Você está na página 1de 26

ANATOMI DAN FISIOLOGI

SISTEM PENGINDRAAN PADA MANUSIA


INDRA PENGLIHATAN (MATA)

1.1 Anatomi Indra Penglihatan Pada Manusia (Mata)

A. Konjungtiva

Permukaan dalam kelopak mata disebut konjungtiva palpebra, merupakan lapisan


mukosa. Bagian yang membelok dan kemudian melekat pada bola mata disebut
konjungtiva bulbi. Pada konjungtiva ini banyak sekali kelenjar-kelenjar limfe dan
pembuluh darah.
B. Sklera
Sklera merupakan selaput jaringan ikat yang kuat dan berada pada lapisan terluar mata
yang berwarna putih. Sebagian besar sclera dibangun oleh jaringan fibrosa yang elastic.
Bagian depan sclera tertutup oleh kantong konjungtiva.
C. Otot-otot
Otot-otot yang melekat pada mata :
a) Muskulus levator palpebralis superior inferior.
b) Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata.
c) Muskulus rektus okuli inferior (otot disekitar mata).
d) Muskulus rektus okuli medial (otot disekitar mata).
e) Muskulus obliques okuli inferior.
f) Muskulus obliques okuli superior.
D. Kornea
Kornea merupakan selaput yang tembus cahaya, melalui kornea mata kita dapat melihat
membrane pupil dan iris. Penampang kornea lebih tebal dari sclera, terdiri dari 5 lapisan
epitel kornea, 2 lamina elastika anterior (bowmen, 3 substansipropia, 4 lamina elastika
posterior, dan 5 endotelium). Kornea tidak mengandung pembuluh darah peralihan,
antara kornea ke sclera disebut selero corneal junction. Kornea juga merupakan jalan
masuk cahaya pada mata dengan menempatkannya pada retina.
E. Koroid
Koroid adalah lapisan yang dibangun oleh jaringan ikat yang memiliki banyak pembuluh
darah dan sejumlah sel pigmen. Letaknya disebelah dalam sclera. Dibagian depan mata ,
lapisan koroid memisahkan diri dari sclera membentuk iris yang tengahnya berlubang.

F. Badan Siliaris (Korpus Siliari)


Terletak antara khoroid dan iris, badan siliaris adalah bagian dari anatomi fisiologi mata
yang berisi serabut otot sirkuler dan serabut-serabut yang letakknya seperti jari-jari
sebuah lingkaran.
G. Iris (pupil)
Iris merupakan diafragma yang terletak diantara kornea dan mata. Pada iris terdapat dua
perangkat otot polos yang tersusun sirkuler dan radial. Ketika mata berakomodasi untuk

melihat benda yang dekat atau cahaya yang terang otot sirkuler berakomodasi sehingga
pupil mengecil, begitu pula sebaliknya.
H. Lensa
Lensa tepat berada dibelakang iris dan tergantung pada ligament suspensori. Bentuk lensa
dapat diubah-ubah, diatur, oleh otot siliaris ruang yang terletak diantara lensa mata dan
retina disebut ruang viretus, berisi cairan yang lebih kental (humor viterus), yang bersama
dengan humor akueus berperan dalam memelihara bentuk bola mata.
I. Retina
Retina merupakan lapisan bagian dalam yang sangat halus dan sangat sensitive terhadap
cahaya. Pada retina terdapat reseptor (fotoreseptor). Fotoreseptor berhubungan dengan
badan sel-sel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optic yang memanjang sampai
ke otot. Bagian lapisan retina yang dilewati berkas urat saraf yang menuju ke otot tidak
memiliki reseptor dan tidak peka terhadap sinar. Apabila sinar mencapai bagian ini kita
tidak dapat mengenali cahaya. Oleh karena itu, daerah ini disebut bintik buta. Pada
bagian retina, terdapat sel batang berjumlah sekitar 125 juta buah dalam setiap mata. Sel
batang sangat peka terdapat intensitas cahaya rendah, tetapi tidak mampu membedakan
warna. Oleh karena itu, kita mampu melihat dimalam hari tetapi yang terlihat hanya
warna hitam dan putih saja. Bayangan yang dihasilkan dari sel ini tidak tajam. Sel
kerucut jumlahnya sekitar 5 juta pada setiap mata. Sel kerucut sangat peka terhadap
intensitas cahaya tinggi seingga berperan untuk penglihatan siang hari dan untuk
membedakan warna.
J. Vitreous Humor (Humor Bening)
Badan bening ini terletak dibelakang lensa. Bentuknya berupa zat transparan seperti
jeli(agar-agar) yang jernih. Zat ini mengisi pada mata dan membuat mata membulat.
K. Aquaeous Humor (Humor Berair)
Aquaeous humor atau cairan berair terdapat dibalik kornea . strukturnya sama dengan
cairn sel, mengandung nutrisi bagi kornea dan dapat melakukan difusi gas dengan udara
luar melalui kornea.
L. Alis Mata (Supersilium)
Alis yaitu rambut-rambut halus yang terdapat diatas mata.
M. Bulu Mata
Bulu mata yaitu rambu-rambut halus yang terdapat ditepi kelopak mata.
N. Kelopak mata (palpebra)
Kelopak mata merupakan 2 buah lipatan atas dan bawah kulit yang terletak didepan
bulbis okuli.

1.2 Fisiologi Indra Penglihatan Pada Manusia (Mata)

A. Konjungtiva
Konjungtiva berfungsi melindungi kornea dari gesekan.
B. Sklera
Sklera berfungsi melindugi bola mata dari kerusakan mekanis dan menjadi tempat
melekatnya otot mata.
C. Otot-otot
Otot-otot yang melekat pada mata :
a) Muskulus levator palpebralis superior inferior
b) Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata, fungsinya untuk menutup mata.
c) Muskulus rektus okuli inferior (otot disekitar mata), funsinya untuk menutup mata.
d) Muskulus rektus okuli medial (otot disekitar mata), fungsinya menggerakkan mata
dalam.
e) Muskulus obliques okuli inferior, fungsinya menggerakkan bola mata kebawah dan
kedalam.
f) Muskulus obliques okuli superior, fungsinya memutar mata ke atas ke bawah dan
keluar.
D. Kornea

Kornea berfungsi menerima cahaya yang masuk ke bagian dalam mata dan membelokkan
berkas cahaya sedemikian rupa sehingga dapat di fokuskan (memungkinkan lewatnya
cahaya dan merefraksi cahaya).
E. Koroid
Koroid berfungsi menyuplai retina(mengandung pembuluh darah) dan melindungi
refleksi cahaya dalam mata.
F. Badan Siliaris
Badan siliaris berfungsi menyokong lensa, mengandung otot yang memungkinkan lensa
berubah bentuk, dan mensekresikan aqueous humor (humor berair)
G. Iris (Pupil)
Iris (pupil) berfungsi mengendalikan ukuran pupil, sedangkan pigmennya mengurangi
lewatnya cahaya.
H. Lensa
Lensa berfungsi memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk lensa.
I. Retina
Retina berfungsi untuk menerima cahaya, mengubahnya menjadi impuls sarafdan
menghantarkan impuls saraf optic (II). Pada bagian retina, terdapat sel batang berjumlah
sekitar 125 juta buah dalam setiap mata. Sel batang, sangat peka terhadap intensitas
cahaya rendah, tetapi tidak mampu membedakan warna. Oleh karena itu, kita mampu
melihat dimalam hari tetapi yang terlihat hanya warna hitam dan putih saja. Bayangan
yang dihasilkan dari sel ini tidak tajam. Sel kerucut jumlahnya sekitar 5 juta pada setiap
mata. Sel kerucut sangat peka terhadap intensitas cahaya tinggi seingga berperan untuk
penglihatan siang hari dan untuk membedakan warna.
J. Vitreous Humor (Humor Bening)
Vitreous humor (humor bening) berfungsi menyokong lensa dan menolong dalam
menjaga bentuk bola mata.
K. Aqueous Humor (Humor Berair)
Aqueous humor (humor berair) berfungsi menjaga bentuk kantong depan bola mata.
L. Alis Mata (Supersilium)
Alis mata berfungsi mencegah masuknya air atau keringat dari dahi ke mata.
M. Bulu Mata
Bulu mata berfungsi untuk melindungi mata dari benda-benda asing.
N. Kelopak Mata (Palpebra)
Kelopak mata (palpebra) berfungsi untuk pelindung mata sewaktu-waktu kalau ada
gangguan pada mata ( menutup dan membuka mata).

ANATOMI DAN FISIOLOGI


SISTEM PENGINDRAAN PADA MANUSIA
INDRA PENCIUMAN (HIDUNG)

2.1 Anatomi Indra Penciuman Pada Manusia (Hidung)

A. Hidung Luar.

Hidung luar berbentuk piramid dengan bagian-bagiannya dari atas ke bawah :


a) Pangkal hidung ( bridge )
b) Dorsum nasi.
c) Puncak hidung ( apeks )
d) Ala nasi
e) Kolumela

f) Lubang hidung (nares anterior)


Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi kulit, jaringan
ikat dan beberapa otot kecil, yaitu M. Nasalis pars transversa dan M. Nasalis pars allaris.
Kerja otot-otot tersebut menyebabkan nares melebar dan menyempit. Batas atas nasi
eksternus melekat pada os frontal sebagai radiks (akar), antara radiks sampai apeks (puncak)
disebut dorsum nasi. Lubang yang terdapat pada bagian inferior disebut nares, yang di batasi
oleh :
a) Superior : os frontal, os nasal, os maksila.
b) Inferior : kartilago septi nasi, kartilago nasi lateralis, kartilago alaris mayor dan kartilago
alaris minor.
Dengan adanya kartilago tersebut maka nasi eksternus bagian inferior menjadi fleksibel.
Perdarahan :
1. A. Nasalis Anterior (cabang A. Etmoidalis yang merupakan cabang dari A. Oftalmika,
cabang dari A. Karotis Interna).
2. A. Nasalis Posterior (cabang A. Sfenopalatinum, cabang dari A. Maksilaris Interna,
cabang dari A. Karotis Interna)
3. A. Angularis (cabang dari A. Fasialis)

Persarafan :
1. Cabang dari N. Oftalmikus (N. Supratroklearis, N. Infratroklearis)
2. Cabang dari N. Maksilaris (ramus eksternus N. Etmoidalis Anterior)
2. Kavum Nasi
Dengan adanya septum nasi maka kavum nasi di bagi menjadi dua ruangan yang
membentang dari nares sampai koana (aperture posterior). Kavum nasi ini berhubungan
dengan sinus frontal, sinus stenoid, fossa cranial anterior dan fossa cranial media.

Batas-batas cavum nasi :


a. Posterior : berhubungan dengan nasofaring
b. Atap : os nasal, os frontal, lamina kribriformis etmoidale, korpus sfenoidale dan sebagian
os vomer
c. Lantai : merupakan bagian yang lunak, kedudukannya hamper horizontal, bentuknya
konkaf . dan bagian dasar ini lebih lebar dari pada bagian atap. Bagian ini di pisahkan
dengan kavum oris oleh palatum durum.
d. Medial : septum nasi yang membagi kavum nasi menjadi dua ruangan (dekstra dan
sinistra), pada bagian bawah apeks nasi, septum nasi dilapisi oleh kulit, jaringan subkutan
dan kartilago alaris mayor. Bagian dari septum yang terdiri dari kartilago ini disebut
sebagai septum pars membranosa = kolumna = kolumela.
e.Lateral : di bentuk oleh bagian dari os medial, os maksila, os lakrima, os etmoid, konka
nasalis inferior, palatum dan os sphenoid. Konka nasalis suprema, superior dan media
merupakan tonjolan dari tulang etmoid. Sedangkan konka nasalis inferior merupakan
tulang yang terpisah.
Perdarahan :
Arteri yang paling penting pada perdarahan kavum nasi adalah A. Sfenopalatina yang
merupakan cabang dari A.maksilaris dan A. Etmoidale Anterior yang merupakan cabang dari
A. Oftalmika. Vena tampak sebagai pleksus yang terletak submukosa yang bejalan bersamasama arteri.
Persarafan :
1. Anterior kavum nasi dipersarafi oleh serabut saraf dari N. Trigeminus yaitu N. Etmoidalis
Anterior.
2. Posterior cavum nasi dipersarafi oleh serabut saraf dari ganglion pterigopalatinum masuk
melalui foramen sfenopalatina kemudian menjadi N. Palatina mayor menjadi N.
Sfenopalatinus.

3 Mukosa Hidung
Rongga hidung dilapisi oleh mukosa yang secara histologik dan fungsional dibagi atas
mukosa pernapasan dan mukosa penghindu. Mukosa pernapasan terdapat pada sebagian
besar rongga hidung dan permukaannya dilapisi oleh epitel torak berlapis semu yang
mempunyai silia dan diantarannya terdapat sel-sl goblet. Pada bagian yang lebih terkena

aliran udara mukosanya lebih tebal dan kadang-kadang terjadi metaplasia menjadi sel epitel
skuamukosa. Dalam keadaan normal mukosa berwarna merah muda dan selalu basah karena
diliputi oleh palut lender (mucous blanket) pada permukaanya. Palut lender ini dihasilkan
oleh kelenjar mukosa dan sel goblet.
Silia yang terdapat pada permukaan epitel mempunyai fungsi yang penting. Dengan
gerakkan silia yang teratur, palut lendir didalam cavum nasi akan didorong kearah
nasofaring. Dengan demikian mukosa mempunyai daya untuk membersihkan dirinya sendiri
dan juga untuk mengeluarkan benda asing yang masuk ke dalam rongga hidung

2.2 Fisiologi Indra Penciuman Pada Manusia (Hidung)


1. Sebagai jalan nafas
Pada inspirasi, udara masuk melalui nares anterior, lalu naik ke atas setinggi konka media
dan kemudian turun ke bawah ke arah nasofaring, sehingga aliran udara ini berbentuk
lengkungan atau arkus. Pada ekspirasi, udara masuk melalui koana dan kemudian
mengikuti jalan yang sama seperti udara inspirasi. Akan tetapi di bagian depan aliran
udara memecah, sebagian lain kembali ke belakang membentuk pusaran dan bergabung
dengan aliran dari nasofaring.
2. Pengatur kondisi udara (air conditioning)
Fungsi hidung sebagai pengatur kondisi udara perlu untuk mempersiapkan udara yang
akan masuk ke dalam alveolus. Fungsi ini dilakukan dengan cara :

a) Mengatur kelembaban udara. Fungsi ini dilakukan oleh palut lendir. Pada musim
panas, udara hampir jenuh oleh uap air, penguapan dari lapisan ini sedikit, sedangkan
pada musim dingin akan terjadi sebaliknya.
b) Mengatur suhu. Fungsi ini dimungkinkan karena banyaknya pembuluh darah di
bawah epitel dan adanya permukaan konka dan septum yang luas, sehingga radiasi
dapat berlangsung secara optimal. Dengan demikian suhu udara setelah melalui
hidung kurang lebih 37o C.
3. Sebagai penyaring dan pelindung
Fungsi ini berguna untuk membersihkan udara inspirasi dari debu dan bakteri dan
dilakukan oleh :
a) Rambut (vibrissae) pada vestibulum nasi
b) Silia
c) Palut lendir (mucous blanket). Debu dan bakteri akan melekat pada palut lendir dan
partikel partikel yang besar akan dikeluarkan dengan refleks bersin. Palut lendir ini
akan dialirkan ke nasofaring oleh gerakan silia.
d) Enzim yang dapat menghancurkan beberapa jenis bakteri, disebut lysozime.

4. Indra penghirup
Hidung juga bekerja sebagai indra penghirup dengan adanya mukosa olfaktorius pada atap
rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian atas septum. Partikel bau dapat mencapai
daerah ini dengan cara difusi dengan palut lendir atau bila menarik nafas dengan kuat.
5. Resonansi suara
Penting untuk kualitas suara ketika berbicara dan menyanyi. Sumbatan hidung akan
menyebabkan resonansi berkurang atau hilang, sehingga terdengar suara sengau.
6. Proses bicara
Membantu proses pembentukan kata dengan konsonan nasal (m,n,ng) dimana rongga mulut
tertutup dan rongga hidung terbuka, palatum molle turun untuk aliran udara.
7. Refleks nasal

Mukosa hidung merupakan reseptor refleks yang berhubungan dengan saluran cerna,
kardiovaskuler dan pernafasan. Contoh : iritasi mukosa hidung menyebabkan refleks bersin
dan nafas terhenti. Rangsang bau tertentu menyebabkan sekresi kelenjar liur, lambung dan
pankreas.

ANATOMI DAN FISIOLOGI


SISTEM PENGINDRAAN PADA MANUSIA
INDRA PENDENGARAN (TELINGA)

3.1 Anatomi Indra Pendengaran Pada Manusia (Telinga)


Telinga merupakan salah satu panca indera yang penting bagi manusia yang mempunyai
dua fungsi yaitu untuk pendengaran dan keseimbangan.
Telinga, menurut anatominya dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
1. Telinga Luar

2. Telinga Tengah
3. Telinga Dalam

A. Telinga Luar( Auris Eksterna)


Telinga luar terdiri atas daun telinga dan liang telinga
1. Daun Telinga (Auricula)

Telinga luar atau auris eksterna terdiri dari 3 bagian, yaitu :


a. Aurikulum
b. Daun Telinga
c. Pina

Berbentuk pipih dan berlekuk, tersusun atas kerangkan tulang rawan (kartilago)
kecuali pada lobulus, diliputi oleh kulit yang melekat pada perikondrium. Pada proses
mendengar daun telinga ini berfungsi untuk menangkap dan mengumpulkan gelombang
bunyi serta menentukan arah sumber bunyi (pada binatang aurikulum ini dapat
digerakkan).
2. Liang Telinga Luar (Canalis Auditorius Eksternus)
Terdiri atas :
a. Meatus akustikus eksternus (lubang)
b. Canalis auditorius eksternus (saluran)

B. Telinga Tengah
Sebagai batas antara telinga luar dan telinga tengah dibatasi oleh membrane yang disebut
dengan membrane tympani.

1. Membrane tympani
Merupakan selaput yang berwarna putih seperti mutiara, berbentuk oval-kerucut,terdiri
dari :
a. Pars flasida (2 lapis) : terdiri atas stratum kutaneu, dan stratus mukosum.
b. Pars tensa (3 lapis) : terdiri atas stratum kutaneum, stratum fibrosum, dan stratum
mukosum.

2. Kavum timpani
Merupakan bangunan yang berbentuk kubus yang tidak teratur, terletak diantara telinga
tengah dan telinga dalam.
Cavum timpani terdiri atas 3 bagian :
a. Epitimpanum : merupakan cavum timpani bagian atas yang berhubungan dengan
antrum dengan aditus ad antrum
b. Mesotimpanum : merupakan cavum timpani bagian tengah
c. Hipotimpanum : merupakan cavum timpani bagian bawah yang berhubungan
dengan tuba eustachius.
3. Tuba eustachius
Menghubungkan cavum timpani dengan nasofaring. Terdiri dari 2 bagian, yaitu :
a. Pars osseus :1/3 bagian lateral (panjang 12mm) selalu terbuka.
b. Pars cartilaginosa/pars membranacea : 2/3 bagian medial , selalu tertutup.
Tuba pada anak lebih pendek, lebih lebar, dan lebih horizontal,. Oleh karena itu,
anak sering mengalami otitis media akut karena kuman mudah masuk.
Berfungsi :
a) Drainase
b) Ventilasi (pertahankan tekanan udara dan oksigenasi)
4. Atrum dan sel-sel mastoid
a. Berhubungan dengan cavum timpani melalui aditus ad antrum
b. Dibentk oleh pars squamosa dan pars petrosa, dimana melekat M.
Stenokleidomastoideus dan M. Digasticus venter posterior
c. Mengubah anggota udara yang disebut selluale, yang juga berhubungan antrum
d. Antrum sudah ada sejak kecil sedang selula terbentuk sejak kehidupan tahun-tahun
pertama sampai tahun ke 5 atau ke 6

e. Radang cavum timpani dapat menyebabkan radang di antrum mastoidea disebut


mastoiditis.

C. Telinga Dalam
Telinga Dalam = Auris Interna = labirin
Telinga dalam terdiri atas 2 bagian, yaitu :
1. Tulang = labirin osseus
2. Membrane = labirin membranaceus
Labirin membranaceus terdapat didalam labirin osseus, diantara keduanya terdapat
perilimphe, sedang didalam labirin membranaseus terdapat endolimphe.

A. Labirin Osseus
Teerdiri dari :
1. Cochlea, sperti rumah siput terletak didepan, berupa bangunan 2,5 lingkaran.

2. Canalis Semisirkularis :
a. Canalis Semisirkularis Horisontalis/lateralis
b. Canalis Semisirkularis superior/anterior
c. Canalis Semisirkularis inferior/posterior
B. Labirin Membranaceus
Terdapat didalam labirin osseus dengan pemisah perilimphe yang berisi endolimphe.
Terdiri dari :
1. Duktus Cochlearis : didalam cochlea
Fungsi pendengaran : N. Cochlearis.
2. Suculus dan utriculus : didalam vestibulum
a) Saculus
Bentuk : globoid. Lebih besar utriculus
Letak : depan bawah
Terdapat daerah sensoris macula saculi,
Terdiri dari :
a. Sel-sel reseptor
b. Sel-sel penyokong
c. Membrane basilaris
Beraksi terhadap gerakkan ventrikel
b) Utriculus
Bentuk : ovoid
Letak : belakang atas
Terdapat daerah sensoris makuli utriculus,
Terdiri dari :
a. Sel-sel reseptor
b. Sel-sel penyokong
c. Membrane basilaris
Bereaksi terhadap gerakkan horizontal, linier
3. Duktus semisirkularis : didalam kanalis semisirkularis pada membrane basilaris
terdapat organon corti dengan bangunan :
a. Pilar dalam dan pilar luar yang membentuk tunel of corti
b. Sel-sel rambut dalam 1 deret keluar 3-4 deret
c. Sel-sel penyokong : el deiters, sel Hansen, claudies, dan membrane tektoria
Duktus semisirkularis
Terdapat 3 ampula :
1. Ampula romb. anterior
2. Ampula romb. Lateral
3. Ampula romb. Posterior

Pada proses mendengar ; organ corti merupakan reseptor pendengaran rangsang


bunyi (mekanik) diubah menjadi listrik.

3.2 Fisiologi Indra Pendengaran Pada Manusia (Telinga)


Proses mendengar ini terdiri dari dua macam proses yaitu proses konduksi dan proses
sensorineural. Yang pertama adalah proses konduksi. Pada proses konduksi disini gelombang
bunyi dikumpilkan dan ditentukan arahnya oleh aurikulum. Kemudian diteruskan dan
diresonansi melalui meatus akustikus eksternus (MAE), Kemu dian diteruskan ke membrane
timpani dan tulang-tulang pendengaran (meleus, inkus, stapes), disini gelombang suara
diperkuat sekitar 27 kali setelah itu, dilanjutkan dengan proses sensorineural.
Pada proses sensorineural disini terdiri dari proses yang terjadi pada koklea dan
retrokoklea. Dimulai dari proses pada koklea yaitu gerakan cairan perilimfe yang terdapat
pada skala timpani dan skala vestibule yang akan menggetarkan membrane reisner yang akan
mendorong endolimfe sehingga menjadikan gerakkan relative terhadap membrana basilaris
dan membrane tektoria. Gerakan-gerakan ini meruakan rangsang mekanik yang akan
menyebabkan defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbukaa dan terjadi
pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menyebabkan proses depolarisasi
pada sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmitter kedalam sinapsis yang akan
menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius (N. Koklearis, N. Akustikus) yang akan

meneruskan impuls listrik ke nucleus auditorius dibatang otak sampai ke pusat pendengaran
korteks serebri lobus temporalis.

ANATOMI DAN FISIOLOGI


SISTEM PENGINDRAAN PADA MANUSIA
INDRA PERABA (KULIT)

4.1 Anatomi Indra Peraba Pada Manusia (Kulit)

Kulit terbagi atas tiga lapisan pokok, yaitu epidermis, dermis atau korium, dan
jaringan subkutan atau subkutis.
A. Epidermis
Epidermis terbagi atas lima lapisan :

1. Lapisan tanduk atau stratum korneum yaitu lapisan kulit yang paling luar yang terdiri
dari beberapa lapis sel gepeng yang mati, tidak berinti dan protoplasmanya telah
berubah menjadi keratin (zat tanduk).
2. Stratum Lusidum yaitu lapisan sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma berubah
menjadi eleidin (protein). Tampak jelas pada telapak tangan dan kaki.
3. Lapisan granular atau stratum granulosum yaitu 2 atau 3 lapisan sel gepeng dengan
sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti di antaranya. Mukosa biasanya tidak
memiliki lapisan ini. Tampak jelas pada telapak tangan dan kaki.
4. Lapisan malpighi atau stratum spinosum. Nama lainnya adalah pickle cell layer
(lapisan akanta). Terdiri dari beberapa lapis sel berbentuk poligonal dengan besar
berbeda-beda karena adanya proses mitosis. Protoplasma jernih karena mengandung
banyak glikogen dan inti terletak ditengah-tengah. Makin dekat letaknya ke
permukaan bentuk sel semakin gepeng. Diantara sel terdapat jembatan antar sel
(intercellular bridges) terdiri dari protoplasma dan tonofibril atau keratin. Penebalan
antar jembatan membentuk penebalan bulat kecil disebut nodus bizzozero. Diantara sel
juga terdapat sel langerhans.
5. Lapisan basal atau stratum germinativium. Terdiri dari sel berbentuk kubus tersusun
vertikal

pada

perbatasan

dermo-epidermal,

berbaris

seperti

pagar

(palisade),mengadakan mitosis dari berbagai fungsi reproduktif dan terdiri dari :


1. Sel berbentuk kolumnar dengan protoplasma basofilik inti lonjong dan besar,
dihubungkan satu dengan yang lain dengan jembatan antar sel.
2. Sel pembentuk melanin (melanosit) atau clear cell merupakan sel berwarna
muda dengan sitoplasma basofilik dan inti gelap dan mengandung butiran
pigmen (melanosomes).
Epidermis mengandung juga : Kelenjar ekrin, kelenjar apokrin, kelenjar
sebaseus, rambut dan kuku. Kelenjar keringat ada dua jenis, ekrin dan apokrin.

Fungsinya mengatur suhu, menyebabkan panas dilepaskan dengan cara penguapan.


Kelanjar ekrin terdapat disemua daerah kulit, tetapi tidak terdapat diselaput lendir.
Seluruhnya berjumlah antara 2 sampai 5 juta yang terbanyak ditelapak tangan. Sekretnya
cairan jernih kira-kira 99 persen mengandung klorida,asam laktat,nitrogen dan zat lain.
Kelenjar apokrin adalah kelenjar keringat besar yang bermuara ke folikel rambut,
terdapat di ketiak, daerah anogenital, papilla mamma dan areola. Kelenjar sebaseus
terdapat di seluruh tubuh, kecuali di manus, plantar pedis, dan dorsum pedis. Terdapat
banyak di kulit kepala, muka, kening, dan dagu. Sekretnya berupa sebum dan
mengandung asam lemak, kolesterol dan zat lain.
B. Dermis
Dermis atau korium merupakan lapisan bawah epidermis dan diatas jaringan subkutan.
Dermis terdiri dari jaringan ikat yang dilapisan atas terjalin rapat (pars papillaris),
sedangkan dibagian bawah terjalin lebih lebih longgar (pars reticularis). Lapisan pars
retucularis mengandung pembuluh darah, saraf, rambut, kelenjar keringat dan kelenjar
sebaseus.
C. Jaringan Subkutan (Subkutis atau Hipodermis)
Jaringan subkutan merupakan lapisan yang langsung dibawah dermis. Batas antara
jaringan subkutan dan dermis tidak tegas. Sel-sel yang tyerbanyak adalah liposit yang
menghasilkan banyak lemak. Jaringan subkutan mengandung saraf, pembuluh darah
dan limfe, kandungan rambut dan di lapisan atas jaringan subkutan terdapat kelenjar
keringan. Fungsi dari jaringan subkutan adalah penyekat panas, bantalan terhadap
trauma dan tempat penumpukan energi.

4.2 Fisiologi Indra Peraba Pada Manusia (Kulit)


Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut :

1. Pelindung atau proteksi


Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi jaringan- jaringan tubuh di
sebelah dalam dan melindungi tubuh dari pengaruh- pengaruh luar seperti luka dan
serangan kuman. Lapisan paling luar dari kulit ari diselubungi dengan lapisan tipis lemak,
yang menjadikan kulit tahan air. Kulit dapat menahan suhu tubuh, menahan luka-luka
kecil, mencegah zat kimia dan bakteri masuk ke dalam tubuh serta menghalau
rangsang-rangsang fisik seperti sinar ultraviolet dari matahari.
2. Penerima rangsang
Kulit

sangat

peka

terhadap

berbagai

rangsang

sensorik

yang berhubungan

dengan sakit, suhu panas atau dingin, tekanan, rabaan, dan getaran. Kulit sebagai alat
perasa dirasakan melalui ujung-ujung saraf sensasi
3. Pengatur panas atau thermoregulasi
Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan konstruksi pembuluh kapiler serta
melalui

respirasi

yang

keduanya

dipengaruhi

saraf otonom. Tubuh yang sehat

memiliki suhu tetap kira-kira 98,6 derajat Farenheit atau sekitar 36,50C. Ketika terjadi
perubahan

pada

suhu luar,

darah

dan

kelenjar

keringat

kulit

mengadakan

penyesuaian seperlunya dalam fungsinya masing-masing. Pengatur panas adalah salah


satu fungsi kulit sebagai organ antara tubuh dan lingkungan. Panas akan hilang
dengan penguapan keringat.

4. Pengeluaran (ekskresi)

Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-kelenjar keringat yang
dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan membawa garam, yodium dan zat kimia
lainnya. Air yang dikeluarkan melalui kulit tidak saja disalurkan melalui keringat tetapi
juga melalui penguapan air transepidermis sebagai pembentukan keringat yang tidak
disadari.
5. Penyimpanan.
Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.
6. Penyerapan terbatas
Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat yang larut dalam lemak
dapat diserap ke dalam kulit. Hormon yang terdapat pada krim muka dapat masuk
melalui kulit dan mempengaruhi lapisan kulit pada tingkatan yang sangat tipis.
Penyerapan terjadi melalui muara kandung rambut dan masuk ke dalam saluran
kelenjar palit, merembes melalui dinding pembuluh darah ke dalam peredaran darah
kemudian ke berbagai organ tubuh lainnya.
7. Penunjang penampilan
Fungsi yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan kulit yang tampak halus,
putih dan bersih akan dapat menunjang penampilan Fungsi lain dari kulit yaitu kulit dapat
mengekspresikan emosi seseorang seperti kulit memerah, pucat maupun konstraksi otot
penegak rambut.

DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi,Dra.D.A.,dkk.2006.Biologi SMA Jilid 2 untuk Kelas XI.Jakarta:Erlangga.


Syaifuddin,Drs.H.2006.Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 3.Jakarta:egc.
Syamsuri,Dr.Istamar,dkk.2006.Biologi Jilid 2B untuk SMA Kelas XI Semester
2.Jakarta:Erlangga.
Buku ajar ilmu kesehatan THT FKUI
Slide kuliah Dr. Sri Soekesi H.,So.THT
Grays Anatomi for student

Você também pode gostar

  • LP Prom
    LP Prom
    Documento15 páginas
    LP Prom
    Niikkeegaghpengendtcedtiih Laggimezkhiiudda Dhycahakitty
    Ainda não há avaliações
  • Sap Cara Menyusui Dengan Benar
    Sap Cara Menyusui Dengan Benar
    Documento16 páginas
    Sap Cara Menyusui Dengan Benar
    Niikkeegaghpengendtcedtiih Laggimezkhiiudda Dhycahakitty
    Ainda não há avaliações
  • Seminar Kasus CHF Kelompok 14 Revisi
    Seminar Kasus CHF Kelompok 14 Revisi
    Documento19 páginas
    Seminar Kasus CHF Kelompok 14 Revisi
    Niikkeegaghpengendtcedtiih Laggimezkhiiudda Dhycahakitty
    100% (1)
  • Pathway Inc
    Pathway Inc
    Documento2 páginas
    Pathway Inc
    Niikkeegaghpengendtcedtiih Laggimezkhiiudda Dhycahakitty
    Ainda não há avaliações
  • Pathway Febris
    Pathway Febris
    Documento1 página
    Pathway Febris
    Niikkeegaghpengendtcedtiih Laggimezkhiiudda Dhycahakitty
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Desiminasi Awal
    Laporan Desiminasi Awal
    Documento83 páginas
    Laporan Desiminasi Awal
    Niikkeegaghpengendtcedtiih Laggimezkhiiudda Dhycahakitty
    Ainda não há avaliações
  • Seminar Kasus HHD Hipertensi Heart Disease
    Seminar Kasus HHD Hipertensi Heart Disease
    Documento5 páginas
    Seminar Kasus HHD Hipertensi Heart Disease
    Niikkeegaghpengendtcedtiih Laggimezkhiiudda Dhycahakitty
    Ainda não há avaliações