAN
MUSYAWARAH BESAR XII
PARSADAAN POMPARAN TOGA SINAGA DOHOT BORUNA
(PPTSB)
Nomor: 08/MUBES/XII/PPTSB/X/2010
TENTANG
KETUA UMUM, KOMPOSISI, DAN PERSONALIA
KEPENGURUSAN PUSAT PPTSB SE INDONESIA
PERIODE 2010-2014
1.
2.
3.
MENGINGAT
1.
2.
MEMPERHATIKAN
1.
2.
MENETAPKAN
Pasal 1
Menetapkan saudara Mangihut Sinaga,SH sebagai Ketua Umum beserta Komposisi dan
Personalia Pengurus Pusat PPTSB se Indonesia Periode 2010-2014.
Pasal 2
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
( ..)
Sekretaris
( ..)
Anggota
( ..)
Anggota
( ..)
Anggota
( ..)
56
DEWAN PENASEHAT
1. Ketua
2. Anggota
3. Anggota
4. Anggota
5. Anggota
6. Anggota
7. Anggota
8. Anggota
9. Anggota
10.Anggota
11.Anggota
12.Anggota
13.Anggota
14.Anggota
15.Anggota
16.Anggota
17.Anggota
18.Anggota
19.Anggota
20.Anggota
21.Anggota
22.Anggota
23.Anggota
24.Anggota
25.Anggota
26.Anggota
27.Anggota
28. Angggota
29. Anggota
30. Anggota
II.
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
S.K. Sinaga
Ir. Sahat Maruli Sinaga
DR.MGR.A.B.Sinaga ( Uskup Agung Medan )
Manaek Sinaga
J.B. Sinaga
Jannus Sinaga
Parlindungan Sinaga, SH, MBA
Ir. Mangadap Sinaga
Ir. Aliwongso H. Sinaga
Amazon Sinaga, SH
Irjen Pol. Drs. Alpiner Sinaga
Brigjen Pol. Jimmy Palmer Sinaga, SH, MH
Brigjen Pol. Desmon Sinaga, SH
Edison Sinaga, SE, Ak
Drs. Oloan Sinaga
Drs. H. Maknur Sinaga
Dr. Kastorius Sinaga
Dr. Payaman Sinaga
Syarifuddin Sinaga, SH
Hot Bonar Sinaga
Drs. Rudolf Sinaga, MBA
Cirus Sinaga, SH, M.Hum
Drs. TMH Sinaga
Drs Abad Sinaga
Jansen Sinaga
Drs. Salmon Sinaga
Drs. Wilmar E.Sinaga Simandjorang,Dipl. Ec., Dipl. Plan, M.Si
Drs. Anggiat Sinaga ( Jkt )
Martua Sinaga ( Jkt )
Ir. Vikner Sinaga ( Jkt )
PENGURUS HARIAN
A. Ketua Umum
B. Ketua Harian
C. Ketua 1
Ketua 2
Ketua 3
E. Sekretaris Umum
F. Sekretaris 1
Sekretaris 2
Sekretaris 3
G. Bendahara Umum
H. Bendahara 1
Bendahara 2
Bendahara 3
: S. Lumbantobing, SE
: Santo Sinaga
: Ir. Remon Simatupang, M. Sc
( ..)
Sekretaris
( ..)
Anggota
( ..)
59
Anggota
( ..)
Anggota
( ..)
keadaan PPTSB kedepan ingin maju kesegala bidang, bukan untuk membuat retak dan
bukan membuat jadi skeptic tetapi kita harus menempatkannya sebagai ukiran sejarah
baru untuk dipelihara, dipertahankan dan dikembangkan untuk masa yang akan datang.
Para hadirin yang saya muliakan,
11. Karenapersidangankali ini adalah persidangan terakhir dan penutup dalam rangkaian
kegiatan Mubes ke XII, maka pada tempatnyalah saya atas nama pribadi dan atas nama
semua unsur pimpinan siding mohon maaf kepada semua pihak bila disana-sini terdapat
hal-hal yang mungkin menyinggung pribadi baik berupa ucapan, tindakan dan /atau
gerakan karena tiada maksud lain kecuali terdorong oleh rasa cinta yang tinggi kepada
PPTSB.
12. Selaku ketua sidang, saya mohon maaf kepada para peserta sidang bila pada saat
memimpin persidangan kadangkala saya bersuara keras, kadangkala bertutur kata pedas
dan kadangkala saya harus mengetukkan palu cukup keras, karena itulah gaya
kepemimpinan saya yang saya bawa sejak lahir sampai sekarang dan yang tidak mungkin
saya berpura-pura seperti orang lain yang lemah lembut seperti bidadari yang berbahaya,
karena tanpa suara yang jelas dan tanpa ketegasan mustahil persidangan bisa berjalan
baik dan tertib tetapi yang jelas saya mohon diterima itu semua sebagai apa adanya demi
kemajuan kita bersama, umur boleh tua tapi semangat membangun PPTSB se- Indonesia
tidak boleh pudar.
Demikianlah pidato penutupan pada siding paripurna terakhir ini saya sampaikan,teriring doa
semoga TYME melindungi kita semua.
Maka dengan ucapan puji syukur kepada TYME persidangan ini saya tutup dengan resmi.
Wss.Wr.Wb
Horas.Horas..Horas
Urat, 31 Oktober 2010
Ketua sidang
ttd
KBP (Purn) ParlindunganSinaga, SH.MBA.
HASIL
MUSYARAH BESAR (MUBES) XII
PARSADAAN POMPARAN TOGA SINAGA DOHOT
BORUNA (PPTSB) SE-INDONESIA
62
P
A
N
I
T
I
A
63