kependudukan lingkungan pesinggahan di dapatkan bahwa dari 480 jumlah
penduduk terdapat orang usia lanjut dengan persentase 21,67% dengan kategori usia >50 tahun keatas, tentunya hal ini akan menimbulkan permasalahan di kalangan penduduk usia lanjut dikarenakan semakin bertambahnya usia diikuti denagn penurunan sistem tubuh yang tentunya akan memudahkan timbulnya penyakit sehingga untuk mengurangi angka kesakitan dikalangan usia lanjut kami menawarkan solusi melalui pengadaan program posyandu lansia dan diadakannya kegiatan senam lansia. Berdasarkan hasil SMD (survey mawas diri) tentang data tempat tinggal kk di lingkungan pesinggahan didapatkan bahwa dari 80 kk terdapat persentase tinggi (80%) KK yang memamfaatkan sumber air minum dari sumur gali dan cara mengkonsumsi air minum dengan cara tidak direbus, secara kesehatan hal tersebut sangatlah tidak dianjurkan karena air minum yang tidak diolah dengan baik masih tergantung banyak bakteri atau kuman di dalamnya hal ini nantinya dapat menimbulkan dampak bagi kesehatan seperti sakit perut, mencret dan diare, maka dari masalah tersebut kami menawarkan solusi dalam penyadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan air minum dengan baik dan benar melalui penyuluhan tentang PHBS dalam pengelolaan konsumsi air minum yang baik dan benar. Berdasarkan hasil SMD (survey mawas diri) tentang data kesehatan keluarga di lingkungan pesinggahan didapatkan bahwa dari 480 jumlah penduduk hipertensi menunjukkan persentasi paling tinggi dengan jumlah 64,2% kemudian diikuti asma dengan persentase 13,8%. Dari data diatas kami menawarkan solusi untyk pencegahan dan pengendalian hipertensi dan asma melalui : 1. Program penyuluhan tentang pengendalian hipertensi dan asma 2. Pembinaan dan pelatihan kader dalam mendeteksi dini hipertensi pada masyarakat di lingkungan pesinggahan
Berdasarkan hasil SMD (survey mawas diri) tentang data kesehatan di
lingkungan pesinggahan didapatkan bahwa dari 480 jumlah penduduk terdapat 17 ODMK (orang dengan masalah kejiwaan) dengan persentase 7,3% dari data masalah tersebut kami menawarkan solusi dengan cara melakukan program pencegahan 1. Pencegahan primer a. Penncegahan ini dilakukan melalui penyuluhan dan kesehatan jiwa, pencegahan penyalahgunaan obat dikalangan remaja 2. Pencegahan sekunder a. Pencegahan ini dilakukan dengan penemuan kasus sedini mungkin melalui skrining dengan SMD b. Penjaringan kasus dengan mendirikan stand untuk diagnosa awal pasien ODMK c. Melakukan tindak lanjut atau follow up dan rujukan kasus melalui kepengurusan BPJS sampai pasien di bawa ke rumah sakit jiwa 3. Pencegahan tersier a. Didikan kesehatan tentang prilaku masyarakat tentang pasien dengan gangguan jiwa b. Penyediaan pelatihan dan potensi pada pasien dengan masalah kejiwaan agar lebih produktif , seperti: Pelatihan keterampilan untuk membuat kerajinan tangan Pelatihan keterampilan dalam berwirausaha makanan Pelatihan keterampilan dalam interaksi sosial, seperti ikut gotong royong, karang taruna dll.